Saponin adalah senyawa aktif permukaan yang kuat yang menimbulkan busa jika dikocok dalam air dan pada konsentrasi rendah sering menyebabkan
hemolisis sel darah merah. Dalam larutan yang sangat encer sangat beracun untuk ikan. Diberikan nama saponin karena sifatnya yang menyerupai sabun bahasa
Latin, sapo: sabun. Saponin dibagi menjadi dua jenis, yaitu glikosida triterpenoid dan glikosida steroid Robinson, 1995.
4. Glikosida Jantung
Glikosida jantung merupakan glikosida steroid dengan kerangka dasar siklopentanafenantren, gugus lakton tak jenuh pada rantai samping C
17
, sebuah gugus hidroksi pada C
14
dan glikon selalu terikat pada C
3
. Aglikon glikosida jantung ada dua, yaitu kardenolida gugus lakton pentasiklik pada C
17
dan bufadienolida gugus lakton heksasiklik pada C
17
Robinson, 1995.
2.3 Ekstraksi
Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat aktif yang dapat larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair. Pemilihan pelarut dan cara ekstraksi yang
tepat dapat dipermudah dengan mengetahui terlebih dahulu zat aktif yang dikandung simplisia. Ekstraksi dipengaruhi oleh derajat kehalusan serbuk dan perbedaan konsentrasi. Jika hanya
dengan mencelupkan serbuk simplisia ke dalam pelarut, maka ekstraksi tidak akan sempurna karena terjadi kesetimbangan antara larutan zat aktif di luar sel dan larutan zat aktif di dalam
sel Depkes, 1986. Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai cara Depkes, 2000, yaitu:
1. Maserasi
Maserasi adalah proses ekstraksi menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur ruangan. Menurut Depkes 1986 maserasi
dilakukan dengan merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari, dimana cairan akan berdifusi dengan dinding sel yang mengandung zat aktif. Pengadukan dilakukan untuk
menjaga adanya derajat perbedaan konsentrasi antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Larutan yang terpekat didesak keluar dinding sel sampai terjadi keseimbangan konsentrasi
antara larutan di luar sel dan di dalam sel. Pengulangan penambahan pelarut setelah dilakukan penyaringan hasil maserasi pertama dikenal dengan remaserasi.
2. Perkolasi
Perkolasi adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna, umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Prosesnya terdiri dari beberapa tahapan, yaitu
pengembangan bahan, maserasi antara, dan perkolasi sebenarnya penampungan ekstrak, terus-menerus sampai diperoleh perkolat.
3. Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin
balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses ekstraksi sempurna.
4. Sokletasi
Sokletasi adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru, umumnya dilakukan menggunakan alat khusus, sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan jumlah
pelarut relatif konstan dan adanya pendingin balik. 5.
Digesti Digesti adalah maserasi dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih
tinggi dari temperatur ruangan, yaitu 40-50 C.
6. Infundasi
Infundasi adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur 96-98
C selama waktu tertentu biasanya 15-20 menit.
7. Dekok
Dekok adalah infundasi pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik didih air.
2.4 Kromatografi