Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.2. Pembahasan

Di dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui apakah terdapat hubungan antara riwayat kebiasaan merokok dengan kanker kandung kemih muscle invasive dan non-muscle invasive di RSUP Haji Adam Malik pada periode 2011- 2014. Adapun hasil yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut. A. Hasil Pembahasan Univariat Dari Tabel 5.1, didapatkan bahwa pasien penderita kanker kandung kemih di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014 didominasi oleh laki-laki. Data yang diperoleh bersesuaian dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pakzad et al. 2015 yang menunjukkan bahwa dari 696.231 kasus kanker kandung kemih yang tercatat di negara-negara di benua Asia pada tahun 2012, 478.069 kasus 68,66 merupakan laki-laki dan 218.168 kasus 31,34 merupakan perempuan dengan perbandingan antar jenis kelamin sebesar 2,19. Selain itu, data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Pusat Hasan Sadikin Bandung dalam rata-rata 7 tahun terakhir juga menunjukkan bahwa penderita laki-laki lebih banyak daripada perempuan dengan rasio laki-laki dan perempuan mencapai 6:1 Warli et al., 2014. Dari Tabel 5.2, diperoleh data bahwa pasien penderita kanker kandung kemih di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014 paling banyak berasal dari kelompok usia 51-60 tahun dan lebih banyak terjadi pada orang yang berusia lebih tua ≥ 50 tahun. Hal ini bersesuaian dengan data yang diperoleh dari American Cancer Society 2014 yang menyatakan bahwa kanker kandung kemih umumnya terjadi pada orang yang lebih tua dan sekitar 9 dari 10 orang penderita kanker kandung kemih berusia di atas 55 tahun dengan rata-rata usia saat di diagnosis adalah 73 tahun. Selain itu, data dari hasil penelitian yang dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta dan Rumah Sakit Kanker Dharmais Jakarta juga bersesuaian dengan hasil yang diperoleh pada penelitian ini, yaitu terdapat 340 penderita kanker kandung kemih selama periode Januari 1995 - Desember 2004 dengan rerata usia pasien di kedua rumah sakit tersebut 54 tahun Warli et al., 2014. Dari Tabel 5.3, diperoleh data pasien penderita kanker kandung kemih di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014 yang merokok lebih besar Universitas Sumatera Utara jumlahnya bila dibandingkan dengan pasien penderita kanker kandung kemih yang tidak merokok. Data ini bersesuaian dengan data yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah dr. Soetomo Surabaya dimana didapatkan 91,4 penderita kanker kandung kemih adalah perokok berat dengan konsumsi lebih dari 20 batang rokok per hari. Hal ini menunjukkan bahwa kebiasaan merokok merupakan salah satu faktor risiko terbesar untuk kanker kandung kemih yang menyebabkan sekitar 50- 65 kasus pada laki-laki dan 20-30 kasus pada perempuan Warli et al., 2014. Dari Tabel 5.4, diperoleh data bahwa di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014, pasien berjenis kelamin laki-laki cenderung merupakan perokok. Hasil ini bersesuaian dengan data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar Kemenkes, 2013 yang menunjukkan bahwa jumlah perokok pada laki-laki jauh lebih tinggi daripada perempuan, yaitu 47,5 untuk laki-laki dan hanya 1,1 untuk perempuan. Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Quirk et al. 2004, didapatkan pasien laki-laki yang merokok lebih banyak, yaitu 278 orang dibandingkan dengan pasien perempuan yang merokok hanya sebesar 78 orang. Dari Tabel 5.5, didapatkan data bahwa kelompok usia pasien penderita kanker kandung kemih di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014 yang merokok terbanyak pada kelompok usia 51-60 tahun. Dari hasil penelitian yang diperoleh di atas, dapat disimpulkan bahwa kebiasaan merokok di Indonesia masih cukup tinggi untuk masyarakat dengan kelompok usia di atas 50 tahun. Hasil yang diperoleh ini bersesuaian dengan data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar Kemenkes, 2013 yang menunjukkan bahwa persentase masyarakat Indonesia yang merokok setiap hari pada kelompok usia di atas 30 tahun mencapai lebih dari 30 dan sedikit menurun pada kelompok usia di atas 60 tahun dengan persentase yang masih cukup tinggi, yaitu di atas 27. Dari Tabel 5.6, diperoleh data bahwa di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014, pasien penderita kanker kandung kemih dengan gambaran histopatologi invasif otot berjumlah lebih banyak daripada yang tidak invasif otot. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Supit et al. 2011 di Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Cipto Mangunkusumo Jakarta, dalam rentang waktu bulan Januari 1995 sampai Universitas Sumatera Utara Desember 2005 yang memperoleh 254 kasus kanker kandung kemih tipe transisional dan 159 kasus 62,6 diantaranya merupakan kasus kanker kandung kemih invasif otot dan kasus kanker kandung kemih tidak invasif otot berjumlah 95 kasus 37,4. Berdasarkan Tabel 5.7, diperoleh data bahwa pasien penderita kanker kandung kemih di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014 untuk tipe invasif otot dan tidak invasif otot lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini sesuai dengan hasil yang diperoleh dari penelitian yang dilakukan oleh Shim et al. pada tahun 2013 yang mendapatkan sampel laki-laki penderita kanker kandung kemih tipe invasif otot sebanyak 182 orang 82,7, lebih banyak daripada perempuan yang berjumlah 38 orang 17,2. Untuk kanker kandung kemih tidak invasif otot, pasien laki-laki juga lebih banyak daripada perempuan, yaitu 103 orang 83,1 dibandingkan dengan 21 orang 16,9 untuk pasien perempuan. Dari Tabel 5.8, diperoleh data bahwa pasien penderita kanker kandung kemih di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014 baik tipe invasif otot maupun tidak invasif otot ditemukan paling banyak pada kelompok usia 51-60 tahun. Hal ini dapat terjadi karena data pasien yang diperoleh paling banyak berasal dari kelompok umur tersebut. Akan tetapi, apabila ditelusuri lebih lanjut, didapatkan hasil bahwa kejadian kanker kandung kemih invasif otot terus meningkat sesuai dengan pertambahan usia sementara kanker kandung kemih tidak invasif otot cenderung lebih banyak pada pasien yang berusia lebih muda. Hasil ini bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Taylor dan Kuchel 2009 yang menyatakan bahwa kemungkinan seseorang menderita kanker kandung kemih invasif otot meningkat sesuai dengan pertambahan usia, mulai dari 0,01-0,02 untuk pasien berumur di bawah 40 tahun sampai 1,2-3,7 untuk pasien berumur di atas 70 tahun. Selain itu, penelitian yang dilakukan oleh Prout GR Jr et al. 2005 dan Konety Joslyn 2003 juga mendukung hasil yang diperoleh pada penelitian ini, yaitu kejadian kanker kandung kemih invasif otot terus meningkat sesuai dengan pertambahan usia sedangkan kanker kandung kemih tidak invasif otot lebih sedikit dengan pertambahan usia. Universitas Sumatera Utara B. Hasil Pembahasan Bivariat Pada Tabel 5.9, diperoleh hasil tabulasi silang yang menunjukkan bahwa di RSUP Haji Adam Malik pada periode 2011-2014, pasien penderita kanker kandung kemih tipe invasif otot lebih banyak yang merokok sedangkan pasien penderita kanker kandung kemih tipe tidak invasif otot lebih banyak tidak merokok. Dari perhitungan statistik dengan menggunakan Chi Square, didapatkan nilai p0,0001 p≤0,05 yang berarti terdapat hubungan antara riwayat kebiasaan merokok dengan kanker kandung kemih tipe muscle invasive. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa pasien yang memiliki riwayat kebiasaan merokok lebih berisiko untuk menderita kanker kandung kemih tipe invasif otot. Hasil yang diperoleh pada penelitian ini bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh Pietzak dan Malkowicz pada tahun 2014 yang menunjukkan bahwa para perokok memiliki risiko mencapai tiga kali lipat untuk menderita kanker kandung kemih invasif otot dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Pada penelitian lain yang dilakukan oleh Jiang et al. pada tahun 2012, dengan mengumpulkan data pasien penderita kanker kandung kemih dari periode 1 Januari 1987 sampai 30 April 1996, diperoleh data bahwa riwayat kebiasaan merokok meningkatkan risiko seseorang untuk menderita kanker kandung kemih dan berhubungan erat dengan jumlah rokok yang