2. Hambatan atau Faktor-Faktor yang Menjadi Kendala dalam
Pengawasan Disiplin Oleh Inspektorat Terhadap Pegawai Negeri Sipil.
Faktor-faktor yang menjadi kendala dalam peningkatan disiplin Pegawai Negeri Sipil Daerah adalah:
42
a. Kurang tegasnya Sanksi yang diberikan oleh Pejabat yang berwenang.
Pejabat yang berwenang harus memberikan sanksitindakan secara tegas bilamana seorang PNS terbukti melakukan pelanggaran disiplin dengan tujuan
untuk memberikan efek jera dan shock terapi agar PNS yang lain tidak meniru atau melakukannya. Dan juga agar tidak melakukan pelanggaran disiplin yang
hukumannya lebih berat lagi. Oleh karena itu setiap pejabat yang berwenang menghukum wajib memeriksa lebih dahulu dengan seksama terhadap Pegawai
Negeri Sipil yang melakukan pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil. b.
Lunturnya Kedisiplinan Pegawai Negeri Sipil Bagi seorang Pegawai Negeri Sipil kedisiplinan harus menjadi acuan
hidupnya. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang semakin tinggi membutuhkan aparatur yang bersih, berwibawa, dan berdisiplin tinggi dalam
menjalankan tugas. Sikap dan perilaku seorang PNS dapat dijadikan panutan atau keteladanan bagi PNS di lingkungannya dan masyarakat pada umumnya.
Dalam melaksanakan tugas sehari-hari mereka harus mampu mengendalikan diri sehingga irama dan suasana kerja berjalan harmonis, Namun
kenyataan yang berkembang sekarang justru jauh dari kata sempurna. Masih banyak PNS yang melakukan pelanggaran disiplin dengan berbagai cara.
42
Ibid
Universitas Sumatera Utara
c. Kurangnya penyampaian laporan para kepala SKPD terhadap
ketidakdisiplinan PNS yang dijajaran bawahnya. d.
Faktor Substansi Hukum Undang-Undang adalah Hukum material berupa peraturan tertulis yang
berlaku umum dan dibuat oleh penguasa pusat dan daerah yang sah. Dengan demikian maka Undang-Undang tersebut mencakup:
43
1. Peraturan Pusat yang berlaku untuk semua warga negara atau suatu
golongan tertentu sajamaupun yang berlaku umum sebagian wilayah negara.
2. Peraturan setempat yang hanya berlaku disuatu tempat atau daerah tertentu
saja. Penjatuhan sanksi administrasi terhadap pelanggaran disiplin Pegawai negeri Sipil PNS di Kota Tebing Tinggi penulis menggunakan
analisis berdasarkan teori efektivitas hukum. Lawrence M. Friedman ada tiga aspek yaitu: 1 Substansi Hukum, 2
Struktur Hukum, 3 Kultur atau Budaya Hukum, adalah sebagai berikut
44
Substansi Hukum yaitu norma, aturan dan perilaku nyata manusia yang berada dalam sistem tersebut, termasuk juga “Produk” yang dihasilkan oleh orang atau
kelompok yang berada dalam sistem hukum. Bentuk substansi ini merupakan perundang-undangan seperti Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang,
Peraturan Pemerintah pengganti Undang- Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah.
43
Soerjono Soekanto, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, Jakarta: Radja Grafindo Persada, 2004, hal. 11.
44
Lawrence M. Friedman, Op. Cit., hal. 17
Universitas Sumatera Utara
Untuk melihat sebuah peraturan mempunyai substansi hukum yang baik atau tidak, maka dapat diuji melalui syarat-syarat pembuatan hukum yang efektif
meliputi: a.
Peraturan dirancang dengan baik, kaidahnya jelas, mudah dipahami dan penuh kepastian.
b. Peraturan sebaiknya bersifat melarang prohibitur dan bukan
mengharuskanmembolehkan mandatur. c.
Sanksi harus tepat sesuai tujuan. d.
Beratnya sanksi tidak boleh berlebihan sebanding dengan pelanggarannya
e. Mengatur terhadap perbuatan yang mudah dilihat.
f. Mengandung larangan yang bersesuaian dengan moral
g. Pelaksana hukum menjalankan tugasnya dengan baik, sosialisasi
peraturan, dan penafsian seragam dan konsisten.
