dalam suatu pengawasan Inspektorat Terhadap disiplin pegawai negeri sipil Dilingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi.
D. Keaslian Penelitian
Penelitian ini dilakukan atas ide dan pemikiran dari peneliti sendiri atas masukan yang berasal dari berbagai pihak guna membantu penelitian dimaksud.
Sepanjang yang telah ditelusuri dan diketahui di lingkungan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, penelitian tentang Pelaksanaan Fungsi Pengawasan
Inspektorat Terhadap Disiplin Pegawai Negeri Sipil Dilingkungan Pemerintah Kota Tebing Tinggi Ditinjau dari hukum administrasi negara, belum pernah
diteliti oleh peneliti sebelumnya. Dengan demikian, jika dilihat kepada permasalahan yang ada dalam penelitian ini, maka dapat dikatakan bahwa
penelitian ini merupakan karya ilmiah yang asli, apabila ternyata dikemudian hari ditemukan judul yang sama, maka dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
E. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Hukum Administrasi Negara
Ada beberapa pengertian yang diberikan oleh para sarjana, antara lain : R.J.H.M Huisman bahwa Hukum Administrasi Negara merupakan bagian
dari hukum publik, yakni hukum yang mengatur tindakan pemerintah dan mengatur hubungan pemerintah dengan warga negara atau hubungan antar organ
pemerintah. Hukum Administrasi Negara memuat keseluruhan peraturan yang berkenaan dengan cara bagaimana organ pemerintahan melaksanakan tugasnya.
Universitas Sumatera Utara
Jadi Hukum Administrasi Negara berisi aturan main yang berkenaan dengan fungsi organ-organ pemerintahan.
7
Hukum Administrasi Negara diartikan juga seperangkat peraturan yang memungkinkan administrasi negara menjalankan fungsinya, yang sekaligus juga
melindungi warga terhadap sikap tindak administrasi negara, dan melindungi administrasi negara itu sendiri.
8
Berdasarkan beberapa definisi di atas, tampak bahwa dalam Hukum Administrasi Negara terkandung dua aspek, yaitu :
a. Aturan-aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat
perlengkapan negara itu melakukan tugasnya; b.
Aturan-aturan yang mengatur hubungan hukum rechtsbetrekking antara alat perlengkapan administrasi negara atau Pemerintah dengan warga
negaranya.
9
Menurut J.M Baron de Gerando bahwa obyek Hukum Administrasi adalah peraturan-peraturan yang melihat hubungan timbal balik antara Pemerintah dan
rakyat. Deskripsi tentang obyek Hukum Administrasi dari De Gerando seperti tersebut di atas kiranya mewarnai Hukum Administrasi dalam perkembangan
selanjutnya.
10
J. Oppenheim membedakan antara Hukum Tata Negara dengan Hukum Administrasi berdasarkan tinjauan negara menurut keduanya. Hukum Tata Negara
7
R.J.H.M Huisman, Inleiding Algemeen Bestuurscrecht, Samson H.D Tjeenk Willink, Alphen aan den Rijn, 1984, hal 4.
8
Ridwan. HR, Hukum Administrasi Negara, Jakarta, Rajawali Pers, 2006, hal 34.
9
Soehino, Asas-asas Hukum Tata Pemerintahan, Yogyakarta, Liberty, 1984, hal 2.
10
Philipus M. Hadjon, dkk, Pengantar Hukum Indonesia, Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 1994, hal 22.
Universitas Sumatera Utara
menyoroti negara dalam keadaan diam, sedangkan Hukum Administrasi menyoroti negara dalam keadaan bergerak. Pendapat tersebut selanjutnya
dijabarkan oleh C. Van vollenhoven dalam definisi Hukum Tata Negara dan definisi Hukum Administrasi. Hukum Tata Negara adalah keseluruhan peraturan
hukum yang membentuk alat-alat perlengkapan negara dan menentukan kewenangan alat-alat perlengkapan negara tersebut, sedangkan Hukum
Administrasi adalah keseluruhan ketentuan yang mengikat alat-alat perlengkapan negara, baik tinggi maupun rendah, setelah alat-alat perlengkapan negara itu akan
menggunakan kewenangan-kewenangan ketatanegaraan.
