Perspektif Pengawasan Pasar Modal oleh Otoritas Pasar Modal

BAB III MEKANISME PENGAWASAN PASAR MODAL SERTA PENEGAKAN HUKUM ATAS PRAKTIK INSIDER TRADING DI INDONESIA

A. Perspektif Pengawasan Pasar Modal oleh Otoritas Pasar Modal

Salah satu aspek penting dalam mencegah terjadinya praktik-praktik pelanggaran di pasar modal, khususnya praktik insider trading adalah dengan dilakukannya pengawasan secara ketat oleh otoritas pasar modal. Pengawasan memiliki peranan vital dalam memastikan bahwa suatu organisasi, dalam hal ini organisasi pasar modal yang besar, agar tetap berada pada jalur yang tidak bertentangan dengan visi dan misi industri pasar modal Indonesia. Semakin besar dan kompleks suatu organisasi, maka akan semakin membutuhkan pengawasan, mengingat rentang kendali yang panjang dan sulit untuk dilakukan manusia secara individu. Setiap pasar, termasuk financial market pasar uang dan pasar modal, harus memiliki kriteria : adanya fairness, tegaknya hukum, lengkapnya infrastruktur, dan adanya profesionalisme pelaku dan pengawas pasar. Tanpa pengawas sulit dicapai adanya pasar yang efisien dan teratur effiecient and orderly market. Fungsi market watchdog ini sangat penting mengingat yang bersangkutan bertindak tidak hanya sebagai regulator, tetapi juga sebagai pengawas dan dalam beberapa hal sebagai investigator atau penyidik. 111 111 I Putu Gede Ary Suta, Menuju Pasar Modal Modern Jakarta : Yayasan SAD Satria Bhakti, 2000, hlm. 173. Universitas Sumatera Utara Betapapun pentingnya pengawasan, jangan sampai pengawasan tersebut menghambat penciptaan pasar modal yang efektif, wajar, dan efisien. Sri Mulyani mengemukakan 4 empat aspek penting yang harus mendapat perhatian, yaitu : 112 1. Menetapkan standar disclosure dan menjaga agar standar tersebut dipenuhi oleh seluruh perusahaan yang telah dan akan mencatatkan sekuritasnya pada pasar modal; 2. Mengadakan pengawasan dan menjaga peraturan pasar modal termasuk terhadap pelakunya perusahaan broker dan institusi penunjang lainnya, menetapkan standar transaksi dan praktik-praktik penjualan sekuritas, kebijakan yang mempengaruhi operasi pasar modal, sehingga mekanisme pasar modal yang efisien dapat terjadi dan terjaga; 3. Mengatur dan menjaga perilaku perusahaan investasi; 4. Aspek menjalankan enforcement dan pemenuhan compliance peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan penyidikan terhadap persoalan yang berpotensi maupun telah melanggar peraturan dalam rangka melindungi kepentingan investor. Dunia pasar modal memang seperti dua sisi mata uang yaitu return dan risk. Kemampuan dan kejelian dalam mengelola dua hal tersebut merupakan state of the art tersendiri di dunia investasi. 113 112 Pendapat Sri Mulyani dalam Jusuf Anwar, Penegakan Hukum dan Pengawasan Pasar Modal Indonesia , Bandung : P.T.Alumni, 2008, hlm.173. 113 M. Fakhruddin dan Sopian Hadianto, Perangkat Model Analisis Investasi di Pasar Modal, Jakarta : PT. Elex Media Komputindo,2001, hlm.2. Dunia pasar modal memang sangat memberikan manfaat bagi investor yang jeli melihat kesempatan dan pintar Universitas Sumatera Utara memberikan keputusan atas transaksi-transaksi yang dilakukan dalam rangka mencapai keuntungan. Pasar modal memberikan kesempatan bagi para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dengan prospek yang baik. 114 Pengawasan merupakan salah satu dari fungsi manajemen sebagai proses kegiatan untuk memastikan dan menjamin bahwa tujuan, tugas pokok, dan fungsi suatu organisasi dapat terlaksana dengan baik sesuai dengan kebijakan, instruksi, rencana dan ketentuan yang telah ditetapkan. Untuk mencapai hal tersebut pengawasan sangatlah perlu. 