Latar Belakang Tinjauan Yuridis Terhadap Peran Teori Penyalahgunaan (Misappropreation Theory) Sebagai Upaya Preventif Bagi Praktik Insider Trading

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pasar Modal merupakan institusi ekonomi yang memainkan peranan penting dalam dunia usaha serta dalam memajukan perekonomian bangsa. Diberbagai negara, keberadaan pasar modal merupakan hal yang sangat fundamental dalam pembangunan ekonomi. Hal ini dikarenakan pasar modal memberikan alternatif investasi yang memberikan potensi keuntungan dengan risiko yang dapat diperhitungkan melalui keterbukaan, likuiditas, dan diversifikasi investasi 1 , selain itu pasar modal juga berfungsi sebagai sarana penghimpun dana- dana masyarakat untuk disalurkan ke dalam kegiatan-kegiatan yang produktif sebagai upaya pemerataan pendapatan, serta menjadi sumber pembiayaan yang mudah, murah dan cepat bagi dunia usaha dan pembangunan nasional. 2 Mengutip sebagian dari pendapat Presiden Soeharto pada peresmian pengaktifan kembali pasar modal di Indonesia pada tanggal 10 Agustus 1997 yang dapat dijadikan sebagai landasan idiil dalam memahami konsepsi maupun tujuan pasar modal di Indonesia. Kutipannya adalah sebagai berikut : 3 “ Dengan adanya pasar modal, maka perusahaan-perusahaan akan memperoleh tambahan modal langsung dari masyarakat pembeli saham. Ini berarti membuka kesempatan lebih luas bagi tumbuhnya dunia usaha dan industri-industri baru. Dengan cara ini maka kita mulai melangkah maju dalam usaha kita untuk membangun ekonomi kekeluargaan yang 1 Aristides Katoppo, Pasar Modal Indonesia: Retropeksi Lima Tahun Swastanisasi BEJ, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan,1997, hlm.96. 2 Yulfasni, Hukum Pasar Modal, Jakarta: Badan Penerbit Iblam, 2005, hlm.2. 3 Sebagian Kutipan Pidato Presiden Soeharto dalam anonim, Pasar Modal Indonesia Jakarta: BO Economica Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia-PT. Persero Danareksa,tth,hlm: 34-35. Universitas Sumatera Utara diisyaratkan dalam Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945” Isyarat Pasal 33 Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 tersebut merupakan landasan falsafah bangsa dalam rangka mencapai kemakmuran melalui pembangunan nasional serta memberikan kesejahteraan ekonomi bagi seluruh masyarakat Indonesia. Salah satu wadah untuk mencapai kesejahteraan ekonomi tersebut adalah melalui industri pasar modal. Industri pasar modal sangat memberikan keuntungan, tidak hanya kepada investor tetapi juga pemerintah dengan terciptanya lapangan kerja baru 4 Tidak dapat dipungkiri bahwa faktor-faktor penting yang harus ada dalam tubuh pasar modal antara lain adanya keterbukaan dan ketersediaan informasi perusahaan, adanya otoritas yang kuat serta regulasi yang cukup. serta mendorong laju pembangunan. 5 Ketiga faktor tersebut akan mendukung dalam pembentukan pasar modal yang sehat, transparan dan efisien. Selain ketiga faktor tersebut diatas, untuk menciptakan pasar modal yang ideal, kata kunci utama adalah penerapan secara nyata prinsip keterbukaan dan konsep kepercayaan trust di kalangan pelaku pasar. 6 4 Pandji Anoraga dan Ninik Widiyanti, Pasar Modal Jakarta : Rineka Cipta,1995,hlm. 31. 5 Azril Sitompul et.al, Insider Trading: Kejahatan Di Pasar Modal, Bandung: Books Terrace Library, 2007, hlm.1. 6 Ira Hapsari, Tinjauan Hukum dalam Penanganan Insider Trading di Amerika Serikat Studi Kasus : SEC Vs Rajaratnam , Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2012, hlm.2. Jika faktor-faktor tersebut tidak dimiliki oleh pasar modal, maka akan memicu berbagai tindak kejahatan ataupun pelanggaran yang sangat merugikan bagi para investor serta berbagai pihak lain yang ikut serta dalam industri pasar modal. Universitas Sumatera Utara Kejahatan pasar modal atau yang lebih sering disebut sebagai capital market crime dan pelanggaran yang terjadi di pasar modal dapat diasumsikan karena beberapa alasan, yaitu kesalahan para pelaku, kelemahan aparat yang mencakup integritas, dan profesionalisme peraturan. Keberadaan pasar modal menyebabkan semakin maraknya kegiatan ekonomi. Selain itu, menimbulkan pula kegiatan-kegiatan ilegal yang menjurus pada kejahatan yang sekarang ini lebih populer dengan sebutan kejahatan pasar modal. 