dihisap per hari dan lamanya merokok. Selain itu, pasien yang merokok lebih berisiko untuk memiliki kanker kandung kemih yang lebih progresif, terutama kanker kandung kemih tipe invasif otot. Pada penelitian tersebut, didapatkan bahwa orang yang merokok memiliki risiko 3,7 kali lebih tinggi untuk menderita kanker kandung kemih invasif otot dibandingkan dengan yang tidak merokok. Selain itu, orang yang merupakan perokok berat konsumsi rokok ≥ 40 batang rokok hari dan telah merokok ≥ 40 tahun memiliki risiko yang lebih tinggi dan signifikan secara statistik untuk menderita kanker kandung kemih invasif otot OR = 9,0, IK 95 4,8-16,8 daripada kanker kandung kemih tahap awal OR = 3,6, IK 95 2,3-5,8 bila dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Universitas Sumatera Utara Pada penelitian lainnya yang dilakukan oleh Pietzak et al. pada tahun 2015 dengan menganalisa data pasien yang didiagnosa menderita kanker kandung kemih dari tahun 1987 sampai 2009 di Rumah Sakit Universitas Pennsylvania, didapatkan bahwa pasien yang merokok memiliki kanker kandung kemih dengan grade histopatologi dan stadium yang lebih berat dibandingkan dengan pasien yang tidak merokok. Pasien yang merokok juga lebih berisiko untuk menderita kanker kandung kemih invasif otot pada saat diagnosa awal. Ketika dibandingkan dengan pasien yang tidak merokok, pasien yang merupakan perokok ringan lebih berisiko 1,18 kali untuk menderita kanker kandung kemih invasif otot sedangkan pasien yang merupakan perokok berat mengalami peningkatan risiko sampai 1,38 kali. Kanker kandung kemih tidak invasif otot dapat dibagi menjadi papillary carcinoma Ta dan carcinoma in situ CIS. Papillary carcinoma Ta memiliki kecenderungan untuk mengalami rekurensi lokal tetapi sangat jarang sekali melakukan invasi pada jaringan otot atapun bermetastasis. Sebaliknya, CIS memiliki kecenderungan untuk melakukan invasi dan bermetastasis. Dari segi molekuler, terdapat perbedaan dalam proses terjadinya Ta dan CIS. Pada low-grade papillary tumor, terjadi aktivasi pada jalur reseptor tyrosine kinase-Ras, yang menunjukkan adanya mutasi pada gen Harvey rat sarcoma viral oncogene homolog HRAS dan fibroblast growth factor receptor 3 FGFR3. Hilangnya sifat heterozigot pada kromosom 9q lebih sering ditemukan pada low-grade papillary tumor. Pada high-grade papillary tumor, terjadi delesi pada gen p16 INK4a . Pada CIS dan kanker kandung kemih invasif otot, terjadi perubahan pada gen TP53 dan Rb. Selain itu, ditemukan pula perubahan pada gen p16 dan delesi pada kromosom 9. Perubahan genetik juga terjadi pada matrix metaloproteinases MMPs, vascular endothelial growth factor VEGF, dan thrombospondin-1 TSP-1, yang dapat menyebabkan perubahan pada matriks ekstraselular dan memicu terjadinya proses angiogenesis yang umumnya ditemukan pada kanker kandung kemih yang invasif otot. Kanker kandung kemih tidak invasif otot dapat berubah menjadi kanker kandung kemih invasif otot sebagai akibat dari mutasi tambahan pada gen p53 Mitra dan Cote, 2009. Universitas Sumatera Utara Gen p53 pada kromosom 17 17p dan gen retinoblastoma Rb pada kromosom 13 13p merupakan tumor suppressor genes yang memiliki peran penting dalam progresivitas dan perkembangan kanker kandung kemih. Delesi pada kromosom 9 ditemukan pada lebih dari 60 kasus kanker kandung kemih sehingga terdapat bukti yang cukup kuat bahwa setidaknya terdapat dua tumor suppressor genes yang berperan penting pada kanker kandung kemih pada kromosom tersebut. Gen p53 memiliki peranan yang sangat penting pada proses perbaikan DNA dan apoptosis sementara gen Rb merupakan pengatur siklus sel, yang mendorong sel masuk ke fase sintesis S pada siklus sel. Kerusakan pada kedua gen ini berhubungan erat dengan peningkatan grading dan staging kanker kandung kemih, terutama pada kanker kandung kemih invasif otot Jung dan Messing, 2000. Orang-orang yang memiliki kebiasaan merokok lebih berisiko untuk menderita kanker kandung kemih invasif otot bila dibandingkan dengan orang yang tidak merokok. Kerusakan pada kromosom 9 yang berkaitan dengan kanker kandung kemih lebih banyak ditemukan pada orang-orang yang merokok. Hal ini disebabkan oleh