Universitas Sumatera Utara
2.3.6 Polio
Polio atau penyakit infeksi yang menyebabkan kelumpuhan kaki. Penyakit polio disebabkan oleh poliovirus genus enterovirus tipe 1,2 dan 3. semua tipe
dapat menyebabkan kelumpuhan. Tipe 1 dapat diisolasi dari hampir semua kelumpuhan. Tipe 3 lebih jarang, demikian pula tipe 2 paling jarang. Tipe 1 paling
sering menyebabkan kejadian luar biasa. Sebagian besar kasus vaccine associated disebabkan oleh tipe 2 dan 3. Masa inkubasi umumnya 7-14 hari untuk kasus
paralitik, dengan rentang waktu antara 3-35 hari. Reservoir satu-satunya adalah manusia, dan sumber penularan biasanya penderita tanpa gejala inapparent
infection terutama anak-anak Depkes RI, 2013. Penularan terutama terjadi dari orang ke orang melalui orofecal, virus
lebih mudah dideteksi dari tinja, dalam jangka waktu panjang dibandingkan dari sekret tenggorokan. Di daerah denan sanitasi lingkungan yang baik penularan
lebih sering terjadi melalui sekret faring daripada melalui rute orofecal. Cara pencegahan dengan memberikan imunisasi polio OPVOral Polio Vaccine yang
sangat efektif memproduksi antibodi terhadap virus polio. Satu dosis OPV menimbulkan kekebalan terhadap ketiga tipe virus polio pada sekitar 50
penerima vaksin. Dengan 3 dosis OPV, 95 penerima vaksin akan terlindungi dari ancaman poliomielitis, diperkirakan seumur hidup. Dosis ke empat akan
meningkatkan serokonversi sehingga 3 dosis OV. Disamping itu, virus yang ada pada OPV dapat mengimunisasi orang-orang disekitarnya dengan cara penyebaran
sekunder. Hal ini dapat memutuskan rantai penularan polio Depkes RI, 2013.
Universitas Sumatera Utara
2.3.7 Hepatitis B
Penyakit hepatitis B adalah suatu peradangan pada hati yang terjadi karena agen penyebab infeksi, yaitu virus hepatitis B infeksi virus pada hati yang terletak
dibagian perut kanan mempunyai gejala tidak spesifik karena tidak selalu terdapat kuning, kadang-kadang hanya terasa mual, lesu atau demam seperti penyakit flu
biasa. Hepatitis B pada anak yang biasanya tanpa gejala atau ringan saja seperti cepat lelah kurang nafsu makan dan perasaan tidak enak di perut kemudian baru
timbul kuning, walaupun demikian, infeksi pada anak mempunyai resiko menjadi kronis, terutama bila infeksi terjadi pada saat didalam kandungan. Penyakit ini
menular melalui darah atau cairan tubuh yang lain dari orang yang terinfeksi bisa juga ditularkan dari ibu ke bayi.
2.4 Pedoman Pemberian Imunisasi
Umur yang tepat untuk mendapatkan imunisasi adalah sebelum bayi mendapat infeksi dari penyakit yang dapat dicegah dengan imunisasi, berilah
imunisasi sedini mungkin segera setelah bayi lahir dan usahakan melengkapi imunisasi sebelum bayi berumur 1 tahun. Khusus untuk campak, dimulai segera
setelah anak berumur 9 bulan. Pada umur kurang dari 9 bulan, kemungkinan besar pembentukan zat kekebalan tubuh anak dihambat karena masih adanya zat
kekebalan yang berasal dari darah ibu Satgas IDAI, 2008. Urutan pemberian jenis imunisasi, berapa kali harus diberikan serta jumlah
dosis yang dipakai juga sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan tubuh bayi. Untuk jenis imunisasi yang harus diberikan lebih dari sekali juga harus
diperhatikan rentang waktu antara satu pemberian dengan pemberian berikutnya.