Latar Belakang Tinjauan Yuridis Penerbitan Sertipikat Tanah Pengganti Karena Hilang Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi pada Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap manusia sangat mendambakan dan menghargai suatu kepastian, terutama sebuah kepastian yang berkaitan dengan hak atas suatu benda yang menjadi miliknya, yang mana sangat berharga nilainya seperti halnya tanah. Tanah bagi masyarakat agraris selain sebagai faktor produksi yang sangat menentukan peningkatan kesejahteraan dan mutu kehidupan pemiliknya, juga pada saat sekarang ini sebagai salah satu faktor yang menentukan martabat seseorang. 1 Uraian diatas menggambarkan bagaimana pentingnya tanah bagi kehidupan masyarakat tersebut. Berdasarkan hal itu, maka sudah sepatutnyalah Pemerintah untuk mewujudkan peraturan mengenai hubungan antara manusia dengan tanah dalam berbagai aspek kehidupan sosial masyarakat, karena Pemerintah merupakan sebuah organisasi yang memiliki kekuasaan untuk membuat dan menerapkan hukum serta undang-undang. 2 Begitu pentingnya tanah bagi kehidupan manusia sehingga terbentuklah aturan-aturan mengenai tanah . Kewenangan Pemerintah dalam mengatur bidang pertanahan secara yuridis, tumbuh dan mengakar dari Pasal 33 ayat 3 Undang- Undang Dasar 1945 selanjutnya disebut UUD 1945 yang berbunyi “Bumi, air 1 Tampil Anshari Siregar, PENDAFTARAN TANAH KEPASTIAN HAK Medan : Multi Grafik Medan, 2007, hal.1 2 https:id.wikipedia.orgwikiPemerintah diakses pada tanggal 11 Agustus 2015 1 Universitas Sumatera Utara dan kekayaan alam yang terkandung didalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar- besarnya kemakmuran rakyat”. 3 Pemerintah dalam hal ini diharuskan tetap berpijak pada landasan konstitusi sebagaimana diatur dalam Pasal 33 ayat 3 UUD 1945 dan Undang- Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria selanjutnya disebut UUPA yang mengamanatkan kepada Pemerintah untuk melaksanakan pengaturan dan pemanfaatan tanah dalam konteks sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat termasuk melaksanakan pendaftaran tanah diseluruh Indonesia dalam rangka memberikan suatu jaminan kepastian hukum dan juga untuk menjamin kepastian haknya. Pemberian jaminan kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah bagi rakyat, seluruhnya merupakan salah satu tujuan pokok UUPA yang tidak bisa dikompromikan kembali, kewajiban Pemerintah untuk mengadakan pendaftaran tanah diatur dalam Pasal 19 UUPA. Dalam Pasal 19 ayat 1 UUPA berbunyi “Untuk menjamin kepastian hukum oleh Pemerintah diadakan pendaftaran tanah di seluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan Peraturan Pemerintah”. 4 Pasal tersebut memerintahkan agar perlunya dibuat Peraturan Pemerintah tentang Pendaftaran Tanah. Peraturan Pemerintah yang dimaksudkan adalah Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah selanjutnya disebut PP-PT dan dilaksanakan oleh Peraturan Menteri Negara 3 http:www.kompasiana.compit_kanisiusmeneropong-pasal-33-uud-1945-dan- pengelolaan-sda-berbasis-pemulihan-lingkungan_55208a79a33311764646d0bb diakses pada tanggal 11 Agustus 2015 4 Pasal 19 Ayat 1 Undang-Undang Pokok Agraria Universitas Sumatera Utara Agraria Nomor 3 Tahun 1997 tentang Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 tentang Pendaftaran Tanah selanjutnya disebut PMNA-PT. Pasal 19 ayat 3 berbunyi “Pendaftaran tanah diselenggarakan dengan mengingat keadaan negara dan masyarakat, keperluan lalu lintas sosial dan ekonomi serta kemungkinan penyelenggaraannya, menurut pertimbangan Menteri Agraria”. 5 Sehingga dapat kita simpulkan bahwa Pendaftaran Tanah merupakan hal yang penting untuk dilaksanakan, agar terjaminnya kemajuan tingkat hidup masyarakat baik dalam aspek sosial maupun ekonomi. Pengertian Pendaftaran Tanah adalah rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh Pemerintah secara terus-menerus, berkesinambungan dan teratur, meliputi pengumpulan, pengolahan, pembukuan, dan penyajian serta pemeliharaan data fisik dan data yuridis dalam bentuk peta dan daftar, mengenai bidang-bidang tanah dan satuan rumah susun, termasuk pemberian surat tanda bukti haknya bagi bidang-bidang tanah yang sudah ada haknya dan Hak Milik atas satuan rumah susun serta hak-hak tertentu yang membebaninya. 6 Penyelenggaraan pendaftaran tanah ini nantinya memungkinkan pemegang hak atas tanah untuk dapat dengan mudah membuktikan hak atas tanah yang dikuasainya, yang meliputi kepastian status hak yang didaftar, kepastian subjek hak, dan kepastian objek hak, artinya si subjek hak dijamin oleh hukum menggunakan hak kepemilikan tanah tersebut untuk apa saja asal penggunaan hak tersebut sesuai peruntukkannya menurut ketentuan hukum yang berlaku. Maka 5 Pasal 19 Ayat 3 Undang-Undang Pokok Agraria 6 Pasal 1 Butir 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah. Universitas Sumatera Utara dengan demikian semua bidang tanah yang telah terdaftar dapat dimanfaatkan sepenuhnya oleh pemiliknya. Pemilik atas tanah yang telah terdaftar tersebut, dapat memberikan informasi bagi pihak lain yang berkepentingan, seperti calon pembeli dan calon kreditor, untuk memperoleh keterangan yang diperlukan mengenai tanah yang menjadi objek perbuatan hukum yang akan dilakukan, serta bagi Pemerintah untuk melaksanakan kebijaksanaan pertanahan. Pelaksanaan pendaftaran tanah memberikan suatu kepastian hukum dan perlindungan hukum kepada pemegang hak yang bersangkutan, yang mana akan diberikan sertipikat sebagai tanda bukti haknya yang berlaku sebagai alat pembuktian yang kuat. Sifat pembuktian sertipikat sebagai tanda bukti hak disebutkan dalam Pasal 19 ayat 2 huruf c UUPA, yaitu sertipikat sebagai alat pembuktian yang kuat, yaitu data fisik dan data yuridis yang dimuat dalam sertipikat dianggap benar sepanjang tidak dibuktikan sebaliknya oleh alat bukti yang lain yang dapat berupa sertipikat atau selain sertipikat. 