22
2.2 Pasar Modal
Menurut Sitompul 2004:3, stock exchange atau stock market adalah “an organized market or exchange where shares stocks are traded
” yaitu suatu pasar yang terorganisir di mana berbagai jenis efek-efek diperdagangkan. Sedangkan
menurut Sartono 2001:21, “Pasar modal adalah tempat terjadinya transaksi asset keuangan jangka panjang atau long-term financial asset”. Jenis surat berharga
yang diperjualbelikan di pasar modal memiliki jatuh tempo lebih dari satu tahun. Bentuk umum surat berharga yang diperjualbelikan di pasar modal adalah
obligasi, saham preferens, dan saham biasa. Setiap jenis instrument pasar modal tersebut merupakan bukti kepemilikan modal dari lembaga yang
mengeluarkannya yang dapat diperjualbelikan. Pemegang instrument pasar modal mengharapkan memperoleh keuntungan dengan menahan instrument tersebut.
Pada dasarnya pasar modal hampir sama dengan pasar – pasar lain. Untuk setiap pembeli yang berhasil, selalu ada penjual yang berhasil. Jika jumlah orang
yang ingin membeli lebih banyak dibandingkan dengan orang yang ingin menjual, harga akan menjadi semakin tinggi dan bila tidak ada seorang pun yang ingin
membeli dan banyak yang mau menjual maka harga akan jatuh. Yang membedakan pasar modal dengan pasar lain adalah dalam hal komoditas yang
diperdagangkan. Pasar modal dapat dikatakan sebagai pasar abstract, karena yang diperjual belikan adalah dana – dana jangka panjang, yaitu dana yang
keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Pasar uang dan pasar modal berkembang dengan pesat, baik dalam bentuk
saham maupun instrument hutang. Banyak perusahaan yang relative kuat tidak
Universitas Sumatera Utara
23
lagi menggantungkan dana kepada bank, mereka memandang pasar modal sebagai alternatif pembiayaan yang sering sekali dianggap lebih murah serta lebih
menguntungkan dari debt to equity ratio. Pasar modal sebagai pesaing bank dalam perannya adalah sebagai sumber pembiayaan maupun sebagai sumber investasi.
Keterlibatan bank dalam pasar modal menjadi masalah yang cukup menarik, karena di satu sisi diharapkan akan menimbulkan sinergi antara perbankan dan
pasar modal dalam membiayai pembangunan. Tujuan dibentuknya pasar modal adalah untuk mempermudah dunia usaha
memperoleh sebagian atau seluruh pembiayaan jangka panjang yang diperlukan. Selain itu pasar modal juga dimaksudkan untuk meratakan hasil – hasil
pembangunan melalui kepemilikan saham – saham perusahaan serta penyediaan lapangan kerja dan pemerataan kesempatan usaha. Dalam hubungannya dengan
kepemilikan saham melalui pasar modal masyarakat dapat ikut menikmati keberhasilan perusahaan melalui pembagian dividen dan peningkatan harga saham
yang diharapkan. Di sisi lain, pasar modal juga merupakan salah satu indikator ekonomi yang
utama yang dapat digunakan oleh lembaga baik nasional maupun internasional. Selanjutnya, keberadaan pasar modal dapat membuka kesempatan berusaha baik
bagi emiten maupun lembaga penunjang pasar modal. Menurut Lubis 2008:10, “Perkembangan pasar modal pada prinsipnya tertumpu pada dua hal yaitu; 1
efisiensi sistem pasar modal dan 2 kualitas produk yang diperdagangkan di pasar modal. Kedua kriteria ini merupakan kriteria utama yang menentukan berhasil
tidaknya pasar modal sebagai alternatif pembiayaan perusahaan”.
Universitas Sumatera Utara
24
Salah satu keunggulan penting yang dimiliki pasar modal dibandingkan dengan bank adalah bahwa mendapatkan dana sebuah perusahaan tidak perlu
menyediakan agunan, sebagaimana dituntut oleh bank. Hanya dengan menunjukkan prospek yang baik, maka surat berharga perusahaan tersebut akan
laku dijual di pasar. Disamping itu dengan memanfaatkan dana pasar modal, perusahaan tidak perlu menyediakan dana setiap bulan atau setiap tahun untuk
membayar bunga. Sebagai gantinya perusahaan harus membayar dividen kepada investor. Hanya saja tidak seperti bunga di bank yang harus disediakan secara
periodik dan teratur, entah perusahaan dalam keadaan merugi ataupun untung. Keunggulan tersebutlah yang dinikmati emiten, bagi investor yang
menginvestasikan dananya di pasar modal. Pasar modal juga memberikan keuntungan yang tidak bisa diberikan oleh bank, yaitu berupa pembayaran dividen
yang bukan tidak mungkin bisa melampaui jumlah bunga yang dibayarkan oleh pihak bank atas nilai investasi yang sama, sekalipun keuntungan ini diiringi resiko
yang tinggi. Bila perusahaan sedang merugi misalnya, maka investor tidak akan mendapatkan hak dividennya.
2.3 Saham