Saran Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Teori Penyalahgunaan (Misappropreation Theory) Sebagai Upaya Preventif Bagi Praktik Insider Trading

pendekatan berdasarkan misappropreation theory dalam menyelesaikan kasus insider trading maka penegakan hukum, khususnya di bidang pasar modal lebih memberikan kepastian hukum serta perlindungan hukum bagi masyarakat investor serta menjaga stabilitas industri pasar modal Indonesia.

B. Saran

Berdasarkan pembahasan atas permasalahan yang sudah dipaparkan , maka saran yang dapat diberikan terkait dengan permasalahan tersebut di atas adalah: 1. Indonesia membutuhkan regulasi tersendiri dalam skala undang-undang yang mengatur secara kompleks kejahatan-kejahatan yang biasa terjadi di industri pasar modal termasuk insider trading, mengingat industri pasar modal telah mengalami perkembangan yang cepat karena pengaruh globalisasi ekonomi dan teknologi, sehingga dengan demikian sangat diperlukan hukum positif yang dapat menjerat secara detail dan komprehensif atas praktik-praktik kejahatan khususnya praktik insider trading. Memberikan perlindungan hukum serta kenyamanan dalam bertransaksi bagi investor pasar modal. Mengingat pasar modal semakin menarik minat para pelaku pasar dan masyarakat untuk mendapatkan keuntungan secara cepat. 2. Indonesia dapat mengambil pelajaran dari Negara Amerika Serikat dalam menerapkan misappropreation theory ke dalam regulasi pasar modal untuk meningkatkan pengawasan dan penegakan hukum atas praktik insider Universitas Sumatera Utara trading . Perlu diadakan pembaharuan terhadap peraturan perundang- undangan pasar modal Indonesia yakni Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995 terkait peralihan kewenangan otoritas pasar modal dari Bapepam ke Otoritas Jasa Keuangan OJK. Penerapan misappropreation theory ke dalam Undang-Undang Pasar Modal sangat penting dan harus diutamakan mengingat daya jangkau teori ini sangatlah komprehensif dalam menjerat para pelaku insider trading. Dengan demikian cita-cita perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat investor dapat tercapai secara maksimal. 3. Perlu keterbukaan dari otoritas pasar modal dalam menegakkan hukum atas kejahatan insider trading yang terjadi di industri pasar modal Indonesia, sebagai bahan ajar dan edukasi bagi masyarakat awam untuk memberikan pengertian bahwa sebenarnya praktik insider trading adalah merupakan kejahatan serius yang harus diberantas dan bukanlah hanya risiko pasar semata. Otoritas pasar modal sebaiknya juga harus mempertegas pemberian sanksi kepada para pelaku insider trading, tidak hanya berupa sanksi administratif saja seperti yang biasa terjadi, namun juga sanksi pidana untuk menimbulkan efek jera bagi para pelaku insider trading, dengan demikian kepercayaan para pelaku pasar terhadap industri pasar modal akan tetap terjaga sehingga dapat tercapai industri pasar modal indonesia yang sehat, transparan dan efisien serta memberikan kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat. Universitas Sumatera Utara BAB II PRAKTIK INSIDER TRADING DI PASAR MODAL A. Urgensi Prinsip Keterbukaan dalam Pasar Modal Ada alasan mengapa praktik insider trading dilarang untuk dilakukan di industri pasar modal. Alasan utama karena praktik insider trading menciderai prinsip keterbukaan disclosure principle. Begitu pentingnya eksistensi dan kedududukan prinsip keterbukaan dalam hukum pasar modal, sehingga kalau belum bisa menjamin prinsip keterbukaan ini, hukum pasar modal tersebut dianggap masih belum bisa menegakkan industri pasar modal. Keterbukaan tentang fakta materiel sebagai jiwa pasar modal didasarkan pada prinsip keterbukaan yang memungkinkan tersedianya bahan pertimbangan bagi investor, sehingga ia secara rasional dapat mengambil keputusan untuk melakukan pembelian atau penjualan saham. 