Hambatan-Hambatan Pelaksanaan Penerbitan Sertipikat Tanah

Sertipikat diterbitkan oleh Kantor Pertanahan KabupatenKota, dan pejabat yang menandatangani sertipikat, yaitu: 46 1. Dalam Pendaftaran tanah secara sistematik, sertipikat ditandatangani oleh Ketua Panitia Ajudikasi atas nama Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota. 2. Dalam pendaftaran tanah secara sporadik yang bersifat individual perseorangan, sertipikat ditandatangani oleh Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota. 3. Dalam Pendaftaran tanah secara sporadik yang bersifat masal, sertipikat ditandatangani oleh Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah atas nama Kepala Kantor Pertanahan KabupatenKota.

C. Hambatan-Hambatan Pelaksanaan Penerbitan Sertipikat Tanah

Pelaksanaan penerbitan sertipikat tanah tidak semudah yang dipaparkan di dalam kegiatan pendaftaran tanah yang menghasilkan sertipikat tanah, ada kalanya masyarakat memperoleh masalah maupun hambatan-hambatan yang datangnya dari instansi pemerintah yang menerbitkan sertipikat tersebut dan ada juga yang berasal dari masyarakatnya sendiri, hal-hal inilah yang menjadi penyebab penerbitan sertipikat tanah tampak sulit dan menghabiskan waktu cukup lama karna prosesnya yang panjang. Prosedur perolehan sertipikat hak atas tanah yang selama ini diselenggarakan oleh pemerintah dalam keadaan pemenuhan kebutuhan 46 Urip Santoso, HUKUM AGRARIA Kajian Komprehensif, Loc.cit hal.316. Universitas Sumatera Utara masyarakat untuk memberi jaminan kepastian hukum secara yuridis sesungguhnya sudah terpenuhi yaitu dengan diterbitkannya PP-PT yang menjamin akan adanya pendaftaran tanah yang akan menghasilkan penerbitan sertipikat tanah. Namun berdasarkan hasil penelitian di lapangan ternyata masih banyak ditemukan simpul birokrasi yang kurang perlu, seperti terlalu banyaknya jenis hak atas tanah dengan aneka macam alat bukti alas hak atas tanah, dikerjakan oleh banyak personil, mengandalkan peralatan sederhana dengan durasi tinggi, ditambah lagi dengan jarak geografi antara kantor PPAT dengan kantor pertanahan sehingga telah mengakibatkan prosedur perolehan sertipikat hak atas tanah di kantor pertanahan menjadi kurang efektif dan kurang efisien. 47 Beberapa kelemahan penting lainnya yang ditemukan contohnya pada kegiatan pengumpulan dan pengolahan data fisik di lapangan ternyata belum sepenuhnya mengikuti metode teknis, akibatnya peta pendaftaran tanah, peta bidang dan surat ukur yang terbit kurang menjamin kepastian hukum secara yuridis terutama tentang letak, arah, bentuk dan luas bidang tanah yang telah diukur. 48 Sertipikat hak atas tanah yang telah diterbitkan oleh negara dalam hal ini pemerintah sebagai alat bukti yang kuat bagi pemegangnya, bisa jadi melemah ketika diuji di pengadilan, hal ini menunjukkan bahwa banyak terjadi kesalahan dalam penerbitan sertipikat hak atas tanah yang disebabkan berbagai faktor seperti ketidakjujuran anggota masyarakat atau oknum aparat pemerintahan dan tidak 47 Ibid hal.156 48 Op.cit Universitas Sumatera Utara cermat atau tidak telitinya pegawai kantor pertanahan dalam menafsirkan peraturan perundangan ketika dilaksanakan kegiatan pengumpulan dan atau pengolahan data fisik dan atau data yuridis. 49 Berdasarkan permasalahan dan paparan keadaan penerbitan sertipikat tanah saat ini, dapat dikemukakan beberapa hal yang menjadi hambatan dalam kondisi ini seperti, kurangnya transparansi dalam hal penguasaan dan pemilikan tanah disebabkan oleh terbatasnya data dan informasi penguasaan dan pemilikan tanah, serta kurangnya transparansi data dan informasi yang tersedia untuk masyarakat dapat ketahui, hal ini menyebabkan konsentrasi penguasaan dan pemilikan tanah di pedesaan atau jumlah bidang tanah di perkotaan hanya dapat terjangkau oleh sebagian kecil masyarakat. Sisi lainnya, pembuatan sertipikat hak atas tanah yang cenderung masih berdasarkan kepada akses permintaan yang diajukan oleh masyarakat kepada Kantor Pertanahan setempat, yang jauh melampaui dari sisi penawaran dari Kantor Pertanahan kepada masyarakat berupa tawaran yang diumumkan atau disosialisasikan untuk mendaftarkan tanahnya agar mendapatkan sertipikat atas tanahnya. Seiring dengan tingginya nilai dan manfaat tanah, banyak orang yang berupaya memperoleh bukti pemilikan tanah dengan memiliki sertipikat palsu, di mana data yang ada pada sertipikat tidak sesuai dengan yang ada pada buku tanah, hal ini juga menjadi faktor dari hambatan pelaksanaan ataupun pemberian 49 Ibid hal.117 Universitas Sumatera Utara sertipikat tanah, dan jumlah kasus sertipikat palsu cukup banyak, sehingga menimbulkan keresahan pada masyarakat. Umumnya sertipikat palsu dibuat pada tanah yang masih kosong dan mempunyai nilai tinggi yang menggunakan blanko sertipikat lama. Pemalsuan sertipikat tanah terjadi karena tidak didasarkan pada alas hak yang benar, seperti penerbitan sertipikat yang didasarkan kepada surat keterangan pemilikan yang dipalsukan, bentuk lainnya berupa pemalsuan stempel BPN dan pemalsuan data pertanahan. Sertipikat palsu ini, nantinya dapat menghambat proses pemohon yang ingin mendaftarkan tanahnya untuk dapat memperoleh sertipikat tanah, hal ini dikarenakan ketika pemohon memohonkan penerbitan sertipikat tanahnya, namun ada pihak lain yang keberatan atas permohonan si pemohon dan dengan membawa alat bukti berupa sertipikat palsu, maka permohonannya akan ditunda sampai proses pembuktian kebenarannya selesai. Hambatan atau kendala seperti ini sungguh merugikan pemohon baik dari segi waktu maupun materi, sehingga untuk mencegah terjadinya pemalsuan sertipikat, maka harus dilakukan beberapa hal, antara lain : 50 1. Pencetakan blanko sertipikat yang baik, sehingga sulit dipalsukan. 