melahirkan  atau  melalui  pemberian  ASI  Subowo,  2010.  HIV  juga  dapat  menular  pada janin melalui ari-ari plasenta Depkes, 2008.
HIV tidak dapat menular melalui kegiatan seperti gigitan serangga, bersalaman, bersentuhan,  berpelukan  bahkan  beciuman,  menggunakan  peralatan  makan  bersama,
menggunakan  jamban  bersama,  bahkan  tinggal  serumah  dengan  orang  yang  terpapar HIV Depkes, 2008.
Berbagai kegiatan yang dapat mengakibatkan penularan HIV antara lain :
1. Berhubungan  seks  baik  secara  anal  maupun  vaginal  tanpa  menggunakan
pengaman dengan pasangan terinfeksi HIV. 2.
Transmisi ibu terinfeksi HIV ke anak pada masa kehamilan, melahirkan dan menyusui.
3. Transmisi melalui transfusi darah yang terinfeksi HIV.
4. Penggunaan  jarum  suntik  secara  bersama -sama, tattooing,  peralatan skin
piercing, dan peralatan-peralatan operasi WHO, 2011.
Menurut  Departemen  Kesehatan  Republik  Indonesia  2010,  cara  penularan terbanyak  adalah  melalui  hubungan  heteroseksual  51.3, Injection  Drug  User atau
pengguna Narkoba suntikPenasun 39.6, Lelaki Seks Lelaki 3.1, dan perinatal atau dari ibu pengidap kepada bayinya 2.6.
2.1.8. Imunopatogenesis Penyakit AIDS
Menurut  Subowo  2010, mekanisme merosotnya  jumlah  sel -sel CD4
+
misalnya dapat disebabkan karena :
1. HIV  dapat  menyerang,  membunuh ataupun melumpuhkan  sel -sel CD4
+
yang sangat dibutuhkan untuk pemekaran cadangan limfoid CD4
+
.
Universitas Sumatera Utara
2. Merosotnya  jumlah  sel -sel  CD4
+
dapat  pula  disebabkan  oleh  adanya  sekresi substansi  toksik  terhadap  sel  TCD4
+
,  yang  diinduksi  oleh  HIV  terhadap  sel CD4
+
tertentu. 3. Telah dibuktikan pula bahwa pro tein selubung virus gp120 yang berada pada
permukaan sel inang yang telah diinfeksi HIV akan berikatan dengan molekul CD4
+
pada sel-sel tubuh yang tidak diinfeksi. Reaksi antara 2 molekul tersebut akan  mengakibatkan  berfusinya  membran  sel  inang  yang  tidak  terinfeksi
sehingga terbentuklah sinsitium atau sel datia multinuclear yang mengandung HIV. Terbentuknya sel datia tersebu t diikuti oleh sitolisis yang mengakibatkan
kematian sel dalam waktu yang sangat pendek. 4. Fenomena  autoimunitas  dengan  maksud  melenyapkan  sel -sel  CD4
+
yang mengikat molekul gp120 bebas.
2.1.9. Penatalaksanaan HIVAIDS
Tujuan pengobatan penderita dengan pen yakit defisiensi imun umumnya adalah untuk mengurangi kejadian dan dampak infeksi seperti menjauhi subyek dengn penyakit
menular, memantau penderita terhadap infeksi, menggunakan antibiotikantiviral yang benar, imunisasi aktif atau pasif bila memungkinkan dan memperbaiki komponen sistem
imun yang detektif dengan transfer pasif atau transplantasi Baratawidjaja, 2009. Ada beberapa strategi yang dapat digunakan dalam pengembangan obat efektif.
Siklus  virus  HIV  menunjukkan  beberapa  titik  rentan  yang  diduga  d apat  dicegah  obat antiviral.  Ada  2  jenis  obat  antivirus  yang  digunakan  untuk  mengobati  infeksi  HIV  dan
AIDS.  Analog nukleotide mencegah aktivitas reverse transcriptase seperti  timidine-AZT, dideoksinosin dan dideoksisitidin yang dapat mengurangi kadar RNA HIV dalam plasma.
Biasanya obat-obat tersebut tidak berhasil menghentikan progres penyakit oleh karena timbulnya  bentuk  mutasi reverse  transcriptase yang  resisten  terhadap  obat.  Inhibitor
protease  virus  sekarang  digunakan  untuk  mencegah  protein  prekursor  m enjadi  kapsid virus matan dan protein core Baratawidjaja, 2009.
Universitas Sumatera Utara
2.2. CD4