Data dan Sumber Data Teknik Analisis Data Keyword

Penggunaan dokumen semacam ini berhubungan erat dengan apa yang disebut analisis isi. Cara menganalisis isi dokumen ialah dengan memeriksa dokumen atas bentuk bentuk komunikasi yang dituangkan dalam bentuk tulisan secara sistematis dan obyektif Sarwono dan Lubis 2007:102. Dokemen yang digunakan oleh peneliti berupa foto, gambar, dan studi pustaka yang berkaitan dengan bangunan rumah zaman Majapahit.

3.3 Data dan Sumber Data

Menurut Sarwono dan Lubis 2007:98-99 data dalam penelitian kualitatif bersifat deskritif, bukan angka. Data dapat berupa gejala-gejala, kejadian ataupun peristiwa yang kemudian akan dianalisis dalam bentuk kategori-kategori. Jika dilihat jenisnya maka kita dapat membedakan data kualitatif sebagai data premier dan data sekunder. 1. Data Premier Berupa teks hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara informan yang dijadikan sempel penelitian. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti. 2. Data Sekunder Berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Termasuk dalam kategori data ini ialah a. Data bentuk teks: dokumen, pengumuman, surat-surat, sepanduk b. Data bentuk gambar: Foto, animasi, billboard c. Kombinasi teks, gambar, dan suara: film, video, iklan di televisi, dll.

3.4 Teknik Analisis Data

Menurut Patton dalam Moleong 1999:103 analisis data adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia akan membedakan dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan diantara dimensi-dimensi uraian. Bogdan dan Taylor dalam Moleong 1999:103 analisis data didefinisikan analisis data sebagai proses yang memerinci usaha secara formal untuk menemukan tema dan merumuskan hipotesis ide seperti yang disarankan oleh data dan sebagai usaha untuk memberikan bantuan pada tema hipotesis itu. 54 BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Hasil Analis Data

Analaisis data merupakan pengumpulan data yang didapat peneliti dari wawancara, observasi, dokumentasi. Selanjutnya akan diproses untuk mendapatkan kesimpulan, sehingga mudah dipahami dalam penyajian data.

4.1.1 Wawancara

Metode wawancara merupakan proses tanya jawab yang dilakukan peneliti untuk mendapat infomasi secara mendalam. Informan yang dipilih oleh peneliti merupakan seorang yang mengetahui rumah tradisional Majapahit. Narasumber yang diwawancara peneliti bernama Tjahja Tribinuka, yang merupakan dosen arsitek di Institut Teknologi Sepuluh November ITS Surabaya. Tjahja Tribinuka pernah melakukan penelitian dan sering melakukan seminar- seminar mengenai arsitektur Majapahit diberbagai universitas di Indonesia. Tjahja Tribinuka mengatakan rumah tradisional Majapahit merupakan rumah hunian yang dikelilingi pagar bertembok disertai pintu gerbang, didalamnya terdapat satu bangunan untuk satu tempat yang mempunyai jarak dengan bangunan lain dan mempunyai atap sendiri-sendiri untuk setiap bangunannya, tidak seperti rumah zaman sekarang dimana semua tempat disatukan dalam satu atap. Bentuk rumah seperti ini dapat dijumpai di Bali, masing-masing bangunan memiliki fungsi diantaranya, gerbang utama untuk memasuki rumah, dapur, tempat tidur, tempat untuk menerima tamu, tempat ibadah, jineng untuk lumbung padi. Penataan rumah tradisional Majapahit berkonsep Sanga Mandala yang berarti penataan dibagi menjadi sembilan bagian, di bagian bagian tersebut terdapat sebutan yaitu utama kaja gunung, madya dataran, nista kelod laut. Pembagian penataan dilakukan dengan tidak sembarangan, melainkan didasari oleh kepercayaan agama, dapat dilihat pada gambar 4.1 . Untuk tempat yang dianggap suci, diletakkan dibagian yang utama atau lebih dekat dengan arah gunung. Gambar 4.1 Konsep Penataan Sanga Mandala Sumber : Olahan Peneliti Saat ini bentuk bengunan tradisional Majapahit tidak bisa dilihat melainkan sisa-sisa bangunannya, dikarenakan hancur sehingga perlu dilakukan pengenalan kepada masyarakat. Sebagai bahan referensi pembuatan bentuk 3D rumah tradisional Majapahit dapat melihat rumah tradisional yang ada di Bali dikarenakan bentuk rumah tradisional Majapahit diteruskan di Bali oleh keturunan Majapahit yang pindah bermukim di Bali ketika kerajaan Majapahit runtuh.

