Baskara Katri A Latar Belakang

KAJIAN PENGGUNAAN TEPUNG MILLET Pennisetum glaucum SEBAGAI SUBTITUSI TEPUNG TERIGU PADA KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA, SENSORIS DAN PENDUGAAN UMUR SIMPAN MI MILLET KERING Fuad Azizul. 1

R. Baskara Katri A

2 , Dian Rachmawanti 2 ABSTRAK Penelitian ini memiliki tiga tujuan. Pertama, menentukan pengaruh subtitusi tepung millet terhadap tepung terigu gandum pada tingkat kesukaan sensoris mi millet kering. kedua, mengetahui karakteristik kimia dan fisik mi millet kering. Ketiga, mengetahui umur simpan mi millet kering. Perlakuan pada penelitian ini adalah variasi konsentrasi dari mi millet kering: F1 tepung terigu 80 : tepung millet 20, F2 tepung terigu 70 : tepung millet 30, F3 tepung terigu 60 : tepung millet 40, F4 tepung terigu 50 : tepung millet 50. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap RAL dengan satu faktor. Mi millet kering dianalisis sensoris. Kemudian, dianalisis statistik dengan anova, bila terdapat beda nyata dilanjutkan dengan uji DMRT. Dari analisa sensori diperoleh mi millet kering yang terbaik adalah F1 tepung terigu 80 : tepung millet 20. Sedangkan untuk hasil proksimat dan tekstur dianalisa dengan T-test. Subtitusi tepung millet dalam pembuatan mi kering mempengaruhi karakteristik kimia mi yang dihasilkan. Dengan subtitusi tepung millet maka kadar abu 1,1175, kadar lemak 0,3325, kadar protein 15,8150 dan kadar serat kasar 1,9175 mengalami peningkatan, sedangkan kadar air dan karbohidrat mengalami penurunan masing-masing sebesar 7,6850 dan 75,05. Pendugaan Umur simpan mi millet kering subtitusi tepung terigu: tepung millet 80 : 20 dengan pengemas plastik PE 0,05 mm adalah 75 hari. Kata Kunci: substitusi mi kering, tepung millet 1 Mahasiswa Program Studi Teknologi Hasil Pertanian 2 Staff Pengajar Jurusan Teknologi Hasil Pertanian STUDY ON THE USE OF MILLET FLOUR Pennisetum glaucum AS SUBTITUTION CHARACTERISTICS PHYSICOCHEMICAL, SENSORY OF WHEAT FLOUR AND PREDICTION OF MILLET NOODLES AGED DRY STORAGE Fuad Azizul. 1

