Fakor-faktor Yang Mempengaruhi Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam di Kelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi

(1)

FAKTOR-FAKTOR KEIKUSERTAAN LANSIA DALAM KEGIATAN

SENAM DI KELOMPOK LANSIA MANDIRI KELURAHAN RANTAU LABAN KECAMATAN RAMBUTAN

KOTA TEBING TINGGI

SKRIPSI OLEH LILI PRATIWI

101101010

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2014


(2)

(3)

KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah penulis persembahkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis menyelesaikan skripsi penelitian dengan judul “Fakor-faktor Yang Mempengaruhi Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Di Kelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi”, yang merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan Progaram Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

Penulis ucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, bimbingan, dan dukungan dalam proses menyelesaikan skripsi ini, sebagai berikut;

1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes selaku Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai pembantu Dekan I Fakutas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ismayadi, S.Kep. Ns, M.Kes, CWCCA selaku dosen pembimbing skripsi penulis yang selalu sabar untuk membimbing, memberikan saran dan perbaikan berharga juga mengarahkan penulis dalam proses penulisan skripsi.

4. Ibu Sri Eka Wahyuni, S.Kep.Ns, M.Kep. sebagai dosen penguji I dan Ibu Evi Karota Bukit S.Kp, MNS sebagai dosen penguji II yang dengan teliti memberikan masukan berharga dalam penyelesaian skripsi ini.


(4)

4. Bapak Lurah Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi yang telah memberikan saya izin untuk melakukan survey awal.

6. Bapak Ketua Kelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau laban KecamatanRambutan Kota Tebing Tinggi yang telah memebrikan informasi mengenai senam lansia di kelompok tersebut yang akan digunakan untuk kepintingan skripsi ini.

7. Teristimewa kepada Ayahanda Muliyono dan ibunda S.F.Masyitah tercinta. Terima kasih tiada tara penulis persembahkan untuk doa yang tiada hentinya, dukungan moril maupun materil, nasehat, kasih sayang, cinta dan perhatian, dan pengorbanan serta motivasi yang tulus untuk kelancaran penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

8. Adik-adik tersayang Diba Sari Putri dan Ira Syafira yang selalu mendoakan dan member dukungan kepeda penulis.

9. Sahabat-sahabat tercinta yang tidak bisa disebutkan satu persatu namanya yang selalu memberikan support dan semangat yang tiada habisnya dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Teman-teman sejawat dan seperjuangan KBK 2010 yang selalu memberikan bantuan, motivasi, partisipasi, dan saran-saran kepda penulis dalam menyelesaikan proposal penelitian ini.

Semoga Allah SWT selalu mencurahkan rahmat dan karunianya pada semua pihak yang telah banyak membantu penulis. Harapan penulis semoga skripsi ini


(5)

bermanfaat demi kemajuan ilmu pengatahuan di dunia kesehatan khususnya di dunia keperawatan

Medan, juli 2014

Penulis


(6)

Halaman Judul.... ... i

Halaman Pengesahan.... ... ii

Kata Pengantar.... ... iii

Daftar Isi.... ... iv

Daftar Skema ... vii

Daftar Tabel ... viii

Abstak... ... ix

BAB 1. PENDAHULUAN ... 1

1. Latar Belakang ... 1

2. Rumusan Masalah ... 4

3. Tujuan Penelitian ... 4

4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ... 7

1. Lansia ... 7

1.1 Defenisi Lansia………… ... ... 6

1.2 Klasifikasi lansia ... 6

1.3 Karakteristik Lansia .. ... 8

1.4 Perubahan Akibat Proses Menua. ... 9

1.5 Pencegahan Penyakit……. ... 10

1.5.1. Pencegahan Primer ... …… 11

1.5.2. Pencegahan Sekunder ... 11

1.5.3. Pencegahan Tersier ... 11

2. Senam lansia... ... 12


(7)

2.2 Manfaat Senam Lansia. ... 13

2.3 Prinsip Senam Lansia. ... 14

2.4 Dosis Lantihan.. ... 15

2.5 Prinsip Program Latihan Fisik (senam... ... 15

2.6 Pakaian Senam... 16

3. Faktor-fakor Yang Mempengaruhi Keikutsertaan Lansia Dalam kegiatan senam.. ... .. 16

3.1 Teori Lawrence Green... .. 17

3.1.1. Faktor Predisposisi.. ... .. 18

3.1.2 Faktor Pendukung.. ... .. 20

3.1.3 Faktor Pendorong.. ... .. 23

BAB 3. KERANGKA PENELITIAN ... 24

1. Kerangka Konsep ... 24

2. Definisi Operasional ... 25

BAB 4. METODOLOGI PENELTIAN ... 26

1. Desain Penelitian ... 26

2. Populasi dan Sampel ... 27

3. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 28

4. Pertimbangan Etik ... 29

5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas-Reliabilitas ... 29

5.1. Instrumen Penelitian ... 30

5.2. Validitas Intrumen ... 31

5.3. Reliabilitas Instrumen ... 32

6. Proses Pengumpulan Data ... 33


(8)

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN……….. 35

1. Hasil Penelitian………. 35

2. Pembahasan……….. 46

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN……….... 53

1. Kesimpulan……….. 53

2. Saran……… 54

Daftar Pustaka………... 56 Lampiran-Lampiran

1. Inform Consent

2. Jadwal Tentatif Penelitian 3. Taksasi Dana Penelitian 4. Instrument Penelitian 5. Surat Izin Penelitian

6. Hasil Uji Validitas Dan Realibilitas Instrument 7. Riwayat Hidup


(9)

DAFTAR SKEMA

Skema 1. Kerangka konseptual Faktor-faktor Yang Memepengaruhi Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam “ Berdasarkan Teori Perliaku Green (1980)”……… 23


(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Defenisi Operasional………..24 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Dan Persentase Karakteristik Responden (n=30)

………36

Tabel 3 Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Di Kelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi (n=30)……….37

Tabel 4 Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Di Kelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi Berdasarkan Aspek Pengetahuan (n=30)………38

Tabel 5 Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Di Kelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi Berdasarkan Aspek Fasilitas Kesehatan (n=30)………..39

Tabel 6 Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Di Kelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi Berdasarkan Aspek Letak Pelayanan Kesehatan (n=30)……….41

Tabel 7 Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Di Kelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota


(11)

Tebing Tinggi Berdasarkan Aspek Peran Petugas Kesehatan (kader) (n=30)……….42

Tabel 8 Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Di Kelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi Berdasarkan Aspek Peran Keluarga (n=30)……….44


(12)

Judul : Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Di Kelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

Nama Mahasiswa : Lili Pratiwi

NIM : 101101010

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia juga akan menimbulkan berbagai masalah seperti masalah kesehatan, untuk mengatasi masalah terserbut pemerintah membuat program kegiatan kelompok lansia yang salah satu kegiatannya adalah senam lansia yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia Mandiri. Penelitian ini mengunakan desain penelitian deskriptif dan dilaksanakan mulai tanggal 8 maret sampai 22 maret 2014 dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi. Metode pengambilan sampel adalah convenience sampling yaitu lansia yang ada pada saat itu, dengan jumlah populasi 118 dan sampel 30 orang. Hasil penelitian 5 faktor yaitu faktor pengetahuan tentang keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam diperoleh hasil pengetahuan lansia dalam kategori baik (90%) dan kategori cukup (10%), faktor fasilitas kesehatan dalam kategori baik (70%) dan dalam kategori cukup (30%), faktor letak pelayanan kesehatan dalam kategori baik (70%) dan dalam kategori cukup (30%), faktor peran petugas kesehatan dalam kategori baik (83,3%) dan kategori cukup (16,7%) dan peran keluarga dalam kategori baik (73,3%) dan kategori cukup (26,7%). Kesimpulan kelima faktor dalam kategori baik dan cukup tidak ada faktor dalam kategori kurang. Persentase tertinggi adalah faktor pengetahuan yaitu sebanyak (90%). Saran bagi peneliti selanjutnya untuk melihat faktor yang mempengaruhi keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam.

Abstrak


(13)

Title :Factors of the Elderly Participationin Gymnastics Activities in Mandiri Elderly Community in Village of Rantau Laban District of Rambutan Town of Tebing Tinggi

Student Name : Lili Pratiwi Student Number : 101101010

Department : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2014

Abstract

The increasing number of the elderly population will also cause various problems such as health problem to overcome that problem the government makes an activity program for elderly community with some activities, one of which is the elderly gymnastics which is aimed to increase the health degree of the elderly. The purpose of this research is to identify factors of the elderly participation in gymnastic activities in Mandiri elderly community. This research uses descriptive research design and is conducted from March 8th until March 22nd 2014 in Mandiri Elderly Community in Village of Rantau Laban District of Rambutan Town of Tebing Tinggi. Its sampling method is convenience sampling, that is the existing elderly at the time, with the number of population 118 and sample 30 persons. The result of research on 5 factors is; for factor of knowledge about participation of elderly in the gymnastic activity it is obtained that the knowledge of the elderly is in good category (90%) and moderate category (10%), for factor of the health facilities is in good category (70%) and moderate category (30%), for factor of health service setting is in good category (70%) and moderate category (30%), for factor of the health workers role is in good category (83,3%) and moderate category (16,7%), and the role is in good category (73,3%) and moderate category (26,7%). The conclusion of those five factors is in good and moderate category, no factors in bad category. The highest percentage is factor of knowledge, that is (90%). An advice for the next researcher is to find the factors that influence the participation of elderly in gymnastics activities.


(14)

Judul : Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Di Kelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

Nama Mahasiswa : Lili Pratiwi

NIM : 101101010

Jurusan : Sarjana Keperawatan (S.Kep)

Tahun : 2014

Meningkatnya jumlah penduduk lanjut usia juga akan menimbulkan berbagai masalah seperti masalah kesehatan, untuk mengatasi masalah terserbut pemerintah membuat program kegiatan kelompok lansia yang salah satu kegiatannya adalah senam lansia yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan lansia. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia Mandiri. Penelitian ini mengunakan desain penelitian deskriptif dan dilaksanakan mulai tanggal 8 maret sampai 22 maret 2014 dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi. Metode pengambilan sampel adalah convenience sampling yaitu lansia yang ada pada saat itu, dengan jumlah populasi 118 dan sampel 30 orang. Hasil penelitian 5 faktor yaitu faktor pengetahuan tentang keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam diperoleh hasil pengetahuan lansia dalam kategori baik (90%) dan kategori cukup (10%), faktor fasilitas kesehatan dalam kategori baik (70%) dan dalam kategori cukup (30%), faktor letak pelayanan kesehatan dalam kategori baik (70%) dan dalam kategori cukup (30%), faktor peran petugas kesehatan dalam kategori baik (83,3%) dan kategori cukup (16,7%) dan peran keluarga dalam kategori baik (73,3%) dan kategori cukup (26,7%). Kesimpulan kelima faktor dalam kategori baik dan cukup tidak ada faktor dalam kategori kurang. Persentase tertinggi adalah faktor pengetahuan yaitu sebanyak (90%). Saran bagi peneliti selanjutnya untuk melihat faktor yang mempengaruhi keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam.

