KESIMPULAN PERILAKU KONSUMTIF 1 Definisi Perilaku Konsumtif

50

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan diuraikan kesimpulan dan saran-saran sehubungan dengan hasil yang diperoleh dari penelitian. Pertama akan dijabarkan kesimpulan dari penelitian, kemudian dilanjutkan dengan saran-saran praktis dan metodologis yang diharapkan dapat berguna bagi penelitian mendatang yang berhubungan dengan penelitian.

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini, maka dapat dibuat beberapa kesimpulan, yaitu : 1. Ada hubungan positif antara konformitas dengan perilaku konsumtif terhadap pembelian jilbab pada mahasiswi. Dengan nilai r = 0,693 dengan p 0,00. Hal ini mengandung pengertian semakin tinggi konformitas maka semakin tinggi pula perilaku konsumtif terhadap pembelian jilbab pada mahasiswi. 2. Berdasarkan deskripsi data penelitian pada variabel perilaku konsumtif dengan menggunakan mean empirik, didapatkan bahwa perilaku konsumtif subjek penelitian berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 66 orang 66. 3. Berdasarkan deskripsi data penelitian pada variabel konformitas dengan menggunakan mean empirik, didapatkan bahwa konformitas berada pada kategori sedang, yaitu sebanyak 69 orang 69. Universitas Sumatera Utara

B. SARAN

Mengingat bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih perlu mendapat perhatian lebih lanjut. Berikut akan disajikan saran-saran yang diharapkan dapat membantu penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan konformitas dan perilaku konsumtif terhadap jilbab pada mahasiswi. B.1 Saran Metodologis Untuk peneliti selanjutnya yang ingin membuat penelitian yang sejenis, maka disarankan agar : Mengingat bahwa konformitas hanya salahsatu faktor yang mempengaruhi perilaku konsumtif, disarankan peneliti selanjutnya untuk meneliti faktor-faktor lain yang mempengaruhi perilaku konsumtif. Seperti yang dikemukakan oleh Sumartono 2002, faktor yang mempengaruhinya ada faktor internal antaralain motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri. Sedangkan faktor eksternal antara lain adalah kebudayaan, kelas sosial, dan keluarga. B.2 Saran Praktis Berdasarkan hasil penelitian, tingkat konformitas dan perilaku konsumtif mahasiswi berada pada kategori sedang. Walaupun demikian, diharapkan mahasiswi dapat mengontrol diri dalam berbelanja dan lebih mengutamakan kebutuhan daripada berbelanja karena terpengaruh oleh teman. Dan bagi mahasiswi yang berada pada kategori tinggi, diharapkan dapat meminimalkan perilaku konsumtifnya, dengan cara mengisi waktu luang dengan aktifitas yang positif dan memilih teman yang juga memiliki aktivitas yang lebih positif. Universitas Sumatera Utara 12

