Komunikasi sekelompok dalam membentuk karakter anak pada kelas FRE school di Harapan Ibu

(1)

KARAKTER ANAK PADA KELAS PRE SCHOOL DI

HARAPAN IBU

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Ilmu Komunikasi ( S.Kom.I )

Oleh :

NURUL FAUZIAH

NIM : 205051000469

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA


(2)

Skripsi yang berjudul KOMUNIKASI KELOMPOK DALAM MEMBENTUK KARAKTER ANAK PADA KELAS PRE SCHOOL DI HARAPAN IBU. Telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 17 Maret 2010. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana Ilmu Komunikasi Islam (S.Kom I) pada Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam (KPI).

Jakarta, 12 Mei 2010

Panitia Sidang Munaqasyah

Ketua Sekretaris

Drs. H . Mahmud Jalal, M.A Dra. Hj . Musfirah Nurlaily, M A NIP. 19710412 200003 2 001 NIP. 19520422 198103 1 002

Anggota,

Penguji I Penguji II

Dr. Hj . Roudhonah, M.A Drs. H . Mahmud Jalal, M.A NIP. 19580910 198703 2 001 NIP. 19710412 200003 2 001

Pembimbing,

Dra. Hj. Asriati Jamil, M.Hum NIP. 19610422 199003 2 001


(3)

Nurul Fauziah 205051000469

Fakultas Dakwah dan Komunikasi

Komunikasi Kelompok Dalam Membentuk Karakter Anak Pada Kelas Pre School Di Harapan Ibu

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia, dengan berkomunikasi manusia dapat berinteraksi atau dapat melakukan suatu hubungan karena manusia adalah makhluk sosial, dan mereka tidak dapat hidup sendiri tetapi saling bergantungan atau membutuhkan satu dengan yang lainnya. Kehidupan manusia tidak akan berkembang ataupun menghasilkan suatu kebudayaan yang tinggi tanpa adanya komunikasi. Karena dengan berkomunikasi manusia dapat mengekpresikan keinginannya dan melaksanakan kewajibannya.

Komunikasi juga terdapat dalam sebuah pendidikan, dimana dalam prosesnya melibatkan banyak komponen diantaranya yaitu guru, murid, kepala sekolah dan lainnya. Dengan kata lain, melalui komunikasi tersebut diharapkan bisa terjadi proses belajar mengajar. Dalam pendidikan terdapat dua konsep yaitu belajar dan mengajar, dimana konsep belajar ini ada pada murid (peserta didik) dan konsep mengajar pada pihak guru. Dalam proses belajar sebaiknya guru dapat menyampaikan pesannya melalui berbagai komunikasi yang digunakan, supaya para murid dapat mengerti dan memahami pada materi atau pelajaran yang telah diberikan. Dan guru harus mengetahui metode pembelajaran yang dapat digunakan dalam mengajar murid tersebut, karena pendidikan merupakan kunci masa depan setiap individu.

Oleh karena itu penelitian ini ingin mengetahui bagaimana penerapan komunikasi kelompok pada kelas pre school dalam proses belajar mengajar, bagaimana bentuk komunikasi kelompok tersebut, dan ingin mengetahui faktor penunjang serta penghambat didalam proses belajar mengajar anak-anak kelas pre school. Melalui observasi dan wawancara guna mendapatkan informasi data penelitian yang dibutuhkan.

Analisis dalam skipsi ini menggunakan metode penelitian kualitatif yaitu sebuah penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata tertulis atau lisan dari orang atau perilaku yang diamati

Dari hasil penelitian ini, bahwa penerapan komunikasi kelompok pada kelas pre school dalam proses belajar mengajar dengan menggunakan intruksi komunikasi verbal, komunikasi non verbal,bentuk komunikasi kelompoknya yaitu komunikasi kelompok bentuk preskriptif. Faktor penunjang proses belajar mengajar adalah tersedianya fasilitas yang memadai sedang yang mengahambat diantaranya ada beberapa murid yang pikirannya tidak fokus pada pembelajaran.


(4)

Assalamualaikum. Wr. Wb

Syukur Alhamdulillah penulis haturkan kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kaya dan Maha Penyayang tanpa Kasih Sayang serta Inayah-Nya tak mungkin penulis bisa mencapai pendidikan sampai strata satu (S1).

Shalawat serta salam semoga senantiasa teriring kehariban junjungan Nabi besar Muhammad SAW para keluarganya, sahabat-sahabatnya dan para pengikutnya sampai akhir zaman. Atas do’a dan dan usaha serta perjalanan panjang akhirnya penulis dapat menyelesaikan salah satu tugas penting yang mempertaruhkan segenap keilmuan yang penulis pelajari selama menuntut ilmu di Fakultas Dakwah dan Komunikasi, walaupun semua ini jauh dari kesempurnaan. Dalam menyelesaikan skripisi ini, penulis menyadari bahwa dalam penyusunan bukan semata-mata atas usaha penulis saja melainkan atas bantuan dari berbagai pihak yang telah tulus dan ikhlas membantu penulis sehingga selesai. Untuk dari lubuk hati yang paling dalam, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Murodi, M.Ag, selaku Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, yang telah memberikan kesempatan baik secara edukatif maupun administratif sehingga memperlancar skripsi ini.

2. Drs. Mahmud jalal M.A selaku Pembantu Dekan

3. Dra. Musfirah Nurlaily,M.A, selaku Sekretaris Koordinator Teknis Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Non Reguler.

4. Dra.Hj. Asriati Jamil selaku Ketua Koordinator Teknis Fakultas Dakwah dan Komunikasi Program Non Reguler dan sebagai Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktunya, tenaga serta pikiran utuk memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

5. Segenap Dosen Fakultas Dakwah dan Komunikasi yang telah memberikan begitu banyak wawasan, ilmu dan pengetahuan kepada penulis.


(5)

iii

Harapan Ibu beserta Staf pengajarnya (Bu Indri, Bu Wawat, Bu Peni dan kawan-kawan), yang telah memberikan kesempatan dan kemudahan kepada penulis untuk melakukan penelitian di TK (taman kanak-kanak) dan Play group Harapan Ibu.

7. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah memberikan kasih sayangnya dan membesarkan dengan sabar, serta selalu memberikan do’a. Semoga selalu dalam lindungan Allah SWT Amin.

8. Rekan-rekan Mahasiswa Non Reguler KPI angkatan 2005, yang telah sama-sama berdiskusi, bercanda dan saling berbagi rasa (baik rasa sebel, senang dan semua rasa).

9. Suamiku yang bawel dan mengisi hari-hari penulis dengan perhatiannya. Dan semua pihak yang terkait dalam pembuatan skripsi ini baik langsung maupun tidak langsung.

Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis kembalikan. Semoga semua yang telah diberikan pada penulis dapat menjadi berkah dan amal ibadah yang pahalanya selalu mengalir.

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb

Penulis


(6)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI... iv

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Manfaat Penelitian ... 7

E. Metodologi Penelitian ... 7

F. Teknik pengumpulan data ... 8

G. Teknik Analisis Data... 9

H. Sistematika Penulisan ... 8

BAB II : TINJAUAN TEORITIS A. Komunikasi 1. Pengertian komunikasi ... 10

2. Unsur-unsur komunikasi ... 13

3. Tujuan komunikasi... 16

4. Tingkatan Komunikasi ... 17

5. Hambatan komunikasi ... 22

B. Komunikasi Kelompok 1. Pengertian komunikasi kelompok ... 24

2. Karakteristik komunikasi kelompok ... 27


(7)

v

4. Bentuk-bentuk komunikasi kelompok ... 30

BAB III : GAMBARAN UMUM TAMAN KANAK-KANAK (TK) HARAPAN IBU A. Latar belakang berdirinya TK Harapan Ibu ... 33

B. Tujuan TK Harapan Ibu ... 35

C. Visi dan misi TK Harapan Ibu ... 35

D. Sasaran prasarana TK Harapan Ibu... 35

E. Program kegiatan belajar TK Harapan Ibu ... 36

F. Struktur organisasi TK Harapan Ibu ... 37

BAB IV : KEGIATAN KOMUNIKASI KELOMPOK PADA KELAS PRE SCHOOL (TAMAN KANAK-KANAK DAN PLAY GROUP) DI HARAPAN IBU A. Penerapan komunikasi kelompok pada proses belajar mengajar di TK Harapan Ibu ... 39

B. Bentuk Komunikasi Kelompok pada kelas pre school di TK Harapan Ibu... 46

C. Faktor Penunjang dan Penghambat Komunikasi Kelompok di TK Harapan Ibu ... 52

BAB V : PENUTUP A. Kesimpulan ... 56

B. Saran-Saran ... 57

DAFTAR PUSTAKA……… 58 LAMPIRAN


(8)

PENDAHULUAN

A. Latar belakang masalah

Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa berhubungan dengan manusia lainnya. Karena manusia mempunyai rasa ingin tahu akan lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Melalui rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu melakukan komunikasi. Sebagai makhluk sosial setiap manusia akan saling berhubungan dengan manusia lainnya. Untuk menjalin hubungan tersebut maka harus melakukan komunikasi. Komunikasi itu sendiri ada dimana-mana, seperti dirumah, disekolah, di kantor dan di semua tempat melakukan sosialisasi. Artinya hampir seluruh kegiatan manusia selalu tersentuh komunikasi.

Komunikasi bukanlah sesuatu yang statis (diam), segala sesuatu dalam komunikasi bersifat akumulatif. Komunikasi merupakan proses yang dinamis maka berarti itu semua elemen komunikasi (sumber, pesan, saluran, khalayak) secara tetap saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain. 1

Komunikasi sebagai praktik sudah ada seiring dengan diciptakannya manusia, dan dia menggunakan komunikasi dalam rangka melakukan aktivitas sosialnya. Dan dengan komunikasi manusia melakukan interaksi. Komunikasi merupakan sendi dasar terjadinya proses interaksi sosial, karena tanpa komunikasi kehidupan manusia tidak akan berkembang dan tidak akan menghasilkan

1

Siti Mutmainah &Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi, (Jakarta :Universitas Terbuka, 2005), Cet ke-8, h.1.3


(9)

kebudayaan yang tinggi. Dengan komunikasi manusia dapat mengekspresikan apa yang diinginkannya.

Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat.2

Komunikasi merupakan proses penyampaian pesan berupa pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan) untuk memberitahu atau merubah sikap, pendapat dan perilaku baik secara langsung maupun tidak langsung dan baik yang terpenting penyampaian pesan tersebut terjadi secara utuh dan jelas. Pikiran bisa merupakan gagasan, opini, dan lain-lain yang muncul dari benaknya. Perasaan bisa berupa keyakinan, kepastian, keragu-raguan, kekhawatiran, kemarahan, keberanian, dan lain sebagainya yang timbul dari lubuk hati.3

Salah satu tujuan komunikasi adalah menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu. Menggerakkan sesuatu itu dapat bermacam-macam mungkin bisa berupa kegiatan. Melalui komunikasi orang dapat merencanakan masa depannya, membentuk kelompok dan lain-lain. Dengan komunikasi manusia dapat menyampaikan informasi, opini, dan pendapatnya.

Salah satu fungsi komunikasi yaitu sebagai penyedia sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota yang efektif.

Sedangkan fungsi komunikasi dalam pendidikan adalah sebagai pengalihan ilmu pengetahuan sehingga mendorong perkembangan intelektual,

2

Hafied cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, ( Jakarta : PT.Rajagrafindo Utama,2007),h,1.