7 Insider trading atau jual-beli efek perusahaan publik oleh orang dalam yang mempunyai informasi orang dalam, adalah merupakan suatu perbuatan yang dilarang baik dari segi etika bisnis maupun dari segi hukum. Larangan ini didasarkan kepada prinsip bahwa pada dasarnya, kedudukan sebagai orang dalam menimbulkan kewajiban untuk selalu mendahulukan kepentingan perusahaan, yang mana hal tersebut secara tidak langsung merupakan kepentingan seluruh pemegang saham, oleh karena itu, jika terdapat informasi yang sifatnya material maka terdapat kewajiban bagi perusahaan publik untuk segera mengungkapkannya kepada umum sesuai dengan ketentuan mengenai Salah satu bentuk tindak kejahatan dalam pasar modal yang terkenal adalah insider trading atau perdagangan orang dalam. Praktik insider trading menjadi salah satu sebab mengapa para investor kehilangan kepercayaan trust terhadap industri pasar modal yang akhirnya berdampak pada keberlangsungan industri pasar modal itu sendiri terutama di Indonesia. 7 Arus Akbar Silondae dan Wirawan B. Ilyas, Pokok-Pokok Hukum Bisnis Jakarta : Salemba Empat, 2012, hlm. 125. Universitas Sumatera Utara keterbukaan yang berlaku. 8 langsung maupun tidak langsung dari emiten atau perusahaan publik atau disebut juga sebagai pihak yang berada dalam fiduciary position, dan pihak yang menerima informasi orang dalam dari pihak pertama fiduciary position atau di kenal dengan Tippees. Jika prinsip tersebut dilanggar maka terjadilah apa yang disebut dengan insider trading. Secara teknis pelaku insider trading dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu pihak yang mengemban kepercayaan secara 9 Pihak yang termasuk golongan pertama adalah komisaris, direktur, atau pegawai, pemegang saham utama emiten atau perusahaan publik, orang perseorangan yang karena kedudukan atau profesinya atau karena hubungan usahanya dengan emiten atau perusahaan publik memungkinkan orang tersebut memperoleh informasi orang dalam, atau pihak yang dalam waktu enam bulan terakhir tidak lagi menjadi pihak sebagaimana telah disebutkan sebelumnya. 10 Di Indonesia, larangan Insider Trading telah diatur dalam Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal : Sedangkan pihak yang termasuk golongan kedua adalah orang luar outsiders yang menerima informasi material dari orang dalam insider. 11 8 Asril Sitompul, Pasar Modal : Penawaran Umum dan Permasalahannya, Bandung : PT.Citra Aditya Bakti, 2000, hlm.136. 9 M.Irsan Nasaruddin et. al, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia, Jakarta: Kencana, 2008, hlm.268. 10 Ibid. 11 Pasal 95 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608 selanjutnya disebut UUPM. Universitas Sumatera Utara Orang dalam dari Emiten atau Perusahaan Publik yang mempunyai informasi orang dalam dilarang melakukan pembelian atau penjualan atas Efek : a. Emiten atau Perusahaan Publik dimaksud; atau b. Perusahaan lain yang melakukan transaksi dengan Emiten atau Perusahaan Publik yang bersangkutan. Undang-Undang Pasar Modal Indonesia, juga membuat larangan mempengaruhi orang lain untuk melakukan transaksi atau memberikan tip kepada pihak lain. Pasal 96 Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan : 12 a. Mempengaruhi Pihak lain untuk melakukan pembelian atau penjualan Efek dimaksud; atau Orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dilarang : b. Memberi informasi orang dalam kepada Pihak mana pun yang patut diduga dapat menggunakan informasi dimaksud untuk melakukan pembelian atau penjualan atas Efek. Disamping itu, Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal juga mengatur ketentuan mengenai siapa-siapa yang dikenakan larangan yang sama dengan larangan bagi insider. Pasal 97 Undang – Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal menyatakan: 13 a. Setiap pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dari orang dalam secara melawan hukum dan kemudian memperolehnya dikenakan larangan yang sama dengan larangan yang berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96. b. Setiap pihak yang berusaha untuk memperoleh informasi orang dalam dan kemudian memperolehnya tanpa melawan hukum tidak dikenakan larangan yang berlaku bagi orang dalam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 95 dan Pasal 96, sepanjang informasi tersebut disediakan oleh Emiten atau Perusahaan Publik tanpa pembatasan. 