BAB II LANDASAN TEORI

A. PERILAKU KONSUMTIF A.1 Definisi Perilaku Konsumtif Albarry 1994 mengemukakan arti kata konsumtif consumtive adalah boros atau perilaku yang boros, yang mengkonsumsi barang atau jasa secara berlebihan. Albarry 1994 juga melanjutkan pengertian konsumtif dalam artian luas yaitu perilaku konsumsi yang boros dan berlebihan, yang lebih mendahulukan keinginan dari pada kebutuhan, serta tidak ada skala prioritas atau juga dapat diartikan gaya hidup yang bermewah-mewah. Sumartono 1998 mendefinisikan perilaku konsumtif adalah membeli barang tanpa pertimbangan rasional atau bukan atas dasar kebutuhan. Kemudian Sumartono 2002 melanjutkan pengertian perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang tidak rasional lagi. Hotpascaman 2010 Perilaku konsumtif adalah perilaku membeli barang atau jasa yang berlebihan tanpa pertimbangan rasional demi mendapatkan kepuasan hasrat dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya yang bersifat berlebihan. Kemudian menurut Hasibuan 2010 Perilaku konsumtif adalah sebuah tindakan manusia sebagai konsumen dalam membeli barang-barang yang bukan lagi didasarkan oleh kebutuhan dan pertimbangan yang rasional, tetapi hanya berdasarkan hasrat keinginan yang didominasi oleh faktor emosi dan sifatnya berlebihan. Universitas Sumatera Utara Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perilaku konsumtif adalah suatu perilaku yang tidak lagi didasarkan pada pertimbangan yang rasional, melainkan karena adanya keinginan yang sudah mencapai taraf yang tidak rasional lagi, dimana seseorang lebih mengutamakan keinginan daripada kebutuhan, yang dapat memberikannya kepuasan dan kenyamanan fisik sebesar-besarnya, dilakukan konsumen hanya untuk kesenangan semata. A.2 Indikator Perilaku Konsumtif Menurut Sumartono 2002, ada beberapa indikator perilaku konsumtif yaitu: a. Membeli produk karena iming-iming hadiah. Individu membeli suatu barang karena adanya hadiah yang ditawarkan jika membeli barang tersebut. b. Membeli produk karena kemasannya menarik. Individu sangat mudah terbujuk untuk membeli produk yang dibungkus dengan rapi dan dihias dengan warna-warna yang menarik. Artinya motivasi untuk membeli produk tersebut hanya karena produk tersebut dibungkus dengan rapi dan menarik. c. Membeli produk demi menjaga penampilan dan gengsi. Individu mempunyai keinginan yang tinggi, karena pada umumnya remaja mempunyai ciri khas dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya dengan tujuan agar konsumen selalu berpenampilan yang dapat menarik perhatian orang lain. Konsumen membelanjakan uangnya lebih banyak untuk menunjang penampilan diri. Universitas Sumatera Utara d. Membeli produk atas pertimbangan harga bukan atas dasar manfaat dan kegunaannya. Individu cenderung berprilaku yang ditandai oleh adanya kehidupan mewah sehingga cenderung menggunakan segala hal yang dianggap paling mewah. e. Membeli produk hanya sekedar menjaga simbol status. Individu mempunyai kemampuan membeli yang tinggi baik dalam berpakaian, berdandan, gaya rambut, dan sebagainya sehingga hal tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial yang lebih tinggi. Dengan membeli suatu produk dapat memberikan symbol status agar kelihatan lebih keren dimata orang lain. f. Memakai sebuah produk karena unsur konformitas terhadap model yang mengiklankan. Individu cenderung meniru perilaku tokoh yang diidolakannya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang dipakai oleh tokoh idolanya. Konsumen juga cenderung memakai dan mencoba produk yang ditawarkan bila ia mengidolakan public figure produk tersebut. g. Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal akan menimbulkan rasa percaya diri yang tinggi. Individu sangat terdorong untuk mencoba suatu produk karena mereka percaya apa yang dikatakan oleh iklan yaitu dapat menumbuhkan rasa percaya diri. Cross dan Cross dalam Hurlock, 1997 juga menambahkan Universitas Sumatera Utara bahwa dengan membeli produk yang mereka anggap dapat mempercantik penampilan fisik, mereka akan menjadi lebih percaya diri. h. Mencoba lebih dari dua produk sejenis merek berbeda. Individu akan cenderung menggunakan produk jenis sama dengan merek yang lain produk sebelumnya ia gunakan, meskipun produk tersebut belum habis dipakainya. A.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumtif Menurut Sumartono 2002, munculnya perilaku konsumtif disebabkan oleh: a. Faktor Internal Faktor internal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah motivasi, harga diri, observasi, proses belajar, kepribadian dan konsep diri. b. faktor eksternal Faktor eksternal yang berpengaruh pada perilaku konsumtif individu adalah kebudayaan, kelas sosial, kelompok-kelompok sosial dan referensi serta keluarga. B. KONFORMITAS B.1 Definisi Konformitas