32
5.1.3. Hasil Identifikasi Staphylococcus aureus dan Skrining MRSA
Pada penelitian ini, pengumpulan sampel diperoleh dari swab pada sisi seragam dokter muda yang bertugas di ICU dewasa RSUP H. Adam Malik
Medan. Dari 30 responden, diperoleh 30 sampel swab seragam. Identifikasi Staphylococcus aureus dan skrining MRSA dilakukan di Laboratorium
Mikrobiologi FK USU. Identifikasi Staphylococcus aureus dilakukan dengan cara teknik identifikasi konvensional. Dari 30 sampel yang diuji terdapat 17 sampel
56,7 teridentifikasi positif Staphylococcus aureus. Kemudian dilakukan skrining MRSA terhadap sampel yang teridentifikasi positif Staphylococcus
aureus dengan cara uji sensitivitas terhadap disk Cefoxitin 30 µg. Dari 17 sampel yang teridentifikasi positif Staphylococcus aureus terdapat satu sampel 3,3
positif MRSA.
5.1.4. Hasil Uji Sensitivitas Terhadap Disk Cefoxitin 30 µg
Hasil uji sensitivitas terhadap disk Cefoxitin 30 µg menunjukkan dari 17 isolat Staphylococcus aureus, terdapat satu sampel 5,9 dengan zona hambat
disk Cefoxitin terhadap bakteri ≤ 21 mm, dengan kata lain positif MRSA.
5.1.5. Kontaminasi Bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan Data Demografi dan Kebiasaan Pencucian Seragam
Tabel 5.1 menunjukkan jumlah responden yang terkontaminasi dengan isolat Staphylococcus aureus berdasarkan data demografi dan kebiasaan
pencucian seragam. Secara keseluruhan, 56,7 seragam terkontaminasi dengan Staphylococcus aureus dan 3,3 seragam terkontaminasi dengan MRSA.
Persentase isolat MRSA dari seluruh isolat Staphylococcus aureus adalah 5,9.
Universitas Sumatera Utara
33
Tabel 5.1. Kontaminasi Bakteri Staphylococcus aureus Berdasarkan Data Demografi dan Kebiasaan Pencucian Seragam
n Staphylococcus aureus
Kontak dengan rawat inap
Hari ini 28
1760,7 1 minggu
2 1 bulan
1 bulan Cara mencuci
seragam Cuci sendiri
14 7
Jasa binatu umum
1 1
Jasa binatu rumah sakit
1 1
Jasa tukang cuci
13 753,8
Dan lain-lain 1
1 Lama seragam
digunakan sejak dicuci
1-3 hari 28
1657,1 4-7 hari
2 1
8-14 hari 15-28 hari
28 hari Total
30 17 56,7
Keterangan: kontak terakhir dengan rawat inap pada hari yang sama dengan hari
pengambilan sampel
Universitas Sumatera Utara
34
Dari data demografi riwayat kontak dengan rawat inap, riwayat kontak dengan rawat inap yang terbanyak dipilih terdapat pada responden yang memilih
kontak dengan rawat inap pada hari yang sama dengan hari pengambilan sampel sebanyak 28 orang. Prevalensi terbanyak kontaminasi Staphylococcus aureus
dijumpai pada seragam dokter muda yang kontak terakhir dengan rawat inap pada hari yang sama dengan hari pengambilan sampel 60,7. Skrining MRSA
dengan hasil positif juga dijumpai pada seragam dokter muda yang kontak terakhir dengan rawat inap pada hari yang sama dengan hari pengambilan sampel
3,6. Dari data kebiasaan pencucian seragam berdasarkan cara mencuci
seragam, cara yang terbanyak digunakan terdapat pada responden yang memilih cuci sendiri sebanyak 14 orang, diikuti dengan yang memilih menggunakan jasa
tukang cuci yaitu 13 orang. Prevalensi terbanyak kontaminasi Staphylococcus aureus dijumpai pada yang mencuci seragam dengan jasa tukang cuci 53,8.
Skrining MRSA dengan hasil positif dijumpai pada yang mencuci seragam dengan cara lain-lain.
Dari data kebiasaan pencucian seragam berdasarkan lama seragam digunakan sejak dicuci, lamanya seragam digunakan sejak dicuci yang terbanyak
dipilih terdapat pada responden yang memilih seragam yang digunakan 1-3 hari sejak dicuci sebanyak 28 orang. Prevalensi terbanyak kontaminasi Staphylococcus
aureus dijumpai pada seragam yang digunakan 1-3 hari sejak dicuci 57,1. Skrining MRSA dengan hasil positif juga dijumpai pada seragam yang digunakan
1-3 hari sejak dicuci.
Universitas Sumatera Utara
35
5.2. Pembahasan