bahwa hasil t hitung -1.545 berarti nilainya lebih kecil dari t tabel, dan dengan taraf signifikansi 0.126 berarti lebih besar dari taraf signifikansi yang ditetapkan yaitu
0.05. Hal ini menyimpulkan bahwa secara parsial hasil penelitian ini menolak hipotesis satu
�
1
yang diajukan.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Bangun 2009 yang menyimpulkan bahwa DAU secara parsial tidak
berpengaruh terhadap pendapatan perkapita.
4.5.2 Pendapatan Asli Daerah
�
�
terhadap Pendapatan Perkapita Y
Variabel pendapatan asli daerah menunjukkan koefisien regresi 0.000 dan setelah diuji dengan dengan menggunakan Uji Signifikansi Parsial atau t-Test diperoleh
bahwa hasil t hitung adalah 8.846, berarti nilai t hitung lebih besar dari nilai t tabel, dan dengan taraf signifikansi 0.000 berarti lebih kecil dari signifikansi yang
ditetapkan yaitu 0.05. Hal ini menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini menerima hipotesis dua
�
2
yang diajukan, atau dengan kata lain variabel pendapatan asli daerah secara parsial berpengaruh terhadap pendapatan perkapita. Berdasarkan hasil
penelitian bisa diartikan bahwa pendapatan asli daerah mempunyai peranan besar dalam peningkatan Pendapatan Perkapita di suatu daerah, dimana sumber-sumbernya
penerimaan dalam Pendapatan Asli Daerah merupakan hasil dari pengelolaan sumber daya potensial yang dilakukan secara mandiri oleh tersebut. Hal ini sejalan dengan
penelitian BAPPENAS 2003 yang mengindikasikan Pendapatan Asli Daerah berpengaruh positif dan signifikan terhadap perubahan pendapatan per kapita serta
Universitas Sumatera Utara
menegaskan bahwa pertumbuhan PAD seharusnya sensitif terhadap kenaikan pendapatan perkapita. Hal ini juga sesuai dengan hasil penelitian Adi dan Harianto
2007 yang meneliti tentang “Hubungan antara Dana Alokasi Umum, Belanja Modal, Pendapatan Asli Daerah dan Pendapatan Per Kapita”, yang menyimpulkan
bahwa Pendapatan Asli Daerah sangat berpengaruh terhadap Pendapatan Perkapita. Hal ini membuktikan bahwa Pendapatan Asli Daerah mempunyai peranan besar
dalam peningkatan Pendapatan Perkapita di suatu daerah, dimana sumber- sumberpenerimaan dalam Pendapatan Asli Daerah merupakan hasil dari pengelolaan
sumber daya potensial yang dilakukan secara mandiri oleh daerah tersebut.
4.5.3 Belanja Modal
�
�
terhadap Pendapatan Perkapita Y
Variabel belanja modal menunjukkan koefisien regresi sebesar 4.808, dan setelah diuji dengan menggunakan Uji Signifikansi Parsial atau t-Test diperoleh
bahwa hasil t hitung adalah 0.519 berarti nilainya lebih kecil dari t tabel, dan dengan taraf signifikansi 0.605 yang berarti lebih besar dari taraf signifikansi yang
ditetapkan. Hal ini menyimpulkan bahwa secara parsial belanja modal tidak berpengaruh terhadap pendapatan perkapita. Hal ini menunjukkan bahwa belanja
modal bila dikaitkan dengan pembangunan infrastruktur dan juga pelayanan publik akan dapat menjadi salah satu pemicu dalam peningkatan produktivitas masyarakat
serta berdampak pada meningkatnya partisipasi masyarakat dalam Pendapatan Asli Daerah. Hal tersebut pada gilirannya akan berdampak pula pada peningkatan
Universitas Sumatera Utara
pendapatan perkapita. Hal ini sejalan dengan penelitian Sinaga 2015 yang menyatakan bahwa belanja modal secara parsial tidak berpengaruh terhadap
pendapatan perkapita.
4.5.4 Pengaruh Dana Alokasi Umum