Pe didika Aga a Kho ghucu da Budi Pekeri u uk SMP kelas VIII| 1 1
tidak sampai
kehilangan harapan. Maka orang-orang zaman dahulu, bila berhasil cita-citanya ia dapat memberi faedah bagi rakyat; kalau
tidak berhasil cita-citanya ia membina diri memandang dunia. Di kala miskin ia seorang diri menjadikan dirinya baik, di kala berhasil, ia
bersama menjadikan dunia baik.” Mengzi VII: 9
”Pagi mendengar akan Jalan Suci, sore hari mati pun iklas.” Lunyu IV B: 8
F. Hati-HatiCermat Berpikir
Masalah belajar banyak menyangkut kecerdasan berpikir. Kalau prosesnya boleh kita umpamakan seperti minum atau makan, berpikir
adalah seumpama mencerna minuman dan makanan. Belajar tanpa berpikir adalah laksana minum dan makan yang tidak dicerna; dan
berpikir tanpa belajar adalah seperti proses mencerna tetapi tanpa ada minuman dan makanan yang dimasukkan ke dalam mulut.
Maka Nabi Kongzi bersabda, ”Belajar tanpa berpikir sia-sia, berpikir tanpa belajar berbahaya.” Lunyu II: 15 Belajar dan berpikir itu akan
sangat berpengaruh terhadap pembinaan suasana hati, kehidupan rohani manusia; karena itu, di dalam belajar dan berpikir, tidak boleh
menjadikan hati dan suasana batin kita menjadi lepas dari sifat benih- benih kebajikan watak sejati insani. Kecerdasan dan pengetahuan
bukan sekadar demi kecerdasan dan pengetahuan, tetapi dapat menjadi hati, mendukung ditegakkannya nilai-nilai luhur kemanusiaan,
menempuh Jalan Suci sebagai manusia.
1 | Kelas VIII SMP
Renungan ayat
“Dengan meneliti hakikat tiap perkara cukup pengetahuannya; dengan cukup pengetahuannya, akan dapatlah mengimankan tekadnya;
dengan tekad yang beriman, akan dapatlah meluruskan hatinya; dengan hati yang lurus, akan dapatlah membina dirinya; dengan diri
yang terbina, akan dapat membereskan rumah tangganya; dengan rumah tangga yang beres, akan dapatlah mengatur negerinya; dengan
negeri yang teratur akan dapat dicapai damai di dunia.” Daxue Bab Utama: 5
”Dalam belajar dan berpikir wajib menjadikan hal menggemilangkan kebajikan, mengasihi rakyat, sesama manusia sebagai tujuan akhir,
sebagai tempat hentian, bila sudah diketahui tempat hentian itu, akan diperoleh ketetapan tujuan; setelah diperoleh ketetapan tujuan,
barulah dapat dirasakan ketenteraman, setelah tenteram baharulah dapar berpikir benar; dan dengan berpikir benar baharulah orang
dapat berhasil.” Daxue Bab Utama: 2 ”Belajar dan berpikir semestinya mampu membebaskan kita dari
nafsu-nafsu rendah, ”Tugas telinga dan mata tanpa dikendalikan pikiran, akan digelapkan nafsu-nafsu dari luar. Nafsu-nafsu dari luar
bilamana bertemu dengan nafsu-nafsu di dalam diri mudah saling cenderung. Tugas hati ialah berpikir. Dengan berpikir kita akan berhasil,
tanpa berpikir tidak akan berhasil. Tuhan Yang Maha Esa mengaruniai kita semuanya itu, agar kita lebih dahalu menegakkan bagian yang
besar, sehingga bagian yang kecil itu tidak bisa mengacau.” Mengzi VI A: 15
Pe didika Aga a Kho ghucu da Budi Pekeri u uk SMP kelas VIII| 1
”Pegang teguhlah maka akan terpelihara; sia-siakanlah maka akan musnah. Keluar masuknya tidak berketentuan dan waktu tidak
diketahui di mana tempatnya.” ”Di sini beliau Nabi Kongzi hanya akan mengatakan tentang hati.” Mengzi VI: 8
“Banyak-banyaklah belajar. Pandai-pandailah bertanya. Hati-hatilah memikirkannya. Jelas-jelaslah menguraikannya, dan sungguh-
sungguhlah melaksanakannya.” Zhongyong XIX: 19
”Orang yang tidak mau bertanya, apakah yang harus kulakukan? Apakah yang harus kulakukan? Aku tidak tahu apa yang harus
kulakukan terhadapnya.” Lunyu XV: 16
”Betapa indah bunga Tangdi. Selalu bergoyang menarik. Bukan aku tidak memikirkanmengenangmu, hanya tempatmu terlampau jauh.”
Nabi bersabda, ”Sesungguhnya engkau tidak memikirkannya benar- benar. Kalau benar-benar, apa artinya jauh?” Lunyu IX: 31
”Yang banyak-banyak belajar dan penuh cita semangat; yang suka bertanya dan mawas diri, bertenggang rasa, cinta kasih sudah di
dalamnya.” Lunyu XIX: 6
1 | Kelas VIII SMP
G. Membenci Kepalsuan