12 Pasal 96 UUPM. 13 Pasal 97 UUPM. Universitas Sumatera Utara Walaupun peraturan insider trading diatas telah mengatur larangan insider trading dan ketentuan yang berkenaan dengan insider atau penerima informasi, namun dapat disadari bahwa, berdasarkan pernyataan beberapa pasal diatas, Undang- Undang Pasar Modal Indonesia masih belum cukup secara menyeluruh dalam mengatasi praktik insider trading. Mengingat kategori pengaturan insider yang dianut Undang-Undang Pasar Modal Indonesia masih terlalu tradisional, hanya berdasarkan pada konsep fiduciary duty saja. Secara tradisional, komisaris, direktur, pemegang saham utama dan pegawai perusahaan termasuk sebagai insider traditional insiders. Komisaris dan direktur dikategorikan sebagai insider didasarkan pada pertimbangan, bahwa mereka termasuk orang yang wajib memegang fiduciary obligation dalam hal loyalitasnya kepada perusahaan. Di pihak lain mereka termasuk orang-orang yang dapat mengendalikan serta mengetahui kegiatan atau operasi perusahaan setiap hari. Sehingga mereka memiliki informasi perusahaan yang paling sensitif. Contoh kategori traditional insider lain adalah pemegang saham utama, didasarkan pada ketentuan hukum perusahaan yang menetapkan suatu fiduciary obligations dari loyalitas terhadap siapa-siapa yang memiliki pengawas atau pengendali aktivitas perusahaan berdasarkan saham di perusahaan yang mereka miliki, walaupun mereka tidak menduduki jabatan direktur atau officer. Namun bukan berarti mereka tidak memiliki fiduciary duty. Disamping itu, contoh kategori traditional insider lain adalah para karyawan emiten atau perusahaan publik yang memiliki tugas dan kewajiban menjaga loyalitas duty of loyality, termasuk tanggung jawab mereka untuk tidak Universitas Sumatera Utara memanfaatkan keuntungan dari informasi rahasia yang diperoleh sehubungan dengan pekerjaanya di perusahaan. Contoh kategori-kategori insider tersebut merupakan contoh klasik dari seseorang yang mempunyai fiduciary duty atau yang disebut dengan traditional insiders yang secara umum dianut oleh Undang – Undang Pasar Modal Indonesia. Berdasarkan konsep traditional insider ini, seorang yang tidak mempunyai fiduciary duty , tetapi ia melakukan perdagangan saham berdasarkan informasi non publik, tidak dianggap melakukan insider trading, akibatnya apa yang diinginkan peraturan insider trading sebagai perlindungan investor tidak tercapai secara maksimal. 14 Kekurangan peraturan insider trading dalam Undang- Undang Pasar Modal Indonesia berkaitan dengan tidak cukupnya ketentuan kategori insider diluar kategori traditional insider, seperti ketentuan yang menentukan “penerima informasi” tippee sebagai insider dan ketidakcukupan pengaturan ketentuan “ pihak lain yang menerima informasi tidak langsung dari insider, tetapi informasi dari tippee yang lain” secondary tippee sebagai kategori insider. Ketidakukupan pengaturan- pengaturan tersebut menandakan Undang-Undang Pasar Modal Indonesia dalam mengatur kategori insider masih menganut konsep fiduciary duty secara umum serta belum secara maksimal mengatur rambu-rambu insider Disamping itu, peraturan insider trading tersebut tidak secara menyeluruh menerapkan teori penyalahgunaan misappropreation theory, sebagaimana telah diterapkan dalam Pasar Modal Amerika Serikat sehingga kurang maksimal menjaring pelaku-pelaku insider trading. 14 M.Irsan Nasaruddin et. al, Op.Cit, hlm.263. Universitas Sumatera Utara trading. Keadaan pengaturan tersebut membuktikan Undang- Undang Pasar Modal Indonesia belum menerapkan pertanggungjawaban hukum insider sesuai dengan pendekatan misappropreation theory . 15 Misappropreation theory adalah teori mengenai transaksi yang dilakukan oleh orang luar perusahaan secara tidak sengaja berdasarkan informasi yang belum tersedia bagi masyarakat, maka dianggap sama telah melakukan insider trading . 16 Jadi, menurut misappropreation theory, seseorang yang menggunakan informasi yang belum tersedia untuk publik milik orang lain dalam perdagangan saham dianggap telah melakukan insider trading. Seseorang tersebut adalah misappropriator sama dengan pihak yang melakukan pelanggaran dari suatu fiduciary duty atau pihak yang mempunyai hubungan trust dan confidence dengan emiten atau pemegang saham. 17 Penerapan misappropreation theory telah membuat konsep insider menjadi sangat komprehensif karena setiap orang yang menggunakan inside information atau informasi yang belum tersedia untuk publik melakukan perdagangan saham atas informasi tersebut dikategorikan sebagai insider. Walaupun orang yang melakukan perdagangan itu tidak mempunyai fiduciary duty dengan perusahaan. Konsep kategori insider dalam misappropreation theory berasal dari putusan pengadilan dalam United States v.Newman, 664 F.2nd 12 2nd, 1981. 