mula kelarutan berkurang disebabkan ion sejenis sampai melalui minimum. Kemudian bertambahn akibat adanya reaksi kompleksasi.
Reaksi yang menghasilkan endapan dapat dimanfaatkan untuk analisis secara titrasi jika reaksinya berlangsung cepat, dan kuantitatif serta titik akhir
dapat dideteteksi. Beberapa reaksi pengendapan berlangsung lambat dan mengalami keadaan lewat jenuh. Tidak seperti gravimetri, titrasi pengendapan
tidak dapat menunggu sampai pengendapan berlangsung sempurna. Hal ini penting juga adalah konstanta hasil kali kelarutan K
sp
2.9 Bentonit
harus cukup kecil sehingga pengendapan bersifat kuantitatif dalam batas kesalahan eksperimen.
Reaksi samping tidak boleh terjadi; demikian juga kopresipitasi. Keterbatasan utama pemakaian cara ini disebabkan sedikit sekali indikator yang sesuai.
Semuajenis reaksi diklasifikassi berdasarkan tipe indikator yang digunakan untuk melihat titik akhir. Khopkar,2003
Bentonit adalah istilah perdagangan untuk sejenis lempung yang banyak mengandung mineral montmorilonit sekitar 85, yaitu suatu mineral hasil
pelapukan. Pengaruh hidrotermal, atau akibat transformasi devitrifikasi dari tufa gelas yang diendapkan didalam air dalam suasana alkali. Fragmen sisanya pada
umumnya terdiri dari campuran mineral kuarsa kristobalit, feldspar, kalsit, gipsum, kaolinit, plagioklas, illit, dan lain sebagainya Zulkarnaen, Wardoyo, S.,
Marmer,D.H.,1990. Lempung merupakan salah satu komponen tanah yang tersusun atas
senyawa alumina silikat dengan ukuran partikel yang lebih kecil dari 2 µ m. Struktur dasarnya merupakan filosilikat atau lapisan silikat yang terdiri dari
lembaran tetrahedral silikon – oksigen dan lembaran oktahedral aluminium oksigen – hidroksida.
2.9.1. Komposisi Bentonit
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil analisis terhadap sampel bentonit yang diambil di PT. Bumi Karyatama Raharja, diperoleh komposisi bentonit adalah sebagai berikut :
Tabel 2.2 Hasil Analisis Sampel Bentonit Kompisisi
Kalsium oksida CaO Magnesium oksida MgO
Alumunium oksida Al
2
O
3
Ferri oksida Fe
2
O
3
Silika SiO
2
Kalium oksida K
2
0.23 0.98
13.45 2.18
74.9 1.72
4 O
Air Sifat – sifat dari bentonit adalah :
1. Memiliki kilap lilin
2. Memiliki warna yang cukup bervariasi, mulai dari warna dasar putih, hijau
muda kelabu, merah muda dalam keadaan segar, dan akan berubah warna menjadi krem apabila telah melapuk, dan lama – kelamaan akan menjadi
kuning dengan sedikit kemerahan, atau kecoklatan, serta hitam keabu – abuan, bergantung pada jenis dan jumlah fragmen mineralnya.
3. Bersifat sangat lunak, dan plastis, memiliki porositas yang tinggi, ringan,
mudah pecah, terasa seperti sabun, mudah menyerap air dan dapat melakukan pertukaran ion ion exchanging.
4. Mempunyai berat jenis berkisar antara 2, 4 – 2,8 gmL.
2.9.2 Jenis – jenis bentonit
Ada 2 jenis bentonit yang banyak dijumpai, yaitu : 1.
