C. Unsur-Unsur
Insider Trading.
Insider trading ini berbeda dengan kejahatan pasar modal lain yang pada
umumnya adalah menyangkut perbuatan-perbuatan yang secara umum memang dilarang, yaitu perbuatan yang berkaitan dengan pemberian informasi palsu,
menyesatkan, tidak benar atau perbuatan yang berupa penipuan dan penggelapan, atau penyiaran informasi palsu atau menyesatkan tentang efek perusahaan emiten.
Kasus-kasus insider trading biasanya terjadi dimana orang dalam perusahaan melakukan transaksi sekuritas dengan menggunakan informasi yang
sangat eksklusif yang mereka miliki. Informasi tersebut digunakan oleh pelaku pasar untuk bertransaksi sekuritas, yang tujuannya mendapatkan keuntungan.
Untuk mendapat keuntungan yang besar, informasi materil sangat dibutuhkan dalam perdagangan saham, biasanya berbagai cara ditempuh oleh pelaku pasar
untuk mendapatkan informasi yang materil yang sifatnya non-publik, untuk digunaan dalam perdagangan saham, seperti persengkokolan dengan orang dalam
untuk mendapatkan informasi yang materil yang kemudian digunakan dalam perdagangan efek.
80
Untuk dapat dikategorikan ke dalam perbuatan insider trading maka harus terdapat unsur-unsur sebagai berikut :
81
1. Pelaku harus menyadari adanya suatu informasi tertentu.
2. Informasi tersebut tidak tersedia untuk publik.
80
Donald Moody Pangemanan, dalam Tavinayati dan Yulia Qamariyanti,Op.Cit, hlm.82.
81
Azril Sitompul et.al, Insider Trading: Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit., hlm.9.
Universitas Sumatera Utara
3. Investor yang rasional mengharapkan jika informasi dirilis ke publik,
akan membawa dampak material terhadap harga atau nilai efek suatu perusahaan tersebut.
4. Pelaku harus mengetahui, atau patut diduga mengetahui, bahwa
informasi tersebut bersifat material dan tidak tersedia untuk publik informasi non-publik.
Jika semua unsur di atas terpenuhi maka seseorang yang memiliki informasi material tidak dibolehkan melakukan perdagangan efek perusahaan
sebelum informasi itu disampaikan kepada publik. Hal ini sesuai dengan ketentuan “disclosure or abstain from trading”
82
Perlu diperhatikan dua hal yang menyangkut informasi non-publik,yaitu :
. Selain dilarang melakukan
perdagangan ia juga tidak diperbolehkan untuk menyuruh orang lain melakukan perdagangan atau memberikan informasi tersebut kepada orang lain yang patut
diduganya akan melakukan perdagangan.
83
1. Informasi tersebut tidak tersedia secara umum.
2. Informasi tersebut sensitif
84
82
Disclose or Abstain Rule, maksudnya pihak orang dalam yang mepunyai informasi
tersebut tinggal memilih satu diantara dua, apakah berusaha untuk mendisclose informasi yang ada sehingga dengan demikian apabila ia melakukan trading, maka tindakan yang bersangkutan tidak
terkena larangan insider trading.ataupun tidak melakukan disclosure, misalnya informasi tersebut masih belum matang untuk dipublikasi, tetapi dengan pilihan bahwa dia tidak boleh melakukan
trading.
Jika hal yang terakhir yang dipilih, maka kepada para insider yang bersangkutan terkena duty not to trade
atau refrain from trading rules.
83
Azril Sitompul et.al, Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Loc.Cit.
84
Informasi yang sensitif terhadap harga efek artinya dengan mendapatkan informasi tersebut, pemegang saham yang rasional rational investor, akan terpengaruh untuk
memperdagangkan saham yang dimilikinya.
terhadap harga efek perusahaan yang bersangkutan.
Universitas Sumatera Utara
Salah satu syarat yang harus dipenuhi agar terjadinya suatu insider trading adalah terjadinya suatu perdagangan trading. Sehingga apabila seorang
mempunyai informasi orang dalam tetapi belum diperdagangkan, belumlah dapat dikatakan telah melakukan insider trading, tetapi mungkin telah melanggar
kewajiban disclosure.
85
Sepanjang informasi atau informasi materil tersebut belum di disclose kepada publik maka informasi tersebut masih dianggap informasi orang dalam
nonpublic inside information. Jika orang dalam melakukan transaksi dengan
menggunakan informasi ini maka ia dianggap telah melakukan pelanggaran atas ketentuan insider trading ini.
Seperti telah disinggung di atas, unsur penting dari insider trading adalah adanya informasi material non-publik yang sensitif terhadap harga efek, dan unsur
lainnya adalah bahwa informasi tersebut hanya dimiliki salah satu pihak dalam perdagangan . Hal ini berarti bahwa apabila kedua belah pihak mempunyai
informasi yang sama maka tidak dapat dikatakan terjadi insider trading, meskipun kemungkinan keduanya dapat dikenakan tuduhan pelanggaran lain.
86
Kemungkinan terjadinya perdagangan dengan menggunakan informasi orang dalam antara lain dapat dideteksi dari ada atau tidaknya orang dalam yang
melakukan transaksi atas efek perusahaan dimana yang bersangkutan menjadi orang dalam. Selain itu, dapat pula dideteksi dari adanya peningkatan atau
penurunan harga dan volume perdagangan yang tidak wajar.
87
85
Munir Fuady, Pasar Modal Modern Tinjauan Hukum, Op.Cit., hlm.171.