115 Ragam bentuk pengawasan meliputi : pengawasanpengendalian, general audit, financial audit, audit operasional, audit manajemen, audit kinerja, audit komprehensif, pemeriksaan serentak, program audit, pemeriksaan kemudian post audit, audit khusus special audit pengawasan aspek strategis, pengawasan sejak tahap perencanaan, pengawasan melekat, pengawasan fungsional, dan pengawasan masyarakat. 116 Pengawasan dalam rangka pencegahan terhadap praktik insider trading perlu dilakukan, karena praktik tersebut lebih menonjolkan aspek negatif bagi efisiensi dan keterbukaan pasar dari pada aspek positifnya. Otoritas yang berwenang untuk melakukan pengawasan serta menjalankan fungsi law enforcement di bidang hukum pasar modal adalah Badan Pengawas Pasar Modal 114 Tjiptono Darmadji dan Hendy M. Fakhruddin, Pasar Modal di Indonesia Jakarta : Salemba Empat, 2006, hlm.3. 115 Pendapat Philip L. Defliese dalam Jusuf Anwar, Penegakan Hukum dan Pengawasan..., Op.Cit. , hlm.128. 116 Jusuf Anwar, Penegakan Hukum dan Pengawasan..., Ibid, hlm.129. Universitas Sumatera Utara dan Lembaga Keuangan Bapepam-LK, yang sekarang telah berubah wujud menjadi Otoritas Jasa Keuangan OJK. 117 Pada prinsipnya Bapepam-LK berperan : 118 1. Mengawasi kegiatan perdagangan efek agar tidak menyimpang dari peraturan yang ada, terutama terhadap Undang-Undang Pasar Modal; 2. Melakukan pengujian terhadap semua personil yang menyandang profesi tertentu di pasar modal, seperti pialang, manajer investasi, penasihat investasi, dan yang lainnya. Mengikuti perkembangan zaman, banyak negara-negara yang mengintegrasikan sistem pengawasan industri keuangannya ke dalam satu rumah seperti negara Inggris, Australia, Jepang dan Korea Selatan. Tak ketinggalan juga Indonesia, keinginan untuk mengintegrasikan seluruh kegiatan pengawasan sektor jasa keuangan ke dalam satu lembaga single supervisory agency ternyata bukanlah hanya keinginan semu semata. Hal ini adalah wajar, mengingat landasan keinginan pengintegrasian pengawasan industri keuangan ke satu lembaga ini setidaknya dipengaruhi oleh 2 dua faktor. Faktor pertama lebih mengarah kepada kondisi eksternal yang tidak dapat dihindari seperti semakin terintegrasinya industri keuangan dunia yang berefek besar bagi perubahan arah kiblat ekonomi yang dicontoh negara-negara berkembang seperti Indonesia. Faktor kedua, adalah keberadaan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang 117 Industri Pasar Modal Indonesia pada awalnya diawasi oleh Bapepam-LK, namun telah beralih ke Otoritas Jasa Keuangan OJK berdasarkan amanat Pasal 55 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan, yang mulai berlaku efektif sejak 31 Desember 2012. 118 Sawidji Widoatmodjo, Pasar Modal Indonesia : Pengantar dan Studi Kasus, Bogor : Penerbit Ghalia Indonesia, 2009, hlm.33-34. Universitas Sumatera Utara Bank Indonesia yang diundangkan tanggal 17 Mei 1999, khususnya Pasal 34 dari Undang-Undang tersebut. Memperhatikan muatan dalam Pasal 34 Undang-Undang Bank Indonesia beserta penjelasan 119 nya tersebut, setidaknya ada 3 tiga karakteristik yang melekat dan harus diperhatikan dalam membentuk Lembaga PengawasOtoritas Sektor Jasa Keuangan LPJKOJK, yakni : 120 1. Independensi dari LPJK selanjutnya berarti LPJKOJK; 2. Pembentukannya didasarkan oleh Undang-Undang; 3. Lingkup pengawasannya meliputi bank dan perusahaan-perusahaan jasa keuangan lainnya termasuk pasar modal. Independensi lembaga pengawas berarti lepasnya pengawasan pasar modal dari pengaruh maupun intervensi Pemerintah. Lembaga Pengawas Pasar Modal harus dapat menjalankan fungsinya dengan objektif jauh dari tekanan politik maupun kepentingan pihak ketiga lainnya. Merupakan darah dan daging setiap Lembaga Pengawas Pasar Modal bahwa tujuan utama lembaga pengawas adalah melindungi kepentingan publik para pemodal. Sebagai contoh, adalah semboyan SEC Securities Exchange Comission di USA yang menyatakan bahwa “We are the advocate of the investors”. Lebih lanjut mengenai independensi