34 Menurut Bismar Nasution, setidaknya ada tiga fungsi prinsip keterbukaan dalam pasar modal, yang antara lain adalah sebagai berikut: 35 1. Memelihara Kepercayaan Publik Terhadap Pasar. Kepercayaan investor sangat relevan ketika munculnya ketidakpercayaan publik terhadap pasar modal yang pada gilirannya mengakibatkan pelarian modal capital flight secara besar-besaran dan seterusnya dapat mengakibatkan kehancuran pasar modal bursa saham. 2. Menciptakan Mekanisme Pasar yang Efisien 34 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.1. 35 Adrian Sutedi, Op.Cit., hlm.99. Universitas Sumatera Utara Pasar yang efisien berkaitan dengan sistem keterbukaan wajib. Sistem keterbukaan wajib berusaha menyediakan informasi teknis bagi anggota saham dan profesional pasar. 3. Prinsip Keterbukaan Penting untuk Mencegah Penipuan Dengan adanya keterbukaan maka secara tidak langsung akan memberi perlindungan kepada investor dari tindakan penipuan fraud , misalnya penipuan dalam bentuk perbuatan yang menyesatkan, pernyataan misrepresentation informasi, maka perlindungan kepada investor tersebut diberikan sejak awal dengan adanya prinsip keterbukaan sebagai protector. Prinsip keterbukaan terhadap segala aspek kegiatan perusahaan yang disyaratkan terhadap semua perusahaan yang menjual efeknya kepada masyarakat, merupakan salah satu langkah atau cara awal yang dapat dipergunakan sebagai alat untuk mendeteksi adanya tindakan penipuan, manipulasi pasar, serta insider trading di negara-negara yang mempunyai bursa efek seperti Australia, Singapura, Amerika Serikat, dan Jepang. 36 Keterbukaan diartikan memberikan akses seluasnya kepada pemegang saham atau investor untuk mengetahui keadaan atau informasi penting perusahaan. Keterbukaan juga mengandung arti mengungkapkan semua hal secara tuntas, benar, dan lengkap. 37 36 Najib A. Giysmar, Op.Cit., hlm.45. 37 M.Irsan Nasaruddin et. al, Op.Cit., hlm.228. Informasi yang berkualitas demikian ini dapat menjadikan investor mengetahui keadaan atau informasi penting perusahaan. Universitas Sumatera Utara Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal juga memberikan pengertian Keterbukaan di dalam Pasal 1 angka 25 : 38 Informasi perusahaan adalah segala data, fakta ataupun peristiwa yang telah, akan atau dapat terjadi di dalam atau berkaitan dengan perusahaan, baik informasi tersebut menyangkut efek yang diterbitkan oleh perusahaan ataupun tidak berkaitan dengan efek perusahaan. Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan emiten, perusahaan publik, dan pihak lain yang tunduk pada undang-undang ini untuk menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh informasi material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pemodal terhadap efek dimaksud dan atau harga dari efek tersebut. 39 Bentuk informasi perusahaan : 40 1. Informasi Publik Informasi publik adalah informasi yang disediakan oleh perusahaan untuk umum, dalam arti setiap orang boleh mengetahuinya. Informasi publik ini dapat diperoleh dalam berbagai bentuk, antara lain : prospektus, press release siaran pers yang diterbitkan perusahaan, laporan keuangan, laporan tahunan, laporan-laporan berkala, dan laporan insidentil, baik dalam bentuk tertulis ataupun dalam bentuk konferensi pers atau public expose lainnya. 2. Informasi Nonpublik 38 Pasal 1 angka 25 UUPM. 39 Azril Sitompul et.al, Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit.,hlm.10. 40 Ibid. Universitas Sumatera Utara Informasi yang termasuk informasi non-public erat kaitannya dengan peraturan mengenai insider trading. Informasi ini adalah informasi yang tidak disediakan untuk umum, dalam arti tidak semua orang berhak atau dapat mengetahuinya. Yang termasuk dalam kategori ini antara lain projeksi-projeksi bisnis ataupun finansial perusahaan, rencana-rencana manajemen, rencana-rencana corporate action, atau rencana perusahaan lainnya yang belum dilaksanakan atau belum pasti akan dilaksanakan. 3. Informasi yang Jelas Untuk dapat dikategorikan sebagai informasi perusahaan maka informasi tersebut bentuknya haruslah sudah jelas, bukan sekedar rumor. Hal ini berkaitan pula dengan tanggung jawab orang dalam perusahaan apabila terdapat kecurigaan terjadinya insider trading. 