2.3.3. Faktor Risiko TB
Beberapa faktor risiko infeksi tentu saja termasuk riwayat kontak pasien dengan TB menular, misalnya dalam pengaturan rumah tangga, penjara dan
pekerjaan tertentu, seperti kerja di rumah sakit. Perkembangan penyakit dapat difasilitasi oleh co-morbiditas, seperti HIV AIDS, diabetes atau silikosis, serta
kekurangan gizi dan merokok. Selain itu, hasil yang merugikan secara langsung atau secara tidak langsung berhubungan dengan alkoholisme dan penggunaan obat
intravena serta kemiskinan WHO, 2005.
2.3.4. Bagaimana pasien HIV bisa terinfeksi Tuberkulosis
Mycobacterium tuberculosis , organisme penyebab Tuberkulosis menyebar hampir secara eksklusif melalui jalur pernafasan. Orang dengan TB paru aktif
menularkannya melalui batuk atau bersin. Ketika seorang individu rentan menghirup partikel berukur 10 mikron, ia akan mencapai alveoli kantung udara kecil di paru -
paru, dan menetapkan infeksi TB. Dengan sistem kekebalan yang kuat, pasien tidak akan mengembangkan penyakit TB. Orang dengan infeksi TB laten adalah asimtomatik dan
tidak menyebarkan TB ke orang lain. Satu -satunya bukti bahwa mereka telah memiliki infeksi TB adalah hasil tes ku lit tuberkulin positif. Karena depresi sistem imunitas pada
pasien dengan penyakit HIV, sistem kekebalan tubuh tidak dapat melawan organisme yang menyerang tubuh. Multiplikasi yang cepat terjadi pada pelbagai lokasi organ secara
bersamaan. Pasien dengan pe nyakit HIV mungkin tidak dapat membatasi multiplikasi Mycobacterium tuberculosis dan dengan demikian orang yang terinfeksi HIV mungkin
memiliki kerusakan multiorgan Verma, 2008. Secara klinis, Tuberkulosis dapat terjadi melalui infeksi primer dan pasca primer.
Infeksi primer terjadi saat seseorang terkena kuman Tuberkulosis untuk pertama kalinya. Setelah terjadi infeksi melalui saluran pernafasan, di dalam alveoli gelembung
paru terjadi peradangan. Hal in i disebabkan oleh kuman Tuberkulosis yang berkembang biak dengan cara pembelahan diri di paru. Waktu terjadinya infeksi hingga pembentukan
komplek primer adalah sekitar 4 -6 minggu. Kelanjutan infeksi primer tergantung dari
Universitas Sumatera Utara
banyaknya kuman yang masuk dan re spon daya tahan tubuh dapat menghentikan perkembangan kuman TB dengan cara menyelubungi kuman dengan jaringan pengikat.
Ada beberapa kuman yang menetap sebagai “persister” atau “ dormant”, sehingga daya tahan tubuh tidak dapat menghentikan perkembangbiakan kuman, akibatnya yang
bersangkutan akan menjadi penderita Tuberkulosis dalam beberapa bulan. Pada infeksi primer ini biasanya menjadi abses terselubung dan berlangsung tanpa gejala, hanya
batuk dan nafas berbunyi. Tetapi pada orang -orang dengan sistem imun lemah dapat timbul radang paru hebat, ciri -cirinya batuk kronik dan bersifat sangat menular Verma,
2008.
2.3.5. Gejala Klinis Tuberkulosis Paru