3

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, (Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2007) Cet ke.21,hal.11


(10)

pembentuk watak dan pendidikan ketrampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.4

Pendidikan adalah kunci masa depan setiap individu. Melalui pendidikan, setiap individu mendapatkan suatu pengajaran akan ilmu pengetahuan. Perlu disadari, bahwa peran komunikasi sangat diperlukan dalam bersosialisasi, bahkan dalam bidang pendidikan. Dan untuk menjadi seorang guru yang baik harus dibekali ilmu komunikasi agar pesan yang disampaikannya dapat menjadi efektif dan para murid dapat memahami atau mengerti pelajaran dengan mudah.

Pendidikan merupakan kegiatan yang sifatnya slow yielding, bukan yang sifatnya quick yielding, maksudnya untuk menimba suatu bangsa agar menjadi bangsa yang cerdas diperlukan waktu yang lama dengan menanamkan ilmu pengetahuan pada benak manusia-manusianya secara konsepsional, berjenjang, bertahap, dan beraturan.5

Ditinjau dari prosesnya, pendidikan adalah komunikasi yang melibatkan dua komponen, yakni guru sebagai komunikator dan pelajar sebagai komunikan. Proses komunikasi antara pengajar dan pelajar itu pada hakikatnya sama.6 Hanya perbedaannya terletak pada jenis pesan serta kualitas yang disampaikan oleh guru dan murid.

Tujuan pendididikan adalah khas atau khusus, yakni meningkatkan pengetahuan seseorang mengenai suatu hal sehingga dia menguasainya. Proses belajar yang tidak komunikatif dapat menyebabkan tujuan pendidikan tidak tercapai. Karena tujuan pendidikan akan tercapai jika prosesnya komunikatif.

4

A.W.Widjaja, Komunikasi Dan Hubungan Masyarakat (Jakarta PT.Bumi Aksara 2002) CetKe.4, hal.10

5

Onong Uchjana Effendy, Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek, (Bandung : PT.Remaja Rosda Karya, 2007)C et ke.21,hal.108

6


(11)

Menurut Jalaludin Rakhmat, manusia dilahirkan dalam keadaan demikian ia telah mempunyai kemampuan bawaan yang bersifat laten.7

Yayasan Harapan Ibu, sangat berperan dalam pembentukan dan perkembangan diri seorang anak. Lembaga pendidikan ini memiliki kelas mulai dari pre school (kelompok bermain dan taman kanak-kanak), elementary (sekolah dasar/SD), secondary (sekolah menengah pertama/SMP), senior high school (sekolah menengah umum/SMU). Penulis melihat bahwa Yayasan Harapan Ibu merupakan sarana pembelajaran yang memiliki peranan penting dalam membina dan mengembangkan potensi anak-anak mulai dari usia dini( pra sekolah) selain itu juga berfungsi sebagai media untuk mengkomunikasikan pesan-pesannya antara pengajar (guru) dan pelajar (murid) dalam proses belajar-mengajar.

Usia anak tiga sampai empat tahun merupakan usia dimana seorang anak mulai belajar berinteraksi dengan lingkungan disekitarnya. Karena pada usia tersebut, anak mulai diajarkan melakukan hubungan komunikasi dengan teman-temannya. Dan pada usia tersebutlah seorang anak mulai diajarkan untuk membentuk karakter pribadi masing-masing.

Berbagai metode pembelajaran diterapkan oleh lembaga pendidikan, terutama pada kelas pre school. Karena pada usia pra sekolah merupakan masa dimana seorang anak baru mengenal lingkungannya dan hanya mau bermain. Pada kelas pre school biasannya permainan dibuat semenarik mungkin dan mendidik agar anak-anak mau belajar serta tidak jenuh. Untuk itu dibutuhkan suatu komunikasi yang baik agar semua pesan dapat sampai diterima oleh anak-anak.

7

Jalaludinn Rakhmat, Psikologi Agama, (Jakarta : PT.Remaja Grafindo Persada, 1996), h. 63


(12)

Sekolah (tempat belajar) merupakan pranata interaksionisme, tempat berinteraksi dan saling mempengaruhi diantara insan-insan yang terdiri dari pelajar dan pengajar, berlangsung secara terarah dan dalam suasana ilmu pengetahuan. Dan sekolah merupakan tempat bagi para murid agar dapat mengembangkan diri ataupun membentuk karakter anak-anak.

Sekolah Harapan Ibu merupakan salah satu sekolah yang terletak di Pondok Pinang. Sekolah ini bertekad menjadi penyelenggara pendidikan Islam Nasional berkualitas unggul serta mampu melahirkan insan yang cerdas, terampil dan bertakwa kepada Allah SWT, berakhlak mulia, berwawasan luas, serta dapat mengaktualisasikan ilmunya.

Untuk menyampaikan materi-materi belajar pada kelas pre school serta kegiatan lainnya tentu diperlukan komunikasi yang baik, untuk menyampaikan pesan dan instruksi yang disampaikan melalui lambang-lambang (bahasa non verbal) tertentu, agar tujuan yang diharapkan dari Taman Kanak-kanak (TK) dan Playgroup Harapan Ibu tercapai.

Kaitannya dalam pendidikan, karena pada dasarnya di dalam pendidikan terjadi kegiatan proses belajar mengajar antara guru dan murid.

Syarat utama terjadinya komunikasi adalah adanya interaksi antara komunikator dengan komunikan. Karena komunikasi adalah suatu proses penyampaian pesan atau pemindahan informasi dari komunikator kepada komunikan untuk mencapai suatu tujuan yang digunakan oleh komunikator.

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas, akhirnya penulis tertarik untuk membahas dan menyusun skripsi dengan judul :


(13)

“Komunikasi Kelompok Dalam Membentuk karakter Anak Pada Kelas Pre School Di Harapan Ibu’’.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Memperhatikan luasnya masalah yang diuraikan, maka penulis membatasi masalah pada komunikasi kelompok yang dipakai dalam pelaksanaan kegiatan program pendidikan pada kelas pre school (Taman Kanak-kanak kelas A mina) dan (Kelompok Bermain) Harapan Ibu.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan diatas, maka perumusan masalah yang akan penulis kemukakan sebagai berikut :

a. Bagaimana penerapan komunikasi kelompok pada proses belajar mengajar di Harapan Ibu kelas pre school (Taman Kanak-kanak kelas A mina) dan (Kelompok Bermain)

b. Bagaimana Bentuk komunikasi kelompok pada kelas pre school (Taman Kanak-kanak kelas A mina) dan (Kelompok Bermain) di Harapan Ibu?

c. Apa Faktor penunjang dan penghambat komunikasi kelompok pada kelas pre school (Taman Kanak-kanak kelas A mina) dan (Kelompok Bermain) di Harapan Ibu

C. Tujuan Penelitian


(14)

a. Untuk mengetahui bentuk komunikasi kelompok pada kelas pre school (Taman Kanak-kanak kelas A mina) dan (Kelompok Bermain) di Harapan Ibu.

b. Untuk mengetahui faktor penunjang dan penghambat komunikasi kelompok pada kelas pre school (Taman Kanak-kanak) dan (Kelompok Bermain) di Harapan Ibu.

D. Manfaat Penelitian Yaitu :

a. Segi Akademis

Sebagai acuan dan tambahan referensi atau perbandingan bagi studi dalam mengembangkan dan memperdalam pengetahuan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan peningkatan profesi sesuai dengan bidang garapan penulis.

b. Manfaat Praktis

Sebagai pengalaman langsung bagi penulis dalam menyusun karya ilmiah. Dan dari hasil penelitian ini diharapkan akan mengembangkan ilmu, dan metodologis dalam ilmu komunikasi

E. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian ini adalah deskriptif analisis, dengan menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti berusaha mengumpulkan data yang akurat dengan cara observasi dan wawancara. Badgan dan Taylor mendefinisikan metode kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati.

a. Waktu dan lokasi penelitian

Lokasi penelitian yang akan penulis teliti yaitu TK Harapan Ibu kelas pre school (play group dan TK kelas A Mina). Dan waktu penelitian mulai bulan April 2009 sampai bulan juli 2009.


(15)

b. Subyek dan obyek penelitian

Adapun subyek dalam penelitian adalah murid-murid kelas pre school (play group dan TK kelas A mina) kemudian yang dijadikan objek penelitian adalah komunikasi kelompok dalam membentuk karakter anak pada kelas pre school.

F. Teknik Pengumpulan Data

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematis terhadap fenomena-fenomena yang diselidiki.8

Penulis mengamati langsung terhadap objeknya dengan dibantu seperangkat alat seperti tape recorder, buku catatan dan lain-lainnya yang semua itu dilakukan dengan datang ke TK (Taman Kanak-kanak) dan Play group (Kelompok Bermain) Harapan Ibu.

b. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara (interviewer) yang mengajikan pertanyaan dan terwawancara (interviewe) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu. Dalam hal ini penulis mengadakan wawancara secara mendalam yang dilakukan dengan berbagai informan yaitu guru, dan pihak-pihak yang terkait.

c. Dokumentasi

Setelah peneliti melakukan wawancara pada orang-orang yang bersangkutan dengan TK(Taman Kanak-Kanak) dan Play Group Harapan

8


(16)

Ibu dan nara sumber. Peneliti langsung mengumpulkan data-data untuk dijadikan dokumen yang diperlukan.

G. Teknik Analisis Data

Setelah data semuanya terkumpul maka peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi kelompok yang terjadi dalam program pendidikan antara guru dan murid bukan hanya di dalam kelas tetapi juga diluar kelas dan sekaligus penerapan metodenya dalam menjalankan program. Adapun untuk teknik penulisan skripsi ini, penulis berpedoman pada buku yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berjudul ‘’Pedoman Penulisan Karya Ilmiah (skripsi, tesis dan disertasi) 2008’’.

H. Sistematika Penulisan

Untuk lebih mudah dalam batasan skripsi ini, secara sistematis penulisanya dibagi dalam lima bab, yang terdiri dari beberapa sub, adapun sistematika yang dimaksud sebagai berikut :

Bab I: Membahas latar belakang, batasan dan rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.

Bab II : Membahas tentang pelaku komunikasi, unsur-unsur komunikasi,

Tujuan komunikasi, tingkatan komunikasi, hambatan komunikasi, pengertian komunikasi kelompok, karakteristik komunikasi kelompok, fungsi komunikasi kelompok dan bentuk-bentuk komunikasi kelompok.


(17)

Visi dan Misi TK (Taman Kanak-Kanak) dan Play Group (Kelompok Bermain), Sarana dan prasarana TK dan Play Group Harapan Ibu, Program kegiatan dan Struktur Organisasi TK dan Play Group Harapan Ibu.

Bab IV: Membahas tentang komunikasi yang dipakai dalam proses belajar dan mengajar di TK (Taman Kanak-Kanak) dan Play Group (Kelompok Bermain), bentuk komunikasi kelompok, faktor penunjang dan penghambat komunikasi kelompok.

Bab V: Bab ini merupakan rangkaian akhir dari penulisan skripsi, yang berisi tentang kesimpulan dan saran-saran. Pada bagian akhir dari penulisan skripsi, penulis menyajikan daftar pustaka yang menjadi referensi dalam penulisan skripsi ini dan lampiran-lampiran yang terkait.