45
Berdasarkan hal di atas terdapat permasalahan mendasar dalam PP 53 Tahun 2010, yang mana tidak ada pasal yang mencatumkan secara jelas dengan
tentang prosedur keberatan melalui banding administrasi dan penyelesaian upaya keberatan berkaitan dengan sanksi pemberhentian Pegawai Negeri Sipil, padahal
sanksi tentang pemberhentian, membawa akibat yang serius karena hilangnya status PNS. Banding administrasi merupakan awal terjadinya permasalahan di
bidang kepegawaian. Banding administrasi di bidang kepegawaian bisa berakhir
45
Rabert Biersted dalam Tedi Sudrajat, Problematika Penegakan Hukuman Disiplin Kepegawaian, Jurnal Dinamika Hukum Vol. 8, No. 3, September 2008, hal. 52
Universitas Sumatera Utara
di Peradilan Tata Usaha Negara, karena kepegawaian merupakan salah satu materi yang pengaturan dan penyelesaiannya termasuk sengketa PTUN.
46
e. Faktor Struktur Hukum.
Struktur Hukum yaitu kerangka bentuk yang permanen dari sistem hukum yang mejaga proses tetap di dalam batas-batasnya. Struktur hukum merupakan
lembaga-lembaga hokum yang ada dalam pemerintahan, dalam konteks kepegawaian adalah pejabat yang berwenang menghukum, termasuk
BupatiWalikota, Kepala SKPD Satuan Kerja Pemerintah Daerah. Proses Penjatuhan sanksi administrasi pelanggaran disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kota
Tebing Tinggi, untuk pelanggaran ringan ditangani oleh SKPD Satuan Kerja Pemerintah Daerah, sedangkan penanganan pelanggaran sedang dan berat
ditangani oleh Tim Penanganan Pelanggaran Disiplin TP2D di tingkat BKD Kota Tebing Tinggi dengan Alur Penanganan sebagai berikut:
47
46
Sri Hartini, Upaya Keberatan terhadap PNS yang Dijatuhi Hukuman Pemberhentian Tidak dengan Hormat, Jurnal Dinamika Hukum Vol. 11 No. 2 Mei 2011, hal. 346
47
Wawancara dengan Mora Pusuk Sembiring, Kepala Inspektorat Tebing Tinggi
Universitas Sumatera Utara
Alur Penanganan Pelanggaran Disiplin Sedang dan Berat
1. Pengaduan
2. Media Massa
3. Laporan SKPD disertai pembinaan di
tingkat SKPD Hukuman Disiplin Ringan khusus untuk Pelanggaran
Disiplin tidak masuk kerja
Permohonan Koordinasi
Pemeriksaan
1. Pemanggilan
2. Pemeriksaan
3. BAP
4. LHP
Laporan Pelanggaran
Surat Pemberitahuan
Disiplin Tingkat
Hukuman Disiplin
Sedang dan
Berat Kepada
Pejabat yang
Berwenang
Pertimbangan Hukuman Disiplin yang akan dijatuhkan
SK Hukuman Disiplin Ringan
SK Hukuman Disiplin Tingkat
SedangBerat Pelanggaran Disiplin
BKD
Inspektorat Daerah SKPD
Tim Teknis TP2D
Tim Inti TP2D Pejabat
Berwenang
Pejabat Berwenang
Universitas Sumatera Utara
Kendala utama dalam penjatuhan hukuman disiplin PNS di Kota Tebing Tinggi adalah faktor ketegasan pejabat yang berwenang, terkadang PNS yang
terkena sanksi melakukan pendekatan dengan pejabat yang berwenang.
48
f. Faktor KulturBudaya Hukum:
1. Adanya anggapan di lingkungan kerja bahwa pelanggaran yang seperti di
atas merupakan hal yang biasa terjadi, kurang kepedulian terhadap sesama terserah masing-masing PNS punya tanggung jawab sendiri-
sendiri. 2.
Perasaan emosional antara bawahan dan atasan, sehingga penerapan sanksi pelanggaran disiplin oleh atasan langsung terhadap bawahannya belum
menjadi budaya, ketegasan pimpinan belum menjadi budaya kerja. Bagi aparatur pemerintah, disiplin mencakup unsur-unsur ketaatan,
kesetiaan, kesungguhan dalam menjalankan tugas dan kesanggupan berkorban. Hal ini berarti kita harus mengorbankan kepentingan pribadi dan golongan untuk
kepentingan negara dan masyarakat. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah peraturan yang mengatur
mengenai kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh Pegawai Negeri Sipil. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri
Sipil diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Disiplin PNS tersebut diatur
ketentuan-ketentuan mengenai Kewajiban, Larangan, Hukuman disiplin, Pejabat
48
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
yang berwenang menghukum, Penjatuhan hukuman disiplin, Keberatan atas hukuman disiplin, dan Berlakunya keputusan hukuman disiplin.
Disiplin yang datang dari individu sendiri adalah disiplin yang berdasarkan atas kesadaran individu sendiri dan bersifat spontan. Disiplin ini
merupakan disiplin yang sangat diharapkan oleh suatu organisasi karena disiplin ini tidak memerlukan perintah atau teguran langsung. Disiplin berdasarkan
perintah yakni dijalankan karena adanya sanksi atau ancaman hukuman. Dengan demikian orang yang melaksanakan disiplin ini karena takut terkena sanksi atau
hukuman, sehingga disiplin dianggap sebagai alat untuk menuntut pelaksanaan tanggung jawab.