4. Informasi Price Sensitive. Informasi material yang sensitif terhadap harga efek perusahaan adalah informasi yang apabila diketahui suatu pihak, maka pihak tersebut, dalam keadaan yang normal, akan terpengaruh untuk melakukan perdagangan efek perusahaan, dan adanya informasi tersebut akan mempengaruhi turun naiknya harga efek perusahaan, Terdapat berbagai pandangan mengenai penentuan suatu informasi dikategorikan sebagai informasi materil atau bukan informasi materil. 41 41 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.11. Pertama, suatu informasi dikategorikan sebagai fakta materil bila informasi yang sifatnya Universitas Sumatera Utara tidak publik tersebut ,¾ menurut pemegang saham yang berakal sehat, adalah penting bagi para pemegang saham, bukan semata-mata karena apa yang ingin mereka ketahui. Bila fakta yang dihilangkan atau pernyataan yang tidak benar itu secara substantif mungkin berarti penting sehingga dapat mengubah informasi menjadi milik masyarakat, maka fakta tersebut adalah materil. Kedua , penafsiran tentang fakta materil berkembang kepada apa yang dimaksud dengan informasi “firm-specific”.Standarnya adalah informasi yang spesifik untuk perusahaan yang bersangkutan. Standar informasi yang bersifat firm-spesific ini merupakan standar baru, suatu terobosan terhadap standar fakta materil sebagaimana lazimnya diatur oleh federal securities laws. Berdasarkan standar baru ini, kewajiban penyampaian informasi tidak lahir berdasarkan peraturan perundang-undangan, tetapi berdasarkan adanya informasi yang bersifat firm-spesific. Suatu informasi tersebut tidak dapat menjadi materil, kecuali informasi itu memiliki firm-specific. Ketiga , banyak pendapat para ahli yang menyatakan bahwa suatu informasi merupakan fakta materil bila informasi tersebut dapat mempengaruhi turun naiknya harga saham. Dalam pasar saham yang modern, harga saham bukan ditentukan oleh investor-investor individual amatir melainkan ditentukan oleh investor profesional, dengan perkataan lain suatu informasi yang salah tidak dapat merubah harga saham apabila informasi itu tidak dipercaya oleh investor potensil yang profesional. 42 42 Asumsi ini diterima oleh banyak pengadilan. Dalam Basic, Inc v. Levinson 485 U.S. 224 1988 pengadilan berpendapat : “the proper measure of materiality in a securities fraud suit is whether the alleged misstatment would have have affected the investment decision of a reasonable investor”. Ibid , hlm.14. Universitas Sumatera Utara Setelah pemahaman mengenai suatu informasi dikategorikan sebagai fakta materil atau bukan fakta materil telah diketahui, maka pemahaman berlanjut kepada sejauh mana suatu informasi materil yang berisikan fakta materil tersebut dapat di disclose ke publik atau tidak dapat di disclose ke publik. Dalam memutuskan apakah suatu informasi akan diungkapkan disclose atau tidak, perusahaan harus memperhatikan ketentuan Undang-Undang Pasar Modal dan peraturan bursa dimana saham-saham perusahaan didaftarkan dan dicatatkan. 43 Di satu pihak hukum terus mengejar dan memerinci sedetil-detilnya tentang hal-hal apa saja yang mesti di disclose oleh pihak-pihak penyandang kewajiban disclosure. Di pihak lain hukum juga harus memproteksi kepentingan- kepentingan tertentu dari pihak yang diwajibkan membuka informasi tersebut. Terkait dengan kewajiban keterbukaan ini pertanyaan yang timbul adalah hal-hal apakah yang dapat diinformasikan oleh perusahaan kepada masyarakat dan sebaliknya, hal-hal mana saja yang diperlukan oleh masyarakat sebelum mengambil keputusan untuk membeli atau menjual saham yang dimilikinya. Pertanyaan selanjutnya, yakni bagaimanakah menjaga keseimbangan antara kepentingan perusahaan untuk menjaga rahasia perusahaan di satu pihak dan di pihak lain hak-hak pemegang saham untuk melindungi investasi mereka, sehingga hal ini merupakan suatu dilema. 44 Secara hukum emiten dituntut untuk menerapkan keterbukaan di dalam menyampaikan informasi yang berhubungan dengan perusahaan, tetapi di lain sisi emiten dan perusahaan publik perlu mempertimbangkan secara matang mengenai 43 Azril Sitompul et.al, Insider Trading : Kejahatan Di Pasar Modal, Op.Cit., hlm.11. 