(18)

TINJAUAN TEORITIS

A. Komunikasi

1. Pengertian Komunikasi

Istilah komunikasi dalam bahasa inggrisnya disebut dengan communication, berasal dari kata communication atau dari kata communis yang berarti sama atau sama maknanya atau pengertian bersama, dengan maksud untuk mengubah pikiran sikap, prilaku, penerima dan melaksanakan apa yang diinginkan komunikator.1 Sama halnya dengan pengertian tersebut, Astrid Susanto mengemukakan “perkataan komunikasi berasal dari kata communicare yang dalam bahasa latinnya mempunyai arti “berpartisipasi atau memberitahukan”,menyampaikan pesan, informasi, pikiran, perasaan, gagasan, dan pendapat yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain dengan mengharapkan jawaban, tanggapan atau arus balik (feedback). Kata communis berarti milik bersama atau berlaku dimana-mana.2

Chery dalam stuart, (1983) mendefinisikan komunikasi berpangkal pada perkataan latin communis yang artinya membuat kebersamaan atau membangun kebersamaan antara dua orang atau lebih. Komunikasi juga berasal dari akar kata dalam bahasa latin communico yang artinya membagi.3

1

A.w.widjaya, Komunikasi dan Hubungan Manusia (Jakarta : PT.Bumi aksara,2002) cet ke-4 h.8

2

Phil Astrid Susanto, Komunikasi Dalam Teori dan Praktek, (Bandung: Bina Cipta, 1998), h.29

3

H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi (Jakarta:PT.Raja Grafindo Persada,2007)h.18


(19)

Wilbur Schrarm menyatakan komunikasi sebagai suatu proses berbagi (sharing process), Schrarm menguraikannya demikian : ‘komunikasi berasal dari kata (bahasa latin) communis yang berarti umum (common) atau bersama. Dari uraian schramm itu dapat disimpulkan bahwa sebuah komunikasi yang efektif adalah komunikasi yang berhasil melahirkan kebersamaan (commonness); kesepahaman antara sumber (source) dengan penerima (audience-receiver) nya.4

Sebuah definisi singkat dibuat oleh Harold D Lasswell bahwa cara yang tepat untuk menerangkan suatu tindakan komunikasi ialah menjawab pertanyaan” siapa yang menyampaikan, apa yang disampaikan, melalui saluran apa, kepada siapa dan apa pengaruhnya”.5

Paradigma Lasswell di atas menunjukan bahwa komunikasi meliputi lima unsur yakni:

A. Komunikator ( communicator, source, sender) B. Pesan (message)

C. Media (channel)

D. Komunnikan (communicant, communicate, receiver, recipient) E. Efek ( effect, impact, influence).

Jadi, pada dasarnya Lasswell menyatakan bahwa komunikasi adalah Proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.6

4

Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi (Yogyakarta: Media Pressindo,2006) cet ke-1 h.5

5

H. Hafied Cangara, Pengantar Ilmu komunikasi (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,2007) h.19

6

Onong uchjana, Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek,(Bandung PT.Remaja


(20)

Proses komunikasi pada hakikatnya adalah proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Kegiatan komunikasi tidak hanya informatif, yakni agar orang lain tahu, tetapi juga bersifat persuasif, yaitu agar orang lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan, melakukan suatu perbuatan atau kegiatan dan lain-lain.

Sebuah definisi yang dibuat khusus oleh kelompok sarjana komunikasi yang mengkhususkan diri pada studi komunikasi antar manusia (human communication) bahwa :

“Komunikasi adalah suatu transaksi, proses simbolik yang menghendaki orang-orang mengatur lingkungannya dengan (1) membangun hubungan antar sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha merubah sikap dan tingkah laku.7

Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatis menurut Onong Uchjana Effendi, ”komunikasi adalah proses penyampain suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau mengubah sikap, pendapat, atau perilaku baik langsung secara lisan maupun tidak langsung melalui media.8

Ciri- ciri komunikasi yang baik paling tidak menimbulkan lima hal: 1. Pengertian: Penerimaan yang cermat dari isi stimuli seperti yang dimaksud

komunikator. Maksudnya adalah komunikan dapat memahami message yang disampaikan.

2. Kesenangan: Menjadikan hubungan yang akrab dan hangat serta menyenangkan.

7

Hafied cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi, h.19-20

8

Onong uchjana effendi, Dinamika Komunikasi, (Bandung:PT.Remaja Rosdakarya,2004) cet ke-6,h.5


(21)

3. Mempengaruhi sikap: Dapat mengubah sikap orang lain sehingga bertindak sesuai dengan kehendak komunikator tanpa merasa terpaksa. 4. Hubungan sosial yang baik: Menumbuhkan dan mempertahankan

hubungan yang memuaskan dengan orang lain dalam hal interaksi.

5. Tindakan: Membuat komunikan melakukan suatu tindakan yang sesuai dengan stimuli.9

Dari beberapa uraian di atas maka penulis menyimpulkan bahwa komunikasi merupakan suatu proses pengoperan atau pemindahan lambang-lambang informasi (pesan) dari komunikator kepada komunikan agar tujuan yang diinginkan oleh komunikator dapat tercapai.

2. Unsur-unsur Komunikasi

Dari pengertian komunikasi sebagaimana diuraikan di atas, tampak adanya sejumlah komponen dan unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam bahasa komunikasi komponen atau unsur adalah sebagai berikut:10

A. Source (sumber)

Sumber adalah dasar yang digunakan dalam penyampaian pesan dan digunakan dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri.11 Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku, ide, peristiwa, pengalaman dan sejenisnya.

B. Komunikator

Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang, organisasi komunikasi seperti surat kabar, radio, televisi, film

9

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, (Bandung :PT. Remaja Rosdakarya 2004), Cet. Ke-21, h.13-16

10

A.w.widjaya, Komunikasi dan Hubungan manusia, h.11

11


(22)

dan sebagainya. Dalam komunikator menyampaikan pesan kadang-kadang komunikator dapat menjadi komunikan sebaliknya komunikan menjadi komunikator.12 Syarat-syarat yang perlu diperhatikan oleh seorang komunikator adalah sebagai berikut:

1). Memiliki kredibilitas yang tinggi bagi komunikasinya. 2). Ketrampilan berkomunikasi.

3). Mempunyai pengetahuan yang luas. 4). Sikap.

5). Memilki daya tarik dalam arti memilki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap/ penambahan pengetahuan bagi diri komunikan. C. Pesan

Pesan adalah keseluruhan dari apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan dapat disampaikan dengan cara tatap muka atau melalaui media komunikasi. Isinya bisa berupa ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda. Dalam bahasa inggris pesan biasanya diterjemahkan dengan kata message, content atau information.13

Syarat-syarat pesan harus memenuhi: umum, jelas dan gamblang, bahasa yang jelas, positif, seimbang, dan penyesuaian dengan keinginan komunikan.

Pesan dalam dunia pendidikan adalah muatan kurikulum yang disajikan oleh guru sebagai komunikator atau penyampai pesan kepada siswa atau murid selaku komunikan atau penerima pesan.

12

Ibid. h,12

13


(23)

D. Channel (saluran / media )

Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca indera atau menggunakan media. Media yang dimaksud disini ialah alat yang digunakan untuk memindahkan pesan dari sumber kepada penerima.14 Terdapat beberapa pendapat mengenai saluran atau media. Ada yang menilai bahwa media bisa bermacam-macam bentuknya, misalnya dalam komunikasi antar pribadi panca indra dianggap sebagai media komunikasi. Media juga dapat berupa koran, majalah, TV, radio dan lain-lain.

E. Penerima ( komunikan )

Penerima adalah pihak yang menjadi sasaran pesan yang dikirim oleh sumber. Penerima bisa terdiri satu orang atau lebih, bisa dalam bentuk kelompok, partai atau negara. Komunikan mempunyai fungsi sebagai decorder, menerjemahkan lambang-lambang pesan ke dalam konteks pengertiannya sendiri.15

Penerima adalah elemen penting dalam proses komunikasi, karena dialah yang menjadi sasaran dari komunikasi. Komunikan haruslah mengikuti dan menyesuaikan diri dengan proses komunikasi agar tidak terjadi hambatan-hambatan sehingga tercapai pada tujuan komuniaksi. Jika suatu pesan tidak diterima oleh penerima, akan menimbulkan berbagai macam masalah yang sering kali menuntut perubahan, apakah pada sumber, pesan, atau saluran.

Komunikasi akan berhasil baik jika pesan yang disampaikan sesuai dengan rangka dan pengetahuan dan lingkup pengalaman komunikan.

F. Efek / Pengaruh

14

Ibid. h,25

15

A.w. widjaja, Ilmu Komunikasi Pengantar Studi, (Jakarta:PT Raja Grafindo Persada.2003),h.32


(24)

Efek adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang, sesuai atau tidak dengan yang diharapkan. Pengaruh bisa juga diartikan perubahan atau penguatan keyakinan pada pengetahuan, sikap, dan tindakan seseorang sebagi akibat penerimaan pesan.16

Yang merupakan efek dalam proses belajar-mengajar adalah hasil dari apa yang diajarkan oleh guru dan disampaikan kepada murid agar murid tersebut dapat mengerti dan memahami pelajaran. Efek tersebut dapat berupa perubahan sikap atau tingkah laku dari murid (komunikan), dapat pula terbentuknya suatu karakter anak.

3. Tujuan Komunikasi

Pada umumnya komunikasi dapat mempunyai beberapa tujuan antara lain: a. Supaya apa yang disampaikan itu dapat dimengerti.

b. Memahami orang lain.

c. Supaya suatu gagasan dapat diterima oaring lain. d. Menggerakkan orang lain untuk melakukan sesuatu.17

4. Tingkatan Komunikasi 1. Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal yaitu komunikasi yang menggunakan simbol-simbol atau kata-kata, baik yang dinyatakan secara lisan maupaun secara tulisan. Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Menurut Paulette J. Thomas, komunikasi verbal adalah penyampaian dan penerimaan pesan dengan menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Lambang verbal adalah semua lambang yang digunakan untuk menjelaskan pesan-pesan dengan memanfaatkan

16

Hafied cangara, Pengantar ilmu Komunikasi, h.27

17

A.w.widjaya, komunikasi dan Hubungan manusia (Jakarta : PT.Bumi aksara,2002) cet ke-4 h.10


(25)

kata-kata (bahasa).18 Komunikasi verbal dapat dibedakan atas komunikasi tulisan dan lisan. Komunikasi lisan dapat diidentifikasikan sebagai suatu proses dimana seorang pembicara berinteraksi secara lisan dengan pendengar untuk mempengaruhi tingkah laku penerima.

Dalam proses belajar mengajar komunikasi verbal dapat dilangsungkan dengan kata-kata, seperti: bercerita, berdiskusi, dan lain-lain, dapat juga dilangsungkan dengan menggunakan tulisan surat, buku, majalah, koran, dan lain-lain. Untuk kepentingan komunikasi verbal, bahasa dipandang sebagai suatu wahana penggunaan tanda-tanda atau simbol-simbol untuk menjelaskan suatu konsep tertentu. Bahasa memiliki kekayaan simbolisasi verbal dan dipandang sebagai upaya manusia mendayagunakan informasi yang bersumber dari persepsi manusia, medium untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan orang lain.

Bahasa lisan adalah bahasa yang paling banyak digunakan dalam komunikasi seperti komunikasi yang terjadi antara seorang guru dan murid. Sebabnya ialah karena bahasa selain dapat mewakili kenyataan yang konkrit dan obyektif dalam dunia sekeliling kita, juga dapat mewakili hal yang abstrak sekalipun yakni bahasa verbal adalah sarana utama untuk menyatakan pikiran, gagasan, perasaan dan maksud kita.19 Jadi komunikasi verbal dapat diartikan sebagai suatu proses interaksi dua arah dalam bentuk umum antara seseorang denga orang lain ataupun antara kelompok satu dengan kelompok lainnya, baik dengan lisan maupun tulisan agar pesan yang disampaikan dapat dipahami oleh komunikan.