di atas, bahwa kedudukan lembaga tersebut berada di luar pemerintah dan mempunyai kewajiban untuk 119 Dalam penjelasan Pasal 34 ayat 2 dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1999 tentang Bank Indonesia, dinyatakan bahwa pengalihan fungsi pengawasan bank dari Bank Indonesia kepada lembaga pengawasan sektor jasa keuangan dilakukan secara bertahap setelah dipenuhinya syarat-syarat yang meliputi infrastruktur, anggaran, personalia, struktur organisasi, sistem informasi, sistem dokumentasi, dan berbagai peraturan pelaksana berupa perangkat hukum serta dilaporkan kepada DPR. 120 Jusuf Anwar, Penegakan Hukum dan Pengawasan..., Op.Cit., hlm.184. Universitas Sumatera Utara menyampaikan laporan kepada Badan Pemeriksa Keuangan BPK dan Dewan Perwakilan Rakyat DPR. Adapun independensi otoritas pasar modal sangat diperlukan agar perangkat hukum yang ada dapat ditegakkan secara benar. Independensi merupakan syarat mutlak bagi lahirnya keputusan-keputusan yang adil dalam kerangka perlindungan investor dan kepastian hukum di dalam setiap proses penegakan hukum di pasar modal agar dapat mendukung penerapan prinsip equal treatment bagi setiap pihak. Dalam pasar modal juga diperlukan kemampuan penguasaan hukum pasar modal yang disertai dengan keahlian dalam bidang pemeriksaan dan penyidikan pasar modal. 121 Memperhatikan pemikiran yang melandasi keinginan menciptakan OJK sebagaimana tercantum di dalam Undang-Undang Bank Indonesia, khusunya pasal 34 beserta penjelasannya, setidaknya ada 6 enam tujuan utama dari pembentukan lembaga tersebut, yakni: 122 1. Mengintegrasikan seluruh kegiatan pengawasan di bawah satu payung; 2. Meningkatkan independensi lembaga pengawasan; 3. Meningkatkan perlindungan terhadap investor; 4. Meningkatkan kepercayaan terhadap pasar Market Confidence; 5. Meningkatkan pemahaman publik Public Awareness; 6. Menekan tingkat pelanggaran dan kejahatan di bidang jasa keuangan. 121 Tavinayati dan Yulia Qamariyanti, Op.Cit, hlm.89. 122 Ibid , hlm.187-194. Universitas Sumatera Utara Meskipun demikian, harus dipahami pula bahwa penggabungan tersebut berpotensi membawa beberapa konsekuensi berikut : 123 1. Harus dilakukannya penyempurnaan dan penyesuaian struktur kelembagaan; 2. Penyempurnaan dan penyesuaian peraturan perundang-undangan tak terkecuali Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal; 3. Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia. Dalam suatu masyarakat yang secara sistem empiris telah teruji sehingga penyatuan sistem pengawasan yang terpisah dapat dilakukan melalui penciptaan garis pemisah yang kuat antar sektor. Pemikiran bahwa pemisahan lembaga pengawas pasar modal dari sektor jasa keuangan lain disebabkan: 124 1. Banyak potensi konflik karena sifat hakikatnya berbeda antara pasar modal dan pasar uang dan sektor jasa keuangan lain; 2. Relatif lebih cepatnya proses perubahan UUPM menjadi suatu lembaga yang independen tanpa harus menunggu kesiapan sektor lain yang tidak pula kalah rumitnya; 3. Kurangnya sifat independen apabila pengawasan pasar modal digabungkan dengan sektor jasa keuangan lain khususnya, apabila terjadi benturan kepentingan antar sektor. Manajemen OJK dihadapkan pada suatu pilihan yang tidak mudah; 123 Jusuf Anwar, Penegakan Hukum dan Pengawasan...,Op.Cit., hlm.193-194. 