BAB III KEGIATAN PENERBITAN SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH
A. Pengertian dan Dasar Hukum Sertipikat Hak Atas Tanah dalam Peraturan dan Perundang-undangan
Proses dari diterbitkannya suatu sertipikat hak atas tanah dimaksudkan sebagai suatu pemberian tanda bukti hak atas tanah bagi pemegangnya melalui
prosedur penegasan hak konversi atau pengakuan hak atau pemberian hak sesuai bukti alasa hak yang dipunyai oleh pemohon sekalipun pada dasarnya semua
tanah yang berada di Indonesia merupakan satu kesatuan teritorial yang tidak dapat terpisahkan.
39
Sertipikat hak atas tanah yang diterbitkan oleh Badan Pertanahan Nasional BPN harus diakui oleh setiap orang sebagai satu-satunya alat bukti hak atas
tanah yang berkepastian hukum bagi pemegangnya. Bentuk sertipikat hak atas tanah terdiri dari salinan surat ukur sebanyak empat halaman dijahit bersama
empat halaman salinan buku tanah dan diberi sampul di muka dan di belakang, lalu di dalam sampul map yang berlogo burung Garuda yang dijahit menjadi satu
dengan surat ukur atau gambar situasi tanah tersebut. Sertipikat hak atas tanah dibuat dalam bentuk daftar isian, cara
pembuatannya sama dengan pembuatan buku tanah, memuat tanggal dan nomor hak, nama pemegang hak, data fisik dan data yuridis yang dijilid bersama salinan
surat ukur yang telah dipersiapkan sebelum akhirnya dibubuhi tandatangan oleh
39
Syafruddin Chandra, PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG SERTIPIKAT HAK ATAS TANAH Medan : PUSTAKA BANGSA PRESS, 2006 hal.135.
47
Universitas Sumatera Utara
Kepala Kantor Badan Pertanahan Nasional setempat lalu diterapkan cap Badan Pertanahan Nasional.
40
Undang-Undang Pokok Agraria tidak pernah disebutkan secara jelas mengenai sertipikat tanah, namun seperti yang terdapat dalam Pasal 19 ayat 2
huruf c ada disebutkannya “surat tanda bukti hak”. Dalam pengertian sehari-hari surat tanda bukti hak ini sudah sering ditafsirkan sebagai sertipikat tanah. isikan
pasal 19 ayat 2 Secara etimologi sertipikat berasal dari bahasa Belanda
“Certificat” yang artinya surat bukti atau surat keterangan yang membuktikan tentang sesuatu, jadi
kalau dikatakan sertipikat tanah maka pengertiannya adalah surat keterangan yang membuktikan hak seseorang atas sebidang tanah, atau dengan kata lain keadaan
tersebut menyatakan bahwa ada seseorang yang memiliki bidang-bidang tanah tertentu dan pemilikan itu mempunyai bukti yang kuat berupa surat yang dibuat
oleh instansi yang berwenang, maka inilah yang disebut dengan sertipikat tanah tadi.
41
Sertipikat adalah surat tanda bukti hak seperti yang diterangkan diatas, oleh dengan demikian, fungsinya telah tampak bahwa sertipikat tersebut berguna
sebagai alat bukti. Alat bukti yang menyatakan bahwa sebidang tanah telah diadministrasi oleh Negara. Administrasi ini setelah dilakukan maka diberikan
buktinya kepada orang yang mengadiminstrasi tersebut. Bukti atau sertipikat
40
Ibid hal.136
41
Mhd Yamin Lubis dan Abd Rahim Lubis, Loc.cit hal.204
Universitas Sumatera Utara
adalah milik seseorang sesuai dengan yang tertera dalam tulisan di dalam sertipikat tersebut.
42
Penjelasan diatas menerangkan bahwa dengan dimilikinya sertipikat tanah tersebut oleh sipemilik tanah, maka sertipikat ini dapat dijadikan sebagai suatu
pegangan yang kuat dalam hal pembuktian hak miliknya, sebab diterbitkan secara sah oleh instansi yang sah secara hukum serta memiliki kekuatan hukum yang sah
secara kuat. Ada 2 macam sifat pembuktian sertipikat sebagai tanda bukti hak, yaitu :
1. Sertipikat sebagai tanda bukti hak yang bersifat kuat.
2. Sertipikat sebagai tanda bukti hak yang bersifat mutlak.
Hukum melindungi setiap orang yang memegang sebuah sertipikat tanah dan lebih kuat lagi apabila pemegang sertipikat tanah adalah orang yang namanya
tercantum didalam sertipikat tanah tersebut. Seseorang yang merasa bahwa memegang sebuah sertipikat tanah dan benar bahwasannya ialah pemilik tanah
tersebut, namun di dalam sertipikat tersebut bukan namanya yang tercantum sebagai pemilik tanah, maka perlu dilakukan segera proses balik nama kepada
pemegang sertipikat tanah yang sah sehingga dapat menghindari gangguan maupun gugatan dari pihak lain.