18

Roudhonah, Ilmu Komunikasi (Jakarta: Lembaga Penelititan UIN Jakarta 2007) Cet ke-1 h.93

19


(26)

2. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah komunikasi yang pesannya dikemas dalam bentuk non verbal, tanpa kata-kata. Komunikasi dapat juga dikatakan sebagai suatu jenis komunikasi yang menggunakan simbol, lambang, gerakan-gerakan, sikap, ekspresi wajah dan isyarat yang tidak menggunakan bahasa lisan dan tulisan. Dalam hidup nyata komunikasi non verbal ternyata jauh lebih banyak dipakai dari pada komunikasi verbal. Dalam berkomunikasi hampir secara otomatis komunikasi non verbal ikut terpakai, oleh karena itu komunikasi non verbal bersifat tetap dan selalu ada. Komunikasi non verbal lebih jujur mengungkapkan hal yang mau diungkapakan karena dilakukan secara spontan.

Pelaksanaan komunikasi non verbal inipun tidak kalah pentingnya, namun dalam kenyataanya jika seseorang belum mengetahui lambang-lambang yang ada maka akan salah arti, dan akibatnya akan fatal. Dalam prakteknya yang lebih efektif adalah komunikasi verbal dan non verbal saling mengisi, seperti halnya jika ada gambar disurat kabar, maka akan lebih jelas jika ada keterangan dengan verbal, karena jika tidak ada keterangan mungkin akan salah arti.20

3. Komunikasi Kelompok

Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.

4. Komunikasi pribadi

20


(27)

Komunikasi pribadi adalah komunikasi seputar diri seseorang, baik dalam fungsinya sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Komunikasi pribadi terdiri dari dua macam yaitu

a. Komunikasi intrapribadi

Komunikasi intrapribadi adalah komunikasi yang berlangsung dalam diri seseorang. Orang itu berperan baik sebagai komunikator maupun sebagai komunikan. Dia berbicara kepada dirinya sendiri, dia bertanya kepada dirinya dan dijawab oleh dirinya.21

Menurut Deddy Mulyana komunikasi intrapribadi adalah komunikasi dengan diri sendiri, baik kita sadari atau tidak. Contohnya berpikir, komunikasi ini merupakan landasan komunikasi pribadi dan komunikasi dalam konteks lainnya, meskipun dalam disiplin komunikasi tidak dibahas secara rinci dan tuntas. Dengan kata lain, komunikasi intrapribadi ini inheren dalam komunikasi dua orang, tiga orang dan seterusnya, karena sebelum berkomunikasi dengan orang lain kita biasanya berkomunikasi dengan diri sendiri (mempersepsi dan memastikan makna pesan orang lain) hanya saja sering kita tidak sadari. Keberhasilan komunikasi kita dengan orang lain bergantung pada keefektifan komunikasi kita dengan diri sendiri.22

b. Komunikasi Antarpribadi

Komunikasi antar pribadi, yaitu kegiatan komunikasi yang dilakukan secara langsung antara seseorang dengan orang lain atau secara tatap muka (face to face), misalnya: percakapan secara tatap muka diantara dua orang (seperti guru

21

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Teori danFilsafat Komunikasi, (Bandung: Citra Aditya Bakti, 2003) h.57

22

Deddy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: Remaja Rosda Karya, 2003) h.73-74.


(28)

dengan murid ketika sedang konsultasi). Secara umum komunikasi antarpribadi dapat diartikan sebagai suatu proses pertukaran makna antara orang-orang yang saling berkomunikasi. Komunikasi antarpribadi juga merupakan suatu pertukaran yaitu tindakan menyampaikan dan menerima pesan secara timbal balik. Sedangkan makna, yaitu sesuatu yang dipertukarkan dalam proses tersebut, adalah kesamaan pemahaman diantara orang-orang yang berkomunikasi terhadap pesan-pesan yang digunakan daalm proses komunikasi.23

5. Komunikasi Massa

Komunikasi massa adalah komunikasi yang dilakukan dengan menggunakan media massa pada sejumlah besar orang. Komunikasi massa dapat juga dikatakan sebagai suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakan alat-alat mekanik. Jalaluddin Rakhmat mendefinisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen dan anonim, melalui media cetak atau elektronis. Sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Sedangkan menurut Onong Uchjana, yang dimaksud dengan komunikasi massa (mass communication) ialah komunikasi melalui media massa yang meliputi surat kabar yang memiliki sirkulasi yang luas, siaran radio dan televisi yang ditujukan kepada umum dan film yang dipertunjukkan di gedung-gedung bioskop.24

DeFleur dan Dennis melihat komunikasi sebagai proses, menurutnya terdapat lima tahap yang membentuk proses komunikasi massa, yaitu:

1. Pesan komunikasi diformulasikan oleh komunikator-komuniktor profesional.

23

Sasa Djuarsa Sendjaja, Materi Pokok Teori Komunikasi, (Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka)h.21

24


(29)

2. Pesan komunikasi dikirimkan melalui cara yang relatif cepat dan berkelanjutan melalui penggunaan media.

3. Pesan tersebut mencapai khalayak yang besar dan beragam, yang memlih media secara selektif.

4. Para anggota khalayak secara individual menafsirkan pesan tersebut dengan cara sedemikian rupa, sehingga mereka memahami makna yang kurang lebih sejajar dengan yang dimaksudkan komunikator.

5. Sebagai hasil dari pengalaman memberi makna ini, para anggota khalayak dipengaruhi dalam cara tertentu; atau dengan kata lain, komunbikasi tersebut memberi pengaruh tertentu.25

6. Hambatan-Hambatan Komunikasi

Segala sesuatu yang menghalangi kelancaran komunikasi disebut sebagai hambatan ( noise ).26 Dan menurut Shannon dan Weaver (1949) yang terdapat pada “Pengantar Ilmu Komunikasi” karya Hafied cangara, mengatakan bahwa hambatan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi sehingga proses komunikasi tidak dapat berlangsung secara efektif.27

Hambatan komunikasi diantaranya yaitu : 1. Hambatan Teknis

Hambatan teknis dijumpai pada media yang dipergunakan dalam melancarkan komunikasi ataupun terjadi jika salah satu alat yang digunakan

25

Siti Mutmainah & Ahmad Fauzi, Psikologi Komunikasi, (Jakarta:Universitas Terbuka, 2005)h.8.3

26

Tommy Suprapto, Pengantar Teori Komunikasi (Yogyakarta: Media

Pressindo,2006)h.9

27


(30)

dalam berkomunikasi mengalami gangguan, sehingga informasi yang ditransmisi melalui saluran mengalami kerusakan ( channel noise ).

2. Hambatan Semantik

Hambatan semantik adalah hambatan komunikasi yang disebabkan karena kesalahan pada bahasa yang digunakan. Demi kelancaran komunikasinya seorang komunikator harus benar-benar memperhatikan hambatan semantik ini, sebab salah ucap atau salah tulis dapat menimbulkan salah pengertian (misunderstanding) atau salah tafsir (misinterpretation), yang pada gilirannya bisa menimbulkan salah komunikasi (miscommunication).28

3. Hambatan Psikologis

Faktor psikologis sering kali menjadi hambatan dalam komunikasi. Hambatan psikologis terjadi karena adanya hambatan yang disebabkan oleh persoalan-persoalan dalam diri individu. Komunikasi sulit berhasil apabila komunikan sedang sedih, bingung, marah, kecewa, merasa iri hati dan kondisi psikologis lainnya dan hal tersebut dapat membuat penerimaan dan pemberian informasi tidak sempurna.

4. Hambatan Fisik

Hambatan fisik adalah hambatan yang disebabkan karena kondisi geografis misalnya jarak yang jauh sehingga sulit dicapai, tidak adanya sarana kantor pos, kantor telepon, jalur transportasi dan lain sebagainya.

5. Hambatan Status

28


(31)

Hambatan status adalah hambatan yang disebabkan karena jarak sosial diantara peserta komunikasi. Misalnya perbedaan status antara senior dan yunior atau atasan dan bawahan.

6. Hambatan Kerangka Berpikir

Hambatan kerangka berpikiran adalah hambatan yang disebabkan adanya perbedaan persepsi antara komunikator dan khalayak terhadap pesan yang digunakan dalam berkomunikasi.

7. Hambatan Budaya

Hambatan budaya adalah hambatan yang terjadi disebabkan karena adanya perbedaan norma, kebiasaan dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. 29

B. Kelompok

1. Pengertian Komunikasi Kelompok

Kelompok adalah sekumpulan orang yang mempunyai tujuan bersama, yang berinteraksi satu sama lain untuk mencapai tujuan bersama, mengenal satu sama lainnya, dan memandang mereka sebagai bagian dari kelompok tersebut. Kelompok ini misalnya adalah keluarga, kelompok pemecahan masalah, atau suatu keputusan. Dengan demikian, komunikasi kelompok biasanya merujuk pada komunikasi yang dilakukan kelompok kecil (small group communication).30

29

Hafied Cangara, Pengantar Ilmu Komunikasi. h.153-156

30

Dedy Mulyana, Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya,2007) Cet ke-10, h.82


(32)

Kelompok adalah agregat sosial dimana para anggotanya mempunyai ketergantungan satu sama lainnya, dan setidak-tidaknya memiliki potensi untuk melakukan interaksi antara yang satu dengan yang lainya.31

Menurut Johnson dan Johnson (1987) seperti yang telah dikutip oleh Sarlito Wirawan Sarwono dalam buku “ Psikologi Sosial ” mendefinisikan kelompok adalah dua individu atau lebih yang berinteraksi tatap muka (face to face interaction), yang masing-masing menyadari keanggotaanya dalam kelompok, masing-masing menyadari keberadaan orang lain yang juga dalam anggota kelompok dan masing-masing menyadari saling ketergantungan secara positif dalam mencapai tujuan bersama.

Pada dasarnya kelompok adalah bagian yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan manusia, karena melalui kelompok manusia dapat berbagi dan bertukar informasi , pengalaman dan pengetahuan antara anggota kelompok yang satu dengan lainnya. Kelompok merupakan suatu unit sosial yang terdiri dari dua atau lebih individu atelah mengadakan interaksi sosial yang cukup intensif and teratur sehingga diantara individu itu sudah terdapat pembagian tugas, struktur dan norma-norma tertentu yang khas bagi kelompok itu.32

Dan menurut Homans kelompok adalah sejumlah orang yang berkomunikasi satu sama lainnya, seringkali melewati suatu jangka waktu dan dengan jumlah orang yang cukup kecil sehingga setiap orang dapat berkomunikasi tanpa melewati orang ketiga, melainkan secara tatap muka.33

31

Michael Adriyanto, Psikologi Sosial, (Jakarta: Erlangga, 1985) Edisi ke-9, h.107

32

Abu Ahmadi, Psikologi Sosial, (Jakarta: Rineka Cipta:2002), Cet ke-2, h.24

33

Stewart L.Tubbs-Sylvia Moss, Human Communication Konteks-Konteks Komunikasi, Editor Penerjemah Dedy Mulyana, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2001), Cet ke-3, h.69


(33)

Jadi kelompok itu adalah kumpulan-kumpulan beberapa individu dimana setiap individu didalam kelompok tersebut terjalin hubungan timbal balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lain.

Komunikasi kelompok adalah suatu studi tentang segala sesuatu yang terjadi pada saat individu-individu berinteraksi dalam kelompok kecil dan bukan deskripsi mengenai bagaimana seharusnya komunikasi terjadi, serta bukan pula sejumlah nasehat tentang cara-cara bagaimana yang harus ditempuh.34

Komunikasi kelompok (group communication) berarti komunikasi yang berlangsung antara seorang komunikator dengan sekelompok orang yang jumlahnya lebih dari dua orang.