44 Najib A. Giysmar, Op.Cit., hlm.24-25. Universitas Sumatera Utara hal-hal apa saja yang bisa diungkap ke publik. 45 Ekses yang muncul dari pengungkapan informasi rinci ke publik bisa menjadikan perusahaan pesaing mengetahui keadaan perusahaan. Oleh karena itu, emiten meminta untuk diberikan hak menjaga informasi yang merupakan rahasia perusahaan. Adalah tugas hukum menyelaraskan dua kepentingan yang saling bertolak belakang. 46 Keselarasan diantara dua kepentingan yang kontradiktif tersebut, tercermin dalam prinsip yuridis yang menyatakan bahwa suatu disclosure di pasar modal tidaklah semata-mata full tetapi juga haruslah fair, seperti yang tersimpul dalam istilah full and fair disclosure 47 Hal tersebut dapat dilihat dalam contoh kewajiban keterbukaan, misalnya, Pasal 86 . 48 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mewajibkan emiten segera melaporkan kepada Bapepam sekarang OJK, dan mengumumkan kepada masyarakat tentang peristiwa material yang dapat mempengaruhi harga efek selambat-lambatnya pada akhir hari kerja ke-2 setelah terjadinya peristiwa tersebut. Sementara Pasal 68 49 45 Untuk transaksi tertentu yang bersifat rahasia dan sangat sensitif bagi kegiatan usaha perusahaan, otoritas pasar modal memberi kesempatan kepada perusahaan untuk tidak menyampaikan keseluruhan transaksi tersebut, namun cukup memberikan ringkasannya dan meminta agar otoritas pasar modal memperlakukannya sebagai dokumen rahasia dan tidak diberlakukan sebagai dokumen publik. 46 M.Irsan Nasaruddin et. al, Op.Cit., hlm.229. 47 Di Amerika Serikat, peraturan tentang fair disclosure ini terdapat di dalam Regulation FD yang dikeluarkan oleh Securities and Exchange Commission SEC yang merupakan peraturan yang relatif baru yang mengatur hal-hal yang menyangkut disclosure tentang hal-hal tertentu. Menurut peraturan ini, apabila emiten atau pihak lain yang bertindak atas nama emiten, melakukan disclosure tentang informasi material non-publik kepada beberapa pihak tertentu pada umumnya, kepada para profesional di pasar modal dan para pemegang saham emiten yang kemungkinan akan melakukan perdagangan dengan informasi tersebut, maka emiten harus melakukan disclosure kepada publik atas informasi tersebut. 48 Pasal 86 UUPM. 49 Pasal 68 UUPM. dari Undang-Undang Pasar Modal tersebut mewajibkan akuntan publik untuk menyampaikan pemberitahuan Universitas Sumatera Utara yang sifatnya rahasia kepada Bapepam selambat-lambatnya 3 tiga hari kerja sejak ditemukan adanya hal-hal sebagai berikut : a Pelanggaran yang dilakukan terhadap ketentuan dalam Undang-Undang ini danatau peraturan pelaksananya dan b hal-hal yang dapat membahayakan lembaga dimaksud atau kepentingan nasabahnya. 50 Contoh-contoh tersebut di atas sebagaimana telah bersesuaian dengan amanat Undang-Undang Pasar Modal tidaklah mudah untuk benar-benar diterapkan. Kenyataannya, terdapat pertentangan batasan dan kendala untuk menerapkan keterbukaan antara investor atau pemegang saham disatu pihak dengan emiten pihak lain : 51 1. Investor atau pemegang saham menginginkan keterbukaan yang sifatnya full disclosure 52 2. Investor menginginkan informasi yang tepat waktu, sementara emiten berusaha untuk menahan informasi untuk beberapa waktu dengan alasan pengurangan biaya penyebaran dan penerbitan laporan. dalam mendapatkan informasi mengenai emiten, sementara emiten hanya bersedia membuka informasi hingga tingkatan tertentu. 50 Mohammad Samsul, Pasar Modal dan Manajemen Portofolio, Jakarta : Airlangga, 2006, hlm.61. 51 M.Irsan Nasaruddin et. al, Op.Cit., hlm.228. 