124 Ibid , hlm.201. Universitas Sumatera Utara 4. Lingkup manajemen span of management contro lembaga pengawas akan lebih sempit dan mempermudah pengawasan melekat; 5. Masyarakat profesional dalam industri sekuritas akan menuju ke arah spesialisasi keahlian. Suatu keadaan yang diperlukan dalam menuju arah dunia tanpa batas dan tanpa sambungan borderless and seamless economies. Dalam hal ini dapat tercipta suatu tingkat daya competitive advantages dalam membendung dikuasainya jasa profesional oleh tenaga asing. Fungsi OJK sebagai badan regulator adalah menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan audit yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor pasar modal. Keberadaan OJK sebagai regulator tersebut harus dapat melakukan fungsi pengawasan untuk mengendalikan penyalahgunaan pasar market abuses dengan mencegah tindakan-tindakan perusahaan dan konsumen di dalam sektor pasar modal yang berpotensi merugikan kepentingan perusahaan dan investor dari keseluruhan kegiatan di dalam sektor pasar modal. Seperti keterbukaan yang melanggar hukum dan keterbukaan yang tidak sah dan tentunya praktik insider trading dan money loundering. Secara umum, regulasi atau peraturan OJK itu harus meliputi beberapa sasaran, yaitu sebagai berikut : 125 1. Melindungi investor untuk membangun kepercayaan terhadap pasar. 2. Memastikan bahwa pasar yang terbentuk adalah pasar yang fair, efisien, dan transparan. 125 Bismar Nasution, Struktur Regulasi Independensi Otoritas Jasa keuangan, disampaikan pada seminar Ikatan Mahasiswa Hukum Ekonomi IMAHMI Fakultas Hukum, Universitas Sumatera Utara, Medan, 13 November 2013, hlm.4. Universitas Sumatera Utara 3. Mengurangi risiko sistemik. 4. Melindungi pasar modal dari kejahatan dan pelanggaran. Bapepam yang telah berubah wujud menjadi OJK, dalam rangka pelaksanaan pengawasan industri pasar modal, memiliki fungsi : 126 1. Preventif, yakni dengan membentuk aturan main yang jelas, membuat pedoman, bimbingan dan pengarahan;dan 2. Represif, yakni dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan penerapan sanksi-sanksi. Menurut Pasal 3 Undang-Undang Pasar Modal Nomor 8 Tahun 1995, disebutkan bahwa Bapepam melakukan pengaturan, pembinaan, dan pengawasan terhadap kegiatan pasar modal sehari-hari. Dalam Pasal 4 disebutkan bahwa pembinaan, pengaturan, dan pengawasan bertujuan mewujudkan terciptanya kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi pemodal dan masyarakat. Tugas Bapepam sebagai badan sebagai pengawas dan pembina pasar modal adalah dalam rangka menciptakan pasar modal yang teratur, efisien dan wajar dimana para pelakunya bekerja secara profesional, informasi tersebar secara merata dikalangan investor, dan dapat dihindari praktik-praktik yang tercela seperti insider trading dan perdagangan semu. Bapepam berwenang memantau pasar agar dapat dideteksi kemungkinan adanya aktivitas yang bersifat 126 Munir Fuady, Pengantar Hukum Bisnis : Menata Bisnis Modern di Era Global Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2002, hlm. 64. Universitas Sumatera Utara manipulatif, serta berwenang untuk mengeluarkan perintah penghentian bagi setiap yang melakukan pelanggaran di bidang pasar modal. 127 Secara operasional, Bapepam diberi kewenangan dan kewajiban untuk membina, mengatur dan mengawasi setiap pihak yang melakukan kegiatan di pasar modal. Pengawasan tersebut dapat dilakukan dengan menempuh upaya- upaya, baik yang bersifat preventif dalam bentuk aturan, pedoman, pembimbingan, dan pengarahan maupun secara represif dalam bentuk pemeriksaan, penyidikan, dan pengenaan sanksi. 128 Kewenangan Bapepam yang diberikan oleh Undang-Undang Pasar Modal dijabarkan secara lebih rinci dalam beberapa Peraturan Pelaksana, yaitu Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2004 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Bapepam sebagai lembaga pengawas, memiliki kewenagan luas antara lain wewenang memberikan izin, wewenang melakukan pemeriksaan dan penyidikan bagi pihak yang melakukan pelanggaran, wewenang menghentikan transaksi bursa. Kewenangan itu tiada lain untuk menjaga integritas pasar modal dalam mewujudkan pasar modal yang efisien, wajar dan teratur. Untuk mewujudkan mekanisme pasar yang demikian, Bapepam hendaknya melakukan pembinaan. Berdasarkan data yang ada, secara rutin Bapepam telah melakukan berbagai forum baik yang bersifat sosialisasi peraturan perundang-undangan, maupun kegiatan lain yang sifatnya memberikan informasi berkaitan dengan pasar modal. 