Menurut Shaw (1976) komunikasi kelompok adalah sekumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan satu sama lain, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat satu sama lain dan berkomunikasi tatap muka.35

Sedang menurut Michael Burgon dan Michael Ruffner seperti yang telah dikutip oleh Sasa Djuarsa, komunikasi kelompok adalah interaksi tatap muka dari tiga individu atau lebih individu guna mmemperoleh maksud atau tujuan yang dikehendaki seperti berbagai informasi, pemeliharaan diri atau pemecahan masalah sehingga semua anggota dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota lainnya dengan akurat.36 Sekelompok orang yang menjadi komunikan itu bisa sedikit, bisa juga banyak. Apabila jumlah orang yang dalam kelompok itu

34

Alvin A.Goldberg-Carl E.Larson, Komunikasi Kelompok Proses Diskusi Dan Penerapannya, (Jakarta: Universitas Indonesia Press, 2006) h.8

35

Arni Muhammad, Komunikasi Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), h.182

36

Sasa Djuarsa Sendjaja, et al, Modul Teori Komunikasi, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2004), Cet ke-8, h.3.3


(34)

sedikit yang berarti itu kelompok kecil (small group communication), jika jumlahnya banyak yang berarti kelompoknya besar (large group communication). Komunikasi kelompok dapat diklasifikasikan kedalam macam yaitu :

1. Kelompok kecil, yang kadang-kadang disebut micro group. Kelompok kecil (micro group) adalah kelompok komunikasi yang dalam situasi terdapat kesempatan untuk memberi tanggapan secara verbal atau dalam komunikasi kelompok komunikator dapat melakukan komunikasi antar pribadi dengan salah seorang anggota kelompok, seperti yang terjadi pada acara diskusi, kelompok belajar, seminar dan lain-lain.

Umpan balik yang diterima dalam komunikasi kelompok kecil ini biasanya bersifat rasional, serta diantara anggota yang terkait dapat menjaga perasaan masing-masing dan norma-norma yang ada.

Dengan perkataan lain, antara komunikator dengan setiap komunikan dapat terjadi dialog atau tanya jawab. Komunikan dapat menanggapi uraian komunikator, bisa bertanya jika tidak mengerti dan dapat menyanggal jika tidak setuju dan lain sebagainya.

2. Komunikasi kelompok besar (macro group) yaitu yang terjadi dengan sekumpulan orang yang sangat banyak dan komunikasi antar pribadi (kontak pribadi) jauh lebih kurang atau susah untuk dilaksanakan, karena terlalu banyaknya orang yang berkumpul seperti halnya yang terjadi pada acara tabligh akbar, kampanye dan lain-lain.

Angggota kelompok besar apabila memberitakan tanggapan kepada komunikator, biasanya bersifat emosional, yang tidak dapat mengontrol emosinya. Lebih-lebih jika komunikan heterogen, beragam dalam usia, pekerjaan, tingkat


(35)

pendidikan, agama, pengalaman, dan sebagainya. Seperti halnya jika diantara kerumunan itu seorang yang tidak suka pada komunikator, maka dia berusaha mencari kesempatan untuk melempar dengan sandal dan yang lainnya tanpa tahu permasalahan akan mengikuti tindakan tersebut.

2. Karakteristik Komunikasi Kelompok

Beberapa karakteristik komunikasi kelompok yaitu :

1. Komunikasi Kelompok bersifat formal, dalam arti pelaksanaannya direncanakan terlebih dahulu, sesuai dengan komponen-komponennya. 2. Komunikasi Kelompok terorganisir, yaitu orang-orang yang tergabung

dalam kelompok mempunyai peranan dan tanggung jawab masing-masing dalam mencapai tujuan.

3. Komunikasi Kelompok terlembagakan, dalam arti ada aturan mainnya. 4. Komunikator dalam kelompok ini haruslah :

a. Mencoba mengisolir beberapa proses yang sederhana dan mudah dimengerti dari sekian banyak proses-proses yang timbul secara simultan.

b. Menggunakan beberapa istilah yang akan memudahkan untuk mengorganisir pengamatan.37

Menurut Sasa Djuarsa Sendjaja, karakteristik yang melekat pada suatu kelompok yaitu : norma dan peran. Norma adalah persetujuan atau perjanjian tentang bagaimana orang-orang dalam suatu kelompok berperilaku satu dengan lainnya. Kadang-kadang norma oleh para sosiolog disebut juga dengan hukum

37


(36)

(law) ataupun aturan (rule), yaitu perilaku-perilaku apa saja yang pantas dan tidak pantas untuk dilakukan dalam suatu kelompok.

Ada tiga kategori norma kelompok yaitu :

1. Norma Sosial, yaitu yang mengatur hubungan diantara para anggota kelompok.

2. Norma Prosedural, yaitu yang menguraikan dengan lebih rinci bagaimana kelompok harus beroperasi, seperti bagaimana suatu kelompok harus membuat keputusan apakah melalui suara mayoritas ataukah pembicaraan sampai tercapai kesepakatan.

3. Norma Tugas, yaitu memusatkan perhatian pada bagaimana suatu pekerjaan harus dilaksanakan.

Jika diberi batasan sebagai ukuran kelompok yang dapat diterima, maka peran (role) merupakan pola-pola perilaku yang diharapkan dari setiap anggota kelompok. Ada dua fungsi peran dalam suatu kelompok, yaitu fungsi tugas dan fungsi pemeliharaan.

3. Fungsi Komunikasi Kelompok

Keberadaan suatu kelompok dalam masyarakat dicerminkan oleh adanya fungsi-fungsi yang akan dilaksanakannya.

Fungsi komunikasi kelompok sebagai berikut :

a. Fungsi hubungan sosial, yaitu bagaimana suatu kelompok mampu memelihara dan memantapkan hubungan sosial diantara para anggotanya seperti bagaimana suatu kelompok secara rutin memberikan memberi kesempatan kepada anggotanya untuk melakukan aktivitas yang informal, santai dan menghibur.


(37)

b. Fungsi pendidikan, dalam arti bagaimana sebuah kelompok secara formal maupun informal bekerja untuk mencapai dan dan mempertukarkan pengetahuan.

c. Fungsi persuasi, yaitu seorang anggota kelompok berupaya mempersuasi anggota lainnya supaya melakukan atau tidak melakuakan sesuatu.

d. Fungsi pemecahan masalah dan pembuatan keputusan, yaitu berkaitan dengan penemuan alternatif atau solusi yang tidak diketahui sebelumnya, sedangkan pembuatan keputusan; berhubungan dengan pemilihan antara dua atau lebih solusi. Jadi pemecahan masalah menghasilkan materi atau bahan untuk pembuatan keputusan .

e. Fungsi terapi, yaitu membantu setiap individu mencapai perubahan personalnya. Tentunya individu tersebut harus berinteraksi dengan anggota kelompok lainnya guna mendapatkan manfaat, namun usaha utamanya adalah membantu dirinya sendiri, bukan membantu kelompok mencapai consensus. Contoh dari kelompok terapi ini adalah: kelompok konsultasi perkawinan, kelompok penderita narkoba dan lain-lain.38

4. Bentuk-Bentuk Komunikasi Kelompok

Bentuk komunikasi kelompok terbagi kedalam dua kategori : deskriptif dan preskriptif.

1. Komunikasi kelompok deskriptif (menggambarkan) a). Kelompok Tugas

Aubrey fisher meneliti tindak komunikasi kelompok tugas dan menemukan bahwa kelompok melewati empat tahap: orientasi, konflik,

38


(38)

pemunculan dan peneguhan.39 Pada tahap pertama, setiap anggota berusaha saling mengenal, saling menangkap perasaan yang lain mencoba menemukan peranan dalam status. Ini adalah tahap pemetaan masalah. Tindak komunikasi pada tahap ini umumnya menunjukkan persetujuan, mempersoalkan pernyataan dan berusaha memperjelas informasi, anggota kelompok cenderung tidak seragam dalam menafsirkan usulan. Pada tahap kedua konflik, terjadi peningkatan perbedaan diantara anggota. Masing-masing berusaha mempertahankan posisinya. Terjadi polarisasi dan kontraversi diantara anggota kelompok. Tindak komunikasi pada tahap ini kebanyakan berupa pernyataan tidak setuju, dukungan pada pendirian masin-masing dan biasanya menghubungkan diri dengan pihak yang pro atau kontra. Pada tahap ketiga pemunculan, orang mengurangi tingkat polarisasi dan perbedaan pendapat. Disini anggota yang menentang usulan tertentu menjadi bersikap tidak jelas. Tindak komunikasi umunya berupa usulan-usulan yang ambigu. Pada tahap keempat peneguhan, para anggota memperteguh konsensus kelompok. Mereka mulai memberikan komentar tentang kerjasama yang baik dalam kelompok dan memperkuat keputusan yang diambil oleh kelompok, pernyataan umumnya bersifat positif dan melepaskan ketegangan.40

b). Kelompok Pertemuan

Kelompok pertemuan oleh para psikolog digunakan untuk melatih pasien menemukan dirinya sendiri. Carl Roger melihat manfaat kelompok pertemuan untuk pengembangan diri. Pada tahun 1970-an para peneliti menemukan bahwa kelompok pertemuan bukan saja dapat membantu pertumbuhan diri, tetapi juga mempercepat penghancuran diri. Beberapa peneliti mencatat adanya kerusakan

39

Jalaludin Rakhmat, Psikologi Komunikasi, h.175

40


(39)

psikis akibat kepemimoinan kelompok yang merusak. Seperti kita ketahui, orang memasuki kelompok pertemuan untuk mempelajari diri mereka dan mengetahui bagaimana mereka dipersepsikan oleh anggota yangn lain.

c). Kelompok Penyadar

Kelompok penyadar ini digunakan untuk menimbulkan kesadaran pada anggota-anggota kelompoknya. Untuk menimbulkan kesadaran diri pada orang-orang yang berkumpul didalam kelompok harus terdiri dari orang-orang-orang-orang yang mempunyai karakteristik yang menjadi dasar pembentukan kelompok.

2. Komunikasi kelompok preskriptif (memberi petunjuk)

Komunikasi kelompok dapat dipergunakan untuk menyelesaikan tugas, memecahkan persoalan, membuat keputusan, atau melahirkan gagasan kreatif,membantu pertumbuhan kepribadian seperti dalam kelompok pertemuan atau membangkitkan kesadara sosial politik. Tidak terlalu salah kalau kita katakan komunikasi kelompok berfungsi sebagai katup pelepas perasaan tidak enak sampai pembuat gerakan revolusioner, sejak sekadar pengisi waktu sampai basis perubahan sosial. Berbagai komunikasi kelompok ini menurut formatnya dapat diklasifikasikan pada dua kelompok besar: privat dan publik (terbatas dan terbuka). Kelompok pertemuan (kelompok terapi), kelompok belajar, panitia, konferensi (rapat) adalah kelompok privat. Panel, wawancara terbuka (publik interview), forum, symposium termasuk kelompok publik.41

41


(40)

GAMBARAN UMUM HARAPAN IBU (TK/Kelas Pre School)

A. Latar Belakang Berdirinya TK Islam Harapan Ibu

Yayasan Harapan Ibu berdiri pada tahun 1979. Yayasan Harapan Ibu menyelenggarakan pendidikan TK/SD pada awalnya di Jl. Brawijaya Kebayoran Baru Jakarta Selatan pada tahun 1980 tepatnya di garasi mobil tempat kediaman Ibu. Hj. Rahman Tamin yang kemudian berkembang dan kemudian mendirikan gedung sendiri di Jl. H. Banan No. 1 Pondok Pinang Jakarta Selatan, di atas tanah hibah Bapak Budiisita Malik putra dari Bapak Adam Malik (Alm) yang pada saat itu Bapak Adam Malik masih menjabat sebagai Wakil Presiden Republik Indonesia.