4.1.2 Observasi

Observasi merupakan pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara langsung dan melakukan dokumentasi terhadap objek penelitian. Berdasarkan observasi yang dilakukan di museum Trowulan Mojokerto, terdapat bentuk rumah tradisional Majapahit berukuran kecil yang terbuat dari batu bata merah tua dan bahan yang mudah lapuk kayu ukel, Sedangkan bentuk rumah tradisional di Bali, dalam satu rumah terdapat bangunan kecil yang mempunyai jarak dengan bangunan yang lain, setiap bangunan mempunyai fungsi masing masing. Bangunan ini dapat dilihat di desa Batuan Gianyar Bali, dimana rumah ini merupakan rumah kuno Bali yang berusia ratusan tahun.

4.1.3 Dokumentasi

Dokumentasi diperoleh dari objek penelitian yaitu museum Trowulan di kota Mojokerto, dimana trowulan merupakan pusat peninggalan Majapahit dan rumah tradisional yang ada di desa Batuan Giannyar Bali. Berikut ini merupakan hasil yang di dapat dari dokumentasi berupa gambar atau foto yang diperoleh peneliti. Gambar 4.2 Hidup di Ibukota Majapahit Sumber : Museum Nasional Jakarta, Acient History; Indonesian heritage volume 1, Archipelago press Pada gambar 4.2 merupakan gamabaran ilustrasi suasana lingkungan rumah Majapahit. Masyarakat dizaman Majapahit tinggal di rumah yang terbuat dari bahan kayu, bambu, dan tanah liat. Perabotan rumah tangga yang digunakan seperti piring, gentong, celengan. Replika rumah Majapahit dalam ukuran sebenarnya pernah dibuat oleh Museum Nasional dalam pameran Majapahit pada tahun 2007. Replika ini dibuat berdasarkan temuan situs segaran V. Gambar 4.3 Rumah Tradisional Majapahit Sumber : Dokumen Peneliti Pada gambar 4.3 adalah rumah Majapahit yang terdapat di museum Trowulan Mojokerto. Bentuk rumah ini merupakan replika seperti apa yang dijelaskan pada gambar 4.2 dimana rumah ini berbahan dasar dari tanah liat, kayu. Berdasarkan hasil wawancara yang pernah ditanyakan peneliti kepada Tjaja Tribinuka bangunan ini difungsikan untuk dapur. Gambar 4.4 Rumah Tradisional Majapahit didesa Bejijong, Mojokerto Sumber : www.foto.metrotvnews.com Pada gambar 4.4 merupakan suasana kampung bergaya arsitektur Majapahit di Desa Bejijong, Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Sebanyak 296 rumah penduduk didesa Bejijong, Sentonorejo, dan desa Jatipasar yang berada di Kawasan Cagar Budaya Nasional Trowulan telah dipugar menyerupai bentuk bangunan rumah bergaya kuno pada zaman Majapahit guna mewujudkan pembangunan kampung Majapahit. www.foto.metrotvnews.com Gambar 4.5 Tempat Ibadah Sumber : Dokumen Peneliti Pada gambar 4.5 merupakan tempat suci yang posisi peletakannya di bagian utamaning utama atau yang dekat dengan arah gunung dan matahari terbit, peletakan ini dikeranakan bagunan suci dianggap sakral. Tempat suci ini digunakan untuk pemujaan kepada Tuhan atau roh leluhur yang telah disucikan. Gambar 4.6 Bale Daja Sumber : Dokumen Peneliti Pada gambar 4.6 merupakan