R. Baskara Katri A

2 , Dian Rachmawanti 2 ABSTRACT The research target had three objectives. First, determine the substitution effect of millet flour to wheat flour at the level of preference sensory millet noodles dry. second, knowing the chemical and physical characteristics of millet noodles dry. Third, know the shelf life of dry millet noodles. The treatment of research was the variation of dry noodles formula : F1 wheat flour 80: millet flour 20, F2 wheat flour 70: millet flour 30, F3 wheat flour 60: millet flour 40, F4 wheat flour 50: millet flour 50. This research used Completely Random Design CRD with one factor. Dry noodles was sensory evaluation , then the result was analyzed statistically using ANOVA, and if there was a significant difference on the result, it was followed by DMRT. Based on sensory evaluation, it was obtained the best dry noodles. Which was F1 wheat flour 80: millet flour 20. While for the results of proximate and texture were analyzed using t-test. Millet flour substitution in the manufacture of dry noodles affect the chemical characteristics of the resulting noodles. With the substitution millet flour ash content 1.1175, fat content 0.3325, protein content 15.8150 and crude fiber content 1.9175 have increased, while moisture content and carbohydrate content decreased respectively registration 7.6850 and 75.05. Age Estimation keep noodles dry millet flour substitution: millet flour 80: 20 with 0.05 mm PE plastic packaging is 75 days. Keywords: substitution of dry noodles, millet flour 1 University Student of Study Program Agricultural Product Technology 2 Lecturer of Agricultural Product Technology Department commit to user 1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mi adalah salah satu produk makanan yang berbahan baku tepung gandum dan sering dikonsumsi oleh masyarakat baik di pedesaan maupun di perkotaan. Jenis mi yang kita kenal ada 2 jenis, yaitu mi basah dan mi kering. Perbedaan dari kedua jenis mi tersebut terdapat pada proses akhirnya. Mi kering mengalami proses pengeringan, sedangkan mi basah tanpa mengalami pengeringan. Dalam pembuatan mi kering diperlukan gluten untuk membuat adonan kenyal dan dapat mengembang karena bersifat kedap udara sehingga tekstur mi tidak mudah putus. Gluten adalah campuran amorf bentuk tak beraturan dari protein yang terkandung bersama pati dalam endosperma dan juga tepung yang dibuat darinya beberapa serealia, terutama gandum. Bahan baku pembuatan mi adalah tepung terigu yang dihasilkan dari tanaman gandum Triticum vulgare . Karena iklim Indonesia yang tidak cocok untuk budidaya tanaman gandum, oleh karena itu negara kita harus impor gandum untuk memenuhi kebutuhan gandum dalam negeri. Negara produsen utama gandum adalah Amerika Serikat, Kanada, Australia, Uni Eropa dan India. Menurut Ariani 2009 pada tahun 20002001, total gandum yang diekspor di pasaran dunia mencapai 103,4 juta ton dan Indonesia menjadi negara importir terbesar yaitu sebesar 4,1 juta ton pada tahun 20002001 dan eksportir terbesar adalah Amerika Serikat. Berdasarkan Data Susenas dalam Ariani 2009 menunjukkan perkembangan tingkat konsumsi produk gandum per kapita per tahun 1993- 2002. Untuk daerah kota konsumsi terigu dari tahun ke tahun mengalami kenaikan, hal ini dibuktikan dengan konsumsi produk berbahan baku terigu seperti mi instan sebesar 0,16 kg, 2,61 kg, 2,05 kg, 2,05 kg, 2,08 kg. Dan konsumsi mi instan di desa sebesar 0,07 kg, 1,18 kg, 1,49 kg, 1,50 kg. Serta beberapa produk olahan terigu cenderung mengalami peningkatan. commit to user 2 Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk menekan konsumsi tepung terigu adalah dengan menjadikan millet Pennisetum glaucum sebagai salah satu alternatif subtitusi gandum dalam pembuatan mi. Selama ini millet sering dikenal masyarakat sebagai pakan burung. Untuk itu perlu dilakukan penelitian lebih lanjut sehingga millet tersebut dapat terangkat sebagai bahan baku pangan alternatif penganti sumber bahan pangan pengganti tepung terigu yang selama ini negara kita masih mengimpor dari negara penghasil gandum. Tanaman millet yang banyak dijumpai di dunia ini ada 4 jenis, yaitu Pearl millet Pennisetum glaucum , Foxtail millet Setaria italica , Proso millet Panicum miliaceum , Finger millet Eleusine coracana . Abate et al, 1984. Sekalipun pearl millet termasuk tanaman ekonomi minor, namun karena nilai gizinya yang memiliki kelebihan dibanding jagung maka komoditas pearl millet ini perlu dimasyarakatkan guna mendukung ketahanan pangan dan mengantisipasi masalah gizi buruk. Tepung pearl millet mengandung sumber vitamin B terutama B1 dan B2 Abdelrahman et al, 1984. Millet jenis pearl millet memiliki potensi hasil 3,5 tonha jika dibudidayakan secara optimum Duke, 1978. Informasi ini memberikan gambaran bahwa sistem produksi millet yang intensif dapat bernilai efisien. Millet dapat ditumpangsarikan dengan padi gogo, atau sebagai tanaman sisipan sebelum jagung dipanen. Jika potensi hasil millet mencapai 2,5 ton saja dan harga jual millet Rp. 6000kg, maka dari luasan 1 ha dapat meraih pendapatan sebesar 10 juta rupiah. Pemanfaatan biji millet maupun tepung millet beberapa tahun lalu sangat terbatas hanya digunakan untuk pakan burung. Namun saat ini pemanfaatan millet mengalami perkembangan yang sangat signifikan. Dengan perkambangan teknologi dan ilmu pengetahuan kini pemanfaatan millet sangat luas tidak hanya untuk pakan burung saja, namun dapat dimanfaatkan untuk produk setengah jadi seperti tepung. Di daerah Indonesia bagian timur khususnya di Papua tepung millet digunakan untuk bubur yang dikonsumsi commit to user 3 sehari-hari. Di Malang Jawa Timur sudah dikembangkan pemanfaatan tepung millet untuk pengganti tepung terigu dalam pembuatan roti kering atau cookies , roti tawar, roti basah cake , mi dan masih banyak lagi manfaat dari tepung millet itu sendiri. Dalam penelitian ini akan diteliti tentang pembuatan mi millet kering dengan beberapa variasi formula. Dalam pembuatan mi millet kering ini tidak sepenuhnya menggunakan tepung terigu atau gandum tetapi menggunakan beberapa formulasi subtitusi tepung terigu dan tepung pearl millet yang akan diujikan kepada panelis. Dari penelitian ini diharapkan dapat menekan penggunaan tepung terigu dalam pembuatan mi.

B. Perumusan Masalah