2. Sebelum dilakukan pembuatan akta pemindahan hak, dilakukan pengecekan lebih dahulu terhadap sertipikat hak atas tanah pada Kantor Pertanahan setempat. 3. Pengamanan arsip buku tanah dan gambar situasi atau surat ukur. 50 Adrian Sutedi, Sertifikat Hak Atas Tanah, Jakarta: Sinar Grafika, 2011, hal.10. Universitas Sumatera Utara 4. Meningkatkan kecermatan dan ketelitian aparat yang menerbitkan sertipikat. Hambatan-hambatan lain yang dapat terjadi setelah pelaksanaan diterbitkannya sertipikat tanah, yang juga sangat merugikan bagi masyarakat adalah sertipikat ganda. Sertipikat ganda yaitu keadaan dimana sebidang tanah mempunyai lebih dari satu sertipikat, hal ini terjadi karena sertipikat tersebut tidak dipetakan dalam peta pendaftaran tanah atau peta situasi daerah tersebut baik seluruhnya atau sebagian. 51 Menurut Badan Pertanahan Nasional, sertipikat ganda umumnya terjadi pada tanah yang masih kosong atau belum dibangun, munculnya sertipikat ganda ini disebabkan oleh beberapa hal, sebagai berikut : 1. Sewaktu dilakukan pengukuran atau penelitian di lapangan, pemohon dengan sengaja atau tidak sengaja menunjukkan letak tanah dan batas tanah yang salah. 2. Adanya surat bukti atau pengakuan hak yang ternyata terbukti mengandung ketidakbenaran, kepalsuan atau tidak berlaku lagi. 3. Untuk wilayah yang bersangkutan belum tersedia peta pendaftaran tanahnya. Terhadap sertipikat cacat hukum sertipikat ganda tersebut, harus dilakukan : 52 1. Pemblokiran, yaitu dengan cara diberi catatan pada buku tanah. 2. Dihentikan, yaitu proses pemberian sertipikat tanahnya ditahan. 3. Dimatikan, yaitu nomor haknya dicoret dari buku tanah. 4. Dibatalkan, yaitu pembatalan pada salah satu sertipikat yang cacat hukum. 51 Ibid hal.10 52 Loc.cit Universitas Sumatera Utara Sertipikat ganda ini jelas membawa akibat ketidakpastian hukum pemegang hak-hak atas tanah yang sangat tidak diharapkan dalam pelaksanaan pendaftaran tanah di Indonesia, karena bila sertipikat ganda terjadi, maka harus ada pembatalan dari salah satu pihak setelah pemeriksaan dokumen pendukung, hal ini dapat berlangsung lama, apalagi jika terjadi gugatan sertipikat ke pengadilan. Gugatan sertipikat ke pengadilan, merupakan proses untuk mencari kebenaran dari data si pemilik atau pemegang hak sesungguhnya dari sebidang tanah tersebut, dalam hal ini menjadi kendala atau hambatan apabila si pemegang hak yang baru diterbitkan sertipikatnya tersebut ingin melakukan suatu perbuatan hukum dengan sertipikat tanahnya, seperti ingin menjadikannya objek jaminan, maka harus menunggu keputusan pengadilan terlebih dahulu. Beberapa faktor yang dapat dirangkum. Penyebab terjadinya kendala atau hambatan dalam proses penerbitan sertipikat tanah, yang sepenuhnya belum dapat diatasi, antara lain sebagai berikut : 53 1. Terbatasnya tenaga berkeahlian pengukuran dan pemetaan pada lingkungan pegawai negeri dalam lembaga BPN, meskipun untuk pengerjaan pengukuran dan pemetaan pada pelaksanaan pendaftaran tanah untuk pensertipikatan massal bisa melibatkan jasa konsultan pengukuran dan pemetaan sebagai tenaga swasta yang berkeahlian pada pekerjaan pengukuran dan pemetaan tanah, yang diangkat dan diberhentikan oleh Kepala Badan Pertanahan Nasional untuk membantu Kantor Pertanahan di daerah-daerah, terutama 53 Ibid hal.186 Universitas Sumatera Utara untuk pekerjaan pengukuran dan penggambaran bidang tanah dan peta pendaftaran tanah. 2. Terbatasnya daya beli pemerintah, dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional atau Kantor Pertanahan terhadap peralatan pengukuran yang berteknologi mutakhir, yang tentunya berkemampuan dan berkecepatan lebih tinggi. 3. Tuntutan ketelitian teknis proses pengadaan data fisik bidang tanah dan pemeriksaan data yuridis dokumen yang menjadi dasar hak atas tanah memang harus relatif akurat, sebab ini menyangkut pelayanan pemberian kepastian dan perlindungan hukum dibalik sebuah sertipikat. 4. Rendahnya rasio jumlah tenaga hukum terhadap volume pekerjaan pendaftaran tanah yang belum bisa dipecahkan dengan kemampuan rekrutmen pegawai dalam manajemen kepegawaian BPN. 5. Meningkatnya frekuensi dan pelaksanaan program redistribusi tanah pertanian objek landreform terutama tanah negara yang berarti meningkatnya permintaan riil penerbitan sertipikat yang pada gilirannya segera meningkatnya volume kerja kantor pertanahan atau proyek administrasi pertanahan. 6. Meningkatnya kewenangan Kepala Kantor Pertanahan dalam hal pemberian dan pembatalan sertipikat asal tanah negara diperkirakan besar pengaruhnya terhadap meningkatnya beban kerja kantor-kantor pertanahan. 7. Sering munculnya berbagai kasus sertipikat ganda yang diakibatkan oleh belum dipetakannya bidang-bidang tanah terdaftar dalam peta pendaftaran. Universitas Sumatera Utara Selain itu, banyak kantor pertanahan tidak menggunakan peta pendaftaran dengan sebenarnya. 8. Kurang tersedianya peta skala besar yang merupakan salah satu sarana penting dalam melaksanakan pendaftaran tanah yang menyebabkan bidang- bidang tanah terdaftar tidak bisa dipetakan.