bangunan yang bernama Bale Daja atau Umah Maten yaitu bangunan untuk pemilik rumah atau kepala keluarga, keberadaan bangunan ini sangat dihormati maka untuk penempatannya terletak pada utama ningmadya. Menurut Dwijendra, 2008 :135 Bale Daja atau Sakutus diklasifi kasikan sebagai bangunan madia dengan fungsi tunggal untuk tempat tidur yang disebut Bale Meten . Letaknya di bagian kaja menghadap kelod ke natah berhadapan dengan Pamerajan. Gambar 4.7 Bale Dangin Sumber : Ketut, Ngakan AD. 2008:129 Bale Dangin berfungsi sebagai tempat untuk mempersiapkan kegiatan upacara keagamaan terutama upacara manusia yadnya dan pitra yadnya. Pada saat tidak ada upacara, Bale Dangin dimanfaatkan sebagai tempat tidur untuk anak laki-laki. Dengan fungsi yang demikian. Bale Dangin terletak pada zona utamaning madya Dwijendra, 2008:128. Gambar 4.8 Bale Dauh Sumber : Dokumen Peneliti Gambar 4.8 merupakan Bale Dauh yang sering pula disebut dengan Bale Loji . Fungsi Bale Dauh ini adalah untuk tempat tidur anak remaja atau anak muda. Jika ditinjau dari namanya, Penempatan Bale ini diperoleh berdasarkan konsep Sanga Mandala, dimana Bale Dauh terletak pada zona madyaning nista. Jika ditinjau dari namanya, Bale Dauh terletak di sebelah Barat Kauh dan menghadap ke Timur Kangin Dwijendra, 2008:156. Gambar 4.9 Bale Delod Sumber : Dokumen Peneliti Pada gambar 4.8 merupakan bangunan dengan nama Bale Delod atau bisa disebut Sakanem tergolong sederhana bila bahan dan penyelesaiannya sederhana. Dapat pula digolongkan Madya bila ditinjau dari penyelesaiannya untuk Sakanem yang dibangun dengan bahan dan penyelesaiannya Madya. Bentuk Sakanem segi empat panjang, dengan panjang sekitar tiga kali lebar. Luas bangunan sekitar 6 m x 2 m Dwijendra, 2008 :135 Gambar 4.10 Jineng Sumber : www.blissfulbali.com Pada gambar 4.8 merupakan bentuk bangunan Jineng atau lumbung yang berfungsi untuk tempat menyimpan hasil kebun untuk cadangan makanan pemilik rumah. Menurut Dwijendra 2008 :135 Jineng adalah b angunan penyimpanan padi dengan denah persegi empat, memiliki 4 kolom, dengan atap pelana lengkung. Jineng jika dilihat dari struktur dan konstruksinya merupakan bangunan bertingkat, dengan ruang penyimpanan padi di atas. Langki kepala tiang dengan lantai selasar berbatas sisi dalam atap lengkung, dan balai di bagian bawah untuk tempat duduk, istirahat, atau tempat bekerja. Gambar 4.11 Angkul-Angkul Sumber : Dokumen peneliti Pada gambar 4.9 telah diperlihatkan bentuk dari Angkul-Angkul atau pintu masuk rumah untuk memasuki komplek hunian. Angkul-Angkul berbentuk gapura yang diletakkan diposisi yang dekat dengan arah laut atau tidak sakral. Angkul-Angkul merupakan satu unit pintu umah atau pintu perkarangan untuk unit rumah tradisional di tumah tradisional Majapahit. Menurut Dwijendra 2008 :71 d isebut angkul angkul karena terdapat atap yang mungukuli ungkul ungkul berada diatas kepala terhadap orang lewat.

