Analisis Statistik ANALISIS DAN PEMBAHASAN

B. Analisis Statistik

Pada penelitian ini, variabel bebas yang digunakan mengalami perubahan dimana salah satu variabel bebas yakni Debt to Equity Ratio DER dihilangkan sebagai variabel bebas akibat adanya multikolinieritas diantara variabel bebas. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada Lampiran 2. Pada tahap ini sebelum data dianalisis, sebuah model regresi berganda harus memenuhi syarat normalitas dan asumsi klasik, yakni: 1. Pengujian Normalitas Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal Situmorang dkk, 2010:91. Gambar 4.1 Gambar 4.2 Sumber : Hasil Olahan SPSS, 20 Januari 2011. Sumber: Hasil Olahan SPSS, 20 Januari 2011. Guna mendapatkan tingkat uji Normalitas yang lebih signifikan maka dalam penelitian ini menggunakan uji statistic non-parametric Kolmogorov- Smirnov Uji K-S. Pada Tabel 4.5 di bawah ini diperoleh nilai Asymp-sig 2- tailed taraf nyata α atau 0,362 0,05. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Tabel 4.5 Uji Kolmogorov-Smirnov One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Unstandardized Residual N 56 Normal Parameters a,b Mean .0000000 Std. Deviation 14.29908250 Most Extreme Differences Absolute .123 Positive .123 Negative -.093 Kolmogorov-Smirnov Z .923 Asymp. Sig. 2-tailed .362 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Sumber: Hasil Olahan SPSS, 20 Januari 2011. 2. Pengujian Asumsi Klasik a. Uji Multikolinieritas Uji multikolinieritas dilakukan untuk melihat ada tidaknya hubungan linier diantara variabel bebas dalam model regresi . Tabel 4.6 menunjukkan tidak adanya gejala multikolinieritas, di mana hasil uji VIF Variance Inflation Factor menunjukkan nilai kurang dari lima VIF 5. Tabel 4.6 Pengujian Multikolinieritas Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 15.904 3.431 4.636 .000 DAR .172 .161 .176 1.070 .289 .377 2.652 LTDER -.184 .038 -.806 -4.891 .000 .377 2.652 a. Dependent Variable: ROE Sumber: Hasil Olahan SPSS, 20 Januari 2011. b. Uji Heteroskedastisitas Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama dari satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Uji untuk mengatasi heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pancar Scatter plot. Gambar 4.3 Sumber: Hasil Olahan SPSS, 20 Januari 2011. Pada Gambar 4.3 terlihat bahwa penyebaran residual tidak teratur, plot berpencar, dan tidak membentuk pola tertentu. Dari hasl tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala heteroskedastisitas. Guna memperoleh hasil uji heteroskedastisitas yang lebih signifikan maka dalam penelitian ini digunakan juga uji Glejser. Pada Tabel 4.8 di bawah ini diperoleh nilai signifikansi variabel independen lebih besar dari taraf nyata α 5. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas atau persamaan tersebut memenuhi asumsi heteroskedastisitas. Tabel 4.7 Uji Glejser Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. B Std. Error Beta 1 Constant 10.590 2.221 4.768 .000 DAR -.053 .104 -.112 -.511 .611 LTDER .029 .024 .259 1.180 .243 a. Dependent Variable: absut Sumber: Hasil Olahan SPSS, 20 Januari 2011. c. Uji Autokorelasi. Uji autokorelasi dilakukan untuk menguji apakah pada model regresi terdapat korelasi kesahan pengganggu periode t dan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya periode t -1 . Gejala autokorelasi dideteksi dengan uji Run Test. Hasil uji autokorelasi menunjukkan bahwa nilai Asymp.Sig 2-tailed adalah 0,106 dan di atas nilai signifikansi 0,05, dengan kata lain tidak terjadi gejala autokorelasi. Tabel 4.8 Uji Autokorelasi Run Test Runs Test Unstandardized Residual Test Value a -2.47631 Cases Test Value 28 Cases = Test Value 28 Total Cases 56 Number of Runs 23 Z -1.618 Asymp. Sig. 2-tailed .106 a. Median Sumber: Hasil Olahan SPSS, 20 Januari 2011. d. Pengujian Kelayakan Model Goodness of Fit Tabel 4.9 menunjukkan nilai Adjusted R Square pada Sektor Industri Barang Konsumsi yakni sebesar 0.436 artinya 43.6 variabel Return on Equity ROE dapat dijelaskan oleh DAR dan LTDER . Sisanya 56.4 dijelaskan faktor lainnya di luar model. Tabel 4.9 Pengujian Goodness of Fit Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1 .676 a .457 .436 14.56638 1.637 a. Predictors: Constant, LTDER, DAR b. Dependent Variable: ROE Sumber: Hasil Olahan SPSS, 20 Januari 2011. 3. Analisis Regresi Linear Berganda Hasil estimasi regresi dari pengolahan data setelah diperoleh hasil yang ditunjukkan pada Tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10 Analisis Regresi Linear Berganda Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics B Std. Error Beta Tolerance VIF 1 Constant 15.904 3.431 4.636 .000 DAR .172 .161 .176 1.070 .289 .377 2.652 LTDER -.184 .038 -.806 -4.891 .000 .377 2.652 a. Dependent Variable: ROE Sumber: Hasil Olahan SPSS, 20 Januari 2011. Model persamaan regresi pada Sektor Industri Barang Konsumsi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y = 15.904 + 0.172 X 1 – 0.184 X 2 + e Keterangan: Y : Return on Equity X 1 : Debt to Asset Ratio DAR X 2 : Long Term Debt to Equity Ratio LTDER e : Standar error a. Konstanta sebesar 15.904 menyatakan bahwa jika variabel independent dianggap konstan, maka Return on Equity ROE adalah sebesar 15.904 persen. b. Koefisien regresi DAR sebesar 0.172 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan rasio DAR akan meningkatkan Return on Equity ROE sebesar 0.172 satuan. c. Koefisien regresi LTDER sebesar -0.184 menyatakan bahwa setiap peningkatan satu satuan raio LTDER akan menurunkan Return on Equity ROE sebesar 0.184 satuan.

C. Pengujian Hipotesis

Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Financial Leverage Terhadap Return on Equity dan Earning per Share Pada Perusahaan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

6 49 98

Pengaruh Leverage terhadap Return On Equity Pada Industri Otomotif Yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta.

1 37 78

Pengaruh Return On Assets (ROA) dan Return On Equity (ROE) Terhadap Harga Saham (Studi Kasus Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Makanan dan Minuman Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

15 205 88

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Return Saham Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

2 27 126

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Rasio Keuangan Terhadap Return Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.

0 2 9

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Return Saham Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 8

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Return Saham Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Analisis Faktor-Faktor yang Memengaruhi Return Saham Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 0 12

Pengaruh Net Profit Margin, Return on Asset, Return on Equity, Dan Earning Per Share Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 9

TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) (Studi Pada Industri Barang Konsumsi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia)

0 0 15