52 Prinsip Full disclosure bermakna sebagai kewajiban emiten, perusahaan publik, atau siapa saja yang terkait untuk mengungkapkan informasi secara jelas, seakurat, dan selengkap mungkin mengenai fakta material yang berkaitan dengan tindakan perusahaan atau efeknya yang berpotensi kuat memengaruhi keputusan pemegang saham atau calon investor terhadap saham, karena informasi itu berpengaruh pada efek atau harga efeknya. Universitas Sumatera Utara 3. Investor menginginkan untuk memperoleh data yang rinci dan akurat, sementara emiten hanya bersedia memberikan informasi secara garis besar. Emiten wajib menyampaikan informasi secara lengkap dan akurat. Dikatakan lengkap kalau informasi yang disampaikan itu utuh, tidak ada yang tertinggal atau disembunyikan, disamarkan, atau tidak menyampaikan apa-apa atas fakta material. Dikatakan akurat jika informasi yang disampaikan mengandung kebenaran dan ketepatan. Kalau tidak memenuhi syarat tersebut, maka informasi dikatakan sebagai informasi yang tidak benar atau menyesatkan Pasal 80 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal, setiap pihak yang terkait diwajibkan untuk mempertanggungjawabkan kerugian yang ditimbulkan akibat penyampaian informasi tersebut. Pasal 80 ayat 1 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyebutkan : 53 a. Pihak yang menandatangani Pernyataan Pendaftaran. Pihak-pihak yang bisa dimintakan pertanggungjawaban sebagai liable person atas Pernyataan Pendaftaran adalah: b. Direktur atau komisaris emiten pada waktu Pernyataan Pendaftaran dinyatakan efektif. c. Penjamin Pelaksana Emisi Efek. d. Profesi Penunjang Pasar Modal atau pihak lain yang memberikan pendapat atau keterangan dan atas persetujuannya dimuat dalam Pernyataan Pendaftaran. Dengan demikian tampak bahwa pengaturan mengenai keterbukaan atau transparansi ini merupakan syarat mutlak yang bersifat universal yang ditemukan 53 Pasal 80 ayat 1 UUPM. Universitas Sumatera Utara di dalam dunia pasar modal. Mengingat pasar modal merupakan tempat bertemunya permintaan dan penawaran dana dalam jumlah yang amat besar dan datang dari mana saja untuk kegiatan bisnis, maka wajar kiranya keterbukaan ini menjadi prinsip yang amat diperlukan oleh investor untuk meyakinkan dirinya mendapatkan informasi yang benar dan lengkap. 54 Terdapat beberapa teori yang menunjukkan secara gamblang bagaimana vitalnya keterbukaan suatu informasi perusahaan khususnya mengenai harga efek perusahaan dalam hal seorang investor membeli efek perusahaan. Teori tersebut adalah Efficient Capital Market Hypothesis. Teori ini mengajarkan bahwa suatu pasar akan efficient jika : 55 1. Pergerakan harga dari suatu efek yang diperdagangkan di pasar mesti merefleksi ketersediaan informasi; dan 2. Harga bergerak secara simultan dengan suatu informasi yang tidak “bias”. Pada mulanya Efficient Capital Market Hypothesis ECMH muncul dalam literatur ekonomi dan kemudian menjadi alat bagi ahli hukum serta menjadi bahan untuk membuat opini hukum. Karena tidak adanya suatu penjelasan yang sama mengenai pasar yang efisien, hal itu menjadi persoalan yang serius bagi para hakim, ahli hukum dan pembuat peraturan, yang akan memakai pendekatan ECMH sebagai dasar kebijakan dalam pengaturan. 56 54 M.Irsan Nasaruddin et. al, Op.Cit., hlm.226. 55 Munir Fuady, Pasar Modal Modern Tinjauan Hukum, Bandung : PT.Citra Aditya Bakti,1996,hlm.80. 56 Bismar Nasution, Op.Cit., hlm.12. Universitas Sumatera Utara Pendekatan ECMH melahirkan fraud-on-the-market theory yang berkenaan dengan tanggungjawab Tergugat. Inti suatu gugatan dalam penipuan pasar modal berdasarkan fraud-on-the-market theory adalah apabila terjadi misrepresentation dan informasi itu masuk ke pasar yang secara cepat dapat merubah harga saham. Untuk merubah harga saham, informasi yang salah tersebut harus dapat mempengaruhi orang-orang yang mempunyai kapasitas yang dapat mempengaruhi harga saham yang diperdagangkan. Orang-orang yang mempunyai kapasitas seperti itu menjadi ukuran dalam penentuan adanya penipuan. 57 57 Ibid , hlm.14. Berdasarkan teori ini adalah melawan hukum bagi setiap orang membuat pernyataan yang menyesatkan atau tidak menyatakan suatu fakta materiel baik langsung maupun tidak langsung. Penerapan atau aplikasi dari teori-teori tersebut sangatlah penting dalam prosedur keterbukaan di industri pasar modal untuk menjamin perlindungan bagi masyarakat investor yang berinvestasi di pasar modal. Begitu vitalnya prinsip keterbukaan ini dalam dunia Pasar Modal, karena dari segi substansial, keterbukaan memampukan publik untuk mendapatkan akses informasi penting yang berkaitan dengan perusahaan. Suatu pasar modal dikatakan fair dan efisien apabila semua pemodal memperoleh informasi dalam waktu yang bersamaan disertai kualitas informasi yang sama equal treatment dalam akses informasi. Sementara dari segi yuridis, keterbukaan merupakan jaminan bagi hak publik untuk terus mendapatkan akses penting dengan sanksi untuk hambatan atau kelalaian yang dilakukan perusahaan. Universitas Sumatera Utara Pengenaan sanksi yang termuat dalam Undang-Undang Pasar Modal serta penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap ketentuan mengenai keterbukaan ini menjadikan pemegang saham atau investor terlindungi secara hukum dari praktik-praktik manipulasi dalam perusahaan publik. 58 Karena apabila investor tidak merasa mendapatkan perlindungan hukum yang memadai, maka hampir dipastikan arus investasi melalui pasar modal akan kecil, kalau tidak mau dikatakan tidak ada. Perlindungan hukum tersebut sangat diperlukan untuk mencapai terbentuknya pasar modal yang fair, teratur, efisien. Dengan cara memberikan kepastian hukum melalui peraturan perundang-undangan dan penegakannya. Pasal 93 Undang-Undang Pasar Modal 59 a. Pihak yang bersangkutan mengetahui atau sepatutnya mengetahui bahwa pernyataan atak keterangan tersebut secara material tidak benar atau menyesatkan; atau : Setiap pihak pihak, dilarang dengan cara apapun, membuat pernyataan atau memberikan keterangan yang secara material tidak benar atau menyesatkan sehingga mempengaruhi harga Efek di Bursa Efek apabila pada saat pernyataan dibuat atau keterangan diberikan : b. Pihak yang bersangkutan tidak cukup berhati-hati dalam menentukan kebenaran material dari pernyataan atau keterangan tersebut. Jaminan keterbukaan informasi akan memberikan pedoman bagi calon investor atau pemegang saham untuk mengambil keputusan. Kualitas informasi akan terjaga jika keterbukaan bisa dijamin. 58 M.Irsan Nasaruddin et. al, Op.Cit., hlm.227. 59 Pasal 93 UUPM. Di Amerika Serikat, peraturan tentang pengungkapan ini terdapat pada Rule 10b-5 dari the Securities and Exchange Act of 1934.Untuk pelanggaran Rule 10b-5 sanksinya adalah ganti rugi atas kerugian yang diderita investor yang melakukan perdagangan saham perusahaan dengan dasar kepercayaan atas pernyataan atau informasi yang didisclose oleh perusahaan. Universitas Sumatera Utara Pada dasarnya pelaksanaan keterbukaan di pasar modal dilakukan melalui 3 tiga tahap, yaitu 60 1. Keterbukaan pada saat penawaran umum primary market level, yang didahului dengan pengajuan Pernyataan Pendaftaran Emisi ke Bapepam sekarang OJK dengan menyertakan semua dokumen penting yang dipersyaratkan dalam Peraturan Nomor IX.C.1 tentang Pedoman Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran antara lain : : a. Disclosure Via Prospektus 61 Peraturan perundang-undangan dan praktik di pasar modal Indonesia memperkenalkan 3 tiga macam propektus, sebagai berikut . 62 1 Prospektus biasa. : 2 Prospektus ringkas wajib dimuat dalam dua surat kabar. 3 Prospektus dalam rangka penawaran umum oleh perusahaan menengah atau kecil. Selanjutnya, menurut penjelasan atas Pasal 78 ayat 3 dari Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal 63 1 Uraian tentang penawaran umum. , suatu prospektus sekurang-kurangnya memuat : 2 Tujuan dan Penggunaan Dana Penawaran Umum. 60 M.Irsan Nasaruddin et. al, Op.Cit.,hlm.229. 61 Prospektus merupakan suatu dokumen hukum. Konsekuesinya, apabila ada seseorang yang menawarkan atau menjual suatu efek dengan menggunakan prospektus yang memuat informasi yang tidak sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku, sedangkan pihak tersebut mengetahui atau sepatutnya mengetahui hal yang bersangkutan, maka dia wajib bertanggung jawab secara hukum atas kerugian yang timbul sebagai akibat dari perbuatan tersebut. 62 Munir Fuady, Pasar Modal Modern Tinjauan Hukum, Op.Cit.,hlm.83. 63 Penjelasan Pasal 78 ayat 3 UUPM. Universitas Sumatera Utara 3 Analisi dan pembahasan mengenai kegiatan dan keuangan. 4 Risiko usaha. 5 Data keuangan. 6 Keterangan dari segi hukum. 7 Informasi mengenai pemesanan pembelian efek, dan 8 Keterangan tentang Anggaran Dasar. Ada teori yang menyatakan bahwa suatu prospektus yang baik haruslah pendek dan dapat dibaca oleh orang kebanyakan layman = the man in the street. Walaupun mengenai sebenarnya hanya suatu mitos belaka, yaitu yang disebut dengan the Myth of the Informed Layman. Karena, manusia kebanyakan tidak akan dan tidak akan pernah membaca prospektus yang sebenarnya bersifat teknikal itu. Karena itu, sering juga suatu prospektus dijuluki sebagai Nothing but Crying Wolf. Sehingga kemudian muncul pula teori yang menyatakan bahwa sebaiknya pembuatan suatu prospektus itu ditujukan kepada orang- orang profesional atau para ahli, mengingat orang kebanyakan the man in the street tidak akan pernah mau membaca prospektus. b. Disclosure Via Dokumen Lain yang Bukan Prospektus. 64 Selain dari informasi tentang emiten yang terdapat dalam prospektus, masih banyak informasi lain di luar prospektus tetapi juga tersedia bagi publik. Seorang yang ingin membeli saham, atau siapa saja yang berminat dengan informasi tertentu dapat memperolehnya dari pihak otoritas tertentu, seperti Otoritas Jasa Keuangan OJK 64 Ibid , hlm.89. Universitas Sumatera Utara misalnya, sungguhpun informasi tersebut tidak termasuk dalam dokumen yang namanya prospektus tersebut. Jadi sebenanrya prospektus tersebut hanya sebagian saja dari informasi yang diperuntukkan untuk publik. Banyak juga informasi-informasi penting buat seorang investor yang dapat dicari misalnya di OJK. Bagi pihak otoritas sendiri, informasi-informasi yang dianggap penting bagi investor akan disediakan untuk publik. Bahkan ada dokumen-dokumen yang sebenarnya dipersyaratkan dalam proses going public, tetapi tidak termasuk prospektus. Laporan konsultan hukum dalam bentuk legal audit misalnya, juga tidak masuk prospektus, tetapi tersedia bagi publik. c. Disclosure Via Legal Audit dan Legal Opinion. Legal audit atau lazim juga disebut Legal Due Diligence LDD adalah kegiatan pemeriksaan secara seksama dari segi hukum yang dilakukan oleh konsultan hukum terhadap suatu perusahaan atau obyek transaksi sesuai dengan tujuan transaksi, untuk memperoleh informasi atau fakta material yang dapat menggambarkan kondisi suatu perusahaan atau obyek transaksi. 65 1 Memperoleh status hukum atau penjelasan hukum terhadap dokumen yang diaudit atau diperiksa; Tujuan dilakukannya legal audit atau LDD yaitu: 65 Diana Kusumasari, Legal Audit, http:www.hukumonline.comklinikdetailcl507legal- audit-28229 diakses tanggal 20 Januari 2014. Universitas Sumatera Utara 2 Memeriksakan legalitas suatu badan hukumbadan usaha; 3 Memeriksa tingkat ketaatan suatu badan hukumbadan usaha; 4 Memberikan pandangan hukum atau kepastian hukum dalam suatu kebijakan yang dilakukan oleh perusahaan. Sedangkan legal opinion, sampai saat ini tidak ada defenisi yang baku mengenai legal opinion di Indonesia. Tetapi apabila mengacu pada literatur yang telah ada sebelumnya dan yang telah berlaku secara internasional, defenisi legal opinion adalah: “ A written document in which an attorney provides his or her understanding of the law as applied to assumed facts. The attorney may be a private attorney or attorney representing the state or other governmental antity”. A party may entitled to rely on a legal opinion, depending on factors such as the identity of the parties to whom the opinion was addressed and the law governing these opinion” 66 Legal opinion adalah sekumpulan dokumen tertulis yang dijadikan padanan aplikasi bagi para pengacara atau pengertian pendapat hukum yang berkaitan dengan berbagai masalah hukum dari para pihak terkait sesuai dengan fakta-faktanya. Seorang pengacara bisa saja secara pribadi mewakili berbagai aspek peraturan entitas hukum yang mengatur tentang hal itu. Salah satu pihak berhak untuk meyakinkan pendapat hukum, tergantung dari faktor-faktor identitas para pihak terkait yang dibuat oleh seorang pengacara melalui pendapat hukum dan undang-undang yang mengaturnya. 67 66 Ibid. 67 Dwi S Nugraha, Legal Opinion Pendapat Hukum, http:advokat.blogger.or.idlegal- opinion-pendapat-hukum , diakses tanggal 20 Januari 2014. Universitas Sumatera Utara Setiap konsultan hukum khususnya konsultan hukum pasar modal harus menguasai tata cara pembuatan suatu legal audit dan legal opinion, karena kedua dokumen tersebut merupakan suatu instrumen penting bagi perusahaan yang go public. Legal opinion dimasukkan kedalam prospektus sementara legal audit tidak dimuat dalam prospektus tetapi tersedia juga sebagai public information. 1 Keterbukaan setelah emiten mencatat dan memperdagangkan efeknya di bursa secondary market level. Dalam hal ini emiten wajib menyampaikan laporan keuangan secara berkala dan terus-menerus continuously disclosure kepada Bapepam OJK dan Bursa, termasuk laporan keuangan berkala yang diatur dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.2. tentang Kewajiban Penyampaian Laporan Keuangan Berkala. 2 Keterbukaan karena terjadi peristiwa penting dan laporannya harus disampaikan secara tepat waktu timely disclosure, yakni peristiwa yang dirinci dalam Peraturan Bapepam Nomor X.K.1. tentang Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik, yakni 68 a Setiap Perusahaan Publik atau Emiten yang Pernyataan Pendaftarannya telah menjadi efektif, harus menyampaikan kepada Bapepam dan mengumumkan kepada masyarakat secepat mungkin, paling lambat akhir hari kerja ke-2 kedua setelah keputusan atau terjadinya suatu peristiwa, informasi atau fakta material : 68 Peraturan Bapepam Nomor X.K.1 tentang Keterbukaan Informasi yang Harus Segera Diumumkan Kepada Publik, Keputusan Ketua Bapepam Nomor : Kep-86PM1996, Tanggal : 24 Januari 1996, http:www.bapepam.go.idoldoldhukumperaturanemitenX.K.1.htm , di akses tanggal 20 Januari 2014. Universitas Sumatera Utara yang mungkin dapat mempengaruhi nilai Efek perusahaan atau keputusan investasi pemodal. b Informasi atau Fakta Material yang diperkirakan dapat mempengaruhi harga Efek atau keputusan investasi pemodal, antara lain hal-hal sebagai berikut: 1. Penggabungan usaha, pembelian saham, peleburan usaha, atau pembentukan usaha patungan; 2. Pemecahan saham atau pembagian dividen saham; 3. Pendapatan dari dividen yang luar biasa sifatnya; 4. Perolehan atau kehilangan kontrak penting; 5. Produk atau penemuan baru yang berarti; 6. Perubahan dalam pengendalian atau perubahan penting dalam manajemen; 7. Pengumuman pembelian kembali atau pembayaran Efek yang bersifat utang; 8. Penjualan tambahan efek kepada masyarakat atau secara terbatas yang material jumlahnya; 9. Pembelian, atau kerugian penjualan aktiva yang material; 10. Perselisihan tenaga kerja yang relatif penting; 11. Tuntutan hukum yang penting terhadap perusahaan, dan atau direktur dan komisaris perusahaan; 12. Pengajuan tawaran untuk pembelian Efek perusahaan lain; 13. Penggantian Akuntan yang mengaudit perusahaan; 14. Penggantian Wali Amanat; 15. Perubahan tahun fiskal perusahaan; Bapepam Sekarang OJK sebagai Otoritas dan Pengawas Pasar Modal Indonesia harus benar-benar menjamin kepentingan dan perlindungan baik bagi masyarakat investor maupun emiten atau perusahaan publik yang terwujud dalam peraturan-peraturan yang selaras dan seimbang yang menguntungkan masing- masing pihak. Prinsip keterbukaan sebagai dasar fundamental industri pasar modal harus benar-benar ditegakkan. Sebab ketiadaan keterbukaan atau ketertutupan informasi akan menimbulkan ketidakpastian bagi investor dan Universitas Sumatera Utara kerugian bagi emiten maupun perusahaan publik. Semakin jelas informasi perusahaan, maka keinginan investor untuk berinvestasi semakin tinggi, sebaliknya, ketiadaan atau ketertutupan informasi dapat menimbulkan keragu- raguan investor untuk berinvestasi.

B. Pengertian