Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
lisensi profesional tertentu. Beberapa kalangan yang terbiasa memberikan intervensi pemodelan diantaranya adalah Guru, Guru BK, Konselor. Hal ini
mengimplikasikan peneliti memenuhi syarat untuk melaksanakan teknik modeling. Kompetensi lainnya adalah:
a. Memiliki pemahaman dan pengetahuan yang memadai mengenai konsep
pengendalian diri. b.
Memiliki pemahaman, pengetahuan, dan keterampilan yang memadai dalam teknik pemodelan modeling.
c. Memahami karakteristik siswa SMPN 2 Batusangkar yang merupakan subjek
dari penelitian. d.
Menunjukkan penerimaan tanpa syarat terhadap konseli sebagai manusia yang tidak lepas dari kesalahan.
5. Sasaran Intervensi
Program intervensi dengan teknik pemodelan dalam meningkatkan pengendalian diri siswa dilakukan terhadap siswa kelas VIII SMPN 2 Batusangkar
Tahun Ajaran 20132014 yang memiliki tingkat pengendalian diri yang sedang dan rendah ditinjau dari beberapa aspek yakni: kontrol perilaku behavior
control, kontrol kognitif cognitive control, dan kontrol keputusan dicisional control.
6. Personel yang Dilibatkan
Layanan bimbingan dan konseling merupakan bagian integral dari
keseluruhan proses pendidikan di Sekolah. Pelaksanaan program bimbingan dan konseling menjadi tanggung jawab bersama antara personel sekolah. Personel
yang paling bertanggung jawab terhadap pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling untuk mengembangkan kemampuan komunikasi interpersonal siswa
adalah guru bimbingan dan konseling. Secara lebih rinci berikut dikemukakan personel yang akan dilibatkan.
a. Kepala SMPN 2 Batusangkar.
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
b. Wakil kepala sekolah SMPN 2 Batusangkar.
c. Koordinator guru BK SMPN 2 Batusangkar.
d. Guru BK SMPN 2 Batusangkar.
e. Wali kelas VIII SMPN 2 Batusangkar.
f. Staf administrasi SMPN 2 Batusangkar.
g. Orang Tua siswa kelas VIII SMPN 2 Batusangkar.
7. Struktur Intervensi Teknik Pemodelan
Intervensi teknik modeling terdiri dari dua bentuk, yaitu live modeling dan symbolic modeling. Kedua model ini dapat diberikan kepada siswa yang memiliki
pengendalian diri self-control rendah sehingga observer dapat memperhatikan dan mempelajari model baik itu daam bentuk live maupun symbolic Bandura,
1997: 93. Live modeling dilakukan konselor dengan menghadirkan sosok model yang
dapat memberikan semangat serta motivasi kepada siswa yang pengendalian dirinya rendah untuk meningkatkan pengendalian dirinya.
Symbolic modeling dapat dilakukan dengan memberikan kepada siswa tontonan film-film kenakalan remaja yang merusak dan itu menyebabkan
kerugian baik individu maupun masyarakat, yang nantinya dengan tontonan itu siswa dapat menyadari kesalahannya dan akan lebih dapat mengendalikan diri.
Kemudian melalui cerita-cerita yang bisa meningkatkan pengendalian diri siswa. Selain dengan tontonan yang diberikan, konselor juga dapat melakukan verbal
modeling yakni memberikan kata-kata atau kalimat yang dapat memotivasi siswa yang pengendalian dirinya rendah sehingga dia dapat berubah untuk
meningkatkan pengendalian dirinya. Intervensi konseling dilaksanakan dua kali dalam satu minggu sehingga
siswa lebih intensif dan fokus dalam melaksanakan teknik modeling. Setting intervensi menggunakan perspektif kelompok dimana dalam kelompok itu terdiri
dari 1 kelas. observer merupakan siswa yang memiliki pemngendalian diri sedang dan rendah. Intervensi dapat dilaksanakan di dalam atau di luar ruangan
tergantung kondisi serta materi ang disampaikan.
Ira Oktarini, 2014 Efektivitas Teknik Modeling Untuk Peningkatan Pengendalian Diri Siswa
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
8. Langkah-langkah intervensi