13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Landasan Teori
2.1.1 Teori Struktur Modal
Neraca perusahan balance sheet terdiri dari dua sisi yaitu sisi aktiva yang menggambarkan struktur kekayaan sebuah perusahaan dan sisi pasiva sebagai
cerminan struktur keuangan. Sedangkan struktur modal merupakan bagian dari struktur keuangan yang mencerminkan jumlah perbandingan antara hutang
dengan modal sendiri. Sebuah perusahaan harus menentukan tentang berapa banyak jumlah utang sebuah perusahaan dalam strukturnya modal. Penentuan
tentang struktur modal capital structure berhubungan dengan keputusan pembelanjaan financial decision yang akan dilakukan oleh perusahaan. James
C. Van Horne dan John M. Wachowicz; 2008 Struktur modal merupakan Campuran atau proporsi pembiayaan tetap suatu perusahaan dalam jangka
panjang yang diwakili oleh utang, saham preferen, dan ekuitas saham biasa. Dalam pemenuhan pembiayaan perusahaan membutuhkan dana yang
diperoleh melalui internal perusahaan maupun secara eksternal. Bentuk pendanaan secara internal internal financing adalah laba ditahan dan depresiasi. Pemenuhan
yang dilakukan secara eksternal dapat dibedakan menjadi pembiayaan hutang debt financing dan modal sendiri equity financing. Pembiayaan hutang ini
Universitas Sumatera Utara
14
dapat dipenuhi melalui pinjaman, sedangkan modal sendiri melalui penerbitan saham baru.
Banyak teori yang membahas bagaimana struktur modal sebuah perusahaan, dalam mentukan struktur modal dapat dilakukan dengan beberapa
teori pendekatan. Berikut uraian beberapa teori dari struktur modal :
1. Teori Pendekatan Tradisional Traditional Approach
James C. Van Horne dan John M. Wachowicz; 2008 Pendekatan tradisional untuk struktur modal merupakan Sebuah teori struktur modal yang
mengansumsikan struktur modal yang optimal optimal capital structure dimana teori ini memungkinkan pihak manajemen untuk meningkatkan nilai total
perusahaan melalui penggunaan leverage keuangan yang bijaksana. Yang dimaksud dengan struktur modal yang optimal Optimal Capital Structure adalah
struktur modal yang memaksimalkan nilai perusahaan dengan meminimalkan biaya modal perusahaan.
Pendekatan ini beranggapan bahwa perusahaan pada awalnya dapat menurunkan jumlah biaya modal dan meningkatkan nilai total perusahaan melalui
peningkatan leverage keuangan. Meskipun investor menaikkan tingkat pengembalian ekuitas, namun peningkatan pengembalian ekuitas tidak
sepenuhnya menetralkan manfaat menggunakan modal utang yang lebih murah. Karena semakin tinggi leverage keuangan yang muncul, akan menyebabkan para
investor semakin meningkatkan pengembalian yang diharapkan dari ekuitas. Hingga akhirnya pengaruh ini akan memberikan efek lebih dari sekedar
menetralkan manfaat modal utang yang lebih murah.
Universitas Sumatera Utara
15
Dalam salah satu variasi dari pendekatan tradisional, diasumsikan pengembalian yang diminta atas ekuitas meningkat seiring dengan peningkatan
leverage keuangan. Sedangkan biaya modal yang berasal dari utang diasumsikan meningkat setelah terjadinya peningkatan yang signifikan dalam leverage
keuangan. Pada awalnya, biaya rata-rata tertimbang modal akan menurun sejalan dengan leverage karena kenaikan pengembalian yang diminta atas ekuitas tidak
sepenuhnya menetralkan penggunaan modal utang yang lebih murah. Akibatnya, biaya rata-rata tertimbang modal akan menurun sejalan dengan penggunaan
leverage keuangan yang moderat. Akan tetapi setelah titik tertentu, kenaikan pengembalian yang diminta atas
ekuitas lebih dari sekedar mengompesasikan penggunaan modal utang yang lebih murah dalam struktur modal dan kapitalisasi keseluruhan mulai naik. Dengan
demikian pendekatan tradisional untuk struktur modal mengandung makna antara lain bahwa :
1 biaya modal tergantung pada struktur modal perusahaan
2 terdapatnya struktur modal yang optimal.
2. Teori Prinsip Nilai Total The Total-Value Principle
Teori Prinsip Nilai Total The Total-Value Principle dikemukan oleh Franco Modigliani dan Merton Miller MM. Teori ini muncul pada tahun 1958
melalui publikasi artikel yang ditulis oleh Franco Modigliani dan Merton Miller MM dengan judul
“The Cost of capital, Corporation Finance, and TheTheory of Invesment
”. Modigliani dan Miller MM berasumsi bahwa hubungan antara
Universitas Sumatera Utara
16
leverage keuangan dan biaya modal dijelaskan melalui pendekatan laba bersih operasional Net Operating Income. Teori MM ini menyangkal teori struktur
modal tradisional, dengan memberikan justifikasi perilaku untuk membentuk tingkat kapitalisasi keseluruhan perusahaan tetap konstan di seluruh rentang
kemungkinan leverage keuangan. MM berpendapat bahwa total risiko untuk semua pemegang sekuritas
dari suatu perusahaan tidak akan berubah dengan adanya perubahan struktur modal perusahaan. Oleh karena itu nilai total perusahaan harus sama, terlepas dari
pencampuran pendanaan perusahaan. Sederhananya, asumsi MM didasarkan pada gagasan bahwa bagaimanapun cara Anda membagi struktur modal dari suatu
perusahaan antara utang, ekuitas, dan klaim lain, selalu ada konservasi atas nilai investasi. Artinya, karena nilai total investasi perusahaan tergantung pada
profitabilitas dan risiko yang mendasarinya, nilai perusahaan tidak akan berubah seiring dengan perubahan struktur modal perusahaan. Jadi, dalam keadaan tidak
adanya pajak dan faktor-faktor ketidaksempurnaan pasar lainnya, nilai total perusaahan tidak berubah ketika dibagi menjadi utang, ekuitas, dan surat berharga
lainnya. Asumsi ini didukung dengan gagasan bahwa investor dapat mengganti
leverage keuangan pribadi dengan leverage keuangan perusahaan. Dengan demikian investor memiliki kemampuan melalui pinjaman pribadi, untuk
mereplikasi struktur modal perusahaan dengan struktur modal yang mungkin diterapkan dalam perusahaan. Karena perusahaan tidak dapat melakukan sesuatu
bagi pemegang sahamnya dalam hal penggunaan leverage keuangan yang tidak
Universitas Sumatera Utara
17
dapat lakukan sendiri pemegang saham maka menurut asumsi MM perubahan struktur modal dalam pasar modal yang sempurna tidak memiliki nilai. Oleh
karena itu dua perusahaan sama dalam segala hal kecuali untuk struktur modal harus memiliki nilai total yang sama. Jika tidak, maka dapat dilakukan arbitrase
yang akan menyebabkan kedua perusahaan untuk menjual saham di pasar dengan nilai total yang sama. Dengan kata lain, arbitrase menghalangi subtitusi yang
sempurna terhadap penjualan saham dengan tingakat harga yang beragam dipasar yang sama.
2.1.2 Teori Risiko