LATAR BELAKANG MASALAH Kuil Yasukuni Dan Hubungan Diplomatik Jepang Dan China Yasukuni Jinja Ya Chūgoku To Nihon No Gaikō Kankei

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

Manusia adalah mahluk sosial yang dalam kesehariannya berinteraksi dengan sesamanya dengan menghasilkan apa yang disebut dengan peradaban. Semenjak terciptanya peradaban dan seiring dengan terus berkembangnya peradaban tersebut, melahirkan berbagai macam bentuk kebudayaan. Ienaga Saburo dalam Situmorang 2009:2-3 menjelaskan kebudayaan dalam arti luas dan arti sempit. Dalam arti luas kebudayaan adalah seluruh cara hidup manusia ningen no seikatsu no itonami kata. Ienaga menjelaskan bahwa kebudayaan ialah keseluruh hal yang bukan alamiah. Sedangkan dalam arti sempit kebudayaan adalah terdiri dari ilmu pengetahuan, sistem kepercayaan dan seni, oleh karena itu Ienaga mengatakan kebudayaan dalam arti luas ialah segala sesuatu yang bersifat konkret yang diolah manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Sedangkan kebudayaan dalam arti sempit ialah sama dengan budaya yang berisikan sesuatu yang tidak kentara atau yang bersifat semiotik. Kontjraningrat 1976:28 mengatakan bahwa kebudayaan berarti keseluruhan gagasan dan karya manusia yang harus dibiasakan dengan belajar serta keseluruhan dari hasil budi pekertinya. Dan konsep tentang kebudayaan itu Universitas Sumatera Utara adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik manusia dengan belajar. Sehingga dapat ditarik suatu pengertian yaitu kebudayaan adalah segala hasil karya cipta dan gagasan manusia yang mengalami suatu proses adaptasi sehingga menciptakan suatu sistem dalam masyarakat, baik itu berupa ilmu pengetahuan, nilai, norma dan juga sistem kepercayaan di dalam kehidupan masyarakat. Kebudayaan Jepang tidak terlepas dari hal-hal yang berbau dengan kepercayaan yang sudah berlangsung lama dalam masyarakat Jepang. Jepang adalah negara yang memiliki sistem kepercayaan politheisme yaitu melakukan penyembahan kepada Kami Dewa yang sangat banyak. Menurut Sayidiman Suryohadiprojo 1982:196-197, Jepang memiliki berbagai kepercayaan yang dianut oleh warganegaranya. Mulai dari kepercayaan kuno yang diwariskan oleh nenek moyang secara turun temurun maupun kepercayaan yang terus bermunculan sesuai perkembangan zaman, dan juga kepercayaan yang berasal dari luar jepang seperti Buddhisme, Taoisme dan Kristen. Agama asli Jepang adalah Shinto. Hampir sebagian besar penduduk Jepang beragama Shinto. Shinto adalah gabungan dari 2 huruf kanji yang berarti Jalan Kami Tuhan atau Dewa. Shinto adalah agama kuno yang merupakan campuran dari Animisme dan Dinamisme yaitu suatu kepercayaan primitif yang percaya akan kekuatan benda, alam ataupun Roh. Dalam agama Shinto juga mempercayai bahwa saat seseorang meninggal maka arwahnya menjadi Kami Dewa dan harus dihormati. Layaknya kepercayaan yang berakar dari Animisme, Shinto sama Universitas Sumatera Utara sekali tidak memiliki ajaran khusus yang dipelajari. Shinto juga tidak memilik kitab suci, simbol ataupun nabi sebagai penemu atau penyebar agama pertama kali, jadi Shinto lahir dan berkembang secara alami dalam masyarakat, sedangkan ajaran Shinto yang menyebutkan Kaisar sebagai Dewa Matahari mulai muncul dan popular pada masa meiji 1868-1912 yang pada saat itu menjadikan Shinto sebagai agama resmi negara dan kaisar sebagai dewa yang hidup di dunia yang disebut dengan Kokka Shinto Shinto Negara. Seperti halnya agama lain, Shinto juga memiliki tempat peribadatan atau tempat pemujaan yang disebut Jinja. Pada zaman kuno, walaupun tidak didirikan bangunan, tempat-tempat pemujaan Shinto tetap disebut jinja kuil