11
Definisi-definisi tersebut kemudian mendapat kritikan dari J.H.A Logemann, karena tidak cukup memisahkan Hukum Administrasi dari Hukum
Tata Negara. Tidak cukup pembeda tersebut karena dari definisi tersebut, masalah penetapan wewenang masuk bidang Hukum Tata Negara sedangkan penggunaan
wewenang adalah bidang Hukum Administrasi.
12
R. Kranenburg dan juga J.H.A Logemann tidak memisahkan Hukum Administrasi dari Hukum Tata Negara secara tegas. Keduanya memandang
Hukum Administrasi sebagai segi khusus dari Hukum Tata Negara.
13
Terhadap penyelenggaraan tugas-tugas Pemerintahan dan kenegaraan dalam suatu negara
hukum terdapat aturan-aturan hukum yang tertulis dalam konstitusi atau peraturan- peraturan yang terhimpun dalam Hukum Tata Negara. Untuk
menyelenggarakan persoalan-persoalan yang bersifat teknis, Hukum Tata Negara
11
Ibid,, hal 22.
12
Ibid., hal. 23
13
Ibid. hal. 24
Universitas Sumatera Utara
ini tidak sepenuhnya dapat dilaksanakan dengan efektif. Dengan kata lain Hukum Tata Negara membutuhkan hukum lain yang lebih bersifat teknis. Hukum tersebut
adalah Hukum Administrasi Negara. Utrecht Hukum Administrasi Negara menguji hubungan hukum istimewa
yang diadakan akan memungkinkan para pejabat administrasi negara melakukan tugas mereka yang khusus. Selanjutnya E. Utrecht menjelaskan bahwa Hukum
Administrasi Negara adalah hukum yang mengatur sebagian lapangan pekerjaan administrasi negara. Bagian lain lapangan administrasi negara diatur oleh Hukum
Tata Negara, Hukum Privat dan sebagainya.
14
Prajudi Atmosudirdjo dalam bukunya Hukum Administrasi Negara merumuskan definisi Hukum Administrasi Negara adalah hukum yang secara
khas mengenai seluk-beluk daripada administrasi Negara dan terdiri atas dua tingkatan, yaitu :
15
Hukum Administrasi Heteronom, yang bersumber pada Undang-Undang Dasar, TAP MPR, dan undang-undang, adalah hukum yang
mengatur seluk-beluk organisasi dan fungsi administrasi negara. Hukum Administrasi Negara otonom adalah hukum operasional yang dicipta oleh
pemerintah dan administrasi negara sendiri.
16
Menurut Hartono Hadisoeprapto dalam bukunya Pengantar Tata Hukum Indonesia, Hukum Administrasi Negara diartikan sebagai rangkaian-rangkaian
14
Ibid,. hal 26
15
Ibid.
16
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
aturan-aturan hukum yang mengatur cara bagaimana alat-alat perlengkapan negara menjalankan tugasnya.
17
Alat-alat administrasi negara dalam melaksanakan tugasnya, dengan sendirinya menimbulkan hubungan-hubungan yang disebut hubungan hukum.
Hubungan-hubungan ini dapat dibedakan dalam dua jenis, yakni : a
Hubungan hukum antara alat administrasi negara yang satu dengan alat administrasi negara yang lain;
b Hubungan hukum antara alat administrasi negara dengan
perseoranganindividual, yakni para warga negara, atau dengan badan – badan hukum swasta.
18
Dalam suatu negara hukum, hubungan-hubungan hukum tersebut disalurkan dalam kaidah-kaidah tertentu, dan kaidah-kaidah hukum inilah yang
merupakan materi dari Hukum Administrasi Negara. Kaidah-kaidah hukum tersebut terdiri dari:
a Aturan-aturan hukum yang mengatur dengan cara bagaimana alat-alat
administrasi negara mengadakan kontak satu sama lain. b
Aturan-aturan hukum yang mengatur hubungan antara alat administrasi negara Pemerintah dengan para warga negaranya.
Dalam ilmu Hukum Administrasi Negara yang penting adalah perbuatan hukum alat administrasi negara dalam hubungannya dengan warga negara, dimana
hubungan ini akan menimbulkan hak dan kewajiban bagi negara.
19
17
Hartono Hadisoeprapto, Pengantar Tata Hukum Indonesia, Yogyakarta, Liberty, 1993, hal 61.
18
Ibid. hal 62
19
Hartono Hadisoeprapto, Op. Cit.
Universitas Sumatera Utara
2. Kedudukan Hukum Administrasi Negara Dalam Lapangan Hukum