b. Rata-rata ditimbang Weighted Average Method
Yaitu barang-barang yang dijual merupakan barang yang terdapat dalam persediaan.
c. Last-In, First-Out LIFO-Method
Yaitu bahwa barang-barang yang paling akhir dibeli merupakan barang yang dijual pertama kali.
2.8 Model-Model Analisis Pengendalian Persediaan Menurut Indarjit dan Djokopranoto [6], ada berbagai model dalam
analisis pengendalian persediaan, diantaranya adalah system pengendalian persediaan yang berdasarkan permintaan yang independent, yaitu:
1. Sistem pemesanan tetap
Dalam sistem ini, untuk setiap kali pemesanan, jumlah yang dipesan sedikit bersifat tetap. Model ini yang paling popular adalah
model EOQ Economic Order Quantity.
2. Sistem produksi tumpukan
Sistem ini berorientasi pada produksi barang dalam tumpukan tertentu. Model yang cukup popular adalah formula EPQ Economic
Production Quantity.
3 Sistem periodik tetap
Sistem ini digunakan untuk perhitungan atau tinjauan pemesanan kembali persediaan barang berdasarkan jadwal waktu yang tetap. Model
yang dikembangkan dalam sistem ini, diantaranya adalah Economic Order Interval.
4 Sistem minimum-maksimum
Sistem ini menganut paham sebaiknya diusahakan suatu jumlah persediaan minimum untuk menjamin kelangsungan operasi perusahaan,
namun juga perlu ditetapkan jumlah maksimal untuk menjamin tidak tertumpuknya barang secara tidak terkendali.
2.9 Kualitas Pesanan Yang Ekonomis Economic Order Quantity EOQ
Menurut [2], metode EOQ merupakan teknik pengendalian persediaan yang klasik atau tertua dan paling sederhana. Metode ini diperkenalkan
pertama kali oleh Ford W. Harris pada tahun 1915. Metode ini bertujuan untuk meminimisasi biaya total keseluruhan dan untuk mendapatkan hasil
persediaan ekonomis dengan melakukan efisiensi biaya. Dalam suatu bisnis penjualan terdapat jenis-jenis biaya untuk
menjalankan roda perputaran bisnisnya yaitu biaya penyimpanan dan biaya pemesanan. Dari kedua biaya tersebut pastilah pihak perusahaan ingin
meminimalisasi biaya-biaya yang dikeluarkan. Tujuan dari model ini adalah mengembangkan suatu model yang dapat membantu mengambil keputusan
ini. Model ini dikenal sebagai model EOQ Economic Order Quantity
klasik. Model ini dikembangkan dengan asumsi bahwa pemesanan dibuat dan diterima seketika itu juga sehingga tidak ada kekurangan yang terjadi.
Kemudian metode EOQ bertujuan untuk menentukan jumlah dan frekuensi pembelian yang optimal. Melalui penentuan jumlah dan frekuensi pembelian
yang optimal maka akan didapatkan pengendalian persediaan yang optimal. Dengan menggunakan variabel-variabel dibawah ini dapat ditentukan total
biaya pemesanan dan penyimpanan, yaitu:
c
C = biaya pemeliharaan per pesanan C
= biaya pemesanan per pesanan D
= permintaan bahan baku per periode waktu Q
= kuantitas barang setiap pemesanan persediaan Q
= kuantitas ekonomis barang setiap pemesanan EOQ F
= frekuensi pembelian bahan baku TS
= total biaya pemesanan tahunan TC
= total biaya persediaan tahunan TH
= total biaya penyimpanan perawatan tahunan Dalam mengaplikasiskan model EOQ terlebih dahulu akan dijelaskan
jenis-jenis biaya yang berhubungan dengan persediaan di atas.
2.9.1 Biaya Pemeliharaan Carrying Cost
Biaya pemeliharaan juga dikenal dengan biaya penyimpanan, dilambangkan dengan Cc adalah biaya untuk pemeliharaan dalam
persediaannya. Total biaya pemeliharaan umumnya mencakup beberapa atau seluruh dari hal-hal berikut:
a. Biaya penyimpanan langsung sewa, pemanas, lampu, perawatan, keamanan, penanganan, pencatatan, tenaga kerja, dan lain-lain
dalam gudang tersebut b. Laba investasi yang ditangguhkan barang dalam persediaan tidak
menghasilkan laba, seperti: bunga atas investasi dalam persediaan, keusangan produk, penyusutan, pajak, asuransi.
Biaya pemeliharaan biasanya dinyatakan dengan dasar per unit untuk beberapa periode waktu walaupun kadangkala dinyatakan
dalam bentuk persentase rata-rata persediaan. Secara tradisional, biaya pemeliharaan dihubungkan dengan dasar tahunan per tahun.
Misalkan suatu perusahaan memutuskan bahwa biaya pemeliharaan Cc adalah seperti Gambar 2.1.
Gambar 2.1. Penggunaan Persediaan
Walaupun demikian, nilai ini hanya menyajikan biaya per unit dan tidak total biaya pemeliharan tahunan. Total biaya pemeliharaan ditentukan oleh
jumlah persediaan yang dimiliki selama tahun itu. Jumlah persediaan yang tersedia diilustrasikan dalam gambar di atas.
Dalam Gambar 2.1, Q melambangkan besarnya pemesanan yang diperlukan untuk mengisi persediaan yang ditentukan. Garis yang
menghubungkan Q dengan waktu t , dalam grafik, melambangkan tingkat dimana persediaan dihabiskan selama periode waktu tertentu. Permintaan
diasumsikan diketahui secara konstan atau pasti, hal ini menjelaskan mengapa garis yang melambangkan permintaan berupa garis lurus atau
linear. Kemudian persediaan tidak pernah turun dibawah nol, ketika tingkat persediaan mencapai titik nol, diasumsikan bahwa pesanan segera datang
setelah beberapa waktu yang tidak lama. Pada Gambar 2.1, dapat diketahui bahwa jumlah persediaan Q adalah
besarnya pemesanan untuk sedikit periode waktu yang terbatas, karena persediaan selalu dihabiskan oleh permintaan. Demikian pula halnya jumlah
persediaan adalah nol untuk sedikit periode waktu, karena satu-satunya saat di mana tidak ada persediaan adalah pada waktu tertentu, t . Maka jumlah
persediaan yang tersedia adalah diantara dua titik ekstrim ini. Dedukasi yang logis adalah bahwa jumlah persediaan yang tersedia adalah sebesar rata-rata
tingkat persediaan, yang didefinisikan sebagai: Rata-rata Persediaan =
2 Q
2.1
Dari persamaan 2.1, akan dihasilkan Rata-rata persediaan = 2
Q . Untuk
membuktikannya akan dicari dengan deret aritmatika, bahwa persediaan awal adalah Q , kemudian berkurang secara konstan persatuan waktu misalkan
sebanyak b , sehingga data penurunan persediaan adalah: ,
3 ,
2 ,
, Κ
b Q
b Q
b Q
Q −
− −
. 2.2 Untuk mencari rata-rata persediaan tersebut adalah dengan menjumlah data di atas
kemudian dibagi dengan banyaknya data. Karena data tersebut menurun secara konstan persatuan waktu maka untuk mencari jumlah datanya menggunakan
pendekatan deret hitung. Misal banyak data = n
suku awal a = Q
beda b = b
suku terakhir Un = 0
jumlah suku ke-n = Sn
Rata-rata persediaan = n
Sn
Untuk memperoleh rata-rata persediaan akan dihitung:
b Q
b n
Q b
bn b
bn Q
b n
Q b
n a
Un
− =
− =
− +
= −
+ =
− +
= 1
1
kemudian
Q b
Q b
Sn Q
b Q
b Sn
Un a
n Sn
. 2
2 2
− =
+ −
= +
=
Maka diperoleh rata-rata dari data tersebut Ut ,adalah:
2 2
2
Q Ut
Q b
b Q
b Q
b Ut
b Q
b Q
b Q
b Ut
n Sn
Ut
= −
− =
− −
= =
Untuk memeriksa hubungan ini, sebagai contoh tentukan jumlah titik manapun, nilai-nilai dari Q dalam seluruh periode waktu, t , dan bagi nilai
tersebut dengan jumlah titik yang ada. Misalkan jika Q =5.000, enam titik yang ditandai dari 5.000 sampai seperti ditunjukkan dalam Gambar 2.2, dijumlah dan
dibagi dengan 6. Rata-rata Persediaan =
6 000
. 1
000 .
2 000
. 3
000 .