127 M.Paulus Situmorang, Pengantar Pasar Modal, Jakarta : Mitra Wacana Media,2008, hlm.33. 128 Abdul Rasyid Saliman, et. al, Hukum Bisnis untuk Perusahaan : Teori Contoh Kasus, Jakarta: Kencana, 2008, hlm.265. Universitas Sumatera Utara Pasar Modal, Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal, Keputusan Menteri Keuangan No.646KMK.011995 tentang Pemilikan Saham atau Unit Penyertaan Reksa Dana oleh Pemodal Asing, Keputusan Menteri Keuangan No.455KMK.011997 tentang Pembelian Saham oleh Pemodal Asing dan Keputusan Menteri Keuangan No. 179KMK.0102003 tentang Kepemilikan Saham dan Permodalan Perusahaan Efek. Bapepam juga berperan dalam menciptakan mekanisme perdagangan yang bersih. Hal ini dimaksudkan agar praktik perdagangan semu yang bertujuan memanipulasi tata kerja mekanisme pasar dapat dihindari. Caranya adalah dengan mengembangkan suatu transaksi yang berjalan dengan wajar, cepat dan tepat. Untuk melaksanakan fungsinya secara efektif, Bapepam dilengkapi dengan struktur organisasi yang lebih lengkap sesuai dengan karakteristik dari industri yang diawasinya. Kebijakan terakhir yang terkait dengan hal ini tertuang dalam Keputusan Menteri Keuangan No.466KMK.012006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Keuangan yang kemudian disempurnakan dengan Peraturan Menteri Keuangan No.131 tanggal 22 Desember 2006, yang didalamnya disebutkan 13 unit kerja eselon 2 di lingkungan Bapepam sebagai berikut : 129 1. Sekretariat Badan; 2. Biro Perundang-undangan dan Bantuan Hukum; 3. Biro Riset dan Teknologi Informasi; 4. Biro Pemeriksaan dan Penyidikan; 129 Jusuf Anwar, Penegakan Hukum dan Pengawasan..., Op.Cit., hlm.147. Universitas Sumatera Utara 5. Biro Pengelolaan Investasi; 6. Biro Transaksi dan Lembaga Efek; 7. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Jasa; 8. Biro Penilaian Keuangan Perusahaan Sektor Riil; 9. Biro Standar Akuntansi dan Keterbukaan; 10. Biro Kepatuhan Internal; 11. Biro Pembiayaan dan Penjaminan; 12. Biro Perasuransian; 13. Biro Dana Pensiun. Adapun hubungannya dengan emiten, karena Bapepam merupakan pintu gerbang bagi masuknya efek ke masyarakat, maka emiten harus bisa meyakinkan Bapepam bahwa perusahaan yang akan dijual ke masyarakat adalah perusahaan yang sehat dan bisa memberikan keuntungan bagi investor . 130 Dalam rangka meningkatkan kualitas pengawasan, program Master Plan Bapepam-LK tahun 2010-2014, mulai menerapkan beberapa program penting untuk dilaksanakan. Program-program tersebut antara lain : 131 1. Mengembangkan Penerapan Pengawasan Berbasis Risiko Beberapa tahun terakhir pendekatan pengawasan telah beralih dari pengawasan berbasis kepatuhan compliance-based supervision menjadi pengawasan berbasis risiko risk-based supervision. Pendekatan pengawasan berbasis risiko telah diterapkan dan akan 130 Sawidji Widoatmodjo, Op.Cit., hlm.34. 131 MasterPlan Bapepam-LK 2010-2014 versi Bahasa Indonesia, www.bapepam.go.idpasar_modalpublikasi_pminfo_pmMASTERPLAN_BAPEPAMLK_2010- 2014.pdf diakses tanggal 21 Desember 2013. Universitas Sumatera Utara terus dikembangkan untuk industri dana pensiun, industri asuransi, industri Efek serta Emiten. Selanjutnya pengawasan berbasis risiko ini akan diterapkan pada semua pihak di bawah pengawasan Bapepam- LK. Dengan demikian setiap pihak yang berada pada area yang memerlukan pengawasan, akan diawasi lebih intensif, sehingga pengawasan dapat dilakukan dengan lebih fokus dan regulator dapat mengalokasikan sumber daya secara lebih efisien. Dalam 5 lima tahun ke depan, sarana dan prasarana pendukung pengawasan berbasis risiko direncanakan akan terus dikembangkan sesuai kebutuhan dan perkembangan industri. 