7 Diterbitkannya surat tanda bukti hak atau sertipikat tanah yang telah terdaftar dan didaftarkan pada badan resmi, yaitu instansi Pemerintah yang sah berdasarkan undang-undang dapat berfungsi menciptakan tertib hukum pertanahan serta membantu mengaktifkan kegiatan sosial maupun perekonomian rakyat. Penerbitan sertipikat tanah ini selain memberikan manfaat kepada pemegang haknya juga memberikan manfaat bagi Negara, seperti tolak ukur pengawasan pasar tanah, peningkatan penarikan pajak, perlindungan bagi tanah 7 Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Komprehensf Jakarta: Kencana, 2010, hal 317 Universitas Sumatera Utara negara, pengurangan konflik sengketa tanah, mendorong pengelolaan lingkungan hidup yang baik dan berkualitas, serta penyediaan data statistik tanah yang baik. Ada bermacam-macam sertipikat berdasarkan objek pendaftaran tanah yang di atur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah dan PP-PT, yaitu : 1. Sertipikat Hak Milik. 2. Sertipikat Hak Guna Usaha. 3. Sertipikat Hak Guna Bangunan Atas Tanah Negara. 4. Sertipikat Hak Guna Bangunan Atas Tanah Hak Pengelolaan. 5. Sertipikat Hak Pakai Atas Tanah Negara. 6. Sertipikat Hak Pakai Atas Tanah Hak Pengelolaan. 7. Sertipikat tanah Hak Pengelolaan. 8. Sertipikat Wakaf Tanah Hak Milik. 9. Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Rumah Susun. 10. Sertipikat Hak Milik Atas Satuan Nonrumah Sususn. 11. Sertipikat Hak Tanggungan. Sertipikat tanah sebagai suatu tanda bukti bahwa seseorang memiliki hak atas sebidang tanah untuk dapat dikuasi, dipergunakan, diusahakan serta dimanfaatkan olehnya, maka dari itu karena begitu pentingnya sertipikat tanah, maka setiap orang wajib mendaftarkan tanahnya untuk dapat diterbitkan sertipikat atas tanahnya tersebut, lalu menjaga dan menyimpan sertipikat tanah tersebut dengan baik dan aman. Universitas Sumatera Utara Kehidupan masyarakat saat sekarang dirasakan bersifat konsumtif dalam pemilikan atas tanah, dan berusaha untuk mempunyai dan memiliki tanah yang seluas-luasnya demi suatu prestisekebanggaan, karena demikian sehingga masyarakat wajib membuat sertipikat tanahnya, selain untuk mendapatkan kepastian dan kekuatan hukum atas hak terhadap tanahnya, dan juga untuk mencegah perbuatan jahat dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut. Sertipikat tanah yang telah diterbitkan, akan mengakibatkan nama yang tertera di dalam sertipikat tersebut merupakan pemilik yang sah sehingga bagi pihak-pihak yang merasa dirugikan atas penerbitan sertipikat tersebut dapat melaporkannya kepada Kantor Pertanahan di wilayah tanah itu berada dengan membawa alat bukti yang benar dan sah, sehingga jika terbukti sertipikat yang didaftarkan mengandung cacat administrasi atau cacat hukum dapat dilakukan pembatalan terhadap sertipikat yang palsu. Hal seperti ini dilakukan untuk mencegah timbulnya sertipikat ganda ataupun sertipikat palsu lainnya. Permasalahan lain mengenai sertipikat tanah yang kerap dijumpai dalam kehidupan masyarakat sehari-hari adalah mengenai sertipikat tanah yang telah hilang. Sertipikat tanah yang hilang itu dapat disebabkan karena penyimpanan yang kurang baik ataupun bencana alam seperti banjir, tanah longsor, rumah kebakaran, kemalingan, atau sebab lainnya, sertipikat tanah yang telah hilang, tidak berarti mengakibatkan si pemegang hak atas tanah tersebut kehilangan haknya. Universitas Sumatera Utara Terhadap sertipikat tanah yang telah hilang, pemegang hak atas tanah dapat mengajukan permohonan penggantian sertipikat tanah yang telah hilang ke kantor pertanahan di wilayah tanah itu berada, atas permohonan tersebut pemegang hak atas tanah dapat menerima sertipikat pengganti. 8 Pasal 138 ayat 1 PMNA- PT menyatakan bahwa “Penerbitan sertipikat pengganti karena hilang didasarkan atas pernyataan dari pemegang hak mengenai hilangnya sertipikat tersebut yang dituangkan dalam Surat Pernyataan seperti contoh sebagaimana tercantum dalam lampiran 25”. 9 Sertipikat pengganti merupakan suatu bukti hak yang memiliki kekuatan hukum yang sama kuatnya dengan sertipikat yang pertama, disebut dengan sertipikat pengganti karena kedudukannya menggantikan sertipikat pertama yang telah hilang, telah rusak, masih menggunakan blanko sertipikat yang lama, ataupun yang tidak diserahkan kepada pembeli lelang dalam suatu lelang eksekusi. Tentu biaya penerbitan sertipikat pengganti ini harus ditanggung oleh si penerima sertipikat. Setiap kegiatan yang bertujuan untuk menerbitkan sertipikat pengganti harus jelas lebih terlebih dahulu mengapa harus dilakukan penerbitan sertipikat pengganti tersebut. Dengan demikian tidak akan mudah seseorang ataupun badan hukum untuk mengajukan permohonan penerbitan sertipikat pengganti ataupun menjadikan celah itu untuk menerbitkan sertipikat palsu. 10 Hal yang perlu ditegaskan juga bahwa untuk penerbitan sertipikat pengganti tidak dilakukan 8 http:www.legalakses.compenggantian-sertipikat-tanah-yang-hilang diakses pada tanggal 13 Agustus 2015 pukul 23.11 WIB 9 Pasal 138 Ayat 1 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah 10 Tampil Anshari Siregar, Loc.cit hal. 207. Universitas Sumatera Utara pengukuran maupun pemeriksaan tanah, sehingga nomor hak tidak diubah, karena data untuk penerbitan sertipikat tersebut telah ada dalam buku tanah, daftar surat ukur dan daftar umum lainnya. 11 Penerbitan Sertipikat pengganti yang dimohonkan masyarakat pada kantor pertanahan harus dibuat dibawah sumpah di depan Kepala Kantor Pertanahan letak tanah yang bersangkutan atau di depan Kepala Seksi Pengukuran dan Pendaftaran Tanah atau pejabat lain yang ditunjuk Kepala Kantor Pertanahan tersebut. Pengucapan sumpah tersebut merupakan salah satu komponen penting apabila kita ingin memohonkan penerbitan sertipikat pengganti.

B. Perumusan Masalah

Dokumen yang terkait

Penerbitan Sertipikat Pengganti Di Kantor Pertanahan Kota Medan

4 88 120

PENDAHULUAN Tinjauan Hukum Dalam Pendaftaran Tanah Hibah Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi Kasus Badan Pertanahan Nasional Kota Surakarta).

0 3 12

PELAKSANAAN PENERBITAN SERTIFIKAT PENGGANTI HAK MILIK ATAS TANAH KARENA HILANG OLEH KANTOR PERTANAHAN KOTA SURAKARTA.

0 3 17

PENERBITAN SERTIPIKAT PENGGANTI DAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEMEGANG SERTIPIKAT PENGGANTI KARENA HILANG GUNA MENCIPTAKAN KEPASTIAN HUKUM DI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN SUKOHARJO.

1 4 4

peraturan pemerintah nomor 24 tahun 1997 ttg pendaftaran tanah

0 0 41

Tinjauan Yuridis Penerbitan Sertipikat Tanah Pengganti Karena Hilang Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi pada Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi)

0 0 11

Tinjauan Yuridis Penerbitan Sertipikat Tanah Pengganti Karena Hilang Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi pada Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi)

0 0 1

Tinjauan Yuridis Penerbitan Sertipikat Tanah Pengganti Karena Hilang Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi pada Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi)

0 0 22

Tinjauan Yuridis Penerbitan Sertipikat Tanah Pengganti Karena Hilang Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi pada Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi)

0 0 24

Tinjauan Yuridis Penerbitan Sertipikat Tanah Pengganti Karena Hilang Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 (Studi pada Kantor Pertanahan Kota Tebing Tinggi)

0 0 3