12. Arsenik pada air minum
Konsumsi air minum yang mengandung arsenik dapat meningkatkan risiko keganasan kandung kemih.
13. Kurangnya asupan air
Orang-orang yang asupan air hariannya tidak cukup akan lebih jarang berkemih sehingga pengeluaran senyawa toksin lebih lambat. Akibatnya,
terjadi peningkatan risiko keganasan kandung kemih.
2.2.3. Staging dan Grading Kanker Kandung Kemih
Staging dan grading kanker kandung kemih sangat penting untuk menentukan prognosis dan tata laksana yang sesuai bagi pasien. Staging keganasan
pada pasien dapat dilakukan dengan menggunakan sistem TNM Tumour-Nodes- Metastasis. Sistem ini menilai keadaan tumor primer, kelenjar getah bening dan
metastase ke jaringan lain yang pada akhirnya akan menentukan stadium penyakit pasien. Penilaian tumor primer dapat dilakukan dengan pemeriksaan bimanual dan
konfirmasi histologis. Selain itu, pemeriksaan radiologis untuk perkembangan tumor primer ke kelenjar getah bening dan organ lainnya juga perlu dilakukan untuk
menilai progresifitas tumor American Joint Committee on Cancer, 2010.
Gambar 2.7. Perkembangan tumor primer kandung kemih
Sumber: American Joint Committee on Cancer, 2010. AJCC Cancer Staging Manual, 7
th
ed.. New York: Springer, p. 497-502.
Universitas Sumatera Utara
Klasifikasi sistem TNM menurut American Joint Committee on Cancer 2010 adalah sebagai berikut :
Gambar 2.8. Klasifikasi sistem TNM Tumour-Nodes-Metastasis
Sumber: American Joint Committee on Cancer, 2010. AJCC Cancer Staging Manual, 7
th
ed.. New York: Springer, p. 497-502.
Gambar 2.9. Penentuan stadium tumor kandung kemih
Sumber : American Joint Committee on Cancer, 2010. AJCC Cancer Staging Manual, 7
th
ed.. New York: Springer, p. 497-502.
Grading merupakan penilaian sel-sel tumor secara mikroskopis. World Health Organization WHO dan International Society of Urologic Pathology
ISUP merekomendasikan sistem grading: Low Grade LG dan High Grade HG. Jika sistem grading tidak spesifik, secara umum digunakan: 1 Grade tidak
dapat dinilai GX, 2 Sel terdiferensiasi dengan baik G1, 3 Sel terdiferensiasi secara moderat G2, 4 Sel terdiferensiasi dengan buruk G3, dan 5 Sel tidak
terdiferensiasi G4 American Joint Committee on Cancer, 2010.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4. Histopatologi Kanker Kandung Kemih
Secara histopatologi, kanker kandung kemih dapat dibagi menjadi 2, berdasarkan daya invasinya, menjadi Non-Muscle Invasive Bladder Cancer
NMIBC dan Muscle Invasive Bladder Cancer MIBC. MIBC merupakan penyakit keganasan yang agresif dan berisiko tinggi untuk menyebar ke organ
lainnya dibandingkan dengan NMIBC Syvänen et al., 2014. Berdasarkan jenis sel penyusunnya, kanker kandung kemih dapat dibagi menjadi Konety dan Carroll,
2013 : 1.
PapillomaPUNLMP Papilloma merupakan sebuah tumor berbentuk papil yang memiliki tangkai,
terdiri atas jaringan ikat dan pembuluh darah, untuk menyokong dan memperdarahi epitel transisional kandung kemih dengan ketebalan dan sitologi
yang normal. Papillary Urothelial Neoplasms of Low Malignant Potential PUNLMP merupakan neoplasma kandung kemih berbentuk papil yang
cenderung tidak ganas sehingga tidak memerlukan terapi yang agresif. 2.
Transitional Cell Carcinoma Transitional cell carcinoma TCC merupakan keganasan yang berasal dari sel
epitel transisional yang melapisi kandung kemih. Sekitar 90 keganasan kandung kemih merupakan keganasan sel transisional. Secara umum,
kebanyakan TCC berbentuk papil lesi eksofitik yang hanya terdapat pada bagian superfisial. Pada kasus yang jarang, TCC dapat berbentuk ulkus yang
lebih sering bersifat invasif. Selain itu, TCC juga dapat muncul sebagai lesi Carcinoma In Situ CIS dengan epitel yang datar dan bersifat anaplastik. Pada
pemeriksaan histopatologi, didapatkan sel urotelium yang memiliki nukleus yang hiperkromatik dan besar, serta nukleolus yang menonjol.
3. Nontransitional Cell Carcinomas
a. Adenocarcinoma
Adenocarcinoma merupakan keganasan yang berasal dari sel-sel kelenjar pada kandung kemih. Adenokarsinoma menyusun sekitar kurang dari 2
keganasan kandung kemih. Adenokarsinoma dapat didahului dengan infeksi pada kandung kemih dan metaplasia, serta dapat juga berasal dari urachus.
Universitas Sumatera Utara
b. Squamous cell carcinoma
Squamous cell carcinoma SCC menyusun sekitar 5-10 keganasan kandung kemih. SCC umumnya didahului dengan riwayat infeksi kronik,
batu kandung kemih atau penggunaan kateter jangka panjang. Selain itu, infeksi parasit seperti Schistosoma haematobium juga dapat menyebabkan
keganasan ini. Pada pemeriksaan histopatologi, didapatkan keganasan yang terdiferensiasi secara buruk yang disusun oleh sel poligonal dengan
karakteristik adanya intracellular bridge dan terkadang dijumpai epitel berkeratin.
c. Undifferentiated carcinomas
Undifferentiated carcinoma umumnya jarang terjadi 2 dan ditandai dengan tidak dijumpainya sel epitel yang matur. Small cell carcinoma
merupakan undifferentiated carcinoma yang bersifat agresif dan cenderung melakukan metastasis.
d. Mixed carcinoma
Mixed carcinoma menyusun sekitar 4-6 keganasan kandung kemih dan tersusun atas kombinasi dari sel transisional, pipihgepeng ataupun sel lain
yang tidak dapat dibedakan. Umumnya keganasan tipe mixed carcinoma berukuran besar dan sudah melakukan infiltrasi pada saat didiagnosis.
4. Rare Epithelial and Nonepithelial Cancers Keganasan sel epitel lain yang pada umumnya jarang terjadi pada kandung
kemih meliputi villous adenomas, carcinoid tumors¸ carcinosarcomas, dan melanoma sedangkan yang tidak berasal dari sel epitel meliputi
pheokromasitoma, limfoma, koriokarsinoma dan tumor sel mesekimal lainnya hemangioma, osteogenic sarcoma, dan miosarkoma. Selain itu, keganasan
pada organ sekitar kandung kemih seperti prostat, serviks dan rektum dapat menyebar secara langsung ke kandung kemih.
2.2.5. Diagnosis Kanker Kandung Kemih