9
3. Debt to Total Asset Ratio DAR
Debt to Total Asset Ratio adalah rasio yang mengukur seberapa besar jumlah aktiva perusahaan dibiayai oleh hutang.
Karena semua hutang mengandung risiko maka semakin besar persentasinya makin besar pula risiko yang ditanggung perusahaan.
Aktiva didanai dan dua sumber, yaitu dari investor dan kreditor. Sebuah perusahaan harus membuat para investor senang dengan
menghasilkan laba yang tinggi sehingga EPS meningkat Van Home, 2005:209. Perusahaan yang memiliki hutang banyak
dengan beban tetap, akan mengurangi beban pajak dan menyebabkan keuntungan bagi perusahaan.
4. Debt to Total Equity Ratio DER
Debt to Total Equity Ratio DER menggambarkan perbandingan hutang dengan ekuitas dalam pendanaan perusahaan
dan menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Besarnya hutang yang terdapat dalam
struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami perimbangan antara risiko dan laba yang didapat. Hutang
membawa risiko karena setiap hutang pada umumnya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan dalam bentuk
kewajiban membayar bunga serta cicilan kewajiban pokoknya
Universitas Sumatera Utara
10 secara periodik.
Menurut kuswadi 2004 perusahaan dengan kewajiban yang terlampau banyak akan mengalami kesulitan untuk
mendapatkan tambahan dan dari luar. Bila kewajiban dapat dimanfaatkan dengan efektif dan bila laba yang didapat cukup
untuk menutupi atau membayar beban bunga secara periode, laba yang diberikan kepada pemegang saham dapat dijelaskan melalui
leverage keuangan. Leverage keuangan tercipta ketika laba bersih perusahaan meningkat akibat penggunaan pinjaman yang
memberikan beban bunga.
5. Earning Per Share EPS
Hasil operasi suatu perusahaan umumnya dirangkum dalam suatu bagian utama yaitu laba bersih. Tetapi walaupun
demikian, laba bersih ini belum dianggap ringkas, oleh karena itu sering digunakan indikator lainnya yang lebih ringkas yaitu laba
per saham earning per share. Earning Per Share EPS bertujuan mengukur besamya kemampuan perusahaan dalam
mendistribusikan pendapatannya kepada pemegang saham. EPS dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak
dengan jumlah saham biasa yang beredar Brigham, 2001:613. Pada umumnya menajemen perusahaan, pemegang saham
biasa dan calon pemegang saham akan tertarik pada EPS.
Universitas Sumatera Utara
11 Sebagaimana dikemukakan oleh Syamsudin dalam bukunya yang
berjudul manajemen keuangan perusahaan 2002:66 bahwa EPS menggambarkan jumlah rupiah yang akan diperoleh untuk setiap
lembar saham biasa. Besarnya EPS mendapat perhatian yang cukup besar dari investor. Hal ini disebabkan EPS bisa dijadikan
barometer keberhasilan suatu perusahaan, apabila suatu perusahaan berhasil dalam operasinya, maka EPS yang ditawarkan
juga besar. Namun tidak berarti bahwa jumlah laba tersebut akan
didistribusikan semua bagi pemegang saham EPS, karena hal itu juga berhubungan dengan kebijaksanaan pembayaran deviden.
Penghasilan netto perseroan harus disesuaikan dengan memperhitungkan bagian deviden saham istimewa. Jumlah saham
yang diperhitungkan dalam penentuan EPS juga hanyalah jumlah lembar saham biasa yang beredar.
6. Pengaruh DAR dan DER Terhadap EPS