2. Mengembangkan Identitas Tunggal bagi Investor Single Investor Identity SID SID merupakan suatu sistem identitas tunggal bagi tiap investor pasar modal. Meskipun investor memiliki lebih dari satu rekening di beberapa broker, setiap investor tetap hanya akan memiliki satu identitas. Dengan adanya SID, otoritas pasar modal bisa melakukan pengawasan atas segala transaksi Efek yang dilakukan investor. Untuk mewujudkan hal tersebut, perlu disusun suatu kerangka hukum pelaksanaan SID, yang diikuti dengan pengembangan konsep SID yang paling tepat sehingga dapat digunakan dalam transaksi Efek di pasar modal Indonesia. Universitas Sumatera Utara Ke depan seluruh investor di pasar modal Indonesia wajib untuk memiliki identitas tunggal ini. Identitas ini kemudian akan digunakan dalam proses perdagangan di bursa, mulai dari tahapan input pesanan order entry sampai dengan penyelesaian. SID ini diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi regulator baik Bapepam-LK maupun SROs dalam menjalankan fungsinya untuk melindungi investor. Selain itu, identitas tunggal ini dapat digunakan oleh investor untuk mengakses fasilitas investor area, sehingga investor dapat memantau pergerakan Efeknya setiap saat. 3. Mengembangkan dan Memanfaatkan Sistem Deteksi Dini Early Warning System atas Risiko Transaksi Efek dan Aktivitas Manipulasi Pasar dan Insider Trading. Peningkatan nilai transaksi perdagangan di bursa dan beragamnya produk pasar modal berdampak pada semakin meningkatnya kompleksitas transaksi yang dilakukan. Kompleksitas tersebut menuntut pengawasan yang efektif dan efisien. Sistem pengawasan yang berlaku saat ini merupakan pengawasan yang dilakukan secara manual dan sistem pengawasan tersebut dirasa tidak lagi mampu mengoptimalkan pengawasan yang dilakukan atas transaksi yang semakin kompleks. Pengembangan sistem pengawasan secara elektronik menjadi solusi yang sangat diperlukan. Ke depan akan dikembangkan sistem pengawasan transaksi secara elektronik yang akan mengintegrasikan pengawasan sehari-hari Universitas Sumatera Utara dengan database seluruh pelaku pasar. Dengan integrasi data, diharapkan pengawasan atas transaksi saham dapat berjalan lebih efektif dan efisien, sehingga mampu mendeteksi lebih dini dugaan pelanggaran yang mungkin terjadi. Akuntan dan Penilai sebagai profesi penunjang serta Lembaga Pemeringkat Efek mendapatkan kepercayaan berdasarkan peraturan perundang- undangan untuk menjalankan peran masing-masing dalam rangka pemenuhan prinsip keterbukaan disclosure principles oleh Emiten Perusahaan Publik dan untuk melindungi kepentingan pemodal serta masyarakat secara umum di pasar modal. Akuntan memberikan quality assurance atas laporan keuangan yang diterbitkan Emiten Perusahaan Publik. Penilai memberikan penilaian wajar atas nilai suatu aset, properti, dan usaha dalam rangka transaksi atau pelaporan keuangan dan memberikan pendapat kewajaran atas aksi korporasi. Sementara itu, Pemeringkat Efek melaksanakan evaluasi dan memberikan pendapat secara independent terhadap risiko kredit secara relatif atas efek bersifat utang atau suatu perusahaan. Untuk menjaga dan meningkatkan kualitas pekerjaan profesi Akuntan dan Penilai serta Lembaga Pemeringkat Efek, maka dalam 5 lima tahun ke depan fokus pengawasan ditujukan kepada pihak-pihak tersebut. Agar pelaksanaan pengawasan dapat berjalan lebih optimal, Bapepam-LK akan mengembangkan kapasitas pemeriksaan baik melalui peningkatan kapasitas SDM maupun penyempurnaan struktur organisasi. Dahulu Bapepam sebagai otoritas pasar modal memiliki fungsi ganda, yakni di satu pihak sebagai penyelenggara bursa dan di sisi lain pihak sebagai Universitas Sumatera Utara lembaga pembina dan pengawas pasar modal. Dengan adanya Undang-Undang Pasar Modal, dilakukan pemisahan atas kedua fungsi tersebut. Bapepam hanya berfungsi