ε = Error atau variabel pengganggu
a. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen Lubis, 2007. Nilai koefisien
determinasi R
2
adalah antara nol dan satu, semakin mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas,
sebaliknya semakin mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel
dependen Ghozali, 2005. b. Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji seberapa besar pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen, jika nilai signifikansi dari suatu variabel independen 0.05,
maka variabel tersebut berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen, sebaliknya apabila nilai signifikansi dari suatu variabel independen 0.05, maka variabel
tersebut tidak berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen. c. Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen yang dalam model regresi berpengaruh secara simultan bersama-sama terhadap variabel dependen, jika nilai
signifikansi dari variabel independen 0.05, maka variabel independen berpengaruh signifikan secara simultan bersama-sama terhadap variabel dependen, sebaliknya apabila
nilai signifikansi dari variabel independen 0.05, maka variabel independen tidak
berpengaruh signifikan secara simultan bersama-sama terhadap variabel dependen.
G. Jadwal Penelitian
Jadwal penelitian adalah sebagai berikut:
Tabel 3.3 Jadwal Penelitian
Universitas Sumatera Utara
Tahapan Penelitian
2011 Maret
April Mei
Juni Juli
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajuan
Judul Proposal Skripsi
Bimbingan Perbaikan
Proposal Skripsi
Seminar Proposal
Skripsi
Pengumpulan dan
Pengolahan Data
Analisis Data Bimbingan
Penulisan Skripsi
Penyelesaian Skripsi
Ujian Komprehensif
Universitas Sumatera Utara
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data Penelitian
Populasi pada penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010. Jumlah populasi perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2007-2010 adalah 25 emiten. Teknik pengambilan sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah purposive sampling. Data yang digunakan menurut waktu
pengumpulannya adalah panel data pooling data. Data cross section yang digunakan berjumlah 9 perusahaan dengan time series selama 4 tahun pengamatan sehingga diperoleh sampel sebanyak 36.
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Rasio Leverage, Likuiditas, Profitabilitas dan Porsi Saham Publik. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Kelengkapan Pengungkapan Laporan
Keuangan. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang
menggunakan persamaan regresi linear berganda. Analisis data dimulai dengan mengolah data menggunakan Microsoft Excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian
menggunakan regresi linear berganda. Pengujian asumsi klasik dan pengujian regresi linear berganda dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17. Prosedur dimulai dengan meng-input
variabel-variabel penelitian ke program SPSS dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif
Pengujian statistik deskriptif dilakukan sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipotesis. Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data
dengan cara mendeskripsikan data yang telah terkumpul Sugiyono, 2007. Deskripsi data
Universitas Sumatera Utara
penelitian secara statistik dari masing-masing variabel yang diteliti meliputi nilai rata-rata mean, standar deviasi, maksimum dan minimum dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation DR
36 .14
.83 .4417
.22320 CR
36 .48
8.02 2.8944
2.00914 NPM
36 -1.20
.50 .1025
.26179 PSP
36 .10
.95 .4119
.21093 KP
36 .51
.78 .6261
.08160 Valid N listwise
36
Sumber: Data diolah peneliti, 2011 Berdasarkan Tabel 4.1, penjelasan dari data deskriptif yang telah diolah, yaitu:
1. Variabel DR mengindikasikan bahwa nilai rata rata mean sebesar 0.4417, artinya rata-
rata perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010 perbandingan total kewajiban terhadap total aktiva sebesar 0.4417. Variabel DR, nilai minimum sebesar
0.14, nilai maksimum sebesar 0.83 dan standar deviasi sebesar 0.22320. 2.
Variabel CR mengindikasikan bahwa nilai rata rata mean sebesar 2.8944, artinya rata- rata perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010 perbandingan
aktiva lancar terhadap hutang lancar sebesar 2.8944. Variabel CR, nilai minimum sebesar 0.48, nilai maksimum sebesar 8.02 dan standar deviasi sebesar 2.00914.
3. Variabel NPM mengindikasikan bahwa nilai rata rata mean sebesar 0.1025, artinya rata-
rata perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010 perbandingan laba bersih setelah pajak terhadap penjualan bersih sebesar 0.1025. Variabel NPM, nilai
minimum sebesar -1.20, nilai maksimum sebesar 0.50 dan standar deviasi sebesar 0.26179.
