Minyak kelapa sawit banyak mengandung gliserida – gliserida dan sebagian kecil komponen non gliserida. Untuk tujuan merubah minyak ke bentuk
yang dapat digunakan, beberapa dari non gliserida harus di kurangi ataupun dihilangkan ke level tertentu. Ada dua jenis gliserida, yaitu yang larut dalam
minyak dan yang tidak larut dalam minyak. Kotoran - kotoran yang tidak larut dalam minyak meliputi serat buah dan cangkang. Sedangkan komponen non
gliserida yang larut dalam minyak meliputi asam lemak bebas, fofolipid, logam dan karoten, dan lain – lain. Tujuan refening adalah untuk mendapatkan minyak
sawit dengan kualitas yang baik yang sesuai dengan standard dengan menghilangkan kotoran – kotoran.Anonymous I, 2006
2.2. Komponen Kimiawi Lipid
Trigliserida triasilgliserol lemak netral adalah suatu ester alkohol dengan asam lemak. Alkoholnya gliserol dan asam lemaknya asam karboksilat dengan
kerangka hidrokarbon yang panjang BM tinggi.
Gliserol 3 molekul asam lemak Trigliserida Air
Kemungkinan – kemungkinan macam trigliserida yang dapat terbentuk pada reaksi diatas adalah :
a. 3 mono gliserida, bila 1 molekul asam lemak berikatan dengan salah satu
atom C gliserol. b.
1,2 – digliserida, bila 2 molekul asam lemak berikatan dengan kedua atom C gliserol, dan
c. Trigliserida, bila 3 molekul asam lemak berikatan dengan ketiga atom C
gliserol.
Universitas Sumatera Utara
2.3. Sifat Kimia –Fisik Asam Lemak
Ada tiga sifat kimia – fisik asam lemak yang perlu dikemukakan,yaitu sebagai berikut :
1. Rantai hidrokarbon asam lemak jenuh bersifat elastis. Karena dapat
berputar pada sumbu atom karbonnya dan Karena itu tidak stabil, asam lemak jenuh memiliki titik cair tinggi. Dengan demikian, untuk mengubah
struktur bentuk molekulnya, tidak diperlukan energi yang terlalu tinggi karena itu titik cairnya relatif rendah.
2. Rantai hidrokarbon asam lemak tak jenuh bersifat kaku. Struktur
molekulnya sulit diubah karena itu ia lebih stabil. Untuk mengubah struktur molekulnya diperlukan energi yang lebih tinggi karena titik
cairnya relatif tinggi. 3.
Posisi konfigurasi isomer cis pada asam lemak tak jenuh dapat berubah ke bentuk isomer trans dengan proses pemanasan tinggi dan katalis.
Wahab
2.4. Oleokimia
Oleokimia merupakan bagian dari ilmu kimia yang mempelajari tentang proses pengolahan asam lemak dan gliserin serta derivatnya baik yang dihasilkan dari
minyak seperti gliserida juga hasil sintesa dari produksi etilena dan propilena serta industri petrokimia.Richtler.et al, 1984.
Oleokimia didefinsikan sebagai pembuatan asam lemak dan gliserin serta turunannya baik berasal dari hasil pemecahaan trigliserida yang dikandung
minyak dan lemak alami maupun berasal dari produk petrokimia. Sumber oleokimia yang berasal dari ester gliserida minyak lemak alami berasal dari
minyak kacang kedelai, biji bunga matahari, kelapa sawit, inti sawit, kelapa , alpukat, biji kapas, lemak sapi, lemak babi, minyak ikan paus, biji karet, kemiri,
jarak, serta berbagai sumber lainnya. Oleokimia alami merupakan senyawa kimia
Universitas Sumatera Utara
yang berasal dari minyak dan lemak tumbuh – tumbuhan yang diperoleh dengan cara saponifikasi diikuti hidrolisis sehingga menghasilkan asam lemak bebas dan
gliserol. Produk oleokimia dasar yang utama adalah asam lemak, ester asam lemak, alkohol asam lemak, amina asam lemak, serta gliserol yang merupakan
produk samping yang juga tidak kalah pentingnya. Sedangkan oleokimia sintetis yang berasal dari petrokimia misalnya pembuatan alkohol asam lemak dari etilena
serta gliserin dari propilena. Brahmana,H.R, 1991
Diantara produk – produk tersebut asam lemak merupakan bahan oleokimia yang terpenting yang digunakan dalam berbagai reaksi modifikasi
kimia untuk menghasilkan berbagai produk turunan dengan berbagai aplikasi indutrial yang berbeda. Asam lemak banyak digunakan dalam pembuatan sabun,
produk – produk karet, kosmetik, lilin dan juga bahan baku untuk produksi turunan amina asam lemak. Disisi lain aplikasi gliserol pada industri oleokimia
juga sangat luas, yang digunakan pada produk kosmetik, farmasi, bahan peledak, serta monogliserida yang digunakan sebagai bahan pengelmusi. Hingga saat ini,
umumnya sebagian produk oleokimia ini diaplikasikan sebagai surfaktan pada produk – produk kosmetik, toileteris, serta produk pencuci pembersih, baik
untuk kebutuhan rumah tangga, maupun industri seperti tekstil, plastik, pertambangan, dan pengolahan limbah cair pabrik.. Elisabeth J, 1999
2.5. Gliserin 2.5.1 Sejarah Gliserin