86
Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op.Cit., hlm.83-84.
87
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
Fakta menunjukkan bahwa harga sekuritas ditentukan oleh informasi yang tersedia. Jika informasi mengenai perusahaan tertentu adalah positif, misalnya
perusahaan tersebut memperoleh laba yang luar biasa, maka harga sahamnya tentu akan naik, demikian sebaliknya jika informasi negatif yang terjadi. Siapa saja
yang memiliki informasi tersebut sebelum orang lain memperolehnya, ia berada dalam posisi yang diuntungkan informational advantages. Ia dapat memperoleh
keuntungan ekonomis jika melakukan transaksi dengan menggunakan informasi tersebut.
Menurut Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 Pasal 95,96,97, yang termasuk trading yang dilarang adalah : tetapi dalam hal ini
Bapepam dapat membuat pengecualiannya, vide Pasal 99.
88
1. Orang dalam yang melakukan pembelian atau penjualan atas :
a. Efek perusahaan di mana informasi berasal.
b. Efek perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan
perusahaan terbuka tersebut. 2.
Orang dalam yang mempengaruhi pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan atas efek tersebut.
3. Orang yang memberi informasi orang dalam kepada pihak lain
manapun yang patut diduga dapat menggunakan informasi tersebut untuk melakukan pembelian atau penjualan efek.
88
Munir Fuady, Pasar Modal Modern Tinjauan Hukum, Op.Cit., hlm.172.
Universitas Sumatera Utara
4. Orang lain yang secara melawan hukum memperoleh informasi orang
dalam dari orang dalam tersebut lalu digunakannya dengan cara-cara seperti tersebut dalam point 1, 2 dan 3 tersebut.
5. Orang lain yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam
secara tidak melawan hukum, tetapi penyediaan informasi tersebut dengan pembatasan-pembatasan misalnya dengan kewajiban
merahasiakan, kemudian menggunakan informasi tersebut dengan cara-cara seperti dimaksud dalam point 1, 2 dan 3 tersebut.
6. Perusahaan efek yang memiliki informasi orang dalam dari suatu
perusahaan terbuka yang melakukan transaksi seperti dimaksud dalam point
1, 2 dan 3 tersebut, kecuali terpenuhi dua syarat sebagai berikut : a.
Transaksi dilakukan bukan atas tanggungan, tetapi atas perintah nasabah, dan
b. Perusahaan efek tersebut tidak memberikan rekomendasi kepada
nasabahnya mengenai efek yang bersangkutan. Insider
dapat dikategorikan kedalam beberapa kategori, antara lain sebagai berikut :
89
1. Insider primer,
terdiri dari direktur, komisaris, para pejabat senior yang mempunyai akses atas informasi yang belum dipublikasi.
2. Insider sekunder,
terdiri dari para konsultan yang terlibat aktif di kegiatan perusahaan, perwakilan, advisor dan “orang luar” lainnya
yang mempunyai akses atas informasi orang dalam.
89
Azril Sitompul et.al, Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit., hlm.16.
Universitas Sumatera Utara
3. Tipper,
orang dalam yang mempunyai informasi dan kemudian memberikannya kepada orang luar untuk melakukan perdagangan
efek perusahaan. 4.
Tippe, orang luar yang mendapat informasi dari orang dalam
perusahaan dan menggunakannya untuk perdagangan saham perusahaan.
Kategori insider lain sebenarnya masih ada selain yang telah diatur oleh Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, yang mestinya masih
mungkin dan pantas dijerat dengan perbuatan insider trading ini, yaitu pihak lain yang menerima informasi dari insider tidak secara melawan hukum yang masih
belum masuk kategori persyaratan “dengan pembatasan” sebagaimana dimaksud point
5 Pasal 97 ayat 2 Undang-Undang Pasar Modal, bahkan mungkin hanya pasif saja dalam menerima informasi tersebut tetapi kemudian digunakan dalam
artian trading. Ingat bahwa Undang-Undang Pasar Modal menggunakan kata-kata
“berusaha untuk memperoleh informasi” bagi pihak lain, yang berarti pihak lain tersebut harus aktif dan inisiatif untuk mendapatkan informasi tersebut mesti
berasal dari pihak lain tersebut. Misalnya apa yang disebut dengan tippee, baik yang aktif mencari informasi, ataupun yang pasif menerima informasi tanpa
mencarinya. Mestinya pihak tippee ini dilarang juga untuk melakukan trading dalam pengertian insider trading.
90
90
Munir Fuady, Pasar Modal Modern Tinjauan Hukum, Op.Cit., hlm.172-173.
Sementara yang dilarang oleh Undang-
Universitas Sumatera Utara
Undang Pasar Modal hanyalah pihak tippee yang aktif dan dengan inisiatifnya sendiri mencari informasi, di mana :
91
1. Informasi tersebut dicari dengan jalan melanggar hukum, seperti
dengan mencuri, membujuk, kekerasan atau ancaman, atau 2.
Atau informasi tersebut disertai dengan pembatasan-pembatasan seperti kewajiban merahasiakan.
Bahkan semestinya, selain tippee tersebut aktif atau pasif, apa yang disebut secondary tippee pun pantas dilarang. Secondary tippee adalah pihak lain
yang menerima informasi bukan langsung dari orang dalam tetapi melalui tippee lain. Dalam hal ini missappropreation theory yang akan dibahas lebih lanjut di
bab IV dapat menjangkau kategori insider jenis secondary tippee ini sebagai kategori insider trading.
D. Pengecualian terhadap