Pembahasan HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Tabel 5.7. Hubungan Kadar CD4 + dengan Pekerjaan CD4 + p = 0,375 1-49 50-99 100-149 bekerja 14 46,7 6 20 4 13,3 tidak bekerja 1 3,3 4 13,3 1 3,3 Total 15 10 5 30 Hasil analisis menunjukkan nilai p = 0,375 p 0,05 sehingga ini membuktikan tidak ada perbedaan kadar CD4 + bermakna antar kelompok pekerjaan .

5.2. Pembahasan

Berdasarkan tabel 5.2 didapatkan bahwa pada penderita HIVAIDS-TB Paru tahun 2012 paling banyak memiliki ka dar CD4 + 1-49 selmm 3 yaitu sebanyak 15 orang 50. Hal ini sesuai dengan Gandhi et al., 2012 yang menyatakan bahwa pada pasien HIVAIDS-TB , kadar CD4 + yang paling banyak adalah di bawah 50 selmm 3 . Dari hasil yang didapat pada tabel 5.3, umur yang re ntan terkena HIVAIDS-TB Paru paling banyak berkisar antara umur 20 – 35 tahun yaitu sebanyak 56,7, dimana pada kelompok umur tersebut, masyarakat lebih cenderung melakukan seks bebas. Menurut Gupta et al., 2010, kelompok umur yang paling banyak mengida p penyakit HIVAIDS-TB adalah kelompok umur 21 -40 tahun yaitu sebanyak 48,3. Penelitian Mohammed Taha dkk di Ethiopia 2009 juga menyatakan, bahwa golongan umur yang mempunyai insidensi tinggi adalah berkisar antara 15 -35 tahun. Menurut hasil yang didap atkan, jenis kelamin yang paling banyak terkena HIVAIDS-TB Paru adalah laki-laki yaitu sebanyak 73,3. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Rethina Gunaseelan di RSUP Haji Adam Malik Medan 2010 yang menyatakan bahwa presentase jenis kelamin terbanyak adalah laki-laki yaitu 71.7, sedangkan yang berjenis kelamin perempuan hanya 28.9, dikarenakan perilaku sosial laki -laki berkaitan Universitas Sumatera Utara erat dengan perilaku yang tidak sehat, misalnya merokok dan alkohol Permitasari,2012. Dari hasil yang didapatkan, riwayat penularan yang paling banyak menyebabkan HIVAIDS-TB Paru adalah melalui seks bebas, yaitu sebanyak 60. Menurut Peltzer et al., 2013 tingginya resiko p enularan HIVAIDS-TB melalui seks bebas disebabkan karena banyak pasien yang melakukan hubungan seks dengan berganti-ganti pasangan, dan tanpa menggunakan pengaman. Berdasarkan data yang didapat, penderita yang bekerja lebih cenderung terkena HIVAIDS-TB Paru yaitu sebanyak 80. Hasil penelitian ini juga sesuai dengan hasil penelitian Rethina Gunaseelan di RSUP Haji Adam Malik Medan 2010 yang menyatakan bahwa pasien yang bekerja mencapai angka yang lebih tinggi 68.5 dibandingkan yang tidak bekerja 31.5. Penurunan kadar CD4 + terjadi karena sistim kekebalan tubuh penderita juga mengalami penurunan yang disebabkan oleh virus HIVAIDS. Ini semakin diperberat oleh infeksi yang masuk ke dalam tubuh penderita, terutama TB. Kebanyakan pasien HIVAIDS-TB tidak sadar akan penyakit i ni, mereka secara tidak sengaja dapat menularkannya melalui seks bebas tanpa pengaman, transfusi darah, dan juga bagi pengguna narkotika yang tidak melakukan sterilisasi terlebih dahulu. Universitas Sumatera Utara

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian menunjukkan prevalensi HIVAID S dengan TB Paru pada tahun 2012 adalah 13,04. Berdasarkan hasil penelitian dilakukan uji Chi-Square dan alternatifnya, tidak terdapat hubungan yang berarti antara kadar CD4 + dengan riwayat penularan pada penderita HIVAIDS dengan Infeksi Tuberkulosis. Meskipun se cara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kadar CD4 + dengan jenis kelamin, tetapi dari hasil penelitian men unjukkan nilai CD4 + terendah dijumpai lebih banyak pada laki-laki yaitu sebanyak 43,3. Sebanyak 50 penderita HIVAIDS -TB memiliki kadar CD4 + yang sangat rendah 50 selmm 3 , dimana pasien yang umurnya berkisar 35 tahun lebih banyak terkena penyakit ini 40 . Riwayat penularan yang paling rentan terkena HIVAIDS-TB adalah melalui seks bebas + iv drug used 46,7 dan rendahnya nilai CD4 + ini ditemui lebih banyak pada penderita yang m empunyai pekerjaan 46,7.

6.2. Saran

1. Bagi Peneliti Lain  Peneliti berharap penelitian ini dapat dijadikan pedoman untuk melakukan penelitian selanjutnya, dengan berbagai faktor risiko lainnya.  Diperlukan sampel yang lebih besar untuk membuktikan apakah faktor risiko tersebut berpengaruh terhadap kadar CD4 + . 2. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan informasi tambahan mengenai HIVAIDS dengan infeksi TB Paru. 3. Bagi Masyarakat Universitas Sumatera Utara