Hasil Ekstraksi dan Isolasi

Penetapan kadar air dilakukan untuk mengetahui apakah simplisia sudah memenuhi persyaratan, karena air merupakan media yang baik untuk tumbuhnya jamur sehingga dapat mempengaruhi mutu simplisia, ternyata hasilnya memenuhi syarat yaitu 6 lebih kecil dari 10. Penetapan kadar sari larut air adalah untuk mengetahui kadar senyawa yang bersifat polar, sedang kadar sari larut dalam etanol dilakukan untuk mengetahui senyawa yang terlarut dalam etanol, baik polar maupun non polar. Penetapan kadar abu total dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa anorganik dalam simplisia, sedang penetapan kadar abu tidak larut dalam asam dilakukan untuk mengetahui kadar senyawa yang tidak larut dalam asam. Perhitungan hasil karakterisasi simplisia dapat dilihat pada lampiran 5 halaman 54-58. Hasil pemeriksaan skrining fitokimia dari serbuk simplisia akar ekor naga dapat dilihat pada tabel 2. Tabel 4.2 Hasil Skrining Fitokimia Serbuk Akar Ekor Naga No. Pemeriksaan Golongan Senyawa Kimia Hasil 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. Alkaloid Flavonoid Glikosida Glikosida Antrakuinon Saponin Tanin SteroidTriterpenoid - + + - + + + Keterangan: + = Mengandung Golongan Senyawa - = Tidak Mengandung Golongan Senyawa

4.5 Hasil Ekstraksi dan Isolasi

Ekstraksi dilakukan dengan cara perkolasi dengan menggunakan pelarut n-heksan hasilnya diperoleh 1,543 g ekstrak n-heksan dari 500 g serbuk simplisia. 4.6 Hasil Analisis Fraksi n-heksan dengan cara Kromatografi Lapis Tipis KLT Analisa KLT fraksi n-heksan digunakan fase gerak n-heksan-etil asetat dengan perbandingan 9:1, 8:2, 7:3, 6:4. Fase gerak yang terbaik adalah perbandingan 8:2, karena memberikan bercak yang paling banyak dengan pereaksi Liebermann-Burchard, diperoleh 10 noda yaitu 8 senyawa steroidtriterpenoid, Rf 0,02 biru hijau; 0,23 biru hijau, 0,32 ungu, 0,52 ungu; 0,637 ungu, 0,75 ungu , 0,86 merah ungu; dan 2 noda lainnya Rf 0,68 kuning coklat; 0,81 kuning coklat. Kromatogram analisa KLT fraksi n-heksan akar ekor naga Rhaphidopora pinnata L.fschott dapat dilihat pada gambar 6 dibawah ini Gambar 6. Kromatogram Hasil KLT Ekstrak n-heksan Akar Ekor Naga Keterangan : Fase diam silika gel GF 254, A= Fase gerak n-heksan –etil asetat 90:10; B S= Fase gerak n-heksan –etil asetat 80:20; C= Fase gerak n-heksan-etil asetat 70:30; D= Fase gerak n-heksan –etil asetat 60:40, penampak bercak Liebermann- Burchard, tap= titik awal penotolan, bap = garis batas pengembangan, u=ungu, h=hijau, b= biru, bh= biru hijau, kc= kuning coklat, mu= merah ungu. 4.7 Hasil Pemisahan Senyawa Steroid Triterpenoid dari ekstrak n-heksan dengan cara Kromatografi Kolom Pemisahan lebih lanjut ekstrak n-heksan dengan kromatografi kolom menggunakan fase gerak n-heksan-etil asetat 8:2 dan fase diam silika gel 60 mesh 70-230 ASTM dengan ukuran partikel 0,063-0,200. Hasilnya ditampung pada vial masing-masing sebanyak 5 ml, diperoleh 83 vial. , kemudian dikelompokkan menjadi 7 fraksi berdasarkan eluen yang digunakan dan pengamatan visual terhadap warna eluat, yaitu F1 vial 1-9, F2 vial 6-13, F3 vial 13-17, F4 vial 17- 63, F5 vial 64-68, F6 vial 69-78, dan F7vial 79-83. Pada F3 ditemukan kristal, yaitu pada V13,V14,V15, V16,V17 kemudian dilakukan KLT pada kelima vial tersebut .Hasilnya yaitu diperoleh masing masing 1 noda dengan harga Rf yaitu 0,46,0,46, 0,48, 0,48, 0,48 karena memiliki noda tunggal dengan harga Rf yang hampir sama maka kelima vial digabungkan. Kromatogram analisis Kromatografi Lapis Tipis eluat hasil kromatografi kolom fraksi n-heksan akar ekor naga Rhaphidophora pinnata Schott dapat dilihat pada gambar 7 berikut Gambar 7. Kromatogram Hasil KK Fraksi n-heksan Akar Ekor Naga Keterangan : Fase diam silika gel GF 254,fase gerak n-heksan- etil asetat 80:20 Penampak bercak Liebermann-Burchard, tap = titik awal penotolan, bap = batas akhir pengembangan , u = ungu

4.8 Hasil Pengujian dengan KLT Dua Arah

Dokumen yang terkait

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Fraksi N-Heksana Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.)

5 73 99

Karakterisasi Dan Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Eceng Gondok (Eichhornia Crassipes (Mart.) Solms)

21 118 72

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Ekstrak N-Heksan Rumput Laut Turbinaria Ornata (Turner) J. Agardh

11 91 78

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Etanol Dan Beberapa Fraksi Daun Ekor Naga (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) Terhadap Bakteri Streptococcus mutans Dan Pseudomonas aeruginosa

17 99 87

Analisis Kandungan Mineral Esensial pada Daun Ekor Naga (Rhaphidophora pinnata (L.f.) Schott) Secara Spektrofotometri Serapan Atom

6 31 102

Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Akar Tanaman Ekor Naga (Rhaphidophora Pinnata Schott)

9 88 67

Karakterisasi Simplisia, Skrining Fitokimia Dan Isolasi Senyawa Flavonoida Dari Daun Tanaman Ekor Naga (Rhaphidophora pinnata Schott.)

16 94 120

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Fraksi N-Heksana Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.)

0 0 26

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Fraksi N-Heksana Daun Gaharu (Aquilaria Malaccensis Lam.)

0 1 23

Karakterisasi Simplisia Dan Skrining Fitokimia Serta Isolasi Senyawa Steroid/Triterpenoid Dari Ekstrak N-Heksan Rumput Laut Turbinaria Ornata (Turner) J. Agardh

0 1 22