Untuk jumlah penggunaan bentonit 5 wv. 5. Penentuan Daya Adsorpsi Bentonit 6. Penentuan Kapasitas Adsorpsi Bentonit

2. Kemudian diaduk dengan magnetik stirer selama 0,5 jam dan disaring 3. Filtrat ditampung dan diambil 50 mL lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer. 4. Kemudian ditambahkan 5 mL HNO 3 dan dipanaskan sampai ½ volume awal 5. Larutan kemudian dimasukkan kedalam labu takar 50 mL dan diencerkan sampai tanda batas dan diatur pH = 3 dengan NaOH. 6. Dianalisa kandungan Fe dengan Inductively Couple Plasma.

d. Untuk jumlah penggunaan bentonit 4 wv.

1. Ditimbang 4 gram bentonit hasil pengaktifan kontak H 2 SO 4p dimasukkan kedalam beaker glass dan ditambahkan dengan 100 mL residu Spently. 2. Kemudian diaduk dengan magnetik stirer selama 0,5 jam dan disaring 3. Filtrat ditampung dan diambil 50 mL lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer. 4. Kemudian ditambahkan 5 mL HNO 3 dan dipanaskan sampai ½ volume awal 5. Larutan kemudian dimasukkan kedalam labu takar 50 mL dan diencerkan sampai tanda batas dan diatur pH = 3 dengan NaOH. 6. Dianalisa kandungan Fe dengan Inductively Couple Plasma.

d. Untuk jumlah penggunaan bentonit 5 wv.

1. Ditimbang 5 gram bentonit hasil pengaktifan kontak H 2 SO 4p dimasukkan kedalam beaker glass dan ditambahkan dengan 100 mL residu Spently. 2. Kemudian diaduk dengan magnetik stirer selama 0,5 jam dan disaring 3. Filtrat ditampung dan diambil 25 mL lalu dimasukkan kedalam erlenmeyer. 4. Kemudian ditambahkan 5 mL HNO 3 dan dipanaskan sampai ½ volume awal 5. Larutan kemudian dimasukkan kedalam labu takar 50 mL dan diencerkansampai tanda batas dan diatur pH = 3 dengan NaOH. 6. Dianalisa kandungan Fe dengan Inductively Couple Plasma. Universitas Sumatera Utara diulangi hal yang sama untuk bentonit tanpa pengaktifan dengan variasi jumlah penggunanaan bentonit 1, 2, 3, 4, 5. 3.3. Bagan Penelitian 3.3.1 Pemeriksaaan logam Fe Residu Spently dengan alat ICP Residu Spently 20 g Dimasukkan kedalam beaker glass Dilarutkan dengan aquadest pada labu takar 100 mL Dimasukkan 50 mL kedalam erlenmeyer Ditambahkan 5 mL HNO Dipanaskan sampai ½ volume awal 3p Diencerkan dalam labu takar 50 mL. Diatur pH = 3 dengan NaOH Hasil dianalisa kandungan ion Fe dengan alat ICP Hasil Universitas Sumatera Utara

3.3.2 Pembuatan larutan baku Fe 5 ppm

Larutan standart Fe 1000 ppm Dipipet 5 mL larutan standart Fe 1000 ppm Dimasukkan kedalam labu ukur 1000 mL Ditambahkan air suling sampai tanda batas Larutan Fe 5 ppm Universitas Sumatera Utara

3.3.3 Pengaktifan Bentonit dengan H

2 SO 4p 20 gram bentonit berukuran rata- rata 200 mesh . Ditambahkan 200ml H 2 SO 4p Dipanaskan suhu 100 o - 110 o Larutan koloid bentonit C sambil diaduk dengan magnetik stirer selama 2 jam Dinginkan selama 3 jam Disaring Endapan Filtrat Dicuci dengan aquadest sampai pH filtrat netral Disaring Endapan Filtrat Dikeringkan suhu 100 o – 110 o Dihaluskan dalam ukuran 200 mesh C Disimpan dalam desikator Universitas Sumatera Utara Hasil

3.3.4 Preparasi Bentonit

20 gram bentonit berukuran rata- rata 200 mesh Dikeringkan didalam oven 100 o C - 110 o Bentonit tanpa pengaktifan C Universitas Sumatera Utara

3.3.5 Penyerapan Ion Fe oleh bentonit

a. Variasi jumlah penggunanaan bentonit 1wv 1 gram bentonit pengaktifan H 2 SO Dimasukkan kedalam beaker Glass 4p Dicampurkan dengan 100 ml residu Spent lye Diaduk dengan magnetik stirer selama 30 menit. Disaring Filtrat Endapan Ditampung 50 ml dalam erlenmeyer Ditambahkan 5 mL HNO Dipanaskan sampai ½ volume awal 3p Dimasukkan dalam labu takar 50 ml Diencerkan dengan aquadest sampai tanda batas Diatur pH = 2 – 4 dengan NaOH Dianalisa dengan ICP Hasil Universitas Sumatera Utara Diulang hal yang sama untuk bentonit tanpa pengaktifan variasi jumlah penggunanaan bentonit 1 wv. BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Dan Pengolahan data percobaan

Data hasil pengukuran daya serap ion Fe bentonit pengaktifan H 2 SO 4p dan tanpa pengaktifan yang diperoleh dapat dilihat pada tabel 4.3 dan tabel 4.4 Tabel 4.3 : Hasil Pengukuran Daya Serap Bentonit Pengaktifan H 2 SO 4p Jumlah Penggunaan Bentonit terhadap Kadar Logam Fe. Konsentrasi Akhir ppm Rata - rata Fe Teradsorbsi I II III 1 2 3 4 5 2.63548 2.08286 1.12479 0.37206 0.96982 2.37208 2.18736 1.15019 0.35749 0.91834 2.89888 2.29186 1.17559 0.34292 0.86686 2.63548 2.18736 1.15019 0.35749 0.91834 44.617 54.034 75.829 92.487 80.702 Tabel 4.4: Hasil Pengukuran Daya Serap Bentonit Tanpa Pengaktifan Kadar Logam Fe. Jumlah Penggunaan Bentonit Konsentrasi Akhir ppm Rata - rata Fe Teradsorbsi I II III 1 2 3 4 5 3.12614 2.58366 1.64559 0.65148 1.02494 3.31124 2.48621 1.73489 0.61934 1.05437 3.49634 2.38876 1.82426 0.68362 1.08380 3.31124 2.48621 1.73489 0.65148 1.05437 30.416 47.754 63.542 86.309 77.843 Universitas Sumatera Utara 500 1000 1500 2000 2500 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 Konsentrasi Larutan Standart Fe mgL In ten ist as L ar u tan S tan d ar t F e c s

4.1.1. Data Intensitas Larutan Standart Besi Fe Tabel 4.5 Data Intensitas Larutan Standart Besi Fe

Konsentrasi mgL Intensitas rata – rata cs 0.25 493.2 0.5 973.4 0.75 1464.3 1 2098.2 Gambar 4.2 Kurva Kalibrasi Larutan Standar Fe 4.1.2. Pengolahan Data Ion Fe

4.1.3. Penurunan Persamaan Garis Regresi dengan Metode Least Square

Hasil pengukuran Intensitas larutan seri standar unsur Fe pada Tabel 4.1. diplotkan terhadap konsentrasi sehingga diperoleh kurva kalibrasi berupa garis Universitas Sumatera Utara linier. Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi ini dapat diturunkan dengan metode Least Square dengan data pada Tabel 4.3. Tabel 4.6 Penurunan persamaan garis regresi untuk penentuan konsentrasi unsur Besi Fe berdasarkan pengukuran Intensitas larutan standar BesiFe No Xi Yi Xi-X Yi-Y Xi-X 2 Yi-Y 2 10 Xi-XYi-Y 4 1 - 0.5 - 1005.82 0.25 101.16739 502.91 2 0.25 493.2 - 0.25 - 512.62 0.0625 26.27793 128.155 3 0.5 973.4 32.42 0.10516 4 0.75 1464.3 0.25 458.48 0.0625 21.02039 114.62 5 1 2098.2 0.5 1092.38 0.25 119.32941 546.19 ∑ 2.5 5029.1 64.84 0.625 267.90028 1291.875 ∑ xi 2.5 x = = = 0.5 n 5 ∑ yi 5029.1 y = = = 1005.82 n 5 Persamaan garis regresi untuk kurva kalibrasi dapat diturunkan dari persamaan garis : y = ax + b Dimana : a = slope b = intersept Selanjutnya harga slope dapat ditentukan dengan menggunakan Metode Least Square sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara ∑ Xi – XYi – Y a = ∑ Xi – X a = 0.625 = 2067 b = y - ax = 1005.82 – 20670.5 = - 27.68 Maka persamaan garis yang diperoleh adalah : y = 2067 x - 27.68 2 b = y - ax Dengan mensubstitusikan harga-harga yang tercantum pada Tabel 4.3. pada persamaan ini diperoleh : 1291.875 Universitas Sumatera Utara

4.1.4. Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan sebagai berikut : ∑ Xi – X Yi – Y r = [ ∑ Xi – X 2 ∑ Yi – Y 2 ] r = [ 0.625 267.90028. 10 12 Koefisien korelasi untuk unsur Besi Fe adalah : 1291.875 4 ] 12 = [ 167.437675 . 10 1291.875 4 ] 12 = 0,9983 Universitas Sumatera Utara

4.1. 5. Penentuan Daya Adsorpsi Bentonit

Daya serap bentonit hasil pengaktifan dengan H 2 SO 4p dan tanpa pengaktifan dengan variasi penggunaan bentonit berdasarkan hasil pengukuran adalah : Daya absorpsi = Fe awal – Fe akhir x 100 Fe awal  Untuk Variasi Penggunaan Bentonit Pengaktifan H 2 SO 4p 1 Daya absorpsi = 4.75865 – 2.63548 x 100 4.75865 = 44.617 Dilakukan perhitungan yang sama untuk ulangan 2 dan 3 Universitas Sumatera Utara

4.1. 6. Penentuan Kapasitas Adsorpsi Bentonit

Jumlah ion Fe yang terserap bentonit hasil pengaktifan asam ditentukan dengan persamaan : x Co – Ci m m V Keterangan : x = jumlah materi yang terserap m m = berat absorben v = volume sampel Co = Konsentrasi awal Fe Ci = Konsentrasi akhir Fe  Untuk Variasi Penggunaan Bentonit Pengaktifan H 2 SO 4p 1 x 4.75865 – 2.63548 mgL m 1 g x 0.01 L = 0.0212 mg g Dilakukan perhitungan yang sama untuk ulangan 2 dan 3 Universitas Sumatera Utara

4.1.7.1. Rancangan Acak Lengkap Untuk data Kapasitas Adsorpsi Bentonit

Langkah – langkah perhitungan : ∑ Ti Faktor Koreksi FK = n Jumlah Kuadrat JK Umum = Xi 2 2 Jumlah Kuadrat Perlakuan = ∑ Ti – FK 2 Kuadrat tengah KT Perlakuan = JK Perlakuan t – 1 JK Galat _ FK r Jumlah Kuadrat Galat = JK Umum – JK Perlakuan Kuadrat tengah KT Perlakuan = t r – 1 Koefisien Keragaman = √ JK Galat Rata – rata total Keterangan : ∑ Ti : Total seluruh data Xi : Data hasil pengamatan Ti : Total perlakuan r : Banyak Ulangan t : Banyak Perlakuan Hipotesa yang dilakukan pada perlakuan ini adalah : Universitas Sumatera Utara Ho : Apabila tidak ada pengaruh bentonit pengaktifan dengan H 2 SO 4p dan Tanpa pengaktifan terhadap kapasitas adsorpsi bentonit. Ha : Apabila ada pengaruh bentonit pengaktifan dengan H 2 SO 4p dan Tanpa pengaktifan terhadap kapasitas adsropsi bentonit.

4.1.7.1 Rancangan Acak Lengkap Untuk data Kapasitas Adsorpsi Bentonit

Pengaktifan dengan Asam : d. b Umum = tr -1 = 14 d. b Perlakuan = t – 1 = 4 d. b Galat = tr-1 = 10 ∑ Ti 2 0.1944 Faktor Koreksi FK = = = 0.00252 n 5 x 3 JK Umum = Xi 2 2 - FK = [0.0212 2 + 0.0239 2 + 0.0186 2 + 0.0134 2 + 0.0129 2 + 0.0124 2 + 0.0121 2 + 0.0120 2 + 0.0119 2 + 0.0109 2 + 0.011 2 + 0.011 2 + 0.0076 2 + 0.0077 2 + 0.0078 2 Jumlah Kuadrat Perlakuan = ∑ Ti ] – 0.00252 = 0.00284 – 0.00252 = 0.00032 2 = 0.00847 _ 0.00252 3 = 0.00282 – 0.00252 = 0.0003 Jumlah Kuadrat Galat = JK Umum – JK Perlakuan = 0.00032 - 0.0003 _ FK r Universitas Sumatera Utara = 0.00002 Kuadrat tengah KT Perlakuan = JK Perlakuan t - 1 0.0003 = 5 – 1 = 0.000075 JK Galat Kuadrat tengah KT Galat = t r – 1 0.00002 = 10 = 0.000002 Kuadrat Tengah Perlakuan F Hitung = Kuardrat Tengah Galat 0.000075 = 0.000002 = 37.5 Universitas Sumatera Utara

4.1.7.2 Rancangan Acak Lengkap Untuk data Kapasitas Adsorpsi Bentonit

Tanpa Pengaktifan: d. b Umum = tr -1 = 14 d. b Perlakuan = t – 1 = 4 d. b Galat = tr-1 = 10 ∑ Ti 2 0.1608 Faktor Koreksi FK = = = 0.00172 n 5 x 3 JK Umum = Xi 2 2 - FK = [0.0163 2 + 0.0145 2 + 0.126 2 + 0.0109 2 + 0.0114 2 + 0.0118 2 + 0.0104 2 + 0.0101 2 + 0.0098 2 + 0.0103 2 + 0.0103 2 + 0.0102 2 + 0.0075 2 + 0.0074 2 + 0.0073 2 Jumlah Kuadrat Perlakuan = ∑ Ti ] – 0.00172 = 0.00181 – 0.00172 = 0.00009 2 = 0.00541 _ 0.00172 3 = 0.0018 – 0.00172 = 0.00008 Jumlah Kuadrat Galat = JK Umum – JK Perlakuan = 0.00009 - 0.00008 _ FK r Universitas Sumatera Utara = 0.00001 Kuadrat tengah KT Perlakuan = JK Perlakuan t - 1 0.00008 = 5 – 1 = 0.000027 JK Galat Kuadrat tengah KT Galat = t r – 1 0.00001 = 10 = 0.000001 Kuadrat Tengah Perlakuan F Hitung = Kuardrat Tengah Galat 0.000027 = 0.000001 = 27 Universitas Sumatera Utara

4.2 Pembahasan.