Bertitik tolak dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa inti dari pembentukan disiplin dapat dilaksanakan melalui dua cara, yaitu melalui
pengembangan disiplin pribadi atau pengembangan disiplin yang datang dari individu serta melalui penerapan tindakan disiplin yang ketat, artinya bagi seorang
pegawai yang indisipliner akan dikenai hukuman atau sanksi sesuai dengan tingkatan kesalahan.
49
Seorang pegawai yang sadar akan tugas dan tanggung jawabnya tentu akan menjalankan kewajiban yang dibebankan kepadanya dan menjauhi larangan –
larangan yang akan menurunkan kredibilitasnya. Sebagai seorang PNS tentu harus menjalankan kewajiban yang dibebankan kepadanya seperti yang tercantum pada
Pasal 2 Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010.
50
49
Ibid
50
Ibid
Universitas Sumatera Utara
Penegakkan disiplin di lingkungan Pegawai Negeri Sipil sangatlah penting, karena suatu lingkungan tanpa disiplin akan terjadi kekacauan. Dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 53 tahun 2010 dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan disiplin Pegawai Negeri Sipil adalah kesanggupan Pegawai Negeri Sipil
untuk mentaati kewajiban dan menghindari larangan yang ditentukan dalam peraturan perundang-undangan danatau peraturan kedinasan yang apabila tidak
ditaati atau dilanggar akan dijatuhi hukuman disiplin. Pelanggaran disiplin adalah setiap ucapan, tulisan, atau perbuatan Pegawai Negeri Sipil yang tidak mentaati
kewajiban danatau melanggar larangan ketentuan disiplin Pegawai Negeri Sipil, baik yang dilakukan di dalam maupun di luar jam kerja. Sedangkan hukuman
disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada Pegawai Negeri Sipil karena melanggar peraturan disiplin PNS.
51
Apabila terjadi pelanggaran disiplin, maka seorang Pegawai Negeri Sipil dapat dijatuhi hukuman disiplin yang terbagi dalam tingkatan-tingkatan sebagai
berikut :
52
1. Hukuman Ringan meliputi:
a. Teguran Lisan;
b. Teguran Tertulis; dan
c. Pernyataan tidak puas secara tertulis.
2. Hukuman Sedang meliputi:
a. Penundaan kenaikan gaji berkala untuk paling lama 1 tahun;
51
Pasal 1 Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
52
Wawancara dengan Mora Pusuk Sembiring, Kepala Inspektorat Tebing Tinggi
Universitas Sumatera Utara
b. Penurunan gaji sebesar satu kali kenaikan gaji berkala untuk paling
lama satu tahun; dan c.
Penundaan kenaikan pangkat untuk paling lama 1 tahun. 3.
Hukuman Berat meliputi: a.
Penurunan pangkat pada pangkat yang setingkat lebih rendah untuk paling lama 1 tahun;
b. Pembebasan dari jabatan;
c. Pemberhentian dengan hormat tidak atas permintaan sendiri sebagai
PNS; dan d.
Pemberhentian dengan tidak hormat sebagai PNS. Hukum merupakan suatu sistem di mana hukum adalah suatu keseluruhan
yang terdiri dari dari beberapa bagian yang satu dengan bagian yang lainnya saling berhubungan dan tidak boleh bertentangan antara satu dengan yang lainnya.
Bagian-bagian atau komponen dalam sistem hukum seperti yang diungkap oleh Lawrance M. Friedman ada tiga yaitu:
53
1. Substansi hukum, yaitu norma, aturan dan perilaku nyata manusia yang
berada dalam sistem tersebut, termasuk juga “Produk” yang dihasilkan oleh orang atau kelompok yang berada dalam sistem hukum. Bentuk
substansi ini merupakan perundang-undangan seperti Undang-Undang Dasar 1945, Undang-Undang, Peraturan Pemerintah pengganti Undang-
Undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan Presiden, Peraturan Daerah.
53
Lawrence M. Freidman, Sistem Hukum Perspektif Ilmu Sosial, Bandung: Nusa Media, 2011, Cet. IV, hal. 14 - 15.
Universitas Sumatera Utara
2. Struktur Hukum, yaitu kerangka bentuk yang permanen dari sistem hukum
yang mejaga proses tetap di dalam batas-batasnya. Struktur hukum merupakan lembaga-lembaga hukum yang ada dalam pemerintahan,
Kepolisian, Kejaksaan, Kehakiman, Kepengacaraan, dan lain-lainnya. 3.