Abstrak


(15)

Title :Factors of the Elderly Participationin Gymnastics Activities in Mandiri Elderly Community in Village of Rantau Laban District of Rambutan Town of Tebing Tinggi

Student Name : Lili Pratiwi Student Number : 101101010

Department : Bachelor of Nursing (S.Kep)

Year : 2014

Abstract

The increasing number of the elderly population will also cause various problems such as health problem to overcome that problem the government makes an activity program for elderly community with some activities, one of which is the elderly gymnastics which is aimed to increase the health degree of the elderly. The purpose of this research is to identify factors of the elderly participation in gymnastic activities in Mandiri elderly community. This research uses descriptive research design and is conducted from March 8th until March 22nd 2014 in Mandiri Elderly Community in Village of Rantau Laban District of Rambutan Town of Tebing Tinggi. Its sampling method is convenience sampling, that is the existing elderly at the time, with the number of population 118 and sample 30 persons. The result of research on 5 factors is; for factor of knowledge about participation of elderly in the gymnastic activity it is obtained that the knowledge of the elderly is in good category (90%) and moderate category (10%), for factor of the health facilities is in good category (70%) and moderate category (30%), for factor of health service setting is in good category (70%) and moderate category (30%), for factor of the health workers role is in good category (83,3%) and moderate category (16,7%), and the role is in good category (73,3%) and moderate category (26,7%). The conclusion of those five factors is in good and moderate category, no factors in bad category. The highest percentage is factor of knowledge, that is (90%). An advice for the next researcher is to find the factors that influence the participation of elderly in gymnastics activities.


(16)

BAB 1 PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Keberhasilan pemerintah dalam Pembangunan Nasional, bisa dikatakan berhasil dan mewujudkan hasil yang positif di berbagai bidang. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dengan adanya kemajuan ekonomi, ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama dalam bidang medis, ilmu kedokteran dan keperawatan. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peningkatan umur harapan hidup, yang berarti bertambah pula populasi lanjut usia (lansia) (Widyastuti, 2013).

Sejak tahun 1950, penduduk lansia Amerika yang berusia 65 tahun ke atas telah bertambah dua kali, dan penduduk lansia yang lemah berusia 85 tahun ke atas telah bertambah lebih dari empat kali lipat. Tahun 2002 penduduk usia lanjut di seluruh dunia diperkiran sebanyak 426 juta, jumlah ini akan terus meningkat hampir dua kali lipat pada tahun 2025 yaitu sekitar 828 juta jiwa (Notoatmodjo, 2007).

Data Badan Pusat Statistik menunjukkan jumlah penduduk lanjut usia diatas 60 tahun di provinsi sumatera utara mengalami peningkatan dari sebesar 554.765 juta (4,65%) pada tahun 2005 meningkat menjadi sebesar 765.822 jiwa (5,9%) pada tahun 2010. Sementara menurut Badan Pusat Statistik Kota medan berdasarkan sensus penduduk 2010 jumlah penduduk lanjut usia di Kota mencapai 117.216 orang (5,9%) yang meningkat jumlahnya dari tahun 2005 sebesar 77.837 orang (3,85%).


(17)

kehidupan yang tidak dapat dihindarkan dan akan dialami oleh setiap individu. Usia lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan. Sedangkan menurut pasal 1 ayat (2),(3),(4) UU No.13 tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang mencapai usia lebih dari 60 tahun( Maryam, 2008). Secara individu, memasuki tua berarti terjadi proses penuaan secara ilmiah, hal ini menimbulkan masalah fisik, mental, sosial,berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan mereka, sehingga menyebabkan kebutuhan terhadap pelayanan kesehatan ( Notoatmodjo, 2007).

Upaya- upaya untuk mempertahankan kesehatan pada lansia dapat dilakuakan degan berbagai cara; preventif, kuratif, dan rehabilitatif. Salain itu upaya yang dilakukan adalah dengan cara promotif, yaitu dengan cara peningkatan kesehatan pada lansia yang salah satunya dapat dilakukan dengan olah raga atau senam secara

teratur (Ekasari dkk, 2005).

Senam lansia adalah serangkaian gerak nada yang teratur dan terarah serta terencana yang diikuti oleh orang lanjut usia yang dilakukan dengan maksud meningkatkan kemampuan fungsional raga untuk mencapai tujuan tersebut (dalam Agustina, 2010).

Berdasarkan hasil penelitian Agustina (2010) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik senam lansia dipanti werda (PSTW), bahwa sebanyak 70 responden menunjukkan jenis kelamin yang paling banyak perempuan sebesar 65,7%, rata-rata berusia 74 tahun, rata-rata tidak berpendidikan sebesar 42%, dukungan untuk melakukan senam yang berasal dari teman dan petugas kesehatan sebesar


(18)

51,4%, memiliki pengetahuan cukup baik sebesar 48,6% dan memiliki sikap positif sebesar 61,4%, yang rutin mengikuti senam sebesar 38,6%, dan yang tidak rutin mengikuti senam 61,4%.

Berdasarkan hasil tersebut faktor sikap yang berhubungan dengan praktik senam lansia. Hasil penelitian Lestari (2011), faktor yang berpengaruh terhadap keaktifan kunjungan lansia ke posyandu yaitu umur, tidak bekerja, sikap yang baik, fasilitas yang baik, pelayanan kader dan petugas kesehatan yang baik, peran keluarga yang baik, faktor yang tidak berpengaruh yaitu tingkat pendidikan, kondisi sosial ekonomi, pengatahuan, akses, peran sosial lansia.

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di kelompok lansia mandri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi, diperoleh informasi dari ketua kelompok lansia mandiri menyebutkan bahwa senam lansia dilakukan setiap hari sabtu pukul 7.30-9.00 WIB. Hasil wawancara yang dilakukan pada ketua kelompok lansia ini, kelompok lansia ini merupakan kelompok terbaik di kota ini, kelompok lansia ini juga pernah memenangkan perlombaan kelompok lansia tingkat propinsi dan di nasional menjadi pemenang favorit. Senam lansia pada kelompok ini juga sudah lama berlangsung sejak januari 2010 sampai saat ini. Hasil wawancara kepada beberapa anggota kelompok lansia mandiri, ketidakaktifan lansia dalam mengikuti senam karena kondisi kesehatan, faktor ekonomi, sehingga lansia malas mengikuti kegiatan senam.


(19)

Berdasarkan uraian diatas peneliti tertarik meneliti “faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam di kelompok lansia mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi”.

2. PERTANYAAN PENELITIAN

Bagaimana faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia mandiri Kelurahan Raban Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi?

3. TUJUAN PENELITIAN 3.1. Tujuan

Mengidentifikasi faktor-faktor keikusertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi

3.2. Tujuan Khusus

3.2.1. Mengidentifikasi faktor pengetahuan dalam keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

3.2.1. Mengidentifikasi faktor fasilitas kesehatan dalam keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.


(20)

3.2.1. Mengidentifikasi faktor letak pelayanan kesehatan dalam keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

3.2.1. Mengidentifikasi faktor peran petugas kesehatan (kader) dalam keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi. 3.2.1. Mengidentifikasi faktor peran keluarga dalam keikutsertaan lansia

dalam kegiatan senam dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

4. MANFAAT PENELITIAN 4.1. Bagi Kelompok Lansia

Memberikan masukan dan informasi secara objektif mengenai faktor-faktor lansia dalam mengikuti kegiatan senam lansia sehingga dapat meninggkatkan keberhasilan kegiatan senam lansia.

4.2. Bagi Institusi Pendidikan Keperawatan.

a. Memberikan informasi khususnya kepada perawat gerontik mengenai faktor-faktor keikutsertaan lansia dengan senam lansia.

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai rujukan tambahan untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat.


(21)

4.3. Bagi Peneliti

Menambah wawasan mengenai faktor-faktor lansia dalam mengikuti kegiatan senam lansia sebagai usaha peningkatan kesehatan lansia.

4.4 Bagi Keluarga

Menambah wawasan bagi keluarga yang memiliki lansia dan juga memberikan informasi kepada keluarga mengenai faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia.


(22)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

1. LANSIA 1.1. Defenisi Lansia

Usia Lanjut dikatakan sebagai tahap akhir perkembangan pada daur kehidupan manusia (Keliat, 1999 dalam Maryam, 2008). Menurut pasal 1 ayat (2), (3), (4) UU No 13 tahun 1998 tentang kesehatan dikatakan bahwa usia lanjut adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun. Sedangkan menurut Potter & Perry (2005), masa dewasa tua (lansia) di mulai setelah pensiun, biasanya antara usia 61 dan 75 tahun.

1.2. Klasifikasi Lansia

Lima klasifikasi pada lansia (Maryam, 2008). a. Pralansia (presenilis)

Seseorang yang berusia 45-59 tahun. b. Lansia

Seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih. c. Lansia resiko tinggi

Seseorang yang berusia 70 tahun atau lebih/seseorang yang berusia 60 tahun atau lebih dengan masalah kesehatan.


(23)

d. Lansia potensial

Lansia yang masih mampu melakukan kegiatan dan/ atau kegiatan yang dapat menghasilkan barang/jasa.

e. Lansia tidak potensial

Lansia yang tidak berdaya mencari nafkah, sehingga hidupnya bergantung pada bantuan orang lain.

1.3. Karakteristik Lansia

Menurut Maryam (2008), lansia memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Berusia lebih dari 60 tahun (sesuai dengan pasal 1 ayat (2) UU No. 13 tentang kesehatan).

b. Kebutuhan dan masalah yang bervariasi dari rentang sehat sampai sakit, dan kebutuhan biopsikososial sampai spiritual, serta dari kondisi adaptif hingga

kondisi maladaptif.

c. Lingkungan tempat tinggal yang bervariasi.

1.4. Perubahan Akibat Proses Menua

Penuaan atau proses terjadinya tua adalah suatu proses menghilangnya secara perlahan-lahan kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri dan mempertahankan fungsi normalnya sehingga mudah untuk terinfeksi serta memperbaiki kerusakan yang diderita (Nugroho, 2008). Menjadi tua bukanlah suatu penyakit atau sakit, tetapi


(24)

suatu proses perubahan di mana kepekaan bertambah atau batas kemampuan beradaptasi menjadi berkurang yang sering dikenal dengan geriatric giant, di mana lansia akan mengalami 13 i, yaitu imobilisasi; instabilitas (mudah jatuh); intelektualitas terganggu (demensia); isolasi (depresi); inkontinensia; impotensi; imunodifisiensi; infeksi mudah terjadi; impaksi (konstipasi); iatrogenesis (kesalahan diagnosis); insomnia; impairment of (gangguan pada); penglihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, komunikasi, dan integritas kulit, inaniation (malnutrisi) (Darmojo, 2004 dalam Maryam, 2008). Perubahan yang terjadi pada lansia meliputi perubahan fisik, sosial, dan psikologis (Maryam, 2008).

a. Perubahan Fisik

Perubahan fisik lansia menurut Maryam (2008)

Perubahan fisik lansia meliputi perubahan sel, jumlah berkurang, ukuran membesar, cairan tubuh menurun, dan cairan intraseluler menurun; kardiovaskuler, kemampuan memompa darah menurun, elastisitas pembuluh darah menurun, serta meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer sehingga tekanan darah meningkat; respirasi, elastisitas paru meningkat, kapasitas residu meningkat sehingga menarik nafas lebih berat, kemampuan batuk menurun, serta terjadi penyempitan pada bronkus; persarafan, saraf pancaindra mengecil sehingga fungsinya menurun serta lambat dalam merespon dan waktu bereaksi khususnya yang berhubungan dengan stress; muskuloskletal, cairan tubuh menurun sehingga mudah rapuh, bungkuk, kram, tremor, persendian membesar dan menjadi kaku; gastrointestinal, asam lambung menurun, lapar menurun, ukuran lambung dan peristaltik menurun; genitouriaria,


(25)

ginjal mengecil, aliran darah keginjal menurun; vesika urinaria, otot-otot melemah, retensi urin; vagina, selaput lender mongering, sekresi menurun; pendengaran, gangguan pendengaran; penglihatan, lapang pandang menurun dan katarak; endokrin, produksi hormone menurun; kulit, rambut memutih, kelenjar keringat menurun, kuku keras dan rapuh; belajar dan memori, kemampuan belajar masih ada tapi relative menurun.

b. Perubahan Sosial

Perubahan sosial lansia menurut Maryam (2008)

Perubahan sosial lansia yaitu; keluarga, kesendirian dan kehampaan; teman, ketika lansia lainnya meninggal maka akan muncul perasaan kapan akan meninggal; pensiun, kalau menjadi PNS aka nada tabungan (dana pensiun); ekonomi, kesempatan untuk mendapatkan perekerjaan yang cocok bagi lansia dan income security; rekreasi, untuk ketenangan batin; keamanan, jatuh terpeleset; agama, melakukan ibadah. c. Perubahan Psikologis

Perubahan psikologis lansia menurut Maryam (2008).

Perubahan psikologis pada lansia meliputi short term memory, frustasi, kesepian,takut kehilangan kebabasan, takut menghadapi kematiaan, perubahan keinginan, depresi, dan kecemasan.

1.5. Pencegahan Penyakit

Menurut Maryam (2008), pencegahan (preventif) meliputi pencegahan primer, sekunder


(26)

1.5.1. Pencegahan Primer

Melakukan pencegahan primer, meliputi pencegahan pada lansia sehat, tidak ada penyakit, dan promosi kesehatan.

Jenis pelayanan pencegahan primer adalah sebagai berikut. a. Program imunisasi, misalnya vaksin influenza.

b. Konseling, misalnya berhenti merokok dan minum beralkohol. c. Dukungan nutrisi

d. Ecercise, misalnya senam

e. Keamanan di dalam dan sekitar rumah.

1.5.2 Pencegahan Sekunder

Melakukan pencegahan sekunder, meliputi pemeriksaan terhadap penderita tanpa gejala, dari awal penyakit hingga terjadi gejala penyakit belum tampak secara klinis, dan mengidap faktor resiko.

Jenis pelayanan pencegahan sekunder antara lain sebagai berikut. a. Kontrol hipertensi

b. Deteksi dan pengobatan kanker c. Papsmer, pemeriksaan rectal.


(27)

Melakukan pencegahan tersier, dilakukan sesudah terdapat gejala penyakit dan cacat, mencegah cacat bertambah dan ketergantungan, serta perawatan bertahap. Jenis pelayanan pencegahan tersier adalah sebagai berikut; Mencegah berkembangnya gejala dengan memfasilitasi rehabilitasi dan membatasi ketidakmampuan akibat kondisi kronis, misalnya oesteoporosis atau inkontinensia urin.

Berdasarkan penjelasan diatas, telah dijalaskan bahwa proses menua merupakan proses terus-menerus/ berkelanjutan secara alamiah dan umumnya dialami oleh semua makhluk hidup, misalnya dengan terjadinya kehilangan jaringan pada otot, susunan saraf, dan jaringan lain. Kecepatan proses menua setiap individu pada organ tubuh tidaklah sama. Salah satu cara yang dapat memperlambat proses penuaan adalah dengan melakukan senam. Keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam adalah merupakan cara pencegahan primer yang dapat dilakukan untuk memperlambat proses penuaan karena senam memiliki banyak manfaat.

2. SENAM LANSIA

2.1. Defenisi

Senam adalah gerakan badan dengan gerakan tertentu (kamus bahasa Indonesia,1999). Lansia adalah seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun (maryam, 2008). Jadi senam lansia adalah gerakan badan dengan gerakan tertentu yang dilakukan oleh seseorang yang telah mencapai usia lebih dari 60 tahun.


(28)

2..2. Manfaat Senam Lansia

Menurut Maryam (2008), manfaat melakukan senam secara teratur dan benar dalamjangka waktu yang cukup adalah sebagai berikut:

a. Mempertahankan atau meningkatkan taraf kesegaran jasmani yang baik. b. Memperlambat proses degenerasi karena perubahan usia.

c. Daya tahan tubuh meningkat.

d. Membentuk kondisi fisik (kekuatan otot, kelenturan, keseimbangan, ketahanan, keluwesan, dan kecepatan).

e. Membentuk berbagai sikap kejiwaan ( membentuk keberanian, kepercayaan diri, kesiapan diri, dan kesanggupan bekerja sama).

f. Meningkatkan kesehtan mental, mengurangi ketegangan dan sters.

g. Memupuk rasa tanggung jawab terhadap kesehatan diri sendri dan masyarakat. h. Memberikan rangsangan bagi saraf-saraf yang lemah.

2.3. Prinsip-Prinsip Senam Lansia

Menurut Pujiastuti (2003), prinsip- prinsip senam adalah sebagai berikut: a. Gerakan Pemanasan

Pemanasan bertujuan untuk memberi dorongan hasrat agar bersemangat, memanaskan jaringan tubuh agar tidak kaku akibat lama tidak bergerak dan mencegah cedera yang mungkin timbul akibat gerakan lanjut. Pemansan akan


(29)

meningkatkan denyut jantung, tekan darah, konsumsi oksigen, dilatasi pembuluh darah. Gerakan dimulai dari bagian proksimal ked distal, tidak membebani sendi, dan disertai peregangan.

b. Gerakan Inti

Gerakan inti sangat bergantung pada sasaran latihan yang diinginkan. lamanya gerakan inti kurang lebih berlangsung 20-39 menit atau di sesuaikan dengan tujuan. Gerakan inti bertujuan untuk meningkatkan kebugaran, meningkatkan kekuatan otot, meningkatkan daya tahan tubuh, meningkatkan kelenturan sendi, dan meningkatkan ketangkasan/keterampilan.

c. Gerakan Pendinginan

Gerakan pendinginan dapat menurunkan kerja jantung secara perlahan dan keseluruhan proses metabolisme yang meningkat selama latihan. Keuntungan pendinginan, yaitu mencegah penggumpalan darah dalam vena, mencegah kekakuan dan nyeri otot.

2.4. Dosis latihan

Menurut Pujiastuti (2003), Secara umum dosis latihan dijabarkan sebagai berikut.

a.. Frekuensi

Dilakukan tiga atau lima kali per minggu. Untuk meningkatkan kebugaran jantung paru minimal harus berlatih tiga kali dalam seminggu.


(30)

Bagi pemula intensitas yang dianjurkan adalah 50-60% dari VO2 maks. Untuk

meningkatkan kebugaran jantung paru. American College Of Sports (ACSM) menganjurkan latihan dengan intensitas 60-90% dari denyut jantung maksimal. c. Durasi

Untuk mendapatkan hasil yang bermanfaat bagi kebugaran jantung paru, berlatih pada zona latihan selama 15-30 menit dan diakhiri dengan pendinginan selama 5-10 menit.

d. Macam

Untuk mendapat kebugaran jasmani yang adekuat, jenis latihan harus disesuaikan dengan manfaat yang diharapkan. Misalnya senam Tai Chi Chuan (TC) adalah salah satu bentuk latihan fisik yang menggabungkan latihan pernafasan, relaksasi, dan struktur gerakan yang pelan dan lamban yang mempunyai manfaat tinggi bagi lansia.

2.5. Prinsip Program Latihan Fisik (Senam)

Menurut Maryam (2008), program latihan fisik (senam) mempunyai prisip sebagai berikut.

a. Membantu tubuh agar tetap bergerak. b. Menaikan kemampuan daya tahan tubuh.

c. Memberikan kontak psikologis dengan sesame sehingga tidak merasa terasing. d. Mencegah terjadinya cedera.


(31)

2.6. Pakaian Senam

Menurut Pujiastuti (2003), pakaian yang digunakan sebaikanya mempertimbangkan hal-hal berikut.

a. Tidak menghalangi gerakan (ketat/kendur). b. Cukup ventilasi.

c. Mudah menyerap keringat, d. Tampak rapi dalam penampilan. e. Bahan katun murni.

f. Sepatu datar supaya tidak menghalangi peregangan betis.

3. FAKTOR-FAKTOR KEIKUTSERTAAN LANSIA DALAM

KEGIATAN SENAM

Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk dibatasi karena perilaku merupakan resultasi dari berbagagi faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan). Pada garis besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek yaitu, aspek fisik, psikis, dan sosial, Akan tetapi dari ke 3 asspek tersebut sulit untuk dipastikan aspek mana yang paling mempengaruhi perilaku manusia.

Secara lebih terinci perilaku manusia merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan, seperti pengetahuan, keinginan, kehendak minat, motivasi, presepsi, sikap dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010).


(32)

Beberapa teori telah dicoba untuk mengungkapkan derminan perilaku berangkat dari analisi faktor faktor yang mempengaruhi perilaku, khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan antara lain teori Lawrence Green (1980).

3.1. Teori Lawrence Green

Lawrence Green mencoba mengenalisis perilaku manusia, ia mengatakan bahwa kesehatan individu/masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu, faktor perilaku dan faktor diluar perilaku (non-perilaku) (Noorkasiani, 2009). Selanjutnya faktor perilaku itu sendiri ditentukan oleh tiga kelompok faktor, yakni :

3.1.1 Faktor Predisposisi

Faktor predisposisi merupakan faktor pencetus yang berfungsi untuk memotivasi individu atau kelompok untuk melakukan tindakan yang terwujud diataranya pengetahuan.

1. Pengetahuan

pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni pengelihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu pengindraan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas pengetahuan presepsi terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003).

Pada dasarnya seseorang menggunakan jasa pelayanan kesehatan dipengaruhi perilakunya yang terbentuk antara lain dari pengetahuannya. Kencendrunagn


(33)

seseorang untuk tidak memanfaatkan pelayanan kesehatan didasari oleh pengetahuan orang yang bersangkutan akan pengatahuan yang berhubungan dengan suatu program maupun dengan pelayanan kesehatan tersebut. Sementara itu jumlah pengetahuan yang ada pada setiap orang yang terbentuk dari seberapa jauh orang tersebut mendapatkan informasi yang berkaitan dengan masalah kesehatan (Tukiman, 1994). Berdasrkan hasil penelitian Fratika (2013), pengatahuan berpengaruh terhadap pemanfaatan pelayanan kesehatan.

Berdasarkan hasil penelitian Zuraidah (2006), tingkat pengetahuan lansia tentang senam lansia adalah 56,9% yang dapat dikatagorikan dalam tingkat pengetahuan cukup.

Pengetahuan seseorang tentang suatu objek mengandung dua aspek yaitu, aspek positif dan aspek negatif. Kedua aspek ini akan mementukan sikap seseorang semakin banyak aspek positf dan objek yang diketahui, maka akan menimbulkan sikap makin positif terhadap objek tertentu (Wawan, 2011).

Semakin banyak informasi yang diterima oleh masyarakat tentang pelayanan kesehatan semakin baik presepsi terhadap pelayanan kesehatan tersebut.

Pengetahuan individu tentang pentingnya untuk mempertahankan kesehatan juga diperlukan agar individu memiliki presepsi yang positif terhadap pelayanan kesehatan, sehingga seseorang mau memanfaatkan pelayanan kesehtan yang ada dengan optimal (Effendy, 1998).


(34)

3.1.2. Faktor Pendukung

Faktor-faktor yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas atau sarana-saran kesehatan misalnya, puskesmas dan sebagainya.

1. Fasilitas Kesehatan

Menurut UUD No.36 Tahun 2009 tentang kesehtan fasilitas kesehatan adalah suatu alat dan /atau tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan, baik promotif, preventif, maupun rehabilitatif yang dilakukan oleh pemerintah, pemerintah daerah, dan /atau masyarakat.

Sarana dan prasarana untuk kelancaran pelaksanaan kegiatan di kelompok lanjut usia, dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang, antara lain; tempat kegiatan (gedung, ruangan atau tempat terbuka); meja kursi; alat tulis; buku pencatatan (buku register bantu); kit lanjut usia, yang berisi, timbangan dewasa, meteran pengukuran tinggi badan, stetoskop, tensimeter, peralatan laboraturium sederhana, termometer; kartu menuju sehat (KMS) lanjut usia; buku pedoman pemeliharaan kesehatan (BPPK) lanjut usia.

2. Letak Pelayanan Kesehatan

Letak pelayanan kesehatan yang dimaksud disini adalah jarak ke tempat pelayanan kesehatan. Jarak dalam hal ini diartikan secara fisik yakni berapa jauh lokasi tempat tinggal dengan lokasi pelayanan dalam satuan kilometer. Pelayanan kesehatan yang lokasinya terlalu jauh dari daerah tempat tinggal tentu tidak mudah dicapai. Apabila keadaan ini sampai terjadi, tentu tidak akan memuaskan pasien.


(35)

Semakin jauh jarak kelokasi fasilitas pelayanan kesehatan, maka semakin rendah pemanfaatan pelayanan kesehatan. Hasil penelitian Henniwati (2008), menunjukkan bahwa jarak tempat tinggal lansia ke tempat pelayanan mempengaruhi lansia dalam memanfaatkan pelayanan kesehatan. Semakin mudah pelayanan kesehatan untuk dijangkau maka semakin sering lansia menggunakan pelayanan kesehatan tersebut (Pertiwi, 2013).

Jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia mudah menjangkau posyandu tanpa terus mengalami kelelahan atau kecelakaan fisik karena penurunan daya tahan atau kekuatan fisik tubuh. Kemudahan dalam menjangkau lokasi posyandu ini berhubungan dengan keamanan atau kecelakaan bagi lansia. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah yang lebih serius, maka hal ini dapat mendorong minat atau motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu salah satunya senam (Pertiwi, 2013).

3.1.3 Faktor Pendorong

Faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan prilaku petugas kesehtan atau yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

1. Peran Petugas Kesetahan.

Petugas kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan professional dibidang kesehtan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan


(36)

maupun tidak, yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam upaya kesehatan.

Menurtut WHO (1998) kader kesehatan adalah laki-laki atau wanita yang dipilh oleh masyarakat dekat dengan tempat-tempat pemberi pelayanan kesehatan. Kader adalah anggota masyarakat yang dipilih dari dan oleh masyarakat, mau dan mampu bekerja bersama dalam berbagai kegiatan kemasyarakatan secara sukarela.

Kader posyandu lansia mempunyai peran yang penting karena merupakan penyedia pelayanan kesehatan (health provider0 yang setiap bulannya bertugas di posyandu membantu petugas kesehatan saat ada pelakasanaan kegiatan posyandu lansia di wilayahnya (Departeman Kesehatan RI, 2006). Secara umum kader posyandu lansia mempunyai tiga peran (role), yaitu 1) sebagai pelaksanan, 2) sebagai pengelola dan 3) sekaligus dapat berperan sebagai penggunan posyandu lansia, khususnya kader yang sudah memasuki lanjut usia (fallen dan budi Dwi K, 2010).

Peran anggota masyarakat (kader) adalah sebagai motivator atau penyuluh kesehatan yang membantu para petugas kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perilaku hidup sehat dan memotivasi mereka untuk melakukan tindakan pencegahan penyakit dengan menggunakan sarana kesehatan yang ada (Sarwono, 2004). Menurut WHO kader masyarakat merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting dalam pelayanan kesehatan di masyarakat. Menurut Depkes RI, (2003) peran kader posyandu lansia, menyiapkan alat dan bahan, melaksanakan pembagian tugas, menyiapkan materi/media penyuluhan, mendaftar lansia, mencatat kegiatan sehari-hari lansia, mengajak usia lanjut untuk hadir dan


(37)

berpartisipasi dalam kegiatan kelompok usia lanjut, menggali dan menggalan sumber daya termasuk pendanaan yang bersumber masyarakat, membuat catatan kegiatan posyandu.

2. Peran Keluarga

Peran keluarga adalah tingkah laku yang dilakukan seseorang dalam kontek keluarga. UU kesehatan No.23 tahun 1992 pasal 5 menyebutkan setiap orang berkewajiban untuk ikut serta dalam meningkatkan dan memelihara derajat kesehatan perorangan, keluarga dan lingkungan.

Menurut Maryam (2008), dalam melakukan perawatan pada lansia, setiap anggota keluarga memiliki peran yang sangat penting, ada beberapa hal yang dapat dilakukan oleh anggota keluarga dalam melaksanakan peranannya terhadap lansia yaitu, melakukan pemberian terarah, mempertahankan keluaraga, memberi kasih sayang, menghormati dan menghargai, bersikap sabar dan bijaksana terhadap perilaku lansia, memberi dorongan untuk tetap mengikuti kegiatan-kegiatan diluar rumah termassuk pengembangan hobi, memberi dorongan untuk tetap hidup bersih dan sehat.

Berdasarkan hasil penelitian Siswanu (2010), adanya hubungan antara faktor dukungan keluarga dengan keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam.

Dukungan keluarga sangat berperan dalam mendorong minat atau kesehatan lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu lansia. Keluarga bisa menjadi motivator kuat bagi lansia apabila selalu menyediakan diri untuk mendampingin atau mengantar


(38)

lansia ke posyandu. Mengingatkan lansia jika lupa jadwal posyandu, dan berusaha membantu mengikuti segala permasalahannya bersama lansia (Pertiwi, 2013).


(39)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

1. KERANGKA KONSEPTUAL

Kerangka konseptual ini bertujuan untuk mengidentifikasi tentang faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam, untuk dapat mengidentifikasi hal tersebut maka peneliti mencoba mengembangkan berdasarkan teori perilaku Green (1980) yang mengatakan bahwa sesorang dipengaruhi oleh faktor predisposisi yang terwujud diantaranya Pengetatahuan. Faktor pendukung yang terwujud dalam lingkungan fasilitas kesehatan, letak pelayanan kesehatan. Faktor pendorong yaitu dari orang-orang yang memepunyai pengaruh diantaranya dukungan petugas kesehatan (kader) dan dukungan keluarga.

Skema 1. Kerangka konseptual Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam “ Berdasarkan Teori Perliaku Green (1980)”.

Faktor-faktor keiutsertaan lansia dalam kegiatan senam

1. Faktor Pengetahuan 2. Faktor Fasilitas Kesehatan

3. Faktor Letak Pelayanan Kesehatan 4. Faktor Peran Petugas Kesehatan (Kader) 5. Faktor Peran keluarga

Baik, Cukup, Kurang


(40)

2. DEFENISI OPERASIONAL

Tabel 1. Defenisi Operasional Variabel penelitian

Variabel Defenisi Operasional Alat Ukur dan Cara ukur Skala Ukur Faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegitantan senam.

Sesuatu yang dapat menyebabkan keikutsertaan lansia dalam mengikuti kegiatan senam di kelompok lansia mandiri meliputi faktor:

1.Faktor Pengetahuan 2.Faktor Fasilitas Kesehatan 3.Faktor Jarak Pelayanan Kesehatan

4.Faktor Peran Petugas Kesehatan (kader)

5.Faktor Peran Keluarga

Kuesioner Yang terdiri dari 25 pernyataan tentang faktor pengetahuan, letak pelayanan kesehatan, fasilitas kesehatan, peran kader, dan peran keluarga.


(41)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN 1. DESAIN PENELITIAN

Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yaitu penelitian yang menggambarkan tentang hal yang mempengaruhi lansia mengikuti senam. Hal ini dilakukan untuk melihat faktor–faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam di kelompok lansia Mandiri kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

2. POPULASI DAN SAMPEL

2.1. Populasi

Populasi pada penelitian ini adalah semua anggota kelompok lansia Mandiri di Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi. Hasil survey awal yang dilakukan oleh peneliti pada bulan oktober 2013, jumlah anggota kelompok lansia mandiri berjumlah 118 orang .

2.2. Sampel

Sampel merupakn bagian dari populasi yang akan dilteliti atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi (Hidayat, 2007). Penentuan jumlah sampel dalam penelitioan ini mengacu pada rumusan Arikunto (2002), yaitu untuk populasi lebih dari 100 orang maka ketentuan jumlah sampel diambil 10-15% atau 20-25%. Sampel dalam penelitian ini berdasarkan ketentuan tersebut ditentukan sebesar 25%, sehingga sampel dalam penelitian ini berjumlah 30 orang. Teknik


(42)

pengambilan sampel dengan menggunakan convenience sampling yaitu teknik penarikan sampel yang dilakukan dengan mengambil responden yang tersedia pada saat itu dan telah memenuhi kreteria sampel yang telah ditentukan terlebih dahulu (Arikunto, 2002). Adapun sampel yang diambil harus memiliki kreteria inklusi.

a.Kriteria Inklusi 1. Merupakan anggota kelompok lansia Mandiri di Kelurahan Rantau Laban

Kecamatan Rambuatan Kota Tebing Tinggi

2. Bersedia menjadi resonden

3. Lansia yang dapat melakukan aktivitas sehari-hari tanpa bantuan 4. Pernah mengikuti kegiatan senam lansia.

b.Kriteria Eksklusi

1. Lansia yang sakit fisik atau menggunakan alat bantu dalam beraktifitass 2. Lansia yang tidak pernah mengikuti senam yang diadakan oleh kelompok lansia

mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

3. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi. Penelitian ini dilakukan mulai tanggal 8 maret samapai tanggal 22 maret 2014 di Kelompok lansia Mandiri kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi. Adapun alasan pemilihan lokasi adalah karena tersedianya responden yang memadai dikelurahan ini. Kelompok lansia ini juga merupakan kelompok lansia terbaik di kota ini dan juga kegiatan senam ini sudah


(43)

lama berlangsung. Tempatnya juga tidak jauh dari tempat tinggal peneliti dan di kelompok lansia ini juga belum pernah dilakukan penelitian tentang faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam.

4. PERTIMBANGAN ETIK

Masalah etika penelitian keperawatan merupakan masalah yang sangat penting dalam penelitian, mengingat penelitian keperawatan berhubungan langsung

dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatiakn (Hidayat, 2007). Penelitian ini dilakukan setelah proposal penelitian disetujui dan peneliti

mendapat persetujuan dari Komisi Etik Fakultas Keperawatan dan kelompok Lansia di Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi. Etika penelitian ini bertujuan untuk menjamin kerahasian identitas responden, melindungi dan menghormati hak responden, dengan mengajukan surat pernyataan persetujuan

(informed consent). Sebelum menandatangani surat persetujuan, peneliti menjelaskan

judul penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan menjelaskan kepada responden bahwa penelitian ini tidak akan membahayakan bagi responden. Penelitian ini, dimana data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan penelitian dan apabila telah selesai maka data tersebut akan dimusnahkan.


(44)

5. INSTRUMENT PENELITIAN

5.1. Kuesioner Penelitian

Untuk memperoleh data dari responden, peneliti menggunakan alat pengumpulan data berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti. Kuesioner terdiri atas dua bagian, bagian pertama berisi data demografi yang terdiri atas insial, umur, jenis kelamin, pendidikan, rieayat pekerjaan dan riwayat penyakit.

Bagian kedua berisi 25 pertanyaan tertutup dalam bentuk pernyataan positif dan pernyataan negatif tentang faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam. Faktor ini dibagi masing masing 5 pernyataan, yaitu Faktor pengetahuan, Faktor fasilitas kesehatan, Faktor letak pelayanan kesehatan, Faktor peran petugas kesehatan (kader), Faktor peran keluarga. Faktor yaitu pengetahuan ada 5 pernyataan (1 pernyataan negatif yaitu soal no 3 dan 4 pernyataan positif soal no1, 2, 4. 5 ), faktor fasilitas kesehatan ada 5 pernyataan (5 pernyataan positif yaitu soal no 1, 2, 3, 4, 5 ), faktor letak pelayanan kesehatan 5 pernyataan (2 pernyataan positif yaitu soal no 1, 2 dan 3 pernyataan negatif, soal no 3. 4. 5), faktor peran petugas kesehatan (kader) 5 pernyataan (1 pernyataan negatif yaitu soal no 5 dan 4 pernyataan positif, soal no 1, 2, 3, 4) dan faktor peran keluarga 5 pernyataan (1 pernyataan negatif yaitu soal no 5 dan 4 pernyataan positif yaitu soal no 1, 2, 3, 4 ). Kuesioner faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam ini menggunakan skala Likert dengan jawaban SS (Sangat setuju), S (Setuju), RR (Ragu-ragu), TS (Tidak Setuju), Sangat Tidak Setuju (STS). Bobot nilai yang diberikan bagi pernyataan positif untuk jawaban SS = 5, S = 4, RR = 3, TS = 2, STS = 1 dan untuk


(45)

pernyataan negatif diberi skor SS = 1, S = 2, RR = 3, TS = 4, STS = 5. Masing-masing faktor memiliki 5 pernyataan, sehingga nilai yang tertinggi adalah 25 dan nilai terendah adalah 5. Faktor-faktor yang mempengaruhi keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikatagorikan dengan berpengaruh dan tidak berpengaruh dengan rumus statistik menurut Sudjana (2005).

Dimana P merupakan panjang kelas, rentang merupakan nilai tertinggi dikurangi nilai terendah, dan banyak kelas adalah 3 (baik, cukup dan kurang). Menggunakan rumus tersebut maka didapatkan .

P=25-5 :3 P = 6

Sehingga diperoleh nilai 5-11 faktor kurang, nilai 12-18 faktor cukup.dan nilai 19-25 faktor baik.

5.2. Validitas Instrumen

Validitas instrument adalah suatu indeks yang menggunakan alat ukur itu benar-benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Pada penelitian ini peneliti melakukan uji validitas instrument diuji kelayakannya oleh ahli dibidangnya dari Departeman Jiwa Daan Komunitas Universitas Sumatera Utara. Uji validitas yang dilakukan adalah validitas isi (content validity) yaitu dengan memberikan instrument kepada pakar yang


(46)

menguasai topik yang akan diteliti (Dempsey & Dempsey, 2002). Setelah Uji validitas dilakukan dan dinyatakan valid oleh ahli maka dilanjutkan uji reliabilitas. 5.3. Reliabilitas instrument

Pada penelitian ini digunakan uji reliabilitas konsistensi internal karena memiliki kelebihan yaitu pemberian instrument satu kali dengan satu bentuk instrument kepada satu subjek studi ( Dempsey & Dempsey, 2002). Uji reliabilitas pada penelitian ini akan dilakukan sebelum pengumpulan data terhadap 10 orang responden yang memiliki kriteria sampel. Uji dilakukan setelah mengumpulkan data kepada 10 responden yang bukan merupakan sampel penelitian tetapi memliki kriteria sampel yang sama. Pada penelitian ini uji reliabiltas dilakukan dikelompok lansia yang berbeda yaitu kelompok lansia Sejati di Puskesmas Pabatu yang memperoleh hasil reliabilitas yaitu 0,728 yang dilakukan dengan menggunakan

cronbach’ alpha. Suatu kuesioner dikatan reliable apabila nilai alpha (α) lebih besar

atau sama dengan 0,70 (Arikunto, 2006). Jadi kuesioner yang digunakan peneliti dalam penelitian ini sudah reliable.

6. PENGUMPULAN DATA

Metode penggumpulan data yang digunakan adalah memberikan kuesioner kepada responden. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan USU dan surat izin penelitian dari kelurahan, kemudian mengantarkan surat tersebut ke kelompok lansia mandiri kelurahan rantau laban kecamatan rambutan. Pada saat


(47)

penggumpulan data peneliti menjelaskan waktu, tujuan, manfaat, dan prosedur pelaksanaan penelitian kepada calon responden dan bersedia berpartisipasi, kemudian responden diminta untuk mendatangani informed consent. Setelah mendapat persetujuan dari responden maka pengumpulan data dimulai. Pengumpulan data dilakukan dengan cara melakukan wawancara setelah responden mengikuti senam. Pengumpulan data dilakukan dengan cara mendampingi responden selama 10-15 menit. Pada saat pengumpulan data peneliti meminta bantuan enumerator untuk membantu dalam penelitian. Syarat menjadi enumerator yaitu yang presepsinya sama dengan peneliti dan berprofesi sebagai tenaga kesehatan, yaitu seorang kader dan seorang mahasiswa keperawatan semester 8. Peneliti memeriksa kembali kuesioner tersebut apabila ada perrtanyaan yang belum terjawab peneliti kembali melakukan wawancara kepada responden agar dapat terjawab. Setelah data terkumpul akan dilakukan pengelolahan data dengan menggunakan komputerisasi.

7. ANALISIS DATA

Setelah data terkumpul, maka peneliti melakukan pengolahan data. Analisis data yang dilakukan melalui beberapa tahap yang di mulai dengan editing untuk memeriksa kelengkapan identitas data dan responden serta memastikanbahwa semua jawaban telah diisi, dilanjutkan dengan memberi kode (coding) untuk memudahkan peneliti dalam melakukan tabulasi data. Data yang dibersihkan kemudian dimasukkan kedalam program komputerisasi (entri), setelah data dimasukkan ke dalam komputerlakukan pemeriksaan terhadap semua data (cleaning data), tahap akhir


(48)

dilakukan penyimpanan data untuk siap di analisa. Pengolahan data dilakukan mengguakan teknik komputerisasi.

Pengolahan data demografi yang meliputi usia, pendidikan, pekerjaan dan jenis kelamin. Analisis data dalam penelitian ini menggunakan program yang disesuaikan yaitu analisis data univariat. Analisis data dalam penelitian ini bersifat deskriptif dengan melakukan pengukuran terhadap masing-masing jawaban responden, lalu ditampilkan dalam tabel distribusi frekuensi, kemudian dicari besarnya persentase untuk masing-masing jawaban responden. Selanjutnya dengan membahas hasil penelitian dengan menggunakan teori dan kepustakaan yang ada.


(49)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Penelitian

Bab ini menguraikan hasil penelitian mengenai faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam di kelompok lansia mandiri kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi yang diperoleh melalui proses pengumpulan data yang dilakukan mulai 8 maret sampai 22 maret di kelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

1.1 Karakteristik Responden

Hasil penelitian berdasarkan karakteristik responden yang akan dipaparkan umur, pendidikan terakhir, jenis kelamin, pekerjaan, suku, riwayat penyakit dan konsumsi obat-obatan. Berdasarkan data yang diperoleh (table 2) menunjukan mayoritas responden pralansia berumur 45-59 tahun (53,3%), pendidikan terakhir SD (56,7%), jenis kelamin perempuan (93,4%), pekerjaan ibu rumah tangga (83,3%), suku jawa (86,7%), tidak ada riwayat penyakit (100%), tidak ada mengkonsumsi obat (100%).


(50)

Tabel 2. Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi (n=30).

Karakteristik Frekuensi Persentase

Usia

Pralansia 45-59 tahun 16 53,3

Lansia 60-69 tahun 10 33,3

Lansia resiko tinggi >70 tahun 4 13,4 Pendidikan terakhir

SD 17 56,6

SMP 8 26,7

SMA 2 6.7

Perguruan tinggi 2 6,7

Tidak sekolah 1 3,3

Jenis Kelamin

Laki-laki 2 6,6

Perempuan 28 93,4

Pekerjaan

Ibu rumah tangga 25 83,3

Wiraswasta 2 6,7

Pensiunan 3 10,0

Suku

Jawa 26 86,7

Batak 4 13,3

Riwayat penyakit

Tidak ada riwayat 30 100

Mengkonsumsi obat obatan


(51)

1.2 Deskripsi Faktor-Faktor Keikutsertaan Lansia Dalam kegiatan Senam Dikelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

Deskripsi faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam meliputi pengetahuan, fasilitas kesehatan, letak pelayanan kesehatan, peran petugas kesehatan (kader), peran keluarga.

Tabel 3. Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi (n=30)

Faktor-faktor keikutsertaan Baik Cukup Kurang

lansia dalam kegiatan senam n (%) n (%) n (%)

Pengetahuan 27 (90%) 3 (10%) - Fasilitas Kesehatan 21 (70%) 9 (30%) - Letak Pelayanan Kesehatan 21 (70%) 9 (30%) - Peran Petugas Kesehatan 25 (83,3%) 5 (16,7%) - Peran Keluarga 22 (73,3%) 8 (26,7%) -


(52)

1. Pengetahuan

Table 4. Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi Berdasarkan Aspek Pengetahuan (n=30)

Faktor-faktor SS S RR TS STS Keikutsertaan f (% f (%) f (%) f (%) f (%) Pengetahuan

Manfaat dari senam 1 (3,3) 28 (93,3) - 1 (3,3) - adalah daya tahan tubuh

meningkat

Melakukan senam dapat 1 (3,3) 27 (90) - 2 (6,7) - dapat mengurangi risiko

penuaan

Senam lansia dapat - 4 (13,3) - 26 (86,7) - mempercepat pengeroposan

tulang

Urutan pertama dari senam - 27 (90) 3 (10) - adalah pemanasan

Senam bagi lansia 1 (3,3) 28(93,3) - 1 (3.3) - sebaiknya dilakukan

selama 30-50 menit

Berdasarkan faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia dari aspek pengetahuan. Berdasarkan hasil penelitian faktor pengetahuan diperoleh hasil sebanyak 28 (93,4%) lansia mengatakan bahwa manfaat senam adalah daya tahan tubuh meningkat, sebanyak 28 (93,34%) lansia mengetahui senam sebaiknya dilakukan selama 30-50 menit. Berdasarkan hasil penelitian mengenai pengetahuan lansia mengenai senam lansia dipeoleh hasil sebanyak 27 (90%) lansia mengetahui mengikuti senam dapat mengurangi resiko penuan, sebanyak 27 (90%)


(53)

lansia mengetahui urutan pertama dari senam adalah pemanasan, sebanyak 26 (86,7%) lansia mengetahui senam tidak dapat mempercepat pengeroposan tulang.

2. Fasilitas Kesehatan

Tabel 5. Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Dikelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi Berdasrkan Aspek Fasilitas Kesehatan (n=30)

Faktor- faktor SS S RR TS STS Keikutsertaan f (%) f (%) f (%) f (%) f (%) Fasilitas Kesehatan

Mengikuti senam 1 (3,3) 25 (83,3) 2 (6,7) 2 (6,7) - karena tempanya

nyaman

Mengikuti senam 1 (3,3) 21 (70) 1 (3,3) 7 (23,3) - karena setelah senam

dapat menimbang berat badan

Mengikuti senam 1 (3,3) 19 (63,3) 6 (20) 4 (13,3) - karena setelah senam

dilakukan pemeriksaan tekanan darah gratis

Mengikuti senam 2 (6,7) 18 (60) 6 (20) 4 (13.3) - karena dilakukan

diruangan terbuka


(54)

Tabel 5. Lanjutan

Faktor-faktor SS S RR TS STS keikutsertaan f (%) f (%) f (%) f (%) f (%)

Mengikuti senam karena 1 (3,3) 23 (76,7) 6 (20) - - setelah senam dapat

melakukan pemeriksaan kesehatan

Berdasarkan faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia dari aspek fasilitas kesehatan. Berdasarkan hasil peneltian mengenai fasilitas kesehatan diperoleh hasil sebanyak 25 (83,3%) lansia mau mengikuti senam jika tempat nyaman bagi lansia, sebanyak 23 (76,7%) lansia mau mengikuti senam karena dapat memeriksa kesehatan setelah mereka senam, sebanyak (70%) lansia mau mengikuti senam karena setelah senam mereka dapat menimbang berat badan mereka, sebanyak 19 (63,3%) lansia mau mengikuti senam karena setelah senam mereka dapat memeriksa tekanan darah, dan sebanyak 18 (60%) lansia mau mengikuti senam karena senam dilakukan diruangan terbuka.


(55)

3. Letak Pelayanan Kesehatan

Tabel 6. Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Dikelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tabing Tinggi Berdasarkan Letak Pelayanan Kesehatan (n=30).

Faktor-faktor SS S RR TS STS Keikutsertaan f (%) f (%) f (%) f (%) f (%) Letak pelayanan kesehatan

Jarak tempat tinggal - 15 (50) 1 (3,3) 14 (46,7) - jauh dari tempat

diselnggarakannya kegiatan senam

Berjalan kaki untuk 1 (3,3) 25 (83,3) - 4 (13,3) - mengikuti kegiatan

senam walaupun rumah jauh dari tempat senam

Mengeluarkan banyak - 11 (36,7) 3 (10) 16 (53,3) - biaya untuk trasportasi

apabila mengikuti senam

Banyak waktu yang - 5 (16,7) 1 (3,3) 24 (80) - terbuang jika mengikuti

senam

Merasa keletihan karena - 7 (23,3) 2 (6,7) 21 (70) - jarak tempat dilaksanakan

senam jauh dari rumah

Berdasarkan faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia dari aspek letak pelayanan kesehatan. Berdasarkan hasil penelitian mengenai letak pelayanan kesehatan diperoleh hasil sebanyak 25 (83,3%) lansia berjalan kaki


(56)

dari rumah mengikuti senam, sebanyak 24 (80%) lansia mengatakan kalau mengikuti senam tidak banyak waktu mereka terbuang. Berdasarkan hasil penelitian mengenai faktor letak pelayanan kesehatan sebanyak 21 (70%) lansia tidak merasakan keletihan walaupun jarak tempat tinggal dengan tempat diselenggarakan senamnya jauh, sebanyak 16 (53%) lansia mengatakan tidak mengeluarkan banyak biaya apabila mengikuti senam, sebanyak 15 (50%) lansia mengatakan tempat tinggal mereka jauh dari tempat diselenggarakannya senam.

4. Peran Petugas Kesehatan (kader)

Tabel 7. Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Dikelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi Berdasarkan Peran Petugas Kesehatan (kader) (n=30)

Faktor-faktor SS S RR TS STS Keikutsertaan f (%) f (%) f (%) f (%) f (%) Peran Petugas Kesehatan

Petugas kesehatan 1 (3,3) 28 (93,3) 1 (3,3) - - memberikan informasi

mengenai manfaat senam

Petugas kesehatan 1 (3,3) 24 (80) 2 (6,7) 3 (10) - mengajak untuk


(57)

Tabel 7. Lanjutan

Faktor-faktor SS S RR TS STS keikutsertaan f (%) f (%) f (%) f (%) f (%) Petugas kesehatan 1 (3,3) 24 (80) 2 (6,7) 3 (10) - memberikan motivasi

agar mengikuti senam

Petugas kesehatan - 25 (83,3) 5 (16,7) - - memberikan semangat

agar mengikuti senam

Petugas kesehatan 1 (3,3) 3 (10) 1 (3,3) 25 (83,3) - melarang untuk

mengikuti senam

Berdasarkan faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia dari aspek peran petugas kesehatan (kader). Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran petugas kesehatan (kader) diperoleh hasil sebanyak 28 (93,4%) lansia mendapat informasi dari kader mengenai manfaat senam lansia. Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran petugas kesehatan (kader) sebanyak 25 (83,3%) lansia mendapat semangat dari kader untuk mengikuti senam, sebanyak 27 (90%) lansia mengatakan bahwa tidak ada petugas kesehatan (kader) yang melarang mereka untuk mengikuti senam, sebanyak 24 (80%) lansia mendapat ajakan dari petugas kesehatan (kader) untuk mengikuti senam dan sebanyak 24 (80%) lansia mendapat motivasi dari petugas kesehatan untuk mengikuti senam.


(58)

5. Peran Keluarga

Table 8. Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam Kegiatan Senam Dikelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi Berdasarkan Aspek Peran Keluarga (n=30)

Faktor-faktor yang SS S RR TS STS keikutsertaan f (%) f (%) f (%) f (%) f (%) Peran Keluarga

Keluarga memberikan 1 (3,3) 29 (96,7) - - - semangat kepada

lansia untuk mengikuti senam

Keluarga mengantar 1 (3,3) 21 (70) 1 (3,3) 7 (23,3) - lansia untuk mengikuti

senam

Keluarga menginatkan 1 (3,3) 26 (86,7) 1 (3,3) 2 (6,7) - jadwal senam ketika

lansia lupa

Keluarga memberikan 1 (3,3) 27 (90) - 2 (6,7) - motivasi kepada lansia

untuk mengikuti senam

Keluarga tidak peduli - 1 (3,3) - 29 (96,7) - terhadap kegiatan yang

diikuti lansia

Berdasarkan faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia dari aspek peran keluarga. Berdasarkan hasil penelitian mengenai peran keluarga diperoleh hasil sebanyak 29 (96,7%) lansia mendapat semangat dari keluarga mereka untuk mengikuti senam, sebanyak 29 (96,7%) lansia mengatakan


(59)

bahwa tidak ada keluarga mereka yang tidak peduli dengan kegiatan yang mereka ikuti, sebanyak 27 (90%) lansia mendapatkan motivasi dari keluarga untuk mengikuti senam, sebanyak 26 (86,7%) lansia mengatakan bahwa keluarga mereka selalu mengingatkan jadwal senam ketika mereka lupa, dan sebanyak 21 (70%) lansia mengatakan keluarga mereka mengantar mereka untuk mengikuti senam.


(60)

2. Pembahasan

Dalam bab ini diuraikan pembahasan tentang faktor-faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

2.1. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang mengadakan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan terhadap objek terjadi melalui panca indra manusia yakni penglihatan, penginderaan, penciuman, rasa dan raba sendiri. Pada waktu penginderaan sampai menghasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi oleh intensitas pengetahuan presepsi teeerhadap objek-objek. Sebagian besar pengethuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoadmodjo, 2003).

Pengetahuan individu tentang pentingnya untuk mempertahankan kesehatan juga diperlukan agar individu memiliki presepsi yang positif terhadap pelayanan kesehatan, sehingga seseorang mau meningkatkan pelayanan kesehatan yang ada dengan optimal (Efendy. 1998).

Berdasarkan hasil penelitian dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi diperoleh hasil tentang senam lansia mayoritas berpengetahuan baik yaitu sebanyak (90%), dan minoritas berpengetahuan cukup sebanyak (10%). Hal ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian mayoritas lansia yang mengikuti senam berpendidikan SD sebanyak


(61)

(56,6%), dan minoritas berpendidikan tidak sekolah sebanyak (3,3%). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Fahrun (2009) yang menyatakan tidak adanya pengaruh tingkat pendidikan terhadap kunjungan lansia ke posyandu lansia tersebut mungkin saja terjadi karena pendidikan pada dasarnya tidak hanya dapat diperoleh dari bangku sekolah (formal) tetapi juga lingkungan keluarga, masyarakat, dan dari media lainya (majalah, berita dll).

Hasil yang sama juga dilaporkan dari hasil penelitian Sumiati (2013) pengetahuan lansia tentang posyandu lansia mempengaruhi keaktifan lansia dalam memanfaatakan posyandu lansia. Hasil penelitian Widyastuti (2012) yang menyatakan semakin baik pengetahuan seseorang lansia mengenai senam lansia, maka semakin aktif lansia mengikuti senam sehingga lansia tetap bugar dan harapan hidup lansia semakin tinggi.

2.2. Fasilitas Kesehatan

Fasilitas kesehatan merupakan sarana dan prasarana yang digunakan dalam kegiatan senam. Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor fasilitas kesehatan dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi dalam kategori baik sebanyak (70%) dan katagori cukup (30%). Hal ini disebabkan lansia yang mengikuti senam mengatakan tempat diselenggarakan senamnya nyaman dan lansia dapat melakukan pemeriksaan kesehatan gratis. Menurut lansia mereka mengikuti senam karena tempatnya nyaman, fasilitas yang disiapkan oleh petugas kesehatan atau kader sudah memadai. Berdasarkan hasil


(62)

penelitian Novarinda (2012) yang menyatakan bahwa salah satu faktor ketidakaktifan lansia untuk mengikuti senam adalah fasilitas senam yang diberikan kader kurang mencukupi. Hasil penelitian Rifai (2004) juga menyatakan bahwa masyarakat memperhatikan fasilitas kesehatan, sehingga fasilitas merupakan hal yang berpengaruh terhadap keikutsertaan masyarakat.

2.3 Letak Pelayanan Kesehatan

Letak pelayanan kesehatan mengandung arti jarak yang harus ditempuh oleh lansia dari tempat tinggalnya menuju tempat diselenggarakannya kegiatan senam. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa faktor letak pelayanan kesehatan dalam kategori baik sebanyak (70%) dan dalam kategori cukup sebanyak (30%) terhadap keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi. Lansia berpendapat bahwa mereka akan jarang mengikuti senam apabila tempat disenggarakannya kegiatan senam dipindahkan dari lokasi yang jauh dari rumah mereka karena mereka akan merasakan keletihan dan mengeluarkan biaya untuk transportasi. Hal ini disebabkan mayoritas lansia berjalan kaki untuk mengikuti senam. Hal ini mungkin sejalan dengan hasil penelitian mayoritas lansia yang mengikuti senam adalah berusia 45-54 tahun sebanyak (33,3%), dan minoritas usia lansia >70 tahun sebanyak (13,4%). Secara individu memasuki usia tua maka terjadi penurunan secara ilmiah, hal ini menimbulkan masalah fisik, mental, sosial berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan mereka sehingga menyebabkan kebutuhan terhadap pelayanan


(63)

kesehatan (Notoatmodjo, 2007).

Temuan Junardi (2012) yang menyatakan jarak posyandu yang dekat akan membuat lansia menjangkau posyandu. Jika lansia merasa aman atau merasa mudah untuk menjangkau lokasi posyandu tanpa harus menimbulkan kelelahan atau masalah lebih serius maka hal ini akan mendorong meninat dan motivasi lansia untuk mengikuti kegiatan posyandu. Hasil yang sama juga dilaporkan dari hasil penelitian Henniwati (2008) yang menyatakan bahwa jarak tempat tinggal lansia ke tempat pelayanan mempengaruhi lansia dalam memanfatkan pelayanan kesehatan. Hal yang sama juga dikatakan Pertiwi (2013) yang menyatakan bahwa semakin mudah pelayanan ksehatan untuk dijangkau maka semakin sering lansia menggunakan pelayanan kesehatan tersebut. Hasil yang sama juga dilaporkan dari hasil penelitian Sumati (2012) yang menyatakan bahwa kemampuan lansia dalam mengakses pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh jarak rumah dengan posyandu lansia yaitu semakin dekat jarak rumah dengan posyandu maka semakin aktif memanfaatkan posyandu lansia.

2.4. Peran Petugas Kesehatan (kader)

Peran petugas kesehatan (kader) posyandu lansia mempunyai peran yang penting karena merupakan penyedia kesehatan (healt provider) yang setiap bulannya bertugas diposyandu membantu petugas kesehatan saat pelaksaan kegiatan posyandu lansia di wilayahnya (Departeman Kesehatan RI, 2006). Secara umum kader posyandu lansia mempunyai tiga peran (role) yaitu 1) sebagai pelaksanan, 2) sebagi


(64)

pengelola dan 3) sekaligus dapat berperan sebagai pengguna posyandu lansia khususnya kader yang sudah memasuki usia lanjut usia (Valen dkk, 2010). Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa faktor peran petugas kesehatan (kader) dalam kategori baik sebanyak (83,3%) dan dalam kategori cukup (16,7%) terhadap keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam di kelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi. Hal ini disebabkan karena petugas kesehatan (kader) menjalankan tugasnya sebagai motivator dan penyuluh kesehatan yang membatu para petugas kesehatan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang perilaku kehidupan sehat dan memotivasi mereka untuk melakukan tindakan pencegahan penyakit dengan menggunakan sarana yang ada.

Hal ini sesuai dengan hasil peneltian Maria (2008) yang menyatakan bahwa dukungan kader mempengaruhi keaktifan kunjungan lansia ke posyandu. Hal yang sama juga dilaporkan hasil penelitian Comancho dkk (2009) tentang perbedaan status sosial ekonomi dan karakteristik institusional dalam pelayanan umum tindakan preventif bagi lansia di Costa Rica yang menyatakan bahwa kebijakan kesehatan berpengaruh terhadap peningkatan status kesehatan lansia melalui upaya perawatan kesehtan primer secara professional.

2.5. Peran Keluarga

Peran keluarga adalah tingkah laku yang dilakukan seseorang dalam konteks keluarga. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa faktor peran keluarga dalam kategori baik sebanyak (73,3%) dan dalam kategori cukup sebanyak (26,7%)


(65)

terhadap keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi. Hal ini disebabkan salah satu peran keluarga memberikan dorongan untuk lansia tetap mengikuti kegiatan-kegiatan diluar rumah termasuk pengembangan hobi, dan memberikan dorongan hidup sehat dan bersih. Sebahagian besar lansia merasa keluarga mereka sangat mendukung terhadap keikutsertaan dalam kegiatan senam.

Keluarga memiliki peran yang penting dalam kehidupan lansia terutaman terkait dengan pemanfaatan posyandu lansia. Sejalan dengan Stanley (2005), didalam bukunya dijelaskan segala bentuk perhatian yang diberiakn keluarga khususnya maupun masyarakat termasuk petugas kesehatan pada umumnya, menumbuhkan motivasi lansia untuk tetap berkarya dan eksis di kehidupannya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Fuad (2008) yang menyatakan bahwa dukungan keluarga menjadi motivasi bagi lansia dalam memanfaatkan posyandu lansia.

Hasil yang sama juga dilaporkan dari hasil penelitian Novarinda (2012) yang menyatakan semakin tinggi tingkat dukungan keluarga maka semakin tinggi keaktifan lansia mengikuti senam. Tingkat dukungan keluarga yang cukup tentang senam lansia sangat penting, sehingga resiko lansia mengalami kelemahan fisik dapat dicegah.

hal yang sama juga disampaikan dan hasil penelitian Azizah (2011) yaitu dukungan keluarga dibutuhkan dalam rangka membantu agar lansia tetap beraktivitas dalam rangka membantu lansia tetap beraktivitas. Hal ini sangat berkaitan sekali dengan apa yang dikemukakan Friedman (2008) bahwa keluarga berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya. Dukungan tersebut dapat dilakukan dengan cara


(66)

mengingatkan dukungan emosional, pengahargaan, instusional, dan informasi, yang diberikan oleh anggota keluarganya. Untuk dapat meningkatkan motivasi lanisa dalam keikutsertaan senam lansia, hendaknya keluarga memberikan dukungan, seperti hanya dengan mengantarkan lansia mengikuti senam dan meningkatkan semangat lansia untuk selalu aktif mengikuti senam (siswanu, 2010).


(67)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan pembahasan dari hasil penelitian dikelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; mayoritas lansia yang mengikuti senam berjenis kelamin perempuan sebanyak (93,4%) dan minoritas laki-laki sebanyak 96,6%), dan 100% lansia yang mengikuti senam tidak memiliki penyakit dan sebanyak 100% lansia yang mengikuti senam tidak mengkonsumsi obat-obatan. Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa 5 faktor keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam yaitu faktor pengetahuan dalam katagori baik sebanyak (90%) dan kategori cukup (10%), faktor fasilitas kesehatan dalam kategori baik sebanyak (70%) dan dalam kategori cukup sebanyak (30%), faktor letak pelayanan kesehatan dalam kategori baik (70%) dan dalam kategori cukup sebanyak (30%), faktor peran petugas kesehatan (kader) dalam kategori baik sebanyak (83,3%), dan dalam kategori cukup sebanyak (16,7%) dan faktor peran keluarga dalam kategori baik (73,3%) dan dalam kategori cukup sebanyak (26,7%). Semua faktor dalam kategori baik dan cukup tidak ada faktor dalam kategori kurang. Dari kelima faktor, faktor yang memiliki persentase tertinggi adalah faktor pengetahuan sebanyak (90%). Keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam ini akan semakin berkembang jika didukung oleh pengetahuan lansia tentang senam.


(68)

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian maka penting diberikan rekomendasi kepada beberapa pihak:

2.1. Kader Posyandu

Untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan kesadaran lansia tentang pentingnya senam lansia. Kader posyandu hendaknya memberikan fasilitas dan sarana yang dibutuhkan oleh lansia. Kader juga dapat meningkatkan pemberian pelayanan kesehatan pada lansia.

2.2. Bagi Keluarga

Lansia merupakan tanggung jawab anggota keluarga dengan dukungan keluarga terhadap kesehatan lansia sangat penting. Salah satu cara bagi keluarga untuk mendukung lansia adalah dengan memberikan motivasi, semangat dan juga memfasilitasi lansia agar melaksanakan senam dengan rutin.

2.3. Bagi Peneliti lain

Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian dengan obyek sejenis. Namun diharapkan peneliti selanjutnya dapat menganalisa masing-masing faktor, dan peneliti lain bisa meneliti lebih dalam tentang faktor lain dalam mengikuti kegiatan senam misalnya sikap lansia , hubungan fasilitass kesehatan dengan keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dan juga diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk melihat faktor mana yang paling berpengaruh terhadap keikutsertaan lansia dalam kegiatan senam dikelompok lansia.


(69)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2002). Manajemen Penelitian. Jakarta. Rineka Cipta.

Agustina, E. (2010). Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Praktik Senam Lansia

Di Panti Werdha (PTSW) Budi Murni 01 Cipayung Jakarta Timur.

http//repository.uinjkt.ac.id/dspce/bitsstem/123456789/1009/1/. Diakses pada tanggal 22 September 2013

Azizah, L, 2011. Keperawatan lanjut usia. Edisi pertama. Yogyakarta: Graha ilmu Comacho, G, (2009). Diffrentials by Socioeconimic Status and Institusional

Characteristics in Preventive service Utilization by Older Person, Journal Aging Health 21; 730

Darmodjo, B, R. (2006). Gereatri ( ilmu kesehatan usia lanjut). Jakarta . Fk UI. Dempsey, P, A & Dempsey, A, D. (2002). Riset Keperawatan : Buku Ajar dan

latihan edisi 4. Jakarta: EGC.

Depkes, RI. (2003). Pedoman Puskesmas Santun Usia Lanjut Bagi Petugas

Kesehatan. Jakarta: Departemen Kesehatan (tidak dipublikasikan).

Depkes. RI. (2004). Pedoman Umum Pengelolaan Posyandu. Jkarta. 2006.

Efendy, N. (1998). Dasar-dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC. Ekasari, Dkk. (2005). Hubungan anatara komunitas : upaya memandirikan

masyarakat untuk hidup sehat. Jakarta : Trans Info Media

Fahrun , Dkk. (2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi kunjungan lansia di RW VII kelurahan wonokusimo kecamatan semampir Surabaya.

Fratika, Dkk. (2013). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat

Imadi Dengan Tindakan Pemanfaatan Puskesmas Imadi. Sripsi FKM

UNSRAT Manado. Fkm.Unsrat.ac.id/wp-content/aploads 2013/08/NI-PUTU-SANDRA-FRATIKA-0915110. Diakses pada tanggal 20 november 2013. Friedman, M. (1998). Keperawatan keluarga, Tseori dan Praktik. Jakarta :EGC. Falen,Dkk. (2003). Keperawatan Komunitas. Yogyakarta. Nuha Medika. Hardywinoto, S. (2007). Panduan Gerontooigi. Jakarta. Pustaka Medika.

Henniwati. (2008). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Pemanfaatan Pelayanan

Posyandu Lanjut Usia Di Wilayah Kerja Puskesmas Kabupaten Aceh Timur.

Tesis FKM USU.

Hidayat, A. (2011). Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa Data. Jakarta: Salemba Medika.

Junardi. (2012). Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia Ke Posyandu Lansia di Puskesmas Batang Beruh Kecamatan Sidikalang Kabupaten Dairi. Maryam, Dkk. (2008). Mengenal Usia Lanjut. Jakarta. Salemba Medika.


(70)

Notoatmodjo, S. (2003). Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta: Rineka Cipta.

. . (2007). Kesehatan Masyarakat ilmu dan seni. Jakarta: Rineka Cipta. . (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan . Jakarta. Rineka Cipta.

Noorkasiani, Dkk. (2009). Sosiologi Keperawatan. Jakarta. EGC Nugroho, W. (2008). Gerontik & Geriatrik Edisi ke 3. Jakarta: EGC.

Nursalam. (2008). Konsep dan penerapan Metodologi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta. Salemba Medika.

Novarinda, v. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga Tentang Senam Lansia Dengan Keaktifan Mengikuti Senam di Posyandu “Peduli Insane” di Mendungan Desa Pabelan Kartasura.

Pakpahan. E. M. (2010). Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Suku Btak Toba di

Kelurahan Kenanga Kecamatan Percut Sei Tuan. Skripsi PSIK USU

Pertiwi, K, R. Yandu Lansia. http//staff.uny.ac,id//sites/defaut/files/tnp/ppm. Diakses pada tanggal 18 september 2013.

Potter & Perry. (2005). Konsep, Proses dan Praktik : Buku Ajar Fundamental Keperawatan edisi 4. Jakarta: EGC.

Pujiastuti, Dkk. (2003). Fisioterapi Pada Lansia. Jakarta. EGC

Ridwan. (2005). Metode & Teknik Menyusun Tesis. Bandung: ALFABETA

Ritonga, A.R. (1997). Statistik Untuk penelitian Psikologi dan Pendidikan . Jakarta: Penerbit Fakultas Ekonomi UI.

Sarwono, S. (2004). Sosiologi Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada Univesity.

Sari, D. P. (2010). Pelaksanaan Tugas Kesehatan Keluarga Pada Suku Jawa di Kelurahan Kenanga Baru Perumnas Mandala Kecamatan Percut Sei Tuan

Deli Serdang. Skripsi PSIK USU.

Sudjana. (2005). Metode Statistika edisi 6. Bandung. Tarsito Bandung Sutomo, Y. (1995). Kader kesehatan Masyarakat. Jakarta. EGC.

Siswanu, E, K. (2010). Hubungan Antara Dukungan Keluarga Dengan Keikutsertaan

Senam Lansia Di Perumahan Sinar Waluyo Semarang. Universitas

Muhammadyah Semarang. Digilib. Unimus.ac.id/gdl.php? mool-browse&op= readied.Di akses pada tgl 17 desember 2013.

Sumiati. (2012). Pemanfaatan Posyandu Lansia di Wilayah Kerja Puskesmas

Wonorejo Samarinda.

Tukiman. (1994). Hubungan Pengatahuan, Sikap dan Presepsi Dengan Pemanfaatan

Pelayanan Kesehatan Di Kecamtan Cisarua. Tesis FKM USU.

Wawan, A. (2011). Teori Pengukuran Pengetahuan Sikap Dan Perilaku


(71)

Widyastuti, V, W. (2013). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Senam Lansia Dengan Keaktifan Mengikuti Senam Lansia Di Unit Rehabilitasi Sosial,

Wening Wardoyo Ungaran. Sktipsi Stikes Telogerojo Semarang.

Wulan , Dkk (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Senam Lansia dengan Keaktifan Mengikuti Senam Lansia di Unit Rehabilitasi Sosial Wening Wardoyo Ungran.

Zuraida, (2006). Tingkat Pengetahuan Lansia Tentang Senam Lansia Di Lingkungan


(72)

(73)

Lembar Persetujuan Menjadi Responden

Nama Peneliti : Lili Pratiwi

Judul Penelitian : Faktor-faktor Keikutsertaan Lansia Dalam

Kegiatan Senam Di Kelompok Lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi

Saya adalah mahasiswi Program S-1 Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang sedang melaksanakan penelitian untuk penulisan skripsi sebagai tugas akhir untuk menyelesaikan pendidikan sebagai sarjana keperawatan (S.Kep). Tujuan penelitian ini untuk melihat faktor keikutsertaan lansia dalam mengikuti senam di kelompok lansia Mandiri Kelurahan Rantau Laban Kecamatan Rambutan Kota Tebing Tinggi.

Saya mengharapkan kesedian bapak/ibu untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, dan saya mengahrapkan bapak/ ibu memberikan jawaban/tanggapan tanpa dipengaruhi oleh orang lain. Saya menjamin kerahasian pendapat dan identitas bapak/ibu. Informasi yang bapak/ibu berikan hanya akan digunakan untuk pengembangan ilmu keperawatan dan tidak akan digunakan untuk maksud yang lain.

Partisipasi bapak/ibu dalam penelitian ini bersifat sukarela, sehingga bapak/ibu bebas untuk menjadi anggota penelitian atau menolak tanpa ada sangsi apapun. Jika bapak/ibu bersedia menjadi responden dalam penelitian ini, silahkan bapak/ibu menandatangani bagian dibawah ini.

Tebing Tinggi,……….. Penelti,


(74)

( Responden ) ( Lili Pratiwi )

INSTRUMEN PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR KEIKUTSERTAAN LANSIA DALAM KEGIATAN SENAM DIKELOMPOKLANSIA MANDIRI KELURAHAN RANTAU

LABAN KECAMATAN RAMBUTAN KOTA TEBING TINGGI

Bagian 1. Pengkajian Data Demografi

Petunjuk : Isilah kuesioner berikut ini dengan memberikan tanda ( ) pada salah satu kotak yang sesuai menurut anda.

1. Inisial responden :

2. Usia :

3. Agama :

4. Suku :

5. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan 6. Pendidikan : Tidak Sekolah

SD SMP SMA

Perguruan Tinggi 7. Pekerjaan : Tidak Bekerja


(75)

Pensiunan Petani Nelayan Wiraswasta Ibu rumah tangga 8. Ada Riwayat Penyakit : Ya

Tidak

Jika ya, :

9. Mengkonsumsi Obat-obatan : Ya Tidak


(1)

(2)

(3)

(4)

(5)

(6)

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Lili Pratiwi

Tempat Tanggal Lahir : Tebing Tinggi/ 7 Juni 1992 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. S.M. Raaja Gg. Purnama No 20, Medan

Riwayat Pendidikan :

1. Juli 1997 - Juni 1998 : TK Srikandi Tebing Tinggi 2. Juli 1998 - Juni 2004 : SD Negeri 167644 Tebing Tinggi

3. Juli 2003 - Juni 2006 : SMP Swasta AL- ULUM Medan 4. Juli 2006 - Juni 2009 : SMA Negeri 2 Tebing Tinggi 5. Juni 2010 – Sekarang : Fakultas Keperawatan USU


Dokumen yang terkait

Kualitas Hidup Wanita Lansia di Kelurahan Pabatu Kecamatan Padang Hulu Tebing Tinggi

10 79 87

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kecemasan Pada Lansia Di Kelurahan Sidorejo Kecamatan Medan Tembung

7 124 87

Faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi Ibu-ibu lansia dalam kegiatan Bina Keluarga Lansia

0 10 115

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANSIA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI DESA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Di Desa Plumbon Kec.Mojolaban Sukoharjoul.

0 1 15

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KUNJUNGAN LANSIA DALAM KEGIATAN POSYANDU DI DESA Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kunjungan Lansia Dalam Kegiatan Posyandu Di Desa Plumbon Kec.Mojolaban Sukoharjoul.

0 1 16

FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MOTIVASI KELOMPOK LANSIA DI KOTA BANDUNG DALAM MEMANFAATKAN WAKTU LUANG UNTUK REKREASI.

4 18 52

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia Di Desa Kauman Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

0 0 15

PENDAHULUAN Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia Di Desa Kauman Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

0 5 6

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEAKTIFAN LANSIA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN POSYANDU Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keaktifan Lansia Dalam Mengikuti Kegiatan Posyandu Lansia Di Desa Kauman Kecamatan Polanharjo Kabupaten Klaten.

0 1 13

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEIKUTSERTAAN SISWA DALAM KEGIATAN SENAM AEROBIK DI SMK NEGERI SE KABUPATEN SUMEDANG.

0 0 46