4.1.4 Pembuatan Augmented Reality

Augmented reality pada intinya adalah memvisualisasikan objek dalam bentuk 2d atau 3d kedalam dunia nyata. Dalam pembuatan augmented reality ada beberapa komponen yang diperlukan peneliti diantaranya yaitu a. PC PC berfungsi sebagai perangkat untuk pembuatan objek 3D, texturing, rendering dan mengatur objek tersebut sampai ke augmented reality. Ada beberapa software dalam pembuatan augmented reality diantaranya, 3DSMax untuk 3D modeling objek dan rendering, substance painter untuk texturing, dan unity untuk pembuatan augmented reality. b. Marker Marker adalah sebuah gambar yang berfungsi untuk memunculkan objek 3D augmented reality . Marker yang dibuat berbeda beda bentuknya, setiap objek mempunyai marker. Pembuatan merker melalui beberapa tahap yaitu peneliti membuat gambar setelah itu memposting gambar tersebut pada website https:developer.vuforia.com. Proses selanjutnya gambar akan dijadikan marker . c. Gadget android . Pada gadget android ini berfungsi untuk berinteraksi dengan objek augmented reality secara praktis dan mudah. pada proses ini, pengguna hanya melakukan penginstal format apk yang sudah dibuat peneliti. Langka selanjutnya menlakukan scaning marker dan berinteraksi dengan objek 3D rumah tradisional Majapahit. Konsumen yang memiliki sumber daya yang banyak, orang yang sukses, modern, aktif, siap bekerja keras. Segmentasi seperti ini termasuk teori VALS2 dengan kelompok ActualizersInnovators. Schiffman dan Kanuk, 2008:62

4.1.4 Segmentasi, Targeting, Positioning

a. Segmentasi 1. Demografis Usia : 18-40 tahun Jenis Kelamin : Pria dan Wanita Profesi : Pelajar SMA hingga Pekerja Siklus Hidup : Belum menikah dan Bekeluarga Penghasilan : Rp 5.000.000 - Rp 10.000.000 2. Geografis Wilayah : Jawa Timur 3. Psikografis Hidup : b. Targeting Targeting yang di sasar oleh perancangan buku rumah tradisional Majapahit ini adalah seluruh masyarakat Jawa Timur. Namun secara spesifik yang disasar adalah masyarakat yang sangat peduli dan mempunyai rasa keingintahuan terhadap peninggalan sejarah kebudayaan Majapahit untuk menambah wawasan. c. Positioning Buku rumah tradisional Majapahit ini di posisikan agar dapat ditanamkan dibenak pembaca dengan cara menggunakan visual 3D disertai teknologi augmented reality, sehingga buku menjadi interaktif.

4.1.5 Analisis SWOT

Analisis SWOT SWOT analysis adalah pendekatan terorganisasi dalam menilai kekuatan dan kelemahan internal sebuah perusahaan serta peluang dan ancaman eksternalnya. SWOT merupakan singkatan dari sthrength kekuatan, weakness kelemahan, opportunities peluang, dan threat ancaman. Premis dasar SWOT adalah bahwa suatu uji realitas internal dan eksternal yang kritikal hendaknya dapat mengarahkan manajer untuk memilih strategi yang tepat dalam mencapai tujuan organisasi. Analisis SWOT mendorong suatu pendekatan praktis terhadap perencanaan yang didasarkan atas pandangan yang realistis mengenai situasi perusahaan serta skenario-skenario kemungkinan peristiwa dan kondisi yang akan terjadi Boone Kurtz, 2006:390. Tabel 4.1 adalah analisis SWOT yang dilakukan peneliti Tabel 4.1 Analisis SWOT Sumber: Hasil Olahan Peneliti USP yang dimiliki oleh buku ini adalah: USP Unique Selling Preposition terdiri dari 3 kata yaitu keunikan yang menjual attractive, yang diusulkandi-proposediperkirakan paling membuat konsumen berpaling atau memilih “new product” ini dibandingkan dengan kompetitor Jonatan, 2007. Visual rumah tradisional Majapahit menggunakan 3dimensi, selain itu visual 3dimensi juga difungsikan untuk melihat bentuk rumah Majapahit dari beberapa sudut pandang secara interaktif melalui augmented reality, sehingga interaktif dalam buku ini merupakan keunikannya.

4.2 Keyword

Pemilihan kata kunci dari perancangan buku tentang rumah tradisional Majapahit ini dipilih melalui acuan analisis data yang telah dilakukan peneliti. Penentuan keyword ini diambil berdasarkan data wawancara, observasi, dan studi litelatur, dan breakdown permasalahan. Hasil keyword dapat dilihat pada gambar 4.10 70 Gambar 4.12 Breakdown Judul Sumber : Olahan Peneliti 71 Gambar 4.13 Keyword Sumber : Olahan Peneliti

4.3 Deskripsi Konsep Dari tahap analisis data yang dilakukan telah didapatkan konsep untuk