60
yang lebih besar juga dari saham mereka. Dalam memenuhi hal ini bank secara tidak langsung memiliki tanggung jawab yang lebih besar pada pemegan saham.
Dalam memenuhi kewajiban tersebut bank tentu harus menghasilkan laba yang lebih besar agar dapat memenuhi pembagian deviden terhadap pemegang saham.
Memikul beban ini bank mengambil jalan menaikan aset berisiko mereka karena mengingat fungsi dan peran bank yang menghimpun dan menyalurkan dana maka
sumber laba utama dari bank adalah melalui perdagangan aset berisiko. Hal inilah yang menjadi alasan mengapa terjadi kenaikan pada aset berisiko bank, karena
bank harus menghasilkan laba yang lebih tinggi dalam memenuhi pengembalian ekuitas pada pemegang saham.
Sedangkan dari hasil estimasi yang dilakukan menggunakan metode 2SLS diperoleh hasil bahwa perubahan risiko memiliki pengaruh negatif tetapi tidak
signifikan terhadap capital requirements. Dengan kata lain apabila terjadi kenaikan pada perubahan risiko maka akan mengurangi capital requirements.
artinya semakin tinggi risiko yang diambil oleh bank maka semakin kecil cadangan modal yang dimiliki oleh bank. Dari hal ini dapat digambarkan bahwa
bank di indonesia ketika menaikkan risiko mereka tidak diiringi dengan peningkatan pada modal mereka. Artinya bank tidak akan menaikkan modal
mereka apabila capital requirements dari perbankan masih diatas batas minimum yang ditetapkan oleh regulator.
4.5.2 Pengaruh Predetermined Variable terhadap Capital Requirements dan perubahan risiko
Universitas Sumatera Utara
61
Pada penelitian ini digunakan lima variabel eksogen yaitu ROA, modal tahun sebelumnya, current loan loss, risiko tahun sebelumnya, dan size. Variabel
ROA yang merupakan return on assets memberikan pengaruh positif yang signifikan terhadap variabel capital requirements. Hasil ini kosisten dengan
penelitin Rime 2001. Penjelasan dari hal ini adalah bahwa bank dalam memenuhi syarat minimum penyediaan modal cenderung menggunakan laba dari
aset bank atau return on assets dalam menambah kecukupan modal bank. Hal ini dibuktikan dengan koefisien positif pada return on assets ROA yang
menunjukan adanya penambahan pada kecukupan modal jika terjadi penambahan pada ROA.
Variabel eksogen selanjutnya adalah modal tahun sebelumnya. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa modal tahun sebelumnya memiliki efek positif
signifikan terhadap capital requirements. Hal ini terjadi karena apabila kecukupan modal bank pada tahun sebelumnya tinggi maka kecukupan bank pada tahun
berikutnya juga besar. Current loan loss memiliki efek positif yang signifikan terhadap
perubahan risiko. Hasil ini konsisten dengan penelitian Teply 2007 tetapi tidak konsisten dengan penelitian Rime 2001 yang menemukan hubungan negatif
antara current loan loss dengan tingkat risiko. Current loan loss merupakan kerugian dari kredit yang diberikan oleh bank. Current loan loss akan mengurangi
ekuitas yang dimiliki oleh bank. Hubungan positif yang ditemukan dalam penelitian ini menggambarkan apabila terjadi kenaikan pada current loan loss
maka akan mendorong kenaikan pada tingkat risiko bank. Dengan kata lain
Universitas Sumatera Utara
62
semakin tinggi current loan loss maka semakin tinggi aset berisiko yang dimiliki oleh bank. Penjelasan dari hal ini adalah bank yang memiliki kualitas aset yang
rendah akan memiliki loan loss provision yang tinggi dan tentu akan memiliki risiko yang tinggi juga. Hal ini terjadi karena loan loss provision akan mengurangi
ekuitas pemilik saham, dengan demikian pemilik saham diharapkan menambah modal yang ditanamkan dalam lembaga perbankan. Tetapi apabila bank tidak