Shinto. Pada masa itu, kekuatan alam yang ditakuti seperti gunung gunung berapi, air terjun, batu karang, dan hutan merupakan objek pemujaan. Kuil Shinto berbentuk bangunan seperti dikenal sekarang, diperkirakan berasal dari bangunan pemujaan yang dibuat permanen setelah didiami para Kami yang pindah dari goshintai objek pemujaan. Kuil Shinto tidak memiliki aula untuk beribadah, dan bukan tempat untuk mendengarkan ceramah atau menyebarluaskan agama. Pada zaman sekarang, kuil Shinto dipakai untuk upacara pernikahan tradisional Jepang. Menurut Almanak Agama Shūkyō Nenkan tahun 1992 yang diterbitkan Biro Kebudayaan Jepang, anggota Asosiasi Kuil Shinto terdiri dari 79.173 kuil berbentuk yayasan keagamaan yang terdapat di seluruh Jepang. Diantara banyaknya kuil Shinto yang terdapat di Jepang terdapat salah satunya bernama Kuil Yasukuni 靖 國 神 社 . Kuil Yasukuni Yasukuni Jinja adalah sebuah kuil Shinto yang terletak di Chiyoda, Tokyo, Jepang. Situs untuk Universitas Sumatera Utara Kuil Yasukuni, awalnya bernama Tōkyō Shōkonsha 東 京 招 魂 社 dipilih atas perintah Kaisar Meiji. T ky Sh konsha adalah tempat suci untuk memperingati para prajurit Perang Boshin yang berjuang dan mati dalam medan perang. T ky Sh konsha adalah salah satu dari beberapa kuil peringatan perang yang dibangun di seluruh Jepang sebagai bagian dari pemerintah diarahkan program Negara Shinto. Pada tahun 1879, T ky Sh konsha berganti nama menjadi tempat suci Kuil Yasukuni dan menjadi salah satu Kuil Negara Utama Shinto dan sekaligus menjadi kuil nasional utama untuk memperingati korban perang Jepang. Kuil Yasukuni Yasukuni Jinja merupakan kuil peringatan korban perang dari perang Boshin hingga Perang Dunia II. Dari daftar nama Kami yang diabadikan di kuil Yasukuni sekitar 2,466,532 laki-laki dan perempuan yang hidupnya didedikasikan untuk layanan dari Kekaisaran Jepang, terutama untuk mereka yang tewas dalam masa perang. Nama-nama tersebut tidak hanya berprofesi sebagai tentara tetapi ada juga masyarakat sipil, para pekerja tambang, pekerja pabrik pembuat peralatan perang, bahkan orang-orang asing yang mati untuk melayani kekaisaran Jepang. Tidak hanya manusia, di kuil Yasukuni tersedia juga tempat untuk menghormati jasa-jasa hewan yang bertugas dalam pertempuran, termasuk kuda, merpati, dan anjing militer. Selama perang dunia II 1938-1945, Jepang berada di bawah Rezim Imperialisme militer melakukan invasi besar-besaran ke seluruh Asia Pasifik. Sebelum Jepang menguasai seluruh Asia Pasifik, Jepang sudah terlebih dahulu berkuasa di seluruh dataran Tiongkok khususnya China. Setelah Retorasi Meiji 1866-1869, Jepang berhasil mengalahkan China pada tahun 1894-1895. Setelah Universitas Sumatera Utara mengalahkan China, Jepang meluaskan kekuasaannya di semenanjung Korea, Taiwan dan selatan Manchuria. Dengan memenangkan perang pada 1904-1905 melawan Rusia, Jepang berhasil menguasai seluruh Korea dan secara resmi menjajah wilayah tersebut. Invasi ke China ini dimulai dengan masuknya pasukan Jepang ke wilayah Manchuria. Tokyo memiliki kepentingan khusus di China dan Manchuria yang kaya akan sumber daya alam, sebuah lokasi industri dan transportasi strategis, keuntungan yang nampak semakin penting saat terjadi krisis ekonomi global. Pada Tanggal 19 September 1931 Jepang memulai kekuasaan penuh di China dengan mengirim massal tentara nya ke China. Pengerahan tentara Jepang ini terjadi sehari setelah Insiden Mukden. Insiden Mukden terjadi pada tanggal 18 September 1931. Insiden Mukden adalah hasil manipulasi militer Jepang dengan membuat skenario peledakkan rel kereta api milik perusahaan Jepang di dekat Kota Mukden, yang kini bernama Shenyang. Sabotase