Adapun tujuan pendirian dari TK/SD adalah membantu bangsa dan negara dalam meluaskan dan meningkatkan mutu pendidikan tunas-tunas bangsa sesuai dengan Pancasila dan UUD 45.

TK Islam Harapan Ibu yang sudah berkembang kepada kemajuan, tetapi tetap saja selalu melakukan perbaikan dan evaluasi diri, hal ini disebabkan karena begitu serius para pembina, pengurus dan juga para pendidik untuk mewujudkan dari pada tujuan pendiriannya.

TK Islam Harapan Ibu yang selalu berbenah diri ini mulai menunjukkan kelebihannya, yaitu dengan membuka kelas bilingual, dan juga kerja sama dengan learning box yang dapat membantu pembelajaran bahasa inggris pada kelas reguler. Selain itupula TK Islam Harapan Ibu memiliki konsep pembelajaran sebagai berikut :


(41)

a. Active Learning b. Multiple Intelegencies c. Islamic Nuance d. Learning By Doing

Adapun proses pembelajaran di TK Islam Harapan Ibu mengacu pada kurikulum berstandar kompetensi yang meliputi :

a. Spirituality b. Social Study c. Language d. Math e. Science f. Health

TK Islam Harapan Ibu setiap tahunnya selalu menggelar bermacam kegiatan antara lain :

a. Kegiatan Family Day b. Kegiatan Cooking Season c. Field Trip

d. Amaliah Ramadhan

e. Pendidikan Manasik Haji Cilik f. Performance

g. Workshop/Seminar h. General Check Up i. Pentas Seni, dsb.


(42)

B. Tujuan TK Islam Harapan Ibu

Menjadi salah satu institusi pendidikan yang dapat membangun anak didik menjadi manusia yang memiliki ilmu pengetahuan dan teknologi yang luas. Berakhlakul karimah, budi pekerti luhur, jujur dan terhormat serta bermanfaat bagi lingkungannya denga landasan Al-Qur’an dan Hadist.

C. Visi dan Misi TK Islam Harapan Ibu Visi :

Membentuk intelektual muslim yang beriman dan bertakwa.

Misi :

1. Membentuk intelektual muslim yang beriman dan bertakwa. 2. Membekali iman dengan berbagai pengetahuan yang dikemas di

dalam kegiatan belajar mengajar berbasis bilingual. 3. Mendisain program kegiatan yang bernuansa islami.

4. Membekali anak agar mampu berkomunikasi dengan verbal dan non verbal.

5. Menstimulasi potensi kecerdasan peserta didik yang berbeda.

6. Menerapkan kurikulum nasional plus dan internasional yang bernuansa islami.1

D. Sarana/Prasarana

Sarana/prasarana adalah fasilitas yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar para murid. Adapun sarana/prasarana yang disediakan adalah sebagai berikut :

1


(43)

a. Air Conditioned Classrooms b. Library

c. Mushola

d. Computer room e. UKS

f. Language room g. Dental clinic

h. Indoor and outdoor play area i. Music room

j. Sand area k. Sport area l. Play ground area

E. Program Kegiatan Belajar Mengajar 1. Class Activities

a. Language/Bahasa Inggris b. Bahasa Indonesia

c. Mathematics/matematika d. Religion/agama (Iqro) e. Library time

f. Music and movements g. Arts and crafts

h. Computer

i. Multiple intelligence (MI) kids j. Cooking


(44)

k. Field trips

l. Dental check and immunization m. Outbond

n. Science

2. Indoor Play

a. Blocks

b. Dramatics area c. Lego

3. Outdoor Activities

a. Outdoor Play b. Sand Play

c. Morning exercises/olahraga

4. Extracuriculer Activitis

a. Painting b. Fast track kids c. Futsal

d. Music2

F. Struktur Organisasi

Kepala Sekolah : Hj. Masfufa

Wakil Kepala Sekolah : Hj.Lindriyati S.pd Koordinator Keagamaan : Pawanah S.Ag

Tata Usaha : Siska Agustini

Guru Playgroup : Pawanah S.Ag

2


(45)

Aty Siti Nur Indri Guru Kelas A Mina : Hj.Lindriyati S.pd

Peni Larasati S.pd

Masruroh S.pd

Guru Kelas B Arofah : Dra. Herawati Wildani Putri S.pd Hurriyah

Guru Kelas B Madinah : Ramawati

Dra.Lishamidah

Guru Musik/Tari : Eni Kusrini

Karyawan Yanto Susanto

Umar


(46)

IDENTIFIKASI INFORMASI KOMUNIKASI KELOMPOK DI TK (Kelas Pre School) HARAPAN IBU

Dalam kegiatan proses belajar mengajar tedapat suatu proses komunikasi, dan itu bisa berupa komunikasi verbal (dengan kata-kata), non verbal (berupa lambang-lambang, simbol-simbol, atau gerakan tubuh) dan komunikasi antar pribadi. Jadi, komunikasi yang baik sangat berperan dalam pendidikan, yaitu sebagai proses yang dilakukan oleh guru (pengajar) untuk menyampaikan materi pendidikan kepada murid (peserta didik), dengan tujuan agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh murid (peserta didik) tersebut.

A. Penerapan kounnikasi kelompok pada proses belajar mengajar di kelas pre school Harapan Ibu

Berdasarkan pengamatan dilapangan dan wawancara yang penulis lakukan di Taman Kanak-Kanak (TK) Harapan Ibu, bahwa komunikasi kelompok yang digunakan oleh para guru sebagai berikut :

1. Komunikasi kelompok secara verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan bahasa dan tulisan atau merupakan bentuk komunikasi berupa kata-kata yang diucapkan secara lisan dan tulisan yang umum digunakan oleh orang banyak, hal ini karena komunikasi verbal sangat mudah dipahami oleh anak-anak kelas pre school. Dengan menggunakan komunikasi secara verbal dalam proses belajar mengajar guru-guru dapat memberikan pemahaman materi kepada murid-murid tersebut melalui program belajar


(47)

yang telah ditetapkan, seperti bahasa inggris, bahasa indonesia, matematika, dan mengenal benda-benda serta lingkungan sekitarnya.

Seperti hasil wawancara penulis dengan Bu Indri tentang komunikasi verbal yang dipakai guru terhadap murid yaitu ketika pelajaran agama (religion) pada materi “membaca iqro” dengan cara, ketika si anak salah membaca dan tidak mau mengulanginya maka guru akan mengulangi bacaannya dan terus membujuk anak tersebut dengan kata-kata yang halus.1

“Dalam mengajar itu, setiap anak harus benar-benar kita perhatikan agar mereka mau mendengarkan ucapan guru dan mau mengerjakan apa yang telah diperintahkan (ditugaskan). Misalnya ketika saya memberikan materi tentang membaca iqro (agama), saya harus benar-benar memperhatikan bacaannya agar saya tahu letak kesalahannya setelah itu diperbaiki kesalahannya dan saya ulangi kembali kemudian si anak saya perintahkan untuk mengulanginya. Jika anak tersebut tidak mau, maka saya akan membujuknya dengan kata-kata yang halus”.2

Kelebihan komunikasi dengan verbal ini, murid lebih mudah memahami dan mengetahui pesan yang disampaikan. Tetapi apabila materi yang disampaikan melalui lisan tidak dikaji kembali secara berulang-ulang maka hal tersebut dapat menyebabkan murid akan lupa pada materi yang telah disampaikan.

Kegiatan yang sering penulis temui, adalah ketika guru sedang berinteraksi dengan murid serta menerangkan materi pelajaran seperti membaca, menulis, bernyanyi, komputer, permainan dan lain-lain. Bentuk komunikasi ini juga terlihat dengan cara guru menyikapi tingkah laku muridnya. Pada kelas komputer si anak disuruh untuk menghidupkan

1

Wawancara pribadi dengan Ibu Indri 2


(48)

komputer masing-masing dan memilih sendiri permainannya akan tetapi ada seorang anak yang mengambek karena bingung dalam memilih permainannya, maka guru tersebut mendekati si anak untuk memberikan semangat dan mengarahkan dalam memilih permainannya yang cocok dan mendidik.

Agar lebih terarah, komunikasi verbal dalam proses belajar mengajar dan metode yang disampaikannya dapat dilihat sebagai berikut :

a. Bercerita: Adapun kegiatan lain yang sering dilakukan oleh seorang guru di TK (taman kanak-kanak) adalah dengan bercerita. Komunikasi verbal yang diantara bentuknya adalah bercerita dapat memudahkan komunikasi dua arah antara guru dan murid.

Metode cerita ini cukup efektif dan mudah dipahami oleh murid, sehingga pesan yang disampaikan dapat langsung dicerna, dan disini guru harus kreatif dan membuatnya menarik dalam menyampaikan ceritanya. Karena cerita ialah suatu hal yang mengasyikkan dan menyenangkan terlebih bagi seorang anak-anak.

Dan dalam masa kanak-kanak biasanya anak-anak mudah meniru dan meneladani tokoh ataupun seseorang yang dianggap cocok dengan diri mereka dan itu mereka dapatkan dari cerita yang didengarkan melalui media ataupun lewat gurunya. Misalnya Bu indri menerangkan pada murid tentang pentingnya menggosok gigi, beliau berusaha mengemasnya kedalam sebuah cerita yang menarik dengan menggunakan sebuah buku cerita tentang “Harimau sakit gigi”. Beliau berusaha menceritakan betapa pentingnya menggosok gigi serta


(49)

menjaga kesehatan mulut dan akan mendapatkan akibatnya jika tidak mau menggosok gigi (akan merasakan sakit gigi) dengan menggunakan gaya bahasa yang berubah-ubah sesuai karakter tokoh cerita tersebut.

“Bercerita merupakan salah satu metode yang dipakai dalam pelaksanaan program pendidikan di TK ataupun playgroup Harapan Ibu, karena merupakan cara yang cukup efektif dan mudah dipahami oleh anak-anak. Selain itu, cerita merupakan suatu hal yang mengasyikkan dan menyenangkan bagi anak. Biasanya anak-anak akan meniru tokoh atau seseorang yang mereka anggap coccok dengan diri mereka berdasarkan dari yang telah didapatkan sebuah cerita. Dan disinilah kami (seorang guru) dituntut untuk kreatif dalam menguraikan sebuah cerita menjadi semenarik mungkin agar anak-anak mau mendengarkannya dan melakukan hal yang positif dari cerita tersebut”.3

b. Bernyanyi: Bernyanyi merupakan suatu metode yang digunakan oleh guru pada saat murid mulai jenuh ataupun bosan selama mengerjakan tugasnya. Terkadang bernyanyi digunakan ketika akan memulai pelajaran, hal tersebut dilakukan agar suasana sebelum memulai pembelajaran menjadi lebih riang dan anak-anak dapat mengikuti materi yang akan diberikan dengan suka cita. Dan biasanya bernyanyi dilakukan ketika murid-murid akan melakukan aktifitas seperti memulai makan (berdoa sebelum makan) ataupun memulai aktifitas lainnya. Hal tersebut dilakukan pula agar murid dapat mudah mengingat setiap doa yang telah diajarkan dan dapat menerapkannya dikehidupan sehari-hari. Dan dengan bernyanyi, murid-murid dapat kembali ceria serta tidak bosan untuk melakukan aktifitas lainnya. Seperti yang telah dituturkan oleh Bu Pawanah:

3


(50)

“Bernyanyi juga selalu digunakan ketika para guru melihat bahwa anak-anak sudah mulai menunjukkan sikap yang tidak konsentrasi (jenuh) ketika belajar. Kadang bernyanyi juga dilakukan ketika akan memulai pembelajaran, tujuannya agar anak-anak menjadi riang dan dapat mengikuti materi yang diberikan dengan suka cita. Ketika akan memulai aktivitas seperti berdo’a sebelum belajar ataupun berdo’a sebelum makan dan aktivitas lainnya, saya selalu mengajak anak-anak untuk bernyanyi terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan agar anak-anak dapat dengan mudah mengingat setiap do’a yang telah diajarkan serta dapat menerapkannya dikehidupan sehari-hari mereka.4

c. Bermain: Bermain fungsinya sama dengan bernyanyi yaitu untuk mencairkan suasana ketika murid-murid mulai jenuh atau bosan. Di TK Harapan Ibu selain tersedia arena tempat bermain yang letaknya diluar kelas juga disediakan ruang serba guna yang telah tersedia alat belajar serta bermain fungsinya dapat digunakan untuk arena belajar sambil bermain dan hal tersebut membuat murid-murid merasa senang (fun) ketika belajar dan bermain. Dan permainan diciptakan dari materi pelajaran, seperti pada pelajaran matematika tentang mengenal akan persegi, persegi panjang, segitiga dan lain-lain, guru tersebut menuangkannya dalam bentuk games dengan meletakkan alat permainan dimeja kemudian menyuruh si anak untuk berlomba dan meletakkan benda tersebut ditempat yang telah disediakan oleh guru tersebut dan harus sesuai dengan kategorinya. Hal tersebut juga dimaksudkan agar memudahkan atau mengingat pelajaran serta pengetahuan yang telah diberikan. Seperti yang telah dilakukan oleh Ibu Pawanah (Bu Wawat) didalam kelasnya serta beliau memberikan contohnya:

4


(51)

“Anak-anak sekarang adalah pelajaran tentang matematika, sekarang kalian masing-masing ambil lego lalu kumpulkan tiap kategori seperti bentuk persegi, segitga, persegi panjang, bulat dan lainnya serta jangan lupa untuk dikategorikan kedalam warnanya.”5

Komunikasi verbal atau lisan yang dilakukan di TK Harapan Ibu selalu mengkomunikasikan pesan-pesan agama, anak-anak selalu diajarkan untuk membaca doa sebelum melakukan aktifitas seperti ketika akan masuk kamar mandi si anak diajarkan untuk berdoa dahulu kemudian masuk kekamar mandi, berdoa sebelum belajar, berdoa sebelum makan dan lain-lain. Dan menggunakan kalimat islam seperti membiasakan mengucap salam bila bertemu dengan seseoarang baik itu guru, teman, orang tua ataupun yang lainnya.

Dalam penyampaian pesan, guru menggunakan bahasa yang jelas dan mudah dipahami oleh anak-anak. Sehingga feedback (tanggapan) yang positif bisa didapatkan dari pesan yang telah disampaikan dan bahkan serta diamalkan dalam kehidupan sehari-hari oleh karena itu, komunikasi lisan berperan dalam penyampain pesan pada anak-anak.

2. Komunikasi kelompok secara non verbal

Selain menggunakan komunikasi bentuk verbal, komunikasi non verbal (bahasa isyarat) juga selalu digunakan oleh manusia. Karena komunikasi non verbal termasuk pendukung dari komunikasi verbal.6

Seperti hasil wawancara pada kelas play group tentang komunikasi non verbal yang digunakan guru dalam pelajaran mengenal tentang tumbuhan maka harus disertai dengan membawakan salah satu tanaman

5

Ucapan Bu Wawat ketika memberikan salah satu materi dikelas 6


(52)

atau bunga yang ada di sekitar kelas. Hal tersebut agar anak-anak lebih dapat memahami terhadap yang diberikan oleh guru.

“Dalam memberikan materi kami (guru) selalu mengiringi antara komunikasi verbal dengan non verbal, seperti Bu Indri mengenalkan anak-anak tentang tumbuhan. Beliau tidak hanya berbicara tentang macam-macam tumbuhan tetapi juga sambil membawakan serta menunjukkan dengan menggunakan tangan (bahasa non verbal) tumbuhan yang ada disekitar lingkungan TK ini, jadi anak-anak dapat lebih mudah untuk memahaminya.”7.

Penulis melihat didalam proses belajar mengajar di TK Harapan Ibu antara komunikasi verbal non verbal dengan komunikasi verbal selalu digabungkan, karena komunikasi verbal tanpa komunikasi non verbal tidak berarti.

Bentuk kedua komunikasi tersebut selalu digunakan pada saat proses belajar mengajar di TK Harapan Ibu, hal ini penulis lihat pada saat:

a. Guru bercerita tentang menggosok gigi dengan visualisasi gambar harimau (binatang). Agar lebih menarik serta anak-anak dapat memahami isi cerita dan merekapun menjadi senang, maka guru menggunakan ekspresi wajah, kontak mata, sikap tubuh sehingga perhatian murid-murid dapat terfokus pada apa yang disampaikan dan mereka dapat menerima pesan atau materi yang diberikan tanpa merasa tertekan (paksaan). Hal ini sesuai dengan hasil wawancara dengan ibu indri bahwa dalam bercerita kita harus kreatif dan membuat cerita semenarik mungkin dalam menyampaikannya , hal tersebut agar murid dapat memahami isi cerita, konsentrasi dan komunikasi tetap berjalan.

7


(53)

b. Kegiatan bernyanyi seperti guru dan murid bertepuk tangan sambil menggerakkan tubuh ataupun mengangkat tangan ketika akan berdo’a untuk menghidupkan suasana dan itu dapat membuat anak tidak merasa bosan ketika belajar.

c. Guru mendisiplinkan anak agar tidak berisik ataupun mengganggu temannya dikelas dengan cara menempelkan jari telunjuknya dibibir (tanda agar mereka diam) sambil berbicara dengan tegas kepada anak. Kemudian jika anak tidak menghiraukan teguran tersebut maka guru akan menghampirinya sambil memegang kepala serta memberi teguran yang tegas dan memperingatkan bahwa yang dilakukan itu salah dan mengganggu teman yang lain. Seperti yang dikatakan oleh Ibu Peni: “Contoh dari komunikasi non verbal adalah saya menggunakan body langguage (bahasa tubuh), misalnya ketika didalam kelas ada salah satu anak yang berisik atau mengganggu temannya maka saya akan memanggil anak tersebut sambil menempelkan jari telunjuk saya dibibir (tanda agar mereka diam dan tidak berisik). Dan kalau mereka tidak mau menghiraukan maka saya akan menghampiri anak tersebut sambil memegang (mengusap) kepalanya serta mengingatkannya kembali (memberi teguran).8

Di dalam pemakaian komunikasi non verbal guru mempunyai cara tersendiri untuk menggunakannya.

B. Bentuk Komunikasi Kelompok Pada kelas Pre School di Harapan Ibu

Komunikasi kelompok adalah sekumpulan individu yang dapat mempengaruhi satu sama lain, memperoleh beberapa kepuasan, berinteraksi untuk beberapa tujuan, mengambil peranan, terikat dan berkomunikasi tatap muka. Pada TK (taman kanak-kanak) ataupun playgroup (kelompok

8


(54)

bermain/KB) komunikasi kelompok selalu terbentuk atau dilakukan baik didalam kelas ataupun luar kelas. Untuk kelas playgroup terdiri dari sepuluh orang murid dengan didampingi oleh dua orang guru dan untuk kelas TK (taman kanak-kanak) masing-masing kelas terdiri dari dua puluh orang murid dan didampingi oleh dua orang guru/pengajar. Untuk kelas playgroup memang tidak menerima siswa (murid) lebih dari sepuluh orang, hal itu dikarenakan anak usia playgroup adalah masa dimana mereka baru mulai belajar berinteraksi dengan teman-teman dan lingkungannya. Dan agar sistem pembelajaran lebih optimal maka kelas playgroup memang dibatasi kapasitas jumlah muridnya dan didampingi oleh dua orang guru.9

“Setiap kelas itu terdiri dari masing-masing dua orang pengajar dan untuk TK(taman kanak-kanak) terdiri dari dua puluh orang murid tetapi kelas playgroup (kelompok bermain) terdiri sepuluh orang murid hal tersebut dilakukan agar sistem belajarnya lebih optimal, karena biasanya anak usia playgroup baru mulai belajar berinteraksi dengan lingkuangan dan masih senang untuk bermain-main.”10

Dengan adanya dua guru atau pengajar pada tiap kelas (kelompok belajar), mempunyai maksud dan tujuan yang dikehendaki seperti mengajarkan pelajaran atau memberi pendidikan bukan hanya tentang pengetahuan tetapi juga menerapkan kehidupan yang bernuansa islami dan berusaha menciptakan terbentuknya akhlakul karimah sedini mungkin. Serta berusaha membentuk para murid (anak-anak) agar menjadi masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan, keterampilan, mempunyai wawasan yang luas dan sesuai dengan perkembangan ilmu dan teknologi. Serta membiasakan para murid untuk berbicara dengan bahasa inggris, karena dalam pendidikan para

9

Wawancara pribadi dengan Ibu kepala sekolah ( ibu Masfufah) 10


(55)

guru memang selalu menerapkan memberi materi belajar dengan menggunakan bahasa inggris.

Setiap akan memulai mengerjakan sesuatu dalam kelompok (kelas) dibentuk (buat posisi) duduk membundar jadi para murid (anak-anak) duduk bersampingan dengan guru, hal itu dimaksudkan agar suasana dalam kelas lebih nyaman dan anak-anak mau mendengarkan dan paham pada setiap materi yang diberikan oleh guru. Dan setiap akan memulai mengerjakan sesuatu anak-anak selalu diajarkan untuk membaca do’a.

Dalam kegiatan pembelajaran, para murid diajak untuk berperan aktif mempelajari atau mengkaji setiap materi pelajaran dan pengetahuan agama. Bentuk kegiatan belajar ini tidak perlu selalu dalam bentuk kegiatan yang kaku, tetapi dapat divariasikan dengan diskusi, dialog atau obrolan dengan tetap memfokuskan pada muatan materi pelajaran yang harus diberikan oleh para guru (pengajar).

“Metode diskusi biasanya digunakan setelah guru selesai menjelaskan materi pelajaran, dan anak-anak (murid) dapat menanyakan hal-hal yang belum dimengerti setelah dijelaskan oleh guru. Dan mereka (murid) juga diajak mengobrol tentang ketertarikan mereka.”11

Format belajar atau diskusi yang diterapkan pada kelas playgroup atau taman kanak-kanak Harapan Ibu adalah belajar dengan duduk mengitari guru (duduk membentuk bundar), hal ini dilakukan agar komunikasi antara para murid dengan guru dapat berjalan lancar dan dapat menyebabkan arus komunikasi kelompok yang bebas diantara para anggota kelompok. Pada sistem pembelajaran berbentuk diskusi ini terjadi jaringan komunikasi semua saluran. Diantara para anggota kelompok ada hubungan sosial yang

11


(56)

demokratis, sehingga semua anggota kelompok dapat menumbuhkan karakteristik pribadi anggota kelompok lainnya. Penciptaan suasana komunikasi kelompok yang nyaman, enak, tidak kaku, tidak terkesan formal akan memberikan kenyamanan anak-anak peserta komunikasi kelompok sehingga mendukung kelancaran proses pelaksanaan komunikasi kelompok ini.