Pembuktian hak dalam Undang-Undang Pokok Agraria Nomor 5 Tahun 1960 yang memuat tanda bukti hak atas tanah sertipikat, yaitu terdapat dalam
Pasal 19 UUPA ayat 1 – 4, Pasal 23 UUPA ayat 1 - 2, Pasal 32 UUPA ayat
42
Op.cit
Universitas Sumatera Utara
1 - 2, serta pada Pasal 38 UUPA 1 - 2.
43
Undang-Undang Pokok Agraria mengatur bahwa Pemerintah mengadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah
Indonesia yang bertujuan untuk menjamin kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah.
Kegiatan penerbitan sertipikat tanah ini selain dalam peraturan perundang- undangan yang berkaitan dengan pertanahan yaitu yang diatur didalam Undang-
Undang Pokok Agraria, dimuat juga ketentuan lain sertipikat sebagai tanda bukti hak, yaitu Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1985 tentang rumah susun yang
terdapat dalam Pasal 9 ayat 1 - 2 point a,b,c yang kesemuanya merupakan suatu kesatuan yang tidak terpisahkan, dan juga didalam Pasal 14 ayat 1
– 6.
44
Sertipikat juga merupakan alat bukti yang kuat yang terdapat dalam Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1996 tentang hak tanggungan atas tanah beserta
benda-benda yang berkaitan dengan tanah, yang terdapat dalam Pasal 14 ayat 1 - 5, Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 1977 tentang perwakafan tanah milik
pada Pasal 10 ayat 2 – 3, Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 1988 tentang
rumah susun pada Pasal 39 ayat 2.
45
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang hak guna usaha, hak guna bangunan, dan hak pakai atas tanah, yang terdapat dalam Pasal 7 ayat 2 -
4, Pasal 23 poin a,b,c, Pasal 43 poin a,b,c. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 pada Pasal 1 angka 20, Pasal 4 ayat 1, Pasal 31 ayat 2, 4, 5,
dan ayat 6. Pasal 32 ayat 2, Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 6 Tahun
43
Urip Santoso, Pendaftaran dan Peralihan HAK ATAS TANAH, Loc.cit hal.248
44
Ibid, hal.250
45
Op.cit
Universitas Sumatera Utara
1977 tentang tata cara pendaftaran tanah mengenai perwakafan tanah milik pada Pasal 8 angka 1 dan 2.
Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 2 Tahun 1989 tentang bentuk dan tata cara pengisian serta pendaftaran akta pemisahan rumah
susun pada Pasal 5 poin i, Pasal 7 angka 1 – 4, Peraturan Menteri Negara
Agraria Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 3 Tahun 1997 tentang ketentuan pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997 tentang
pendaftaran tanah Pasal 69 jo. Pasal 91 angka 2 dan 3, Pasal 70 angka 2 dan 3, Pasal 71 jo. Pasal 93, dan Pasal 92 angka 1 dan 2.
Begitu pentingnya maksud dan tujuan diterbitkannya sertipikat tanah untuk menjamin kepastian hak dari pemegang hak atas tanah, sehingga pengertian serta
kegunaan sertipikat tanah tersebut terdapat di dalam beberapa pasal dalam suatu undang-undang maupun peraturan seperti yang disebutkan diatas, sehingga dapat
menyadarkan masyarakat bahwasannya wajib membuat serta menjaga sertipikat tanahnya dengan baik.
Bermacam-macam sertipikat berdasarkan objek pendaftaran tanah yang diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 dan Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997, yaitu : 1.
Sertipikat hak milik. 2.
Sertipikat hak guna usaha. 3.
Sertipikat hak guna bangunan atas tanah negara. 4.
Sertipikat hak guna bangunan atas tanah hak pengelolaan. 5.
Sertipikat hak pakai atas tanah negara.
Universitas Sumatera Utara
6. Sertipikat hak pakai atas tanah hak pengelolaan.
7. Sertipikat tanah hak pengelolaan.
8. Sertipikat wakaf tanah hak milik.
9. Sertipikat hak milik atas satuan rumah susun.
10. Sertipikat hak milik atas satuan nonrumah susun.
11. Sertipikat hak tanggungan.
B. Penerbitan sertipikat tanah untuk pertama kali