kosmetik  didasarkan  pada  sifat  ampifilik  asam  miristat  yang  memiliki  bagian hidrofobik  dan  hidrofilik.  Sedikit  perbedaan  sabun  dan  kosmetik  dari  asam  miristat
dibanding  dariasam  lemak  lain  yaitu  tekstur  yang  moisture  dan  kecepatannya mengangkat  kotoran  dari  kulit  serta  mengurangi  kadar  minyak  di  wajah.  Di  Jepang
telah  berkembang  pesat  sabun  dan  kosmetik  berbahan  asam  miristat  campuran dangan komponen lain , salah satunya merek dagang Anosa Perdana , 2008 .
O
HO
Gambar 2.2 struktur asam miristat
2.2.3. Sifat- Sifat Asam Lemak
Sifat asam lemak ditentukan oleh rantai hidrokarbonnya. Asam lemak  berantai jenuh yang mengandung 1 sampai 8 atom karbon berupa cairan sedangkan lebih dari 8 atom
karbon  berupa  padatan.    Asam  stearat  mempunyai  titik  cair  70  °C  tetapi  dengan adanya  satu  saja  ikatan  tidak  jenuh  seperti  pada  asam  oleat,  titik  cairnya  menurun
sampai 14 °C. Dengan tambahan beberapa ikatan rangkap, titik cair bisa lebih rendah lagi.
Struktur  asam  lemak  jenuh  dan  asam  lemak  tak  jenuh  sangat  berbeda  sekali. Apabila ada ikatan rangkap  pada rantai hidrokarbon  asam lemak,  maka akan  didapat
isomer  geometri.  Pada  asam  lemak  jenuh  ujung  rantai  hidrokarbon  berkonfirmasi tidak  terbatas  karena  tiap  ikatan  tulang  karbonnya  dapat  dengan  bebas  berotasi.
Sedangkan asam lemak tidak jenuh berotasi kaku karena adanya rantai ikatan rangkap. Bentuk  cis  kurang  stabil  jika  dibandingkan  dengan  bentuk  trans,  karena  itu  dengan
Universitas Sumatera Utara
katalis,  bentuk  cis  bisa  berubah  jadi  bentuk  trans.  Sebagai  contoh  asam  oleat  dapat berubah jadi isomer transnya yaitu asam elaidat yang memiliki titik didih lebih tinggi.
Pada    asam  lemak  yang  mengandung  banyak  ikatan  rangkap,  konfigurasi  cis menyebabkan  rantai  hidrokarbon  membengkok  sehingga  rantainya  lebih  pendek.
Tetapi kalau diperhatikan senyawa berantai hidrokarbon yang tidak berikatan rangkap, maka terlihat bahwa senyawa ini tidak berupa rantai lurus yang dapat mengisi ruangan
yang  sempit.  Sampai  menarik  perhatian  para  ilmuwan  ialah  karena  membran  sel hewan dan tumbuhan banyak mengandung asam lemak tak jenuh Girindra, 1990.
2.2.4. Lemak Netral Asil Gliserol
Lemak netral disebut juga asil gliserol atau gliserida. Lemak ini merupakan komponen utama  lemak  simpanan  pada  sel-sel  hewan  dan  tumbuhan,  terutama  pada  jaringan
adipose vetebrata.
Triasil  gliserol,  ialah  gliserol  dimana  semua  gugus  hidroksilnya  diganti  oleh asam  lemak.  Triasil  gliserol  ini  banyak  terdapat  di  alam,  begitu  juga  diasil  dan
monoasil gliserol tetapi dalam jumlah yang lebih sedikit. Triasil gliserol berbeda-beda satu sama lain bergantung pada jenis dan posisi asam lemaknya yang membentuk ester
dengan  gliserol.  Bila  gliserol  mengikat  2  atau  3  macam  asam  lemak  disebut  triasil gliserol campuran isomer posisi, sedangkan yang mengandung  3 macam asam lemak
mempunyai isomer posisi sebanyak 8 buah.
Universitas Sumatera Utara
H H
H H
H C    OH      H    C     O  C    R
1
H C    O    C    R
1
H C     O    C    R
1
H C    OH
O O
O H
C    OH      H    C     OH H    C    O    C    R
2
H       C     O    C   R
2
C H    C     OH
O                                     O H
H    C    OH H      C     O    C   R
3
H H            O
Gliserol Monoasil gliserol
Diasil gliserol Triasil gliserol
Gambar 2.3 Gliserida; monoasil, diasil, dan triasil gliserol
Semua  triasil  gliserol  tidak  larut  dalam  air  dan  juga  tidak  memperlihatkan kesanggupan untuk membentuk disperse misel yang tinggi. Tetapi diasil dan monoasil
gliserol larut dalam eter, kloroform, benzena dan etanol Girindra,1990.
2.2.5 Esterifikasi dan Interesterifikasi