BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1. Kerangka Konsep
Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah:
Gambar 1: Kerangka Konsep Gambaran Penderita Trauma Kepala
3.2. Definisi Operasional
1. Kareteristik Penderita Trauma Kepala a
Jenis kelamin Jenis kelamin yaitu perbedaan biologis pasien yang terdiri dari laki-laki
dan perempuan.
Penderita Trauma Kepala
2. Jenis trauma kepala
6
. Penyebab
1. Kareteristik
Pasien.
5
.Tingkat Keparahan menurut SKG.
4. Trauma Murni atau Multipel
3. Perdarahan Intrakranial
Universitas Sumatera Utara
b Umur
Umur dihitung berdasarkan ulang tahun terakhir.
2. Jenis trauma kepala adalah jenis kecederaan yang tampak dari luaran pada kepala pasien:
a Fraktur
Keadaan patah atau retak pada tulang kranial. Fraktur terdiri dari linear, depresi, compound dan simple. Fraktur maxilofasial retak pada tulang
maxilla. Fraktur basis krani adalah retak pada bagian basis tulang cranial.
b Memar
Luka di dalam kulit dan tampak hiperemis.
c Laserasi
Luka robek akibat benda tajam atau tumpul yang menyebabkan putusnya jaringan kulit kepala.
d Abrasi
Luka pada pada bagian kulit kepala seperti lecet dan berpasir.
e Avulsi
Luka pada bagian kepala dimana kulit terlepas dari intak tengkorak.
3. Perdarahan Intrakranial a
Perdarahan Epidural Perdarahan yang terjadi antara tulang kranial dan selaput otak.
b Perdarahan Subdural
Perdarahan yang terjadi dibawah lapisan dura mater tetapi diluar lapisan araknoid di otak yaitu antara lapisan selaput otak terluar
dan tengah.
Universitas Sumatera Utara
c Perdarahan Subaraknoid
Perdarahan yang terjadi pada rongga subaraknoid yaitu antara rongga otak dan selaput otak.
d Perdarahan Intraventrikular
Perdarahan yang terjadi pada ventrikel otak.
e Perdarahan Intraserebral
Perdarahan yang terjadi hingga masuk ke jaringan otak.
4. Trauma Murni atau Multipel a
Trauma Murni Yaitu cedera yang terjadi akibat benturan dan hanya terjadi pada bagian
kepala.
b Trauma Multipel
Cedera yang terjadi pada tubuh pasien yang disebabkan oleh faktor- faktor yang lain seperti berikut:
i. Trauma leher
Yaitu terjadi cedera tulang servikal, bersamaan dengan cedera kepala pada saat kecelakaan.
ii. Trauma toraks
Yaitu kelainan pada bagian toraks yang mengalami patah tulang rusuk, tension pneumothorax, hemothorax, closed dan open
pneumothorax serta flail chest.
Universitas Sumatera Utara
iii. Trauma abdomen
Yaitu luka tembus pada bagian abdomen yang menyebabkan peritonitis dan perdarahan intrabdominal akibat robek pembuluh
darah aorta, kerusakan ginjal, ruptur hati dan limpa.
iv. Kecederaan tungkai atas
Yaitu terjadi patah tulang humerus, radius, ulna dan sebagainya. Batasan adalah dari glenoid trokanter hingga ke distal jari-jari
tungkai kiri dan kanan.
v. Kecederaan tungkai bawah
Patah tulang dari tulang pelvis hingga tulang distal jari-jari kaki kiri dan kanan.
5. Skor Koma Glasgow Menurut rekam medik atau perkiraan menurut Tabel 2.1 Skala Koma
Glasgow. lihat lampiran 1. a
Trauma kepala ringan, yaitu cedera ringan pada kepala dengan skor SKG 14-15.
b Trauma kepala sedang, yaitu cedera sedang pada kepala dengan skor
SKG 9-13. c
Trauma kepala berat, yaitu cedera berat pada kepala dengan skor SKG 3- 8.
6. Penyebab trauma kepala
Kemungkinan terjadinya trauma kepala adalah seperti berikut: a
Kecelakaan Lalu Lintas Suatu peristiwa atau kejadian yang terjadi di jalan raya akibat
adanya tabrakan pada pengguna jalan raya.
Universitas Sumatera Utara
b Jatuh
Apabila seseorang mengalami cedera kepala akibat terjatuh dari tempat tinggi atau tergelincir pada tempat yang licin dan kasar.
c Kekerasan
Kekerasan yaitu suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau lebih, baik berupa penyiksaan atau perkelahian dengan
menggunakan benda atau objek yang dapat menyebabkan cedera atau trauma.
3.3 Cara Ukur