Strategic risk in Work Safety

NO. RISIKO riSK DAMPAK imPact MITIGASI RISIKO mitigation of riSK 10. sistem Keamanan Perusahaan Kurang Optimal less optimal Corporate Security System 1. Kerawanan keamanan di lingkungan Perusahaan 2. Kegiatan kriminalitas cenderung meningkat 1. Security vulnerability in Company premises 2. Criminal activities tend to increase 1. Melakukan koordinasi pembuatan area zonasi terkait rencana pengoperasian Pabrik 5. 2. Mengusulkan anggaran, biaya pemagaran aset lahantanah ke Direksi, dan melakukan koordinasi pekerjaan pemagaran dengan Unit Kerja terkait. 3. Mengusulkan program pemasangan CCtV di lokasi rawan dan jauh dari jangkauan petugas ke Direksi. 4. Pengamanan masuk ruang kantor pusat dengan Fingerprint lock System. 5. Memaksimalkan kinerja, peran, dan tanggung jawab Badan Usaha Jasa Pengamanan yang ada. 1. Conduct coordination to establish zone areas regarding the operational plan for plant 5. 2. propose a budget, land assets fencing to the boD, and conduct fencing job coordination to the related Working unit. 3. propose CCtv installment program in locations that are vulnerable and out of the oicers’ reach to the BOD. 4. Fingerprint Lock System security upon entering central oice space. 5. Maximizing the performance, role, and responsibilities of the existing Security Services. 11. Unjuk rasa dari Masyarakat dan LsM Community and NGO Rallies turunnya citra baik Perusahaan Decreasing good Company image 1. Koordinasi dengan Departemen unit kerja Humas, Lingkungan Hidup, Kamtib, dan Proyek dalam melakukan sosialisasi dan himbauan kepada masyarakat sekitar Perusahaan secara periodik. 2. Melakukan sosialisasi melalui media massa terkait rencana pembangunanproyek. 3. Kerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup Kota Bontang guna sosialisasi serta edukasi dampak industri kepada masyarakat. 4. Menyusun program untuk pendekatan persuasif dengan mempertimbangkan penggunaan dana program Csr. 1. Coordination with the Public Relations, Environmental, Security, and Project Departments regarding periodic socializations and appeal to the surrounding communities. 2. DevelopmentalProject plan disseminations to the mass media. 3. Cooperation with Bontang Environmental Services regarding socializations and educations regarding industrial impacts to the communities. 4. Arrange a program for persuasive approach by considering the use of CSR programs’ funding.

G. Tabel Risiko Strategis Bidang Umum dan Lingkungan

g. Strategic risks in general afairs and the environment

86 PENGENDALIAN GRATIFIKASI, ANTI-KORUPSI, DAN PERSAINGAN USAHA SEHAT gratuitY control, anti-corruPtion, anD fair buSineSS comPetition [G4-SO4] [G4-DMA-Anti-Corruption] Pupuk Kaltim selalu mengutamakan pengelolaan bisnis yang bebas dari Korupsi, Kolusi dan nepotisme KKn, yang berarti pengelolaan bisnis Pupuk Kaltim dituntut untuk mampu memperhatikan prinsip-prinsip gCg. Untuk mendorong pelaksanaan gCg yang lebih baik dan menjaga hubungan bisnis yang sehat, Perusahaan memberlakukan kebijakan larangan penerimaan dan pemberian gratifikasi. Pupuk Kaltim dengan tegas menyatakan ketidakterikatannya terhadap kepentingan politik negara manapun, sehingga Perusahaan tidak memberikan kontribusi apapun kepada partai politik atau pihak-pihak lainnya. Gratifikasi dianggap sebagai ancaman bagi Insan Pupuk Kaltim untuk bersikap obyektif, adil, dan profesional dalam melaksanakan tugasnya. [G4-SO6] Kebijakan Perusahaan tersebut secara formal ditetapkan mulai 16 Oktober 2015 melalui Surat Keputusan Direksi Nomor 55DIRX.2015 tentang Pedoman Pengendalian Gratifikasi PT Pupuk Kalimantan Timur. Surat keputusan tersebut berisikan Pedoman Pengendalian Gratifikasi, pembentukan Unit Pengendali Gratifikasi UPG terkait struktur, tugas dan kewenangan unit, juga Pelaporan Pengendalian Gratifikasi. Kebijakan tersebut melengkapi WBS yang telah ada. Pupuk Kaltim bekerja sama dengan Komisi Pemberantasan Korupsi KPK dalam upaya pengendalian gratifikasi ini. Kebijakan pengendalian gratifikasi ini telah disosialisasikan kepada seluruh karyawan dan juga Pemangku Kepentingan lainnya, baik melalui induksi, e-mail karyawan, juga distribusi Buku Pedoman Pengendalian Gratifikasi bagi Insan Pupuk Kaltim. Pemasangan banner di portal dan website Perusahaan, juga iklan di media massa cetak telah dilakukan. Komunikasi kebijakan ini di media cetak dilakukan menjelang Hari Raya atau hari besar lainnya. Berikut adalah total peserta dari sosialisasi pengendalian gratifikasi yang dilakukan di tahun 2016: [G4-SO4] pupuk Kaltim’s business is managed in a manner that is free from acts of corruption, collusion, and nepotism, which means that the business management of pupuk Kaltim is expected to abide by the principles of GCG. to support better GCG implementation and maintain healthy business relations, the Company applies the policy to prohibit the acceptance and granting of gratuities. pupuk Kaltim strictly declares its non-attachment to political interest of any countries, and thus the Company does not contribute anything at all to any political parties or other political entities. Gratuities are regarded as a threat to pupuk Kaltim employees to be objective, just, and professional in performing their duties. [G4-SO6] the Company policy has been formally set on 16 october 2015 based on the Decree of the boD no. 55DiRix.2015 regarding Guidelines for Gratuity Control in pt pupuk Kalimantan timur. the decree contains Guidelines for Gratuity Control, establishment of Gratuity Control unit upG regarding the structure, duty and authority of the unit, as well as Gratuity Control Reporting. the policy complements the existing WbS. pupuk Kaltim is in cooperation with Corruption eradication Commission KPK in the efort to control gratuity. The policy to control gratuity has been socialized to all employees and other Stakeholders by means of induction, employee e-mail, as well as distribution of Guidelines for Gratuity Control Book for Pupuk Kaltim employees. Moreover, banner installation in Company portal and website, as well as advertising in printed mass media has been done. The communication of the policy in printed medias are performed ahead of Hari Raya or other national holidays. Below is the additional participants in the gratuity control dissemination in 2016. [G4-SO4] 87