adanya interaksi antara senyawa karsinogenik pada rokok dengan DNA. Kromosom 9p21 berperan untuk mengkode tumor suppressor genes, yaitu p16 yang merupakan komponen penting pada jalur pRb serta p14 ARF yang merupakan komponen penting pada jalur p53, menjadi target molekul dari senyawa Benzopyrene diolepoxide BDPE, hasil metabolit dari benzopyrene, senyawa yang dapat ditemukan pada rokok Jiang et al., 2012; Gu et al., 2008. Senyawa lain seperti nitrosamine dan amin aromatik juga dapat berikatan dengan DNA, membentuk aduksi DNA, yang pada akhirnya akan menyebabkan mutasi pada DNA dan memicu proses keganasan. Senyawa amin aromatik juga menyebabkan mutasi pada gen p53, sehingga dapat terjadi gangguan pada regulasi siklus sel, angiogenesis, sistem imun, dan proses apoptosis Xue, Yang, dan Seng, 2014; Feng et al., 2002. Dari pembahasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa senyawa karsinogenik pada rokok cenderung menyebabkan kerusakan pada tumor suppressor genes, terutama pada gen p53. Pada penelitian yang dilakukan oleh Wallerand et al. 2005 yang membandingkan pengaruh kebiasaan merokok dengan mutasi pada gen p53 dan gen FGFR3, didapatkan bahwa kebiasaan merokok Universitas Sumatera Utara cenderung menyebabkan mutasi pada gen p53 yang dikaitkan dengan kanker kandung kemih yang memiliki staging dan grading yang lebih tinggi dan invasif otot. Sebaliknya, kebiasaan merokok tidak begitu mempengaruhi mutasi pada gen FGFR3 yang berhubungan dengan kanker kandung kemih tidak invasif otot. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Adapun kesimpulan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Berdasarkan hasil analisis bivariat dengan Chi Square, didapatkan nilai p ,0001 p ≤ 0,05 yang berarti terdapat hubungan antara riwayat kebiasaan merokok dengan kanker kandung kemih tipe muscle invasive. 2. Sampel yang diperoleh untuk kasus kanker kandung kemih di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014 berjumlah 87 kasus. 3. Pasien penderita kanker kandung kemih di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014 didominasi oleh laki-laki, dengan jumlah 62 orang 71,3. 4. Usia pasien penderita kanker kandung kemih di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014 terdapat paling banyak pada kelompok usia 51-60 tahun, dengan jumlah 38 orang 43,7. 5. Pasien penderita kanker kandung kemih di RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2011-2014 yang merokok berjumlah 47 orang 54, didominasi oleh pasien laki-laki, dengan jumlah 39 orang 44,8 serta ditemukan paling banyak pada kelompok usia 51-60 tahun. 6. Kejadian kanker kandung kemih di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014 didominasi oleh kanker kandung kemih dengan gambaran histopatologi invasif otot, dengan jumlah 44 kasus 50,6. 7. Pasien penderita kanker kandung kemih di RSUP Haji Adam Malik Medan periode 2011-2014 dengan gambaran histopatologi baik invasif otot maupun tidak invasif otot paling banyak ditemukan pada laki-laki, dengan jumlah 31 orang 35,6 serta pada kelompok usia 51-60 tahun. 8. Pasien penderita kanker kandung kemih invasif otot di RSUP Haji Adam Malik Medan pada periode 2011-2014 ditemukan lebih banyak pada perokok, dengan jumlah 32 orang 36,8 sedangkan pasien penderita Universitas Sumatera Utara

Dokumen yang terkait

Perbandingan Gambaran Klinis Lamanya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 6 61

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

1 3 14

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

0 1 2

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

0 1 4

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 21

Hubungan Antara Riwayat Kebiasaan Merokok dengan Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H. Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 5

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 14

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 2

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 3

Perbandingan Gambaran Klinis nya Hematuri dan gejala LUTS Pada Penderita Kanker Kanker Kandung Kemih Muscle Invasive dan Non-Muscle Invasive di RSUP H Adam Malik Periode 2011-2014

0 0 11