sebagai pembina dan pengawas pasar modal, sedangkan penyelenggara bursa dilakukan oleh bursa yang merupakan lembaga yang bersifat swasta. Pemisahan dua tugas tersebut dimaksudkan agar Bapepam dapat lebih efektif dalam melakukan pembinaan dan pengawasan pasar modal. Ada 4 bentuk utama aktifitas regulator di pasar modal yakni : 132 1. Kehatian-hatian prudential; 2. Melindungi protective; 3. Organisasi organizational; 4. Struktural structural. Regulator Pasar Modal Indonesia telah melaksanakan elemen diatas yang telah dituangkan dalam Rancangan Pembaharuan Undang-Undang Pasar Modal. Masalah kehati-hatian dapat dilihat dari persyaratan kelayakan modal bagi lembaga intermediari di pasar modal dengan melengkapi sistem monitoring dan unit penegakan hukumnya. Sementara, untuk untuk elemen melindungi antara lain dicerminkan dengan meneruskan kerangka hubungan antar pemain pasar dan para nasabahnya, antar pemodal kecil dan pemodal besar. Masalah keterbukaan adalah hal yang paling ditekankan dalam hubungan bentuk dan tanggung jawab fiduciary duty. Sri Mulyani berpendapat bahwa dalam upaya menjalankan fungsi pengawasan yang efisien dan efektif, badan pengawas sekuritas harus memiliki 132 Ibid,hlm.141. Universitas Sumatera Utara kelengkapan yang baik secara institusional kedudukan, dan perangkat kelembagaan, peraturan yang dijalankan maupun yang mendasari, proses judisial yang mendukung maupun sumber daya manusia yang menjalankan badan tersebut. 133 Juga pengawasan terhadap praktek transaksi efek di bursa tidak dapat hanya mengandalkan adanya laporan dari pihak emiten, baik berupa laporan bulanan, triwulan, enam bulan dan laporan tahunan. Hal ini disebabkan oleh dinamika perkembangan trasaksi efek yang begitu cepat dan nilai kapitalisasinya sangat besar. Kelengkapan institusional meliputi landasan hukum dan kedudukan badan pengawas yang harus independen yang pengangkatan anggota komisioner direktur maupun pimpinannya untuk setiap periode dilakukan oleh presiden dan atas persetujuan parlemen, serta pertanggungjawaban lembaga juga disampaikan kepada presiden wapres pada SEC di Amerika Serikat dan parlemen. 134 Sebagai konsekuensi dari pelaksanaan fungsi sebagai badan pengawas terhadap kegiatan terhadap pasar modal, Bapepam perlu diberikan kewenangan untuk melakukan pemeriksaan 135 133 Pendapat Sri Mulyani dalam Jusuf Anwar, Penegakan Hukum dan Pengawasan...,Op.Cit., hlm.147. 134 Najib A. Giysmar, Op.Cit., hlm.45. 135 Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 1995 tentang Tata Cara Pemeriksaan di Bidang Pasar Modal, bahwa yang dimaksud dengan pemeriksaan adalah kegiatan mencari, mengumpulkan, serta mengolah data dan atau keterangan lain yang dilakukan oleh pemeriksa untuk membuktikan ada atau tidak adanya pelanggaran pelanggaran atas peraturan perundang- undangan di bidang pasar modal. terhadap semua pihak yang diduga telah, sedang, atau mencoba melakukan atau menyuruh, turut serta, membujuk, atau membantu melakukan pelanggaran terhadap Undang-Undang Pasar Modal dan Universitas Sumatera Utara Peraturan Pelaksananya. Dengan kewenangan ini, Bapepam dapat mengumpulkan data, informasi, dan atau keterangan lain yang diperlukan sebagai bukti atas pelanggaran terhadap Undang-Undang Pasar Modal dan atau Peraturan Pelaksananya. Pemeriksaan dapat dilakukan dalam hal: 136 1. Adanya laporan, pemberitahuan, atau pengaduan dari pihak tentang adanya pelanggaran atas peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal; 2. Tidak dipenuhinya kewajiban yang dilakukan oleh pihak-pihak yang memperoleh perizinan, persetujuan, atau pendaftaran dari pihak Bapepam atau pihak lain yang dipersyaratkan untuk menyampaikan laporan kepada Bapepam; atau 3. Terdapat petunjuk terjadinya pelanggaran atas perundang-undangan di bidang pasar modal.

B. Penegakan Hukum atas Praktik