4. Variabel PSP mengindikasikan bahwa nilai rata rata mean sebesar 0.4119, artinya rata-
rata perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010 perbandingan jumlah saham publik terhadap total saham sebesar 0.4119. Variabel PSP, nilai minimum
Universitas Sumatera Utara
sebesar 0.10, nilai maksimum sebesar 0.95 dan standar deviasi sebesar 0.21093. 5.
Variabel KP mengindikasikan bahwa nilai rata rata mean sebesar 0.6261, artinya rata- rata perusahaan pertambangan di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2009 kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan sebesar 0.6261. Variabel KP, nilai minimum sebesar 0.51, nilai maksimum sebesar 0.78 dan standar deviasi sebesar 0.8160.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel independen memiliki distibusi normal atau tidak Ghozali, 2005.
Uji normalitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu analisis grafik dan uji statistik Ghozali, 2005. Uji normalitas dengan analisis grafik dapat dilakukan dengan melihat grafik histogram
dan normal probability plot, sedangkan analisis statistik dilakukan dengan uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov Test K-S. Berikut merupakan grafik histogram dan normal
probability plot dalam model penelitian ini.
Gambar 4.1 Histogram
Sumber: Data diolah peneliti, 2011 Grafik histogram menunjukkan apakah data berdistribusi normal atau tidak, data dikatakan
normal jika bentuk kurva memiliki kemiringan yang cenderung seimbang, baik pada sisi kiri
Universitas Sumatera Utara
maupun sisi kanan, atau tidak condong ke kiri maupun ke kanan, melainkan ke tengah dengan bentuk seperti lonceng Lubis, 2007. Grafik histogram di atas, diketahui bahwa variabel
berdistribusi normal yang ditunjukkan oleh kurva berbentuk lonceng bell shaped yang tidak memiliki kecenderungan ke sisi kiri maupun ke sisi kanan.
Gambar 4.2 Grafik P-P Plot
Sumber: Data diolah peneliti, 2011 Normalitas data dapat diuji dengan normal probability plot. Data dalam keadaan normal
apabila distribusi data menyebar di sekitar garis diagonal Lubis, 2007. Grafik P-P Plot menunjukkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal sehingga dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal dan model regresi memenuhi asumsi normalitas.
Analisis statistik dilakukan dengan uji statistik non parametik Kolmogorov-Smirnov Test K-S untuk menguji apakah data residual berdistribusi normal atau tidak, apabila nilai
signifikansi lebih besar dari 0.05 maka data residual berdistribusi normal, sebaliknya, jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0.05 maka data residual tidak berdistribusi normal.
Tabel 4.2 Uji Kolmogorov-Smirnov Test K-S
Universitas Sumatera Utara
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 36
Normal Parameters
a,,b
Mean .0000000
Std. Deviation .06243600
Most Extreme Differences Absolute
.104 Positive
.065 Negative
-.104 Kolmogorov-Smirnov Z
.621 Asymp. Sig. 2-tailed
.835 a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data diolah peneliti, 2010 Tabel 4.2 menunjukkan Kolmogorov-Smirnov Test K-S adalah sebesar 0.621 dan
signifikansi sebesar 0.835 lebih besar daripada 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual berdistribusi normal.
b. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi terdapat korelasi antara variabel independen. Pengujian multikolinieritas dilakukan dengan nilai
Tolerance dan Variance Inflation Factor VIF. Tolerance mengukur variabilitas variabel independen yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh independen lainnya Ghozali, 2005. Nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF tinggi karena VIF=1Tolerance. Nilai cutoff yang umum digunakan untuk menunjukkan adanya multikolinieritas adalah nilai Tolerance
0.10 atau sama dengan nilai VIF 10. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independennya Ghozali, 2005. Berikut merupakan hasil uji
multikolinieritas variabel independen dalam penelitian ini. Tabel 4.3
Uji Multikolinieritas
Universitas Sumatera Utara
Sumber: Data diolah peneliti, 2011 Tabel 4.3 menunjukkan nilai Tolerance untuk setiap variabel independen lebih besar dari
0.10 dan nilai VIF dari setiap variabel independen lebih kecil dari 10 sehingga dapat disimpulkan bahwa terbebas dari gejala multikolinieritas antar variabel independen dalam
model regresi.
c. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain. Model regresi yang
baik adalah homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas Ghozali, 2005. Berikut merupakan hasil uji heterokedastisitas dalam bentuk grafik scatterplot.
Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients t
Sig. Collinearity
Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
.420 .066
6.335 .000
DR .091
.084 .250
1.089 .284
.359 2.784
CR .016
.009 .402
1.795 .082
.377 2.656
NPM .045
.049 .144
.928 .360
.780 1.283
PSP .275
.065 .712
4.222 .000
.665 1.505
a. Dependent Variable: KP
Universitas Sumatera Utara
Gambar 4.3 Scatterplot
Sumber: Data diolah peneliti, 2011 Grafik scatterplot menunjukkan bahwa titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk
sebuah pola tertentu yang jelas serta tersebar baik di atas maupun di bawah angka nol pada sumbu Y, maka disimpulkan bahwa tidak terjadi heterokedastisitas pada model regresi
sehingga model regresi layak digunakan untuk memprediksi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan berdasarkan variabel independen Leverage Debt Ratio, Likuiditas
Current Ratio, Profitabilitas NPM on sales dan Porsi Saham Publik.
d. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini t dengan kesalahan pengganggu pada
periode sebelumnya t-1 Ghozali, 2005. Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari autokorelasi Ghozali, 2005. Uji autokorelasi dapat dilakukan dengan Runs
Test.
Tabel 4.4 Runs Test
Universitas Sumatera Utara
Runs Test
Unstandardized Residual
Test Value
a
.00306 Cases Test Value
18 Cases = Test Value
18 Total Cases
36 Number of Runs
22 Z
.845 Asymp. Sig. 2-tailed
.398 a. Median
Sumber: Data diolah peneliti, 2011 Tabel 4.4 menunjukkan bahwa nilai test adalah 0.00306 dengan probabilitas 0.398 yang
lebih besar daripada 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa data residual random dan tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual.
C. Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen dalam model regresi berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis penelitian ini dilakukan
dengan menggunakan model regresi linear berganda, untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak, maka digunakan uji t t-test dan uji F F-test.
Tabel 4.5 Analisis Regresi
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
.420 .066
6.335 .000
DR .091
.084 .250
1.089 .284
.359 2.784
CR .016
.009 .402
1.795 .082
.377 2.656
NPM .045
.049 .144
.928 .360
.780 1.283
PSP .275
.065 .712
4.222 .000
.665 1.505
a. Dependent Variable: KP
Universitas Sumatera Utara
Persamaan regresi linear berganda dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Y =
α + β
1
X
1
+ β
2
X
2
+ β
3
X
3
+ β
4
X
4
+ ε
Kelengkapan Pengungkapan = α + β
1
DR + β
2
CR + β
3
NPM + β
4
PSP + ε
Keterangan: α konstanta
= 0.420 β
1
koefisien regresi DR = 0.091
β
2
koefisien regresi CR = 0.016
β
3
koefisien regresi NPM = 0.045
β
4
koefisien regresi PSP = 0.275
Berdasarkan hasil analisis regresi yang ditunjukkan pada tabel 4.5, maka diperoleh model persamaan regresi sebagai berikut:
Kelengkapan Pengungkapan = 0.420 + 0.091DR + 0.016CR + 0.045NPM + 0.275PSP + ε
Interpretasi dari model persamaan di atas adalah sebagai berikut: 1.
α sebesar 0.420, nilai konstanta menunjukkan bahwa apabila variabel independen bernilai 0 maka nilai kelengkapan pengungkapan KP laporan keuangan adalah sebesar 0.420.
2. β
1
sebesar 0.091, koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikkan DR sebesar 1 maka akan diikuti oleh kenaikkan kelengkapan pengungkapan KP laporan keuangan
sebesar 0.091 atau 9.1 dengan asumsi variabel lain tetap. 3.
β
2
sebesar 0.016, koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikkan CR sebesar 1 maka akan diikuti oleh kenaikkan kelengkapan pengungkapan KP laporan keuangan
sebesar 0.016 atau 1.6 dengan asumsi variabel lain tetap. 4.
β
3
sebesar 0.045, koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikkan NPM sebesar 1 maka akan diikuti oleh kenaikkan kelengkapan pengungkapan KP laporan keuangan
sebesar 0.045 atau 4.5 dengan asumsi variabel lain tetap.
Universitas Sumