Pe didika  Aga a Kho ghucu da  Budi Pekeri u uk SMP kelas VIII|      1
”Kalau  diri  sendiri  tidak  dapat  menempuh  Jalan  Suci,  anak  istri  pun tidak  mau  menempuhnya.  Menyuruh  orang,  kalau  tidak  berlandas
Jalan Suci, biarpun anak istri sendiri tidak akan mau melaksanakan.” Mengzi VII B: 9
”Seorang  yang  dapat  bersikap  tengah,  hendaklah  membimbing orang  yang  tidak  dapat  bersikap  tengah.  Yang  pandai  hendaklah
membimbing  yang  tidak  pandai.  Demikianlah  orang  akan  merasa bahagia mempunyai ayah atau kakak yang bijaksana.” Mengzi IV B: 7
”Tuhan  Yang  Maha  Esa  menjelmakan  rakyat,  menitahkan  agar  yang mengerti lebih dahulu menyadarkan yang belum mengerti; yang  insyaf
lebih  dahulu  menyadarkan  yang  belum  insyaf.  Aku  adalah  rakyat Tuhan Yang Maha Esa yang insyaf lebih dahulu, maka kewajibankulah
dengan  Jalan  Suci  itu  menyadarkan  rakyat.  Kalau  bukan  aku  yang harus menyadarkan, siapakah pula harus diwajibkan? Mengzi. V A: 7
”Seorang  Junzi  melakukan  pekerjaan  lebih  dahulu,  dan  selanjutnya kata-katanya disesuaikan.” Lunyu II: 13
”Seorang  yang  berperi  cinta  kasih  rela  menderita  lebih  dahulu  dan membelakangkan keuntungan.” Lunyu VI: 22
”Kebajikan  itulah  yang  pokok  dan  harta  itulah  yang  ujung.  Bila mengabaikan  yang  pokok  dan  mengutamakan  yang  ujung,  inilah
meneladani rakyat untuk berebut.” Daxue X: 78
D. Mengerti Orang Lain Zhi Ren
Sebagai  manusia  dalam  usahanya  menjadi  seorang  Junzi  mesti me e a   ia a  ra - ra   i ak a a  a   ia a  ra  m aik   e
karena itu, kita perlu mengenal dan memahami orang lain. Dalam hal ini,  kita  tidak  boleh  berprasangka,  dan  sebaliknya  juga  tidak  boleh
hanya percaya apa kata orang.
Nabi bersabda, ”Tidak berprasangka kecurangan orang lain, tidak mencurigai apakah seseorang tidak mempercayai dirinya, tetapi dapat
merasa kalau ada sesuatu yang tidak benar, inilah laku seorang yang bijaksana.” Lunyu XIV: 31
1        | Kelas VIII SMP
Dalam  hal  ini  Nabi  Kongzi  memberi  suri  teladan  agar  kita  dapat lepas  dari  empat  cacat;  ”Tidak  berangan-angan  kosong,  penuh
prasangka; tidak mengharuskan; tidak kukuh pada anggapan sendiri; dan tidak menonjolkan aku.” Lunyu  IX: 4
Renungan ayat
”Tiliklah  latar  belakang  perbuatannya.  Lihatlah  bagaimana  ia  akan mewujudkannya,  dan  selidikilah  kesenangannya.  Dengan  demikian,
bagaimana orang dapat menyembunyikan sifat-sifatnya?” Lunyu II: 10 ”Yang  dibenci  umum  harus  diperiksa,  yang  disukai  umum  harus
diperiksa pula.” Lunyu XV: 28
”Bagaimanakah  tentang  seseorang  yang  disukai  seluruh  penduduk kampungnya?”  ”Itulah  belum  cukup.”  ”Bagaimanakah  tentang
seorang  yang  dibenci  seluruh  penduduk  kampung?”  ”Itupun  belum cukup. Yang sebaik-baiknya ialah, kalau ia disukai orang-orang yang
baik dan dibenci orang-orang yang jahat di kampung itu.” Lunyu XIII: 24
”Seorang Junzi tidak memuji seseorang karena kata-katanya, dan tidak menyia-nyiakan kata-kata karena orangnya.” Lunyu XV: 23
”Kepada  orang-orang  yang  patut  diajak  bicara  tetapi  tidak  mau mengajaknya  bicara,  ini  berarti  kehilangan  orang.  Kepada  orang
yang  tidak  patut  diajak  bicara  tetapi  mengajaknya  bicara,  ini  berarti kehilangan kata-kata. Seorang yang bijaksana tidak akan kehilangan
orang maupun kata-kata.” Lunyu XV: 8
”Jangan khawatir orang tidak mengenalmengerti dirimu, khawatirlah kalau-kalau tidak dapat mengenalmengerti orang lain.” Lunyu I: 26
Pe didika  Aga a Kho ghucu da  Budi Pekeri u uk SMP kelas VIII|      1
E.  Bahagia di dalam Jalan Suci Le Dao