4 000
. 5
+ +
+ +
+
= 2.500
Gambar 2.2. Tingkat Persediaan, Q
Sebagai alternatif, menjumlahkan kedua titik ekstrim yang mencakup jarak waktu, t dan bagi dengan 2. proses ini juga menghasilkan 2.500. Perhitungan ini,
pada prinsipnya sama dengan 2
Q atau dengan perhitungan:
Rata-rata Persediaan = 500
. 2
2 000
. 5
= +
Hubungan untuk rata-rata persediaan ini dipertahankan tanpa melihat besarnya pemesanan, Q , atau frekuensi pemesanan periode waktu, t . Oleh
karena itu, rata-rata persediaan dalam dasar tahunan juga sebesar 2
Q , seperti
ditunjukkan Gambar 2.3. Tingkat Persediaan, Q
5000 4000
3000 2000
1000
Waktu t
Gambar 2.3. Rata-rata persediaan
Jika jumlah persediaan yang tersedia dalam dasar tahunan adalah sebesar rata-rata persediaan,
2 Q
, maka dapat ditentukan total biaya pemeliharaan tahunan dengan mengalikan rata-rata jumlah dalam persediaan dengan biaya
pemeliharaan per tahunnya, Cc . Total biaya Pemeliharaan tahunnya:
TH = Cc 2
Q 2.3
2.9.2 Biaya Pemesanan
Biaya persediaan kedua yaitu biaya melakukan pemesanan. Total biaya pemesanan umumnya mencakup beberapa atau seluruh
hal-hal berikut:
Ukuran Pemesanan Q
Tingkat Persediaan
2 Q
t 2 t Pemesanan ulang
Waktu
a. Biaya pemrosesan
suatu pemesanan, termasuk
seluruh pencatatan.
b. Biaya transportasi untuk mengangkut pesanan dari pemasok. c. Biaya menurunkan pesanan dan menempatkannya dalam
persediaan. d. Gaji pegawai yang terlibat dalam proses pemesanan.
e. Seluruh perlengkapan yang digunakan dalam pemesanan, termasuk formulir, perangko, telepon.
Biaya pemesanan Co dinyatakan dalam dasar per pemesanan, nilai ini haya menggambarkan biaya per pemesanan dan bukan total
biaya pemesanan. Sebelumnya telah dirumuskan total biaya pemeliharan dengan dasar tahunan, maka sekarang akan ditentukan
total biaya pemesanan per tahun. Total biaya pemesanan diambil dari jumlah pemesanan yang akan dilakukan selama tahun tersebut.
Pemesanan suatu barang tidak melebihi permintaan yang ada karena permintaan diketahui secara pasti, jumlah pemesanan per tahun
PT didefinisikan sebagai:
Q D
PT = 2.4
dimana, D = permintaan per tahun Total biaya pemesanan tahunan
TS dapat dihitung sebagai jumlah pemesanan per tahun dikalikan dengan biaya per pemesanan.
TS = Co Q
D 2.5
2.9.3 Total Biaya Persediaan
Total biaya persediaan tahunan TC dihitung dengan
menjumlahkan total biaya pemeliharaan tahunan dan total biaya pemesanan.
TC = Cc 2
Q
+
Co Q
D 2.6
Misalkan total biaya persediaan, biaya pemesanan, dan biaya pemeliharaan digambarkan oleh Grafik 2.4 berikut:
Gambar 2.4. Model Biaya Persediaan
Total biaya persediaan, biaya pemesanan dan biaya pemeliharaan pada gambar di atas. Kemudian analisa masing-masing dari ketiga
kurva biaya yang ditunjukkan dalam Gambar 2.4 tersebut secara terpisah.
Rp TC = Cc 2
Q
+
Co Q
D
TH = Cc 2
Q .
Biaya TS = Co
Q D
Pemesanan Q
Pertama, mengamati kecenderungan menaik dari kurva total biaya pemeliharaan, sejalan dengan meningkatnya jumlah pemesanan Q
pada sumbu horizontal, total biaya pemeliharaan pada sumbu vertikal juga meningkat. Hal ini rasional, karena pemesanan yang
semakin banyak akan menyebabkan semakin banyaknya unit yang dipelihara dalam persediaan.
