BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak yang sehat adalah anak yang memiliki pertumbuhan dan perkembangan yang normal dan wajar sesuai standar pertumbuhan fisik pada
umumnya dan memiliki kemampuan sesuai standar kemampuan anak seusianya Santoso, 2004. Sesuai dengan visi Indonesia sehat 2010 bertujuan untuk
pembangunan kesehatan yang pada dasarnya lebih mengutamakan upaya peningkatan dan pemeliharaan kesehatan tanpa mengabaikan pelayanan
penyembuhan dan rehabilitasi serta meningkatkan pemberdayaan sumber daya kesehatan dalam menentukan kualitas hidup dan produktivitas kerja yang
berakibat langsung maupun tidak langsung dari kekurangan gizi Hamurwono, 2001. Maka dari itu salah satu usaha kesehatan adalah perbaikin gizi pada usia
dini, terutama pada usia 7-12 tahun. Berbagai masalah kesehatan banyak ditemui dikalangan anak sekolah
diantaranya adalah kurangnya pertumbuhan fisik secara optimal, dan faktor yang mengakibatkan tersebut adalah faktor gizi. Dan masih banyak lagi dibeberapa
wiliayah Indonesia anak yang asupan gizinya memprihatinkan, padahal asupan gizi yang baik tiap harinya dibutuhkan anak-anak tersebut supaya memiliki
pertumbuhan, kesehatan dan kemampuan intelektual yang baik sehingga menjadi penerus bangsa yang unggul Santoso, 1999.
Dan adapun Tiga faktor yang mempengaruhi kejadian gizi buruk secara langsung, yaitu: anak tidak cukup mendapat makanan bergizi seimbang, anak
tidak mendapat asupan gizi yang memadai dan anak mungkin menderita penyakit infeksi Dinkes, 2009.Gizi buruk dapat menyebabkan penurunan kekebalan,
peningkatan kerentanan terhadap penyakit, gangguan perkembangan fisik dan mental, dan mengurangi produktivitas WHO, 2013.
Prevalensi anak sekolah yang mengalami gizi kurang 18,4 sehingga Indonesia termasuk diantara 36 negara di dunia yang member 90 kontribusi
masalah gizi dunia UN-SC on Nutrition 2008. Walaupun pada tahun 2010
Universitas Sumatera Utara
prevalensi gizi kurang menurun 17,9 , tetapi masih terjadi disparitas antar provinsi yang perlu mendapat penanganan masalah yang sifatnya spesifik
diwilayah rawan Riskesdas 2010. Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa status gizi yang baik
sangat penting untuk pemberdayaan kualitas hidup seseorang dan produktivitas kerja, khususnya bagi anak yang dalam tahap perkembangan baik fisik maupun
intelegensi yaitu anak pada masa Sekolah Dasar. Maka dari itu peneliti ingin meneliti bagaimana hubungan status gizi dengan tingkat intelegensia yang mana
diukur melalui prestasi akademik anak di sekolah. Peneliti ingin meneliti hubungan tersebut di SD Negeri 153030 Kecamatan Barus, Kabupaten Tapanuli
Tengah. Tempat ini dipilih karena merupakan sekolah tempat peneliti tinggal dan beragam keadaan sosial ekonomi yang mencerminkan keadaan status gizi dan
prestasi akademik anak di sekolah tersebut.
1.2. Rumusan Masalah