menambah modal mereka maka maka akan menyebabkan tingginya risiko yang akan dihadapi oleh bank. Hal inilah yang menyebabkan hubungan positif antara
current loan loss dengan tingkat risiko. Risiko tahun sebelumnya memberikan efek positif signifikan terhadap
perubahan risiko. Hal ini menunjukan jika terjadi kenaikan pada risiko tahun sebelumnya mendorong peningkatan pada perubahan risiko. Hal ini terjadi karena
bank pada tahun sebelumnya menggunakan tingkat risiko yang lebih besar maka akan tetap konsisten menggunakan aset berisiko yang tinggi juga pada tahun
berikutnya. Bank Size merupakan variabel eksogen yang pengaruhi kedua variabel
endogen yaitu Capital requirements dan perubahan risiko. Pada persamaan capital requirements ukuran bank bank size memberikan efek negatif signifikan. Hasil
ini konsisten dengan penelitian Rime 2001, dan Teply 2007. Sedangkan untuk persamaan perubahan risiko bank size memiliki hubungan positif signifikan. Bank
Size menunjukan kekayaan atau ukuran suatu perusahaan perbankan. Penjelasan yang mungkin dari hal ini adalah bank-bank besar memiliki jumlah modal yang
lebih besar dibandingkan dengan bank skala kecil. Dan ketika adanya penetapan
Universitas Sumatera Utara
63
capital requirements bank yang memiliki ukuran yang besar lebih cenderung memilih meningkatkan rasio modal mereka ke aset tertimbang menurut risiko
dibandingkan dengan bank yang memiliki ukuran skala kecil. Hal ini terjadi karena bank yang memiliki Size yang besar membutuhkan biaya yang lebih besar
dibandingkan dengan bank yang memiliki kekayaan yang lebih kecil. Untuk itu bank yang memiliki ukuran yang besar lebih meningkatkan aset berisiko mereka
agar memperoleh laba yang lebih besar. Selain itu bank-bank dengan size yang besar memiliki persaingan yang lebih ketat dibandingkan dengan bank yang
memiliki size yang kecil. Karena bank yang memiliki ukuran yang besar tidak hanya bersaing dalam skala nasional tapi juga internasional. Hal inilah yang
menjadi alasan mengapa size memiliki hubungan yang negatif dengan perubahan modal. Sedangkan untuk perubahan risiko bank size memiliki hubungan positif
signifikan. Sesuai dengan penjelasan diatas bahwa bank yang memiliki size yang besar meningkatkan modal mereka ke aset tertimbang menurut risiko. Karena hal
ini tentu risiko yang harus dihadapi oleh bank meningkat karena bank lebih banyak memiliki aset berisiko. Hasil ini juga kosisten dengan penelitian Rime
2001 yang mengunngkapkan bahwa bank yang memiliki size yang besar lebih memilih risiko yang berat karena bank lebih meningkatkan fokus mereka pada
keuangan bank.
Universitas Sumatera Utara
64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Capital requirements memiliki pengaruh positif siginifikan terhadap perubahan risiko. Hasil ini konsisten dengan Kim dan Santomero 1988, Shrieves
dan Dahl 1992 dan Rime 2001 yang mengungkapkan adanya pengaruh positif antara modal dan risiko perbankan. Hal Ini berarti menunjukan bahwa bank yang
ada di indonesia dalam memenuhi capital requirements juga melakukan peningkatan pada aset berisiko mereka. Sedangkan untuk Perubahan risiko
memiliki pengaruh negatif tidak signifikan terhadap capital requirements. Hal ini menunjukkan bahwa bank ketika menambah risiko tidak diiringi dengan
pertamabahan pada modal mereka.
5.2 Saran
Dari hasil dan pembahasan penelitian ini dapat dihasilkan beberapa saran untuk regulator, manajemen perbankan dan peneliti.
1. Bagi investor, hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pertimbangan
dalam menentukan efesiensi penanaman modal. Investor diharapkan lebih bijaksana dalam melakukan investasi pada perbankan, dengan lebih berani
Universitas Sumatera Utara