Universitas Sumatera Utara
bergerak. Dengan demikian kecelakaan yang terjadi bukan di jalan raya jalan umum, seperti kecelakaan dalam kompleks bukanlah termasuk kategori
kecelakaan lalu lintas. Demikian pula dengan kendaraan yang berjalan di atas rel tidak dimasukkan ke dalam pengertian kendaraan bermotor pada kecelakaan lalu
lintas Idries, 2011.
2.2.2. Penyebab Kecelakaan Lalu Lintas
Menurut Bustan 2007 dalam Sinaga 2012 faktor penyebab kecelakaan lalu lintas meliputi faktor manusia, kendaraan, lingkungan fisik, dan sosial.
Ditemukan kontribusi masing-masing faktor: 75 manusia, 5 faktor kendaraan, 5 kondisi jalan, 1 kondisi lingkungan, dan faktor lainnya. Kecelakaan yang
terjadi pada umumnya tidak hanya disebabkan oleh satu faktor saja, melainkan hasil interaksi antar faktor lain. Hal-hal yang tercakup dalam faktor-faktor tersebut
antar lain Dwiyogo, 2006: 1. Faktor pengemudi: kondisi fisik mabuk, lelah, sakit, dsb, kemampuan
mengemudi, penyebrang atau pejalan kaki yang lengah, dll 2. Faktor kendaraan: kondisi mesin, rem, lampu, ban, muatan, dll
3. Faktor lingkungan jalan: desain jalan median, gradien, alinyemen, jenis permukaan, dsb, kontrol lalu lintas marka, rambu, lampu lalu lintas, dll
4. Faktor cuaca: hujan, kabut, asap, salju, dll Menurut Nordrum I 2005, kecelakaan lalu lintas dapat terjadi akibat hal-
hal di bawah ini: 1. Kesalahan pada korban
2. Kesalahan pada pengendara 3. Kesalahan pada kendaraan
4. Kesalahan kendaraan lain, yang tidak terlibat dalam kecelakaan 5. Kondisi jalan yang rusak
6. Kesalahan dalam memahami petunjuk lalu lintas 7. Lebih dari satu dari beberapa penyebab di atas
Pada dasarnya faktor-faktor tersebut berkaitan atau saling menunjang bagi terjadinya kecelakaan. Namun, dengan diketahuinya faktor penyebab kecelakaan
yang utama dapat ditentukan langkah-langkah penanggulangan untuk menurunkan
Universitas Sumatera Utara
jumlah kecelakaan. Dalam uraian di bawah ini akan dijelaskan mengenai masing- masing faktor yang berperan dalam menyebabkan kecelakaan lalu lintas:
A. Faktor Manusia Kecerobohan pengendara merupakan penyebab paling penting pada
kecelakaan kendaraan bermotor. Berkendara dalam kecepatan tinggi; berkendara di bawah pengaruh alkohol, obat-obatan, maupun sedang dalam pengobatan
tertentu; dan berkendara sambil menggunakan telepon seluler merupakan alasan yang umumnya menyebabkan kecelakaan yang disebabkan oleh kecerobohan
pengemudi, hal ini semakin meningkat dan menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting. Alasan lain yang menyebabkan kecelakaan adalah
faktor kesengajaan untuk tujuan bunuh diri. Kecelakaan lalu lintas dengan tujuan pembunuhan dapat juga terjadi namun jarang ditemukan Nordrum I , 2005.
Berbagai penyakit dapat pula mempengaruhi kemampuan dan kewaspadaan pengendara ataupun pejalan kaki. Penyakit jantung iskemik
merupakan penyakit yang paling penting dalam konteks ini tetapi penyakit lain seperti stroke, epilepsi, asthma bronkial, dan diabetes melitus juga dapat
berkontribusi terhadap kejadian kecelakaan. Sekuele penyakit yang pernah diderita dan adanya cedera yang lama dapat mempengaruhi kompetensi
pengemudi sehingga bisa menjadi penyebab yang relevan dari kecelakaan Nordrum I, 2005. Faktor manusia yang terlibat dalam kecelakaan lalu lintas
dapat berasal dari: faktor pengemudi, faktor penumpang, dan faktor pemakai jalan. Berikut ini adalah uraian dari masing-masing faktor tersebut:
1. Faktor Pengemudi Adapun faktor yang mempengaruhi karakteristik pengemudi, yaitu :
a. Usia pengemudi Orang-orang yang berusia 30 tahun atau lebih cenderung memiliki sikap
hati-hati dan menyadari adanya bahaya dibandingkan dengan yang berusia muda. Menurut Hunter 1975 dalam Kartika 2009, hal ini dikarenakan pada usia
dewasa muda 18-24 tahun terdapat sikap tergesa-gesa dan kecerobohan dan pada umur tersebut masih pengemudi pemula dengan tingkat emosi yang belum stabil.
Universitas Sumatera Utara
b. Jenis kelamin Angka kematian akibat kecelakaan lalu lintas pada pria lebih tinggi dari
pada wanita Ditjen Perhubungan Darat, 2006. c. Pendidikan pengemudi
Tingkat pendidikan sangat berpengaruh terhadap program peningkatan pengetahuan secara langsung dan secara tidak langsung terhadap tindakan. Pada
umumnya pekerja yang berpendidikan rendah mempunyai ciri sulit untuk diajak bekerja sama dan kurang terbuka terhadap pembaharuan. Hal ini disebabkan
masih adanya nilai-nilai lama yang mereka anut selama ini Ditjen Perhubungan Darat, 2006.
d. Kemampuan mengemudi Kemampuan seseorang dalam mengemudi dengan aman ditentukan oleh
faktor yang saling berkaitan, yaitu keterampilan mengemudi untuk mengendalikan arah kendaraan meliputi cara membelok atau merubah arah, cara mundur, cara
mendahului kendaraan lain, cara mengikuti kendaraan lain, serta mengendalikan kecepatan kendaraan yang dikemudikan melalui sistem gas, rem, dan perseneling
Ditjen Perhubungan Darat, 2006. e. Pengalaman mengemudi
Pengemudi yang berusia muda mempunyai keterampilan yang baik dalam mengemudi akan tetapi juga paling sering terlibat dalam kecelakaan lalu lintas
karena lebih dari 70 pengemudi tersebut adalah pemula Kartika, 2009. f. Tindakan
Faktor tindakan pengemudi yang tidak aman memegang peranan penting dalam terjadinya kecelakaan lalu lintas. Tindakan yang tidak aman seperti:
mengemudi dalam kecepatan tinggi; mengemudi dalam keadaan mengantuk; mengemudi di bawah pengaruh alkohol, obat-obatan, maupun sedang dalam
pengobatan tertentu; mengemudi sambil menggunakan telepon seluler, dan lain- lain Nordrum, 2005.
Universitas Sumatera Utara
g. Kepemilikan Surat Izin Mengemudi SIM SIM adalah bentuk penyerahan hak negara kepada pengemudi guna
menjalankan kendaraan dan menggunakan jalan atau disebut berlalu lintas secara benar Kartika, 2009.
2. Faktor Penumpang Tidak jarang akibat jumlah muatan, baik penumpang maupun barang yang
berlebihan, terjadi kecelakaan lalu lintas. Secara psikologis, ada juga kemungkinan penumpang mengganggu konsentrasi pengemudi Kartika, 2009.
3. Faktor Pemakai Jalan Semakin banyak ragam pemakai jalan, tidak menutup kemungkinan
semakin banyaknya masalah lalu lintas yang dijumpai di jalan. Bukan hanya kendaraan saja yang berlalu lalang di jalanan tetapi juga dijumpai pejalan kaki,
pedagang kaki lima, peminta-minta, dan jalan raya yang juga dipakai sebagai sarana parkir. Kesalahan yang paling sering dilakukan oleh pemakai jalan adalah
lengah, kecepatan yang berlebihan saat menyebrang, salah anggapan, dan sikap panik. Selain itu, penyebab adanya korban pejalan kaki karena rendahnya disiplin
di dalam berlalu lintas, seperti menyebrang tanpa memperhatikan kendaraan sekitarnya dan tidak menggunakan fasilitas yang diperuntukkan bagi pejalan kaki
misalnya trotoar, zebra cross,dan jembatan penyebrangan Silaban, 2004. B. Faktor Kendaraan
Kendaraan mempunyai karakteristik-karakteristik variabel yang lebih sedikit dari manusia sebagai pengemudi, juga lebih banyak undang-undang
pengontrol bagi kendaraan dibanding pengguna jalan, misal: batasan berat, ukuran dan daya guna, persyaratan minimal untuk rem, pencahayaan, dan sebagainya
Dwiyogo, 2006. Desain kendaraan merupakan faktor engineering pada kendaraan yang dapat mengurangi terjadinya kecelakaan crash avoidance dan
faktor yang dapat mengurangi cedera yang dialami jika terjadi kecelakaan crash worthiness.
C. Faktor Lingkungan Fisik Disamping bentuk fisik jalan yang dipengaruhi oleh “geometric design”
Universitas Sumatera Utara
dan “konstruksi jalan”, faktor lingkungan jalan pun dapat mempengaruhi kemungkinan terjadinya kecelakaan. Ada empat faktor yang mempengaruhi
kelakuan manusia yang berpengaruh terhadap kemungkinan terjadinya kecelakaan lalu lintas, yaitu Dwiyogo, 2006:
1. Pengunaan tanah dan aktifitasnya, daerah ramai, lenggang dimana refleks pengemudi akan mengurangi kecepatan kendaraan atau sebaliknya
2. Cuaca, udara, dan kemungkinan-kemungkinan yang terlihat, misalnya: pada keadaan hujan, berkabut, dan sebagainya
3. Fasilitas yang ada pada jaringan jalan, adanya rambu-rambu lalu lintas 4. Arus dan sifat-sifat lalu lintas, jumlah, macam, dan komposisi kendaraan
akan sangat mempengaruhi kecepatan perjalanan Kondisi jalan dapat pula menjadi salah satu sebab terjadinya kecelakaan
lalu lintas. Lingkungan jalan mempengaruhi pengemudi dalam mengatur kecepatan mempercepat, memperlambat, berhenti jika menghadapi situasi
tertentu Silaban, 2004. Meskipun demikian, semuanya kembali kepada manusia pengguna jalan itu sendiri. Dengan rekayasa, para ahli merancang sistem jaringan
dan rancang bangun jalan sedemikian rupa untuk “mempengaruhi” tingkah laku para pengguna jalan dan untuk mengurangi atau mencegah tindakan-tindakan
yang membahayakan keselamatan lalu lintas Dwiyogo, 2006.
2.2.3. Klasifikasi Kecelakaan Lalu Lintas