D. Pemeliharaan Data Pendaftaran Tanah Setelah Penerbitan Sertipikat Tanah

Dokumen yang terkait

Penerbitan Sertipikat Pengganti Di Kantor Pertanahan Kota Medan

4 88 120

PENDAHULUAN Tinjauan Hukum Dalam Pendaftaran Tanah Hibah Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi Kasus Badan Pertanahan Nasional Kota Surakarta).

0 3 12

PELAKSANAAN PENERBITAN SERTIFIKAT PENGGANTI HAK MILIK ATAS TANAH KARENA HILANG OLEH KANTOR PERTANAHAN KOTA SURAKARTA.

0 3 17

PENERBITAN SERTIPIKAT PENGGANTI DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG SERTIPIKAT PENGGANTI KARENA HILANG GUNA MENCIPTAKAN KEPASTIAN HUKUM DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO.

1 4 4

peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997 ttg pendaftaran tanah

0 0 41

Tinjauan Yuridis Penerbitan Sertipikat Tanah Pengganti Karena Hilang Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi pada Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi)

0 0 11

Tinjauan Yuridis Penerbitan Sertipikat Tanah Pengganti Karena Hilang Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi pada Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Penerbitan Sertipikat Tanah Pengganti Karena Hilang Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi pada Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi)

0 0 22

Tinjauan Yuridis Penerbitan Sertipikat Tanah Pengganti Karena Hilang Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi pada Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi)

0 0 24

Tinjauan Yuridis Penerbitan Sertipikat Tanah Pengganti Karena Hilang Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi pada Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi)

0 0 3