Untuk menyusun program komunikasi kelompok pada kelas playgroup ataupun taman kanak-kanak (TK) dalam menanamkan (memberi) pengetahuan dan membentuk akhlakul karimah, perlu dilakukan beberapa langkah sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan

a. Setiap pagi sebelum masuk kedalam kelasnya masing-masing para murid (anak-anak) dibagi kelompok masing-masing perkelas dan melakukan ikrar serta berdoa bersama didepan kelas (halaman kelas), dengan dipimpin oleh semua anggota pengajar (guru) Setelah ikrar dan doa selesai maka para murid bersalaman pada semua penggajar dan memasuki kelas masing-masing. Untuk setiap kelompok (kelas) dikoordinir oleh oleh dua orang pengajar. Bentuk kelompok adalah bentuk pembelajaran bagi para murid yang diharapkan mampu menghilangkan kendala komunikasi yang terjadi antara pengajar dengan murid dalam bentuk pengajaran baik didalam maupun luar kelas. Pengajar diharapkan dapat menjadi kakak (bukan guru) dan menjadi teman atau tempat mengeluarkan isi hati atau curhat bagi anak-anak (anggota kelompok).


(57)

b. Membuat arah jaringan pembinaan kelompok.

c. Mengenalkan setiap materi pelajaran pada anak-anak, seperti

1) Pada mata pelajaran matematika, anak-anak dipersilahkan (dibolehkan) menggunakan puzzle sesuka mereka tetapi mereka disuruh untuk menyamakan bentuk puzzle seperti segitiga, balok serta menyamakan warnanya.

2) Bentuk-bentuk kegiatan pengalaman (pembelajaran) keagamaan seperti selalu membaca doa setiap akan melakukan aktivitas, belajar mengerjakan sholat, latihan manasik haji.

3) Untuk cara penilaian, setiap para murid masing-masing memiliki buku komunikasi antara guru dan orang tua murid yang setiap hari dikerjakan (diisi) oleh guru masing-masing dan diserahkan ke para murid untuk diberikan kepada orang tua murid. Agar orang tua murid dapat tahu bagaimana sikap atau aktivitas yang telah dilakukan oleh anak-anaknya sewaktu disekolah. Hal itu dimaksudkan agar mereka (anak-anak) mendapat perhatian pula dari orang tuanya, karena mayoritas orang tua mereka sibuk dengan pekerjaannya. Dan supaya komunikasi antara guru (pengajar) dengan wali (orang tua murid) tetap berjalan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap I : 10-15 menit : Mengecek mengulang ingatan anak-anak akan materi yang telah diberikan pada hari yang lalu (kemarin).


(58)

Tahap II : 60-70 menit : Pembahasan materi pokok sesuai dengan persiapan dan dengan memakai modul (kurikulum) yang telah ditetapkan oleh pihak pimpinan sekolah.

Tahap III : 10-15 menit : Istirahat (waktu makan) bagi anak-anak, serta mengingatkan untuk selalu berdoa jika akan melakukan sesuatu.

Kegiatan kelompok dalam setiap kegiatan belajar merupakan ajang pembentukan diri bagi murid di Playgroup dan TK Harapan Ibu. Untuk itu disiapkan beberapa perangkat pendukung kegiatan kelompok pendidikan yang terdiri dari: materi pembelajaran, kurikulum, dan metode penyampaian yang baik.

Bentuk kelompok dilakukan untuk melengkapi dan menunjang proses kegiatan belajar mengajar dikelas yang lebih mengarah pada diskusi dan aplikasi pengetahuan serta pengalaman agama. Guru (pengajar) diharapkan dapat menjadi kakak (teman) dan menjadi tempat mengeluarkan isi hati para murid (anak-anak) anggota kelompok.

“Setiap guru disini berusaha untuk menjadi teman ataupun kakak bagi para murid bahkan tak jarang dari mereka yang suka curhat pada sang guru, hal itu dilakukan selain untuk mencairkan suasana belajar mengajar didalam kelas juga agar mereka merasa nyaman dengan keberadaan dari setiap guru.”12

Berdasarkan realisasi bentuk pelaksanaan komunikasi kelompok yang diuraikan diatas, tampak bahwa di TK atau Playgroup Harapan Ibu bentuk komunikasi kelompok yang diterapkan adalah bentuk preskiptif (memberi petunjuk). Hal ini terlihat bahwa didalam pelaksanaannya digunakan format

12


(1)

menyemangatinya serta menghiburnya agar mereka mau mengikuti pelajaran kembali.

T : Apakah ada kendala yang ibu hadapi saat berkomunikasi dengan murid-murid? Apa saja?

J : Kendalanya ketika ada seorang anak yang tidak bersemangat sekolah, mungkin ketika mereka sedang sakit (tidak enak badan). Terkadang mereka menjadi lebih manja dan ingin diperhatikan lebih oleh guru. Karena faktor tersebut mereka jadi tidak konsentrasi ketika belajar bahkan cenderung uring-uringan (manja).

T : Bisakah ibu memberikan contoh materi yang lengkap dan mudah dipahami oleh para murid mengenai mengenai metode pengajaran secara verbal dan non verbal?

J : Dalam mengajar itu, setiap anak harus benar-benar kita perhatikan agar mereka mau mendengarkan ucapan guru dan mau mengerjakan apa yang telah diperintahkan (ditugaskan). Misalnya ketika saya memberikan materi tentang membaca iqro (agama), saya harus benar-benar memperhatikan bacaannya agar saya tahu letak kesalahannya setelah itu diperbaiki kesalahannya dan saya ulangi kembali kemudian si anak saya perintahkan untuk mengulanginya. Jika anak tersebut tidak mau, maka saya akan membujuknya dengan kata-kata yang halus. Hal tersebut sudah termasuk dari contoh komunikasi non verbal, dan untuk non verbalnya jika anak tersebut mau menuruti perintah saya serta melakukannya dengan benar maka saya akan melempar senyum ke anak tersebut atau bertepuk


(2)

kedua belah tangan saya, pertanda saya puas/ senang dengan yang telah dilakukannya.

T : Bentuk komunikasi seperti apa yang digunakan dalam pelaksanaan komunikasi kelompok pada kelas pre school?

J : Bentuk komunikasi kelompoknya itu seperti bentuk kelompok bermain dan belajar ataupun diskusi untuk memberi pengetahuan (pendidikan) pada anak-anak.

T : Menurut ibu faktor apa saja yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar para murid tersebut?

J : Dukungan dari orang tua terhadap anak-anaknya juga diperlukan, makanya kami (guru) tiap hari selalu memberikan buku komunikasi yang dititipkan pada tiap anak atau baby sitter (pengasuh anak) agar komunikasi antar guru dan orang tua murid dapat berjalan dan mereka mengetahui perkembangan anak mereka. Karena biasanya para murid (anak-anak) diantar dan dijemput oleh baby sitter (pengasuh anak), selain itu tersedianya fasilitas yang memadai (menunjang).

T : Apa yang menjadi harapan ibu untuk Harapan Ibu?

J : Harapan saya, sekolah ini dapat terus berkembang serta maju agar kita dapat terus meningkatkan kualitas pendidikan.


(3)

WAWANCARA Hari : Jum’at

Tanggal : 26 juni 2009

Pewawancara : Nurul fauziah

Nara sumber : Pawanah S.Ag

Pertanyaan dan jawaban

T : Persiapan apa saja yang ibu lakukan sebelum mengajar atau masuk kelas?

J : Sebelum mulai mengajar saya selalu mengecek kembali materi dan media pembelajaran telah tersedia, dan menyambut setiap anak-anak yang datang ke sekolah agar mereka semua selalu bersemangat dan ceria ketika belajar.

T : Lalu apa saja yang ibu lakukan ketika sudah didalam kelas?

J : Sebelum memulai (setiap akan memulai) kegiatan anak-anak selalu diajarkan untuk berdoa terlebih dahulu. Lalu saya dan rekan saya miss (bu) indri mencoba mengingatkan kembali akan materi pelajaran yang kemarin (yang lalu) dan mulai memberikan materi yang akan dipelajari dengan bercerita ataupun bernyanyi serta berbagai macam permainan.

T : Metode apa saja yang digunakan oleh ibu dalam menyampaikan materi untuk anak-anak?


(4)

J : Macam-macam, bercerita, menggunakan permainan, terkadang dalam bentuk diskusi, menasihati jika ada anak yang menunjukkan sikap yang tidak baik serta pembiasaan perilaku yang baik seperti mengucapkan salam, berdoa setiap akan melakukan sesuatu, meminta maaf jika melakukan kesalahan serta bernyanyi juga selalu digunakan ketika para guru melihat bahwa anak-anak sudah mulai menunjukkan sikap yang tidak konsentrasi (jenuh) ketika belajar. Kadang bernyanyi juga dilakukan ketika akan memulai pembelajaran, tujuannya agar anak-anak menjadi riang dan dapat mengikuti materi yang diberikan dengan suka cita. Ketika akan memulai aktivitas seperti berdo’a sebelum belajar ataupun berdo’a sebelum makan dan aktivitas lainnya, saya selalu mengajak anak-anak untuk bernyanyi terlebih dahulu. Hal tersebut dilakukan agar anak-anak dapat dengan mudah mengingat setiap do’a yang telah diajarkan serta dapat menerapkannya dikehidupan sehari-hari mereka.

T : Dan materi apa saja yang ibu berikan?

J : Materinya itu banyak diantaranya yaitu: math (matematika), language (bahasa inggris), computer (komputer), science, musik, cooking (memasak), agama (religion) dan masih ada lagi seperti yang ada di modul pembelajaran.

T : Ada tidak strategi khusus dalam mengajar supaya anak-anak bisa senang dan mengikuti pelajaran yang ibu berikan?

J : Saya berusaha mendekatkan diri pada anak-anak agar mereka merasa senang dengan keberadaan dan membuat mereka menjadi nyaman serta saya bersikap tegas jika ada salah satu anak yang bersikap tidak baik. Dan setiap guru disini berusaha untuk menjadi teman ataupun kakak bagi para murid bahkan tak jarang


(5)

dari mereka yang suka curhat pada sang guru, hal itu dilakukan selain untuk mencairkan suasana belajar mengajar didalam kelas juga agar mereka merasa nyaman dengan keberadaan dari setiap guru.

T : Apakah ada kendala yang ibu hadapi saat berkomunikasi dengan murid-murid? Apa saja?

J : Kendala itu biasanya ada diawal (pertama) masuk anak-anak sekolah, karena mereka masih malu ketika sekolah dan harus memulai interaksi baru dengan lingkungan sekolah.

T : Bisakah ibu memberikan contoh materi yang lengkap dan mudah dipahami oleh para murid mengenai mengenai metode pengajaran secara verbal dan non verbal?

J : Saya menjelaskan (mencontohkan) berdoa dengan berbicara itu salah satu contoh komunikasi secara verbal, dan mengangkat kedua telapak tangan keatas merupakan contoh dari non verbalnya.

T : Bentuk komunikasi seperti apa yang digunakan dalam pelaksanaan komunikasi kelompok pada kelas pre school?

J : Bentuk komunikasi kelompoknya itu seperti bentuk kelompok belajar, kelompok bermain ataupun diskusi yang gunanya untuk memberi pengetahuan pada anak-anak.

T : Menurut ibu faktor apa saja yang menunjang keberhasilan dalam proses belajar mengajar para murid tersebut?


(6)

J : Selain fasilitas yang memadai, kekompakan antara guru dan murid juga diperlukan perhatian dari para orang tua murid pada masing-masing anaknya.

T : Apa yang menjadi harapan ibu untuk Harapan Ibu?

J : Harapan saya, kami selalu mendapat dukungan dan support dari pihak sekolah maupun orang tua murid akan segala aktivitas (kegiatan) yang ada.