Kultur atau budaya hukum yaitu sikap manusia terhadap hukum dan sistem hukum, kepercayaan, nilai-nilai, pemikiran serta harapannya.
Budaya hukum juga dimaknai sebagai pemikiran dan kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan, dihindari dan disalahgunakan.
Pada intinya budaya hukum merupakan gagasan dan pandangan- pandangan hukum yang bersumbu pada nilai-nilai yang dianut masyarakat.
Salah satu alternatif sebagai upaya yang perlu ditempuh dalam rangka mengurangi jumlah pelanggaran disiplin antara lain adalah:
54
Pertama, melakukan sosialisasi untuk memberikan penyegaran tentang peraturan-peraturan yang berkaitan dengan disiplin PNS diantaranya PP No. 53
tahun 2010 tentang Peraturan disiplin, PP No. 32 tahun 1979 tentang Pemberhentian PNS, PP No.45 Tahun 1990 sebagai penganti PP No.10 tahun
1983 tentang Izin perkawinan dan penceraian PNS. Kegiatan sosialisasi bisa melalui pendidikan dan latihan Diklat, Bimbingan Teknis Bintek serta bentuk
program kerja lainnya yang bertujuan memberikan pemahaman dan mengaplikasikan peraturan yang berkaitan disiplin PNS.
Kedua, Memberikan sanksitindakan secara tegas bilamana seorang PNS terbukti melakukan pelanggaran disiplin yang tujuan untuk memberikan efek jera
54
Wawancara dengan Mora Pusuk Sembiring, Kepala Inspektorat Tebing Tinggi
Universitas Sumatera Utara
dan shock terapi agar PNS yang lain tidak meniru atau melakukannya.dan juga agar tidak melakukan pelanggaran yang hukumannya lebih berat lagi.
Ketiga, Setidaknya setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah SKPD merasa bertanggungjawab mengawasi dan melakukan pembinaan secara dini
dilingkungan kerjanya mengenai kedisiplinan. Suatu misal bilamana terdapat stafnya yang melanggar tindakan disiplin, setidaknya segera melakukan
pendekatan untuk menanyakan permasalahan yang dihadapi dan permasalahan yang menyebabkan yang bersangkutan tidak disiplin.
Keempat, Setidaknya setiap PNS instropeksi dan merasa mensyukuri bahwa tidak semua orang bisa lolos dan berkesempatan menjadi PNS. Coba kita
lihat saja setiap penerimaan CPNS dari tahun ke tahun jumlah pelamar yang ingin mengabdi menjadi PNS sampai dengan ribua orang. Tetapi sekarang yang telah
menjadi PNS malah banyak yang melakukan pelanggaran disiplin tidak mentaati peraturan yang ada. Bila sudah menjadi PNS setidaknya harus konsekuen dan siap
mental untuk mentaati peraturan yang ada. Selain itu menurut kebanyakan orang, PNS merupakan profesi yang sangat didambakan setiap orang dengan alasan
antara lain mempunyai status yang jelas, terjaminnya ekonomi keluarga karena berpenghasilan tetap, tidak mungkin di berhentikan atau Pemutusan Hubungan
Kerja PHK, mempunyai jaminan hari tua pensiun dan jam kerjanya teratur.15
Universitas Sumatera Utara
BAB IV AKIBAT HUKUM DARI PEGAWASAN YANG DILAKSANAKAN OLEH
INSPEKTORAT TERHADAP DISIPLIN PEGAWAI NEGERI SIPIL
A. Hasil Kekuatan dari Pengawasan yang dilaksanakan oleh Inspektorat
terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil
Sebagai bahan masukan kepada Walikota Tebing Tinggi untuk mengambil
setiap tindakan kepada PNS yang melanggar Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 agar supaya penjatuhan hukuman disiplin yang ditetapkan dapat sesuai
dengan kesalahan yang dilakukan PNS tersebut.
55
B. Prosedur Pemberian Sanksi kepada Pegawai Negeri Sipil yang
melakukan yang melakukan Pelanggaran Disiplin.
Peraturan disiplin pegawai negeri sipil adalah peraturan yang mengatur
mengenai kewajiban, larangan, dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati atau larangan dilanggar oleh PNS. Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil diatur
dalam Peraturan Pemerintah No. 30 Tahun 1980 yang telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri
Sipil.Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010, hukuman disiplin adalah hukuman yang dijatuhkan kepada PNS karena melanggar Peraturan
Disiplin Pegawai Negeri Sipil. Dalam Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Peraturan Disiplin Pegawai Negeri Sipil pada Pasal 7 memuat tingkat dan
jenis hukuman disiplin. Proses pemberian sanksi administrasi disiplin atas PNS yang disangka
melakukan pelanggaran disiplin dapat dilakukan dengan 3 tahap yaitu: 1.
Proses pemanggilan
55
Ibid.
Universitas Sumatera Utara