tumpah yang menjalar di sekeliling pasar, dan banyaknya tumpukan sampah yang berserakan Andriani MN dan Ali MM, 2013.
Pasar sebagai perusahaan daerah digolongkan menurut beberapa hal, yakni menurut jenis kegiatannya, menurut lokasi dan kemampuan
pelayanannya, menurut waktu kegiatannya,dan menurut status kepemilikannya Oktavina G, 2012
1 Menurut jenis kegiatannya, pasar digolongkan menjadi tiga jenis: pasar
eceran, pasar grosir, dan pasar induk. 2
Menurut lokasi dan kemampuan pelayanannya, pasar digolongkan menjadi lima jenis: pasar regional, pasar kota, pasar wilayah distrik, pasar
lingkungan, dan pasar khusus, 3
Menurut waktu kegiatannya, pasar digolongkan menjadi empat jenis: a.
Pasar siang hari, yang beroperasi dari pukul 04.00 ‐16.00.
b. Pasar malam hari, yang beroperasi dari pukul 16.00
‐04.00. c.
Pasar siang malam, yang beroperasi 24 jam nonstop. d.
Pasar darurat, yaitu pasar yang menggunakan jalanan umum atau tempat umum tertentu atas penetapan Kepala Daerah dan ditiadakan pada saat
peringatan hari ‐hari tertentu. Contohnya: Pasar Maulud, Pasar Murah
Idulfitri, dan sebagainya.
2.4.1. Pasar tradisional Pasar tradisional merupakan tempat bertemunya penjual dan pembeli serta
ditandai dengan adanya transaksi penjual pembeli secara langsung dan biasanya ada proses tawar-menawar, bangunan biasanya terdiri dari kios-kios atau gerai,
los dan dasaran terbuka yang dibuka oleh penjual maupun suatu pengelola pasar. Pasar seperti ini masih banyak ditemukan di Indonesia, dan umumnya terletak
dekat kawasan perumahan agar memudahkan pembeli untuk mencapai pasar Burhanudin A, 2011
Universitas Sumatera Utara
Pasar tradisional merupakan pasar yang memiliki keunggulan bersaing alamiah yang tidak dimiliki secara langsung oleh pasar modern. Lokasi yang
strategis, area penjualan yang luas, keragaman barang yang lengkap, harga yang rendah, sistem tawar menawar yang menunjukkan keakraban antara penjual dan
pembeli merupakan keunggulan yang dimiliki oleh pasar tradisional. Kelebihan yang dimiliki pasar tradisional ternyata tidak didukung oleh pihak pemerintah,
salah satunya terlihat pemerintah lebih membanggakan adanya pasar modern dari pada pasar tradisional, yang itu
dilakukan dengan cara “mengusir” satu per satu pasar tradisional dengan cara dipindahkan dari tempat yang layak ke tempat
yang jauh dan kurang refresentatif. Pasar tradisional juga memiliki kelemahan, yang paling urgen ialah pada kumuh dan kotornya lokasi pasar. Bukan hanya itu
saja, banyaknya produk yang banyak didagangkan oleh oknum pasar tradisional dengan mendagangkan barang yang menggunakan bahan kimia dan itu marak di
pasar tradisional. Pengemasan pasar juga membuat kurang diliriknya pasar tradisional, bahkan mungkin makin hari bukan malah makin bagus akan tetapi
malah makin buruk kondisinya Burhanudin A, 2011.
Beberapa pasar tradisional di Kota Medan: Karuppiah G, 2010 a.
Pusat Pasar merupakan salah satu pasar tradisional tua di Medan yang sudah ada sejak zaman kolonial. Menyediakan beragam kebutuhan pokok dan sayur
mayur. b.
Pasar Petisah menjadi acuan berbelanja yang murah dan berkualitas. c.
Pasar Beruang yang terletak di Jalan Beruang. d.
Pasar Simpang Limun merupakan salah satu pasar tradisonal yang cukup tua dan menjadi trade mark Kota Medan. Terletak di persimpangan Jalan
Sisingamangaraja dan Jalan Sakti Lubis. e.
Pasar Ramai yang terletak di Jalan Thamrin yang bersebelahan dengan Thamrin Plaza.
Universitas Sumatera Utara
f. Pasar Simpang Melati merupakan pasar yang terkenal sebagai tempat
perdagangan pakaian bekas dan menjadi lokasi favorit baru para pemburu pakaian bekas setelah Pasar Simalingkar dan Jalan Pancing.
2.4.2. Pasar modern Pasar modern tidak banyak berbeda dari pasar tradisional, namun pasar