2.10 Menghitung Q Persediaan Optimal Pada gambar 2.4, dapat diketahui bahwa nilai Q optimal yang
berhubungan dengan total biaya persediaan minimum terjadi tidak hanya pada saat kurva total biaya mencapai titik terendah, tetapi juga ketika total
biaya pemesanan sama dengan total biaya pemeliharaan dimana kedua kurva biaya tersebut berpotongan. Hubungan ini dinyatakan:
C
c
2 Q
=
C Q
D 2.7
Karena disini kita ingin mengetahui nilai Q, maka itulah variabel keputusan yang akan dicari, pertama kita kalikan kedua ruas Q, yang
menghasilkan
C
c
2
2
Q
=
C D
2.8 Kemudian, kalikan kedua ruas dengan 2, dan bagi kedua ruas dengan Cc
sehingga diperoleh Q
2
=
c
C D
C 2
2.9
Misalkan Q
=
2
Q 2.10
sehingga Q
=
c
C D
C 2
2.11 Dari persamaan 2.6 akan dihasilkan biaya total persediaan
TC minimum. Untuk membuktikannya akan dicari turunan pertama dari
persamaan 2.6, yaitu :
. 2
2
2
Q D
C C
dQ TC
d Q
D C
Q C
TC
c c
− =
+ =
2.12 Syarat minimum
= dQ
TC d
2.13 sehingga
2
2
= −
C Q
D C
c
2.14 atau
c c
C DC
Q C
Q D
C
2 2
2 2
= =
2.15
Jadi,
c
C D
C Q
2 =
2.16
Q menandakan bahwa nilai Q ini optimal, dikenal sebagai economic order quantity EOQ
. Dengan diketahuinya Q yang optimal maka juga dapat dicari:
1. Jumlah Pemesanan per tahun
Jumlah pemesanan tahunan TP yang akan dilakukan dapat
dihitung sebagai berikut : TP =
Q D
2.17
2. Waktu Antar Pemesanan Dengan mengasumsikan satu tahun sama dengan 365 hari, dapat
ditentukan waktu antara pemesanan TA , sebagai berikut;
Waktu antara pemesanan TA =
TP 365
2.18
2.11 Model EOQ dengan Titik Pemesanan Ulang
Tenggang waktu antara pemesanan dilakukan dan diterima disebut sebagai tenggang waktu pemesanan ulang reorder lead time. Konsep
jarak waktu yang dibutuhkan untuk menerima pesanan diasumsikan konstan pada Grafik dalam Gambar 2.5. Pemesanan sekarang harus dibuat
sebelum saat dimana tingkat persediaan menjadi nol. Karena permintaan suatu barang mengkonsumsi persediaan sementara pesanan sedang
dikirim, pemesanan harus dilakukan selama masih terdapat cukup persediaan dalam stok untuk memenuhi permintaan selama periode
tenggang waktu. Tingkat persediaan ini disebut dengan titik pemesanan ulang ditunjukkan dalam Gambar 2.5.
Gambar 2.5. Titik Pemesanan Ulang dan Tenggang Waktu
Titik pemesanan ulang dihitung dengan mengalikan tenggang waktu L , dengan permintaan per hari. Jika kita mengasumsikan bahwa satu
Tingkat Persediaan Q
Titik pemesanan
0 t
2 t
Tenggang Waktu Tenggang Waktu
Waktu
tahun terdiri dari 365 hari, maka permintaan per hari adalah 365
D . Jadi,
rumus untuk titik pemesanan ulang R , adalah
365 D
L R =
2.19
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Sumber Data
Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder. Data yang diambil berupa data penjualan dan data operasional biaya-biaya dari air
mineral AQUA yaitu jenis AQUA galon dan AQUA botol 1.500 ml pada bulan Januari sampai dengan Desember 2008 di AGEN TIRTA INDAH
yang beralamat di Bukit Cirendeu Blok A III 15 Pondok Cabe Tangerang Banten
3.2 Metode Pengolahan Data
Setelah data terkumpul selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan Metode Entity Order Quantity EOQ dan Reorder Point ROP. Langkah-
langkah pengolahan datanya sebagai berikut: 1. menghitung total dan rata-rata dari data penjualan air mineral.
2. menghitung komponen biaya-biaya. 3. menghitung total biaya persediaan.
4. menghitung jumlah pemesanan optimal. 5. menghitung frekuensi pembelian optimal.
6. menghitung biaya persediaan berdasarkan EOQ. 7. Menghitung waktu antar pemesanan.
8. Menghitung titik pemesanan ulang .
3.3 Alur Penelitian