Swelling Bentonit Bentonit ini dapat mengembang atau sering disebut bentonit jenis
Wyoming atau Na – Bentonit, yaitu jenis mineral montmorilonit yang mempunyai partikel lapisan air tunggal single Water layer Particles yang mengandung kation
Na
+
yang dapat dipertukarkan. Bentonit jenis ini mempunyai kemampuan mengembang hingga delapan kali apabila dicelupkan kedalam air, dan tetap
terdispersi beberapa waktu didalam air. Dalam keadaan kering, berwarna putih,
Universitas Sumatera Utara
atau kuning gading, sedangkan dalam keadaan basah dan terkena sinar matahari akan berwarna mengkilap. Perbandingan antara kation Na
+
dan kation Ca
+
2. Non Swelling Bentonit.
yang terdapat didalamnya sangat tinggi,serta suspensi koloidnya mempunyai pH 8,5 –
9,8. Kandungan NaO dalam bentonit jenis ini, pada umumnya lebih besar dari 2 . Karena sifat- sifat yang dimiliknya, maka bentonit inin dapat digunakan
sebagai Lumpur bor, penyumbat kebocoran bendungan, bahan pencampur cat, sebagai bahan baku farmasi, bahan perekat pada pasir cetak dalam industri
pengecoran dan lain sebagainya.
Bentonit ini kurang dapat mengembang atau sering juga disebut Ca – Bentonit , yaitu jenis mineral montmorilonit yang kurang dapat mengembang
apabila dicelupkan didalam air, namun setelah diaktifkan dengan asam, maka akan memiliki sifat menyerap sedikit air dan akan cepat mengenda tanpa
membentuk suspensi. Bentonit ini mempunyai pH-nya sekitar 4,0 – 7,1. Daya tukar ionnya juga cukup besar. Bentonit jenis ini mengandung kalsium dan
magnesium yang relatif lebih banyak dibandingkan dengan kandungan natriumnya. Karena sifat – sifat yang dimilikinya, maka bentonit jenis ini dapat
digunakan sebagai bahan penyerap pemucat warna bleaching earth. Sebelum digunakan dalam berbagai aplikasi, bentonit harus diaktifkan dan
diolah terlebih dahulu. Ada 2 Dua cara yang dapat dilakukan untuk aktivasi bentonit, yaitu :
1. Secara pemanasan.
Pada proses ini, bentonit dipanaskan pada temperature 300
o
– 350
o
2. Secara kontak asam.
C untuk memperluas permukaan butiran bentonit.
Tujuan dari aktivasi kontak asam adalah untuk menukar kation Ca
2+
yang ada dalam Ca –Bentonit menjadi ion H
+
dan melepaskan ion Al, Fe, dan Mg dan pengotor – pengotor lainnya dari kisi – kisi struktur, sehingga secara fisik bentonit
tersebut menjadi lebih aktif. Untuk keperluan tersebut asam sulfat dan asam klorida adalah zat kimia yang umum digunakan. Selama proses bleaching
Universitas Sumatera Utara
tersebut, Al, Fe, dan Mg larut dalam larutan, kemudian terjadi penyerapan asam ke dalam struktur bentonit, sehingga rangkaian struktur frame work mempunyai
area yang lebih luas. Proses pelepasan Al dari bentonit disajikan dalam persamaan berikut ini :
Al
4
Si
8
O
20
OH
4
+ 3 H
+
Al
3
Si
8
O
20
OH
2
+ Al
3+
+ 2 H
2
Al O
4
Si
8
O
20
OH
4
+ 6 H
+
Al
2
Si
8
O
20
OH
2
+ 2 Al
3+
+ 4 H
2
Al O
Pada kondisi diatas, separuh dari atom Al berpindah dari struktur bersama dengan gugus hidroksida. Menurut Thomas Hickey, dan Stecker, atom – atom Al
yang tersisa masih terkoordinasi dalam rangkaian tetrahedral dengan 4 atom oksigen tersisa.Supeno Minto,2009
Perubahan dari gugus oktahedral menjadi tertrahedral membuat kisi kristal bermuatan negatif pada permukaan kristal, sehingga dapat dinetralisir oleh ion
hidrogen. Pada proses aktivasi selanjutnya terjadi pelarutan lebih banyak lagi. Persamaan reaksinya dapat dituliskan sebagai berikut ini :
2
Si
8
O
20
OH
4
+ 3 H
+
Al
3+
+ AlSi
8
H
4
O Al
20 2
Si
8
O
20
OH
4
+ 6 H
+
2 Al
3+
+ Si
8
H
4
O
20
Universitas Sumatera Utara
BAB 3
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Peralatan 3.1.1. Alat – alat