kecil-kecilan itu menjadi alasan bagi Jepang untuk menuding kaum pejuang nasionalis China sebagai pihak yang bertanggungjawab. Insiden ini pula yang membuat Jepang memutuskan mengirim bala tentara ke China. Usaha Jepang menguasai China dimulai dengan mengambil alih Manchuria dan mendirikan negara boneka bernama Manchukuo dan mengangkat K aisar China Pu Yi sebagai pemimpinnya . Pemerintahan nasionalis China di bawah pimpinan Chiang Kai Shek melakukan protes kepada Liga Bangsa-Bangsa LBB atas tindakan Jepang. Peringatan LBB agar Jepang menarik mundur tentaranya dari China dan Manchuria tak diindahkan oleh Jepang, sehingga Jepang dikucilkan dari dunia internasional. Jepang pun keluar dari Liga Bangsa-Bangsa pada Maret 1933. Universitas Sumatera Utara Penderitaan yang sangat luar biasa menyakitkan dialami masyarakat China selama penjajahan Jepang. Jepang mulai menerapkan Sistem Jugun Ianfu Budak Seks di China. Jugun Ianfu adalah sistem dimana para tentara Jepang melakukan perekrutan terhadapa wanita-wanita China yang dipekerjaan sebagai pemuas nafsu para tentara Jepang. Puncak kekejaman tentara Jepang adalah peristiwa Nanking pada Desember 1937. Kota yang berjarak sekitar 360 km dari kota Shanghai ini menjadi ladang pembataian manusia bagi tentara-tentara Jepang. Jepang berkuasa di China hingga akhir perang dunia ke II tahun 1945 saat Jepang menyerah kalah setelah Hiroshima dan Nagasaki di bom oleh sekutu. Sejak perang dunia ke II hingga saat ini hubungan diplomatik antara China dan Jepang menjadi dingin. Masalah ini juga diperparah dengan adanya kunjungan Perdana Menteri Jepang dan anggota parlemen Jepang ke Kuil Yasukuni. Diantara 2,5 juta yang yang disemayamkan di Kuil Yasukuni, disemayakan juga penjahat perang kelas C, Kelas B dan Kelas A yaitu Jenderal- Jenderal Jepang termasuk Hideki Tojo yang merupakan Perdana menteri Jepang semasa perang dunia II yang bertanggung jawab atas segala masa Imperialisme Jepang dan invasi yang dilakukan Jepang di seluruh Asia Pasifik termasuk China. Kontroversi Kuil Yasukuni bermula sewaktu Perdana Menteri Jepang, Junichiro Koizumi pada tahun 2001 melakukan kunjungan ke kuil Yasukuni. Kunjugan Koizumi ini mendapat gelombang protes dari pihak China dan Korea yang mengatakan bahwa dengan mengunjungi Kuil Yasukuni, Koizumi memberikan penghormatan terhadap Masa imperialisme Jepang selama Perang Dunia II dan penjahat-penjahat perang yang juga disemayamkan di kuil Yasukuni. Namun Koizumi membantah. Menurut Koizumi, kunjungan dia ke kuil tersebut Universitas Sumatera Utara tidak ada hubungannya dengan imperialisme. Kunjungan tersebut hanya bermaksud untuk menghormati dan mengenang jasa para patriot Jepang, yang berjuang demi negerinya, selama berlangsungnya perang. Masalah kunjungan Koizumi tersebut sempat membuat hubungan diplomatik Jepang dan China menjadi memanas. Tidak hanya masalah kunjugan Koizumi, tetapi tidak dituliskannya beberapa peristiwa yang terjadi selama penjajahan Jepang di buku- buku sejarah menambah kekecewaan masyarakat China terhadap Jepang dimana Jepang ingin mencoba menyembunyikan segala aib dilakukan tentara-tentara Jepang selama perang dunia II. Masalah sengketa kepemilikan pulau Sengkaku di Laut China Timur menambah peliknya hubungan diantara kedua negara ini. Berdasarkan uraian di atas, penulis merasa penting untuk menganalisis tentang hubungan antara Sejarah dan fungsi Kuil Yasukuni yang berdampak terhadap hubungan diplomatik antara Jepang dan China. Hal ini berusaha diteliti dan penulis menuangkannya dalam penulisan skripsi yang diberi judul “Kuil Yasukuni Dan Hubungan Diplom atik Jepang dengan China.”

1.2 PERUMUSAN MASALAH