Kesimpulan Pubertas Hubungan Status Gizi Terhadap Usia Menarche Pada Anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan dalam penelitian, maka kesimpulan yang diperoleh adalah : a. Tidak terdapat hubungan antara status gizi terhadap usia menarche p = 0,713 pada anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan tahun 2013. b. Rata-rata usia menarche pada anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah adalah pada usia 12 tahun. c. Rata-rata status gizi anak SD dan SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah adalah gizi normal.

6.2 Saran

Dari hasil penelitian yang diperoleh, makan saran-saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut : • Perlu pengkajian terhadap variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi usia menarche, seperti sosioekonomi, kesehatan umum, geografi dan keadaan psikologis. • Diperlukan penelitian lebih lanjut dengan pemeriksaan lemak subkutan dan hormon estrogen untuk mengetahui hubungan status gizi terhadap usia menarche. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pubertas

2.1.1 Masa Pubertas

Pubertas adalah suatu proses peralihan untuk tercapainya maturitas reproduksi Nakamoto, 2010. Pubertas dimulai dengan awal berfungsinya ovarium. Pubertas berakhir pada saat ovarium sudah berfungsi dengan mantap dan teratur. Sarwono, 2008 Secara klinis pubertas mulai dengan timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, dan berakhir jika sudah ada kemampuan reproduksi. Pubertas pada wanita dimulai kira-kira pada umur 8-13 tahun Pulungan, 2010. Awal pubertas dipengaruhi oleh bangsa, gizi, dan kebudayaan. Pada abad ini secara umum ada pergeseran permulaan pubertas ke arah umur yang lebih muda, yang diterangkan dengan meningkatnya kesehatan umum dan nutrisi. Kejadian penting dalam pubertas ialah pertumbuhan badan yang cepat, timbulnya ciri-ciri kelamin sekunder, menarche, dan perubahan psikis. Sarwono, 2008 Perubahan fisik dan psikologis yang terjadi pada masa pubertas adalah akibat meningkatnya kadar hormon seks yang dihasilkan oleh gonad dan kelenjar adrenal. Sebelum pubertas, steroid gonad dalam jumlah kecil mampu menekan aktivasi hipotalamus dan hipofisis. Dengan onset pubertas, gonadotropin- releasing hormone GnRH secara progresif menjadi kurang peka terhadap efek supresi steroid seks, akibatnya kadar LH dan FSH meningkat, dan kemudian menstimulasi gonad. Pulungan, 2010

2.1.2 Tanda Pubertas

Perkembangan pubertas pada anak perempuan biasanya dimulai dengan telarche, namun sekitar 15 dari perempuan normal mengalami perkembangan rambut pubis yang mendahului perkembangan payudara. Tanner menyusun perkembangan payudara dan rambut pubis seperti terlihat pada gambar dan tabel dibawah ini. Pulungan 2010 Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1. Pola Pertumbuhan Payudara dan rambut pubis pada perempuan Sumber : Nelson, 2000 Universitas Sumatera Utara Tabel 2.1. Tahap perkembangan fisik pada anak perempuan pada masa pubertas Tahap Payudara Rambut Pubis 1 Prapubertas Tidak ada rambut pubis 2 Breast budding, menonjol seperti bukit kecil, areola melebar Jarang, berpigmen sedikit, lurus, atas medial labia 3 Payudara dan areola membesar, tidak ada kontur pemisah Lebih hitam, mulai ikal, jumlah bertambah 4 Areola dan papilla membentuk bukit kedua Kasar, keriting, belum sebanyak dewasa 5 Bentuk dewasa, papilla menonjol, areola sebagai bagian dari kontur buah dada Bentuk segitiga seperti pada perempuan dewasa, tersebar sampai medial paha Sumber : Pulungan, 2010. Buku Ajar Endokrinologi Anak

2.1.3 Perubahan Hormonal Pada Pubertas

Pubertas terjadi sebagai akibat peningkatan GnRH dari hipotalamus, diikuti oleh urutan perubahan sistem endokrin. Kemudian urutan ini diikuti dengan timbulnya tanda seks sekunder, pacu tumbuh, dan kesiapan untuk reproduksi. Pada saat lahir GnRH meningkat secara periodik setelah pengaruh estrogen dari plasenta hilang. Keadaan ini berlangsung sampai usia 4 tahun ketika susunan saraf pusat menghambat sekresi GnRH. Pubertas normal diawali oleh terjadinya aktivasi aksis hipotalamus-hipofisis-gonad dengan peningkatan GnRH secara menetap. Batubara, 2010 Pada anak perempuan, mula-mula akan terjadi peningkatan FSH pada usia sekitar 8 tahun kemudian diikuti oleh peningkatan LH. Pada periode selanjutnya, FSH akan merangsang sel granulosa untuk menghasilkan estrogen dan inhibin. Estrogen akan merangsang timbulnya tanda-tanda seks sekunder sedangkan inhibin berperan dalam kontrol mekanisme umpan balik pada aksis hipotalamus- Universitas Sumatera Utara hipofisis-gonad. Hormon LH berperan pada proses menarche dan merangsang timbulnya ovulasi. Batubara, 2010

2.1.4 Pubertas Prekoks

Pubertas dikatakan prekoks jika tanda-tanda seks sekunder timbul sebelum usia 8 tahun pada anak perempuan atau sebelum usia 9 tahun pada anak laki-laki. Pubertas prekoks diklasifikasikan menjadi pubertas prekoks sentral dan pubertas prekoks perifer. Pubertas prekoks sentral disebabkan oleh aktivasi dini aksis hipotalamus-hipofisis-gonad. Pubertas prekoks perifer disebabkan oleh stimulasi hormon steroid seks. Pulungan, 2010

2.1.5 Pubertas Terlambat

Pubertas terlambat didefinisikan sebagai tidak timbulnya tanda-tanda seks sekunder pada usia 13 tahun untuk anak perempuan dan pada usia 14 tahun untuk anak laki-laki. Penyebab patologis pubertas terlambat lebih jarang ditemukan. Pubertas terlambat diklassifikasikan menjadi constutional delay of growth and puberty, hipogonadotropik hipogonad dan hipergonadotropik hipogonad. Pulungan, 2010

2.2 Menarche