24
3.7 Pembuatan Ekstrak Etanol Herba Anting-anting EEHA
Metode ekstraksi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu metode maserasi, sesuai dengan yang tertera dalam Farmakope Indonesia 1979. Prosedurnya adalah
sebagai berikut :
Sebanyak 400 gram serbuk herba anting-anting dimaserasi dengan 75 bagian etanol 96 dalam wadah tertutup rapat. Selanjutnya dibiarkan selama 5 hari
terlindung dari cahaya matahari sambil sering diaduk, serkai, peras, kemudian disaring dan ampas dimaserasi kembali dengan etanol 96 secukupnya hingga
diperoleh 100 bagian. Pindahkan kedalam bejana tertutup, biarkan di tempat sejuk, terlindung dari cahaya, selama 2 hari. Enap tuangkan. Maserat yang diperoleh
dipekatkan dengan menggunakan rotary evaporator pada temperatur ± 40
o
C sampai diperoleh ekstrak kental. Kemudian diuapkan dengan freeze dryer
sampai diperoleh ekstrak kental.
3.8 Uji Efek Penurunan Kadar Asam Urat Per Oral
Pengujian efek penurunan kadar asam urat per oral meliputi penyiapan hewan percobaan, penetapan dosis bahan uji, pembuatan CMC 1, pembuatan suspensi
allopurinol, pembuatan bahan uji, pembuatan penginduksi asam urat dan pengujian efek penurunan kadar asam urat.
3.8.1 Pembuatan Suspensi CMC-Na 1
Pembuatan suspensi CMC-Na 1 dilakukan dengan cara berikut : sebanyak 1 gram CMC ditaburkan ke dalam lumpang yang berisi air suling panas sebanyak 20
ml, didiamkan selama 15 menit hingga diperoleh massa yang transparan, digerus hingga berbentuk gel dan diencerkan dengan sedikit air suling, kemudian dituang ke
dalam labu tentukur 100 ml, ditambah air suling sampai batas tanda.
25
3.8.2 Pembuatan Suspensi Allopurinol Dosis 10 mgkg bb
Ditimbang 10 mg serbuk allopurinol kemudian digerus dengan penambahan suspensi CMC-Na 1 sampai homogen, dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml,
dicukupkan sampai garis tanda dengan suspensi CMC-Na 1.
3.8.3 Pembuatan Suspensi Ekstrak Etanol Herba Anting-Anting EEHA Dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb dan 200 mgkg bb
Ditimbang 100 mg, 150 mg dan 200 mg ekstrak etanol herba anting-anting kemudian digerus dengan penambahan suspensi CMC-Na 1 sampai homogen,
dimasukkan kedalam labu tentukur 10 ml,dicukupkan sampai garis tanda dengan suspensi CMC-Na 1.
3.8.4 Pembuatan suspensi kafein 135 mgkg bb
Ditimbang secara seksama kafein 135 mg dimasukkan kedalam lumpang, kemudian ditambahkan sedikit CMC-Na 1 digerus sampai homogen. Dituang
kedalam labu tentukur 10 ml, ditambah CMC-Na 1 sampai batas tanda. kemudian diberikan secara peroral kepada hewan uji sesuai dengan berat badan.
3.8.5 Pembuatan Jus Hati ayam 100 gr 100 ml
Sebanyak 100 gram hati ayam dicuci hingga bersih, kemudian di haluskan dengan blender menggunakan air hingga 100 ml Wahyuningsih, 2010.
3.8.6 Penyiapan hewan percobaan
Hewan yang digunakan adalah tikus putih jantan dengan berat 180 - 200
gram, jumlah 25 ekor. Tikus dibagi menjadi 5 kelompok, yaitu kelompok kontrol
positif, kontrol negatif dan kelompok uji yang terdiri dari 3 dosis 100 mgkg bb, 150 mgkg bb dan 200 mgkg bb dan setiap kelompok perlakuan terdiri dari 5 ekor
tikus.
26 Sebelum digunakan sebagai hewan percobaan, semua tikus dipelihara terlebih
dahulu selama kurang lebih dua minggu untuk penyesuaian lingkungan, kemudian dipuasakan selama 18 jam sebelum digunakan. Masing-masing kelompok diukur
kadar asam urat puasa. Sebelum diberi perlakuan, tikus dibuat hiperurisemia dengan cara diberi suspensi kafein dengan dosis 135 mgkg bb dan jus hati ayam masing -
masing 2 ml sebagai penginduksi selama percobaan, kemudian diukur kadar asam urat setelah enam hari pemberian kafein dan jus hati ayam untuk melihat
peningkatannya. Selanjutnya masing-masing kelompok tikus diberi perlakuan setiap hari selama sembilan hari. Pengambilan darah dilakukan setiap tiga hari sekali,
melalui orbital sinus ekor. Dicatat hasil pengukuran masing-masing kelompok perlakuan. Selanjutnya dihitung persen penurunan kadar asam urat KUA dengan
rumus sebagai berikut.
penurunan kadar asam urat =
�−� �
� ���
Keterangan : a = kadar asam urat terinduksi b= kadar asam urat pada waktu pengamatan jam ke-n
3.9 Analisis data
Data hasil penelitian dianalisis menggunakan analisis variasi ANAVA pada tingkat kepercayaan 95, dilanjutkan dengan uji Tukey HSD untuk melihat
perbedaan nyata antar kelompok perlakuan. Analisis statistik ini menggunakan
program SPSS versi 17.
27
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Identifikasi Tumbuhan
Hasil identifikasi tumbuhan dilakukan di “Herbarium Bogoriense” Pusat Penelitian Biologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia, Cibinong menyebutkan
bahwa tumbuhan yang digunakan adalah herba anting-anting Acalipha indica Linn. family Euphorbiaceae. Hasil identifikasi tumbuhan dapat dilihat pada Lampiran 2.
4.2. Karakteristik Simplisia dan Ekstrak
Hasil pemeriksaan makroskopik simplisia herba anting-anting diperoleh batang tegak dengan tinggi 30-50 cm, bercabang dengan garis memanjang kasar,
berambut halus. Selain itu tanaman ini memiliki daun tunggal, bertangkai panjang, dan letaknya tersebar. Helaian daunnya berbentuk bulat telur, tipis, ujung dan
pangkal runcing, memiliki bunga majemuk yang keluar dari ketiak daun, buahnya bulat dan hitam. Hasil karakterisasi serbuk simplisia herba anting-anting dapat dilihat
pada Tabel 4.1.
Tabel 4.1 Hasil Karakterisasi Serbuk Herba anting-anting
No Karakteristik serbuk simplisia
Simplisia Kadar
Persyaratan 1
Kadar air 3,97
10 2
Kadar sari larut dalam air 8,13
- 3
Kadar sari larut dalam etanol 18,44
- 4
Kadar abu total 3,76
- 5
Kadar abu tidak larut dalam asam 0,41
-