18 15 Bismar Nasution, Keterbukaan Dalam Pasar Modal, Jakarta : Fakultas Hukum Universitas Indonesia Program Pascasarjana,2001, hlm.257. 16 Najib A. Giysmar, Insider Trading Dalam Transaksi Efek, Bandung: PT. Citra Aditya Bakti, 1999, hlm.42. 17 Bismar Nasution, Loc.Cit. 18 Ibid. Deskripsi singkat dari kasus ini bahwa Newman melanggar Rule Universitas Sumatera Utara 10b-5 19 Securities Exchange Act 1934, yang pada intinya adalah informasi nonpublic diambil oleh orang lain dan disalahgunakan dalam perdagangan saham. 20 Fakta dari konsep penerapan misappropreation theory ini dapat juga dilihat dari kasus Carpenter v. United States. Dalam kasus Carpenter ini terdakwa R.Foster Winans sebagai reporter The Wall Street Journal menulis dalam “Heard on the Street Column”, yang merupakan kolom hasil penilaian dan analisis tentang kondisi perusahaan tertentu yang listing di bursa efek dan kolom ini dapat mempengaruhi harga saham dari perusahaan yang dinilai. Praktek Winans ini oleh SEC dituduh insider dalam praktik insider trading berdasarkan tuduhan bahwa Winans menyalahgunakan informasi milik Wall Street Journal untuk kepentingan pribadinya. Pengadilan, dengan dasar misappropreation theory menetapkan Winans melanggar ketentuan insider trading. 21 Berdasarkan pengalaman-pengalaman dalam menangani kasus-kasus insider trading tersebut, maka munculnya konsep misappropreation theory yang diterapkan oleh hakim-hakim Amerika Serikat dirasakan sebagai penyelamat industri Pasar Modal Amerika Serikat. Oleh karenanya, Amerika Serikat dewasa ini, sering menerapkan konsep misappropreation theory dalam menangani kasus- kasus insider trading. Sementara di Indonesia, kebutuhan untuk mengatasi praktik insider trading belum dapat dilaksanakan secara efisien berdasarkan 19 Rule 10b-5 dikeluarkan sesuai dengan pemberian kewenangan kepada SEC oleh lembaga legislatif berdasarkan Section 10b Securities Exchange Act 1934. Dengan ketentuan ini, Kongres bermaksud untuk mencegah praktik yang tidak jujur dan untuk menjamin kewajaran dalam transaksi efek secara umum, apakah dilakukan secara langsung face-to-face, over the counter , ataupun di bursa efek dan pada kenyataanya transaksi ini semuanya dilakukan di bursa. 20 Azril Sitompul et.al, Op.Cit., hlm.52. 21 Ibid,hlm.53. Universitas Sumatera Utara Peraturan Undang-Undang Pasar Modal Indonesia yang masih menganut teori klasik insider trading, oleh karenanya perlulah diadakan perubahan hukum. Perkembangan penentuan insider dari konsep tradisional insider kepada pelaku insider yang lebih kompleks berdasarkan misappropreation theory perlu dikaji dan dipertimbangkan untuk mengisi ketidakcukupan peraturan kategori insider di pasar modal Indonesia. Mengingat tanpa peran dan penerapan misappropreation theory secara menyeluruh dapat menimbulkan masalah dalam menentukan kategori insider dan sekaligus menjadi hambatan dalam mengatasi praktik insider trading dalam pasar modal Indonesia. Terlebih lagi, dengan beralihnya fungsi pengawasan serta penegakan hukum yang sebelumnya menjadi kewenangan Bapepam, kini telah menjadi kewenangan Otoritas Jasa Keuangan OJK, maka cita-cita perubahan dan pembaharuan hukum khususnya dibidang pasar modal menjadi agenda utama untuk dilaksanakan mengingat akibat dari pengalihan ini, banyak hal-hal substansi dalam Undang-Undang Pasar Modal yang perlu diadakan perubahan dan penyesuaian. Diharapkan, dalam pembaharuan Undang-Undang Pasar Modal nantinya dapat menerapkan serta mengaplikasikan konsep misappropreation theory ini agar Undang-Undang Pasar Modal Indonesia dapat secara mumpuni dan secara luas menjangkau praktik-praktik atau pelanggaran hukum di bidang industri pasar modal Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perlu diadakan peninjauan secara yuridis mengenai Peran Teori Penyalahgunaan Misappropreation Theory dalam mengatasi Praktik Insider Trading yang terjadi dalam pasar modal Universitas Sumatera Utara Indonesia. Diharapkan, dengan adanya penulisan ini, penanganan kasus-kasus insider trading yang saat ini belum terjangkau secara komprehensif oleh Undang- Undang Pasar Modal Indonesia dapat menjumpai titik terang. Demi tercapainya industri pasar modal Indonesia yang sehat, efisien 22

B. Rumusan Masalah