Kondom 1.Pengertian Tingkat Pengetahuan dan Sikap Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Angkatan 2010 Tentang Peranan Kondom Terhadap Pencegahan Penularan HIV/AIDS

seperti memakai pakaian pelindung, masker, dan kacamata. Semua petugas kesehatan diharapkan berhati-hati dan waspada untuk mencegah terjadinya kontak langsung dengan darah penderita. 3. Pencegahan penularan dari ibu ke anak dapat dilakukan dengan cara antara lain sewaktu hamil dengan mengkonsumsi obat antiretroviral ARV, dan pada saat menyusui menghindari pemberian ASI yakni dengan memberikan susu formula. 2.2. Kondom 2.2.1.Pengertian Kondom merupakan selubungsarung karet yang dapat terbuat dari berbagai bahan di antaranya lateks karet, plastik vinil, atau bahan alami produksi hewani yang dipasang pada penis saat berhubungan seksual. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang bila digulung berbentuk rata atau mempunyai bentuk seperti puting susu. Berbagai bahan telah ditambahkan pada kondom baik untuk meningkatkan efektivitasnya misalnya penambahan spermisida maupun sebagai aksesoris aktivitas seksual. Standar kondom dilihat dari ketebalan, pada umumnya standar ketebalan adalah 0,02 mm Saifuddin dkk, 2010. 2.2.2.Sejarah Ilustrasi yang tertua mengenai kondom ditemukan di Mesir sejak lebih dari 3000 tahun.Tetapi sangat sulit untuk mendapat gambaran bagaimana bentuk kondom pada masa Mesir kuno tersebut.Kemungkinan mereka menggunakan kondom ketika melakukan hubungan seksual ataupun alasan upacara keagamaan.Beberapa waktu kemudian, orang Romawi membuat kondom dari jaringan otot tentara korban peperangan.Kondom yang tertua ditemukan di istana Dudley dekat Birmingham, England.Kondom yang terbuat dari ikan dan usus hewan telah dijumpai sejak tahun 1640.Kemungkinan digunakan untuk mencegah penularan penyakit seksual selama terjadi perang antara Oliver Cromwell dan King Charles I. Kondom dari karet diproduksi secara besar-besaran setelah tahun UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 1844, ketika Charles Goodyear mematenkan pembuatan vulkanisasi dari karet.Kondom tersebut hanya digunakan untuk satu kali pemakaian dan kondom yang terbuat dari usus domba masih dapat dijumpai Lubis, 2008.

2.2.3. Cara Kerja dan Manfaat

Menurut Saifuddin dkk 2010 cara kerja kondom adalah: 1. Kondom menghalangi terjadinya pertemuan sperma dan sel telur dengan cara mengemas sperma di ujung selubung karet yang dipasang pada penis sehingga sperma tersebut tidak tercurah ke dalam saluran reproduksi wanita. 2. Mencegah penularan mikroorganisme IMS termasuk HBV dan HIVAIDS dari satu pasangan ke pasangan lain khusus kondom yang terbuat dari lateks dan vinil. Menurut Glasier dan Gebbie 2012 manfaat dari kondom yaitu: 1. Efektif apabila digunakan secara benar dan konsisten. 2. Tersedia luas, murah, dan sering diberikan secara gratis. Tidak ada persyaratan untuk berkonsultasi dengan petugas kesehatan. 3. Mudah digunakan dan tanpa disertai efek samping lokal atau sistemik. 4. Tingkat proteksi yang sangat tinggi terhadap IMS, termasuk infeksi HIV. Pada uji in vitro, kondom lateks yang utuh tidak dapat ditembus oleh organisme yang ditularkan melalui hubungan seks temasuk virus Feldblum, 1998. 5. Perlindungan terhadap karsinoma dan penyakit pramaligna serviks. 6. Peningkatan kemampuan seksual pada sebagian pasien dengan ejakulasi dini.

2.2.4. Jenis Kondom

Menurut Glasier dan Gebbie 2012, tersedia beragam tipe kondom: 1. Sebagian besar kondom terbuat dari karet lateks halus dan berbentuk silinder bulat garis tengah sekitar 3,0-3,5 cm, panjang 15-20 cm, tebal UNIVERSITAS SUMATERA UTARA 0,03-0,08 mm dengan satu ujung yang polos atau berpentil dan tepi bulat di ujungnya yang terbuka. Kondom dikemas secara individual, digulung sampai ke tepi, dan disegel secara kedap udara dalam kertas timah impermeabel. Apabila kemasan terbuka atau robek, maka kondom di dalamnya cepat rusak Free et al.,1996. 2. Selama bertahun-tahun, hanya tersedia satu ukuran tetapi sekarang diketahui adanya kebutuhan kondom berukuran lebih besar dan lebih kecil dan keduanya saat ini sudah tersedia. 3. Sebagai usaha untuk meningkatkan akseptabilitas, juga diperkenalkan variasi yang berpelumas, mengandung spermisida, berwarna, memiliki rasa, beraroma, dan bertekstur. 4. Tersedia kondom alergi, yang terbuat dari karet lateks dengan rendah residu dan tidak dipralubrikasi, bagi mereka yang mengalami hipersensitivitas. 5. Kondom yang lebih tebal dan melebihi Standar Inggris dipasarkan terutama untuk hubungan intim per-anus pada pria homoseks untuk memberikan perlindungan tambahan terhadap infeksi HIV. 6. Saat ini banyak tersedia kondom yang dibuat dari poliuretan di Inggris dijual dengan nama dagang Avanti. Kondom ini memiliki ketebalan kira-kira sama dengan kondom lateks tetap lebih sedikit menyebabkan konstriksi dan tidak dirusak oleh pelumas berbahan dasar minyak. Pada studi yang membandingkan kondom plastik dengan kondom lateks, sebagian besar pria pemakai lebih menyukai sensitivitas yang diberikan oleh kondom poliuretan walaupun angka kebocoran klinis random ini secara bermakna lebih tinggi daripada angka untuk kondom lateks Frezieres et al., 1998. Kondom jenis ini sangat cocok bagi orang yang alergi terhadap karet lateks tetapi secara bermakna lebih mahal daripada kondom lateks. 7. Juga tersedia kondom yang terbuat dari usus domba Fourex. Walaupun penampilannya tidak bagus, namun sensitivitas kondom ini UNIVERSITAS SUMATERA UTARA lebih baik dibandingkan kondom lateks tetapi efektivitasnya terhadap IMS belum diketahui. Menurut Lubis 2008, kondom lateks dirancang mempunyai permeabilitas membran yang dapat menghambat lewatnya organism dalam berbagai ukuran seperti spermatozoa dengan diameter 0,003mm 3000 nm dan juga pathogen penyakit seksual seperti N. gonorrhoeae 800nm, C trachomatis 200 nm, HIV 125 nm dan Hepatitis B 40 nm. Team FDA yaitu Carey dan kawan, mengadakan penelitian dilaboratorium untuk mengetahui cairan tubuh yang dapat melewati permeabilitas membran kondom lateks dengan menggunakan fluorescing plastic mikro-spheres dengan diameter 110 nm, yang hampir sama dengan ukuran virus HIV. Dari 89 kondom lateks yang diteliti, 29 kondom mengalami kebocoran pada kondom, tetapi peneliti memperkirakan bahwa penggunaan kondom dapat menurunkan risiko terpapar dengan HIV sebanyak 10.000 kali lipat.Carey menyimpulkan bahwa kondom lateks merupakan perlindungan yang sangat dapat dipercaya terhadap HIV tetapi tidak seluruhnya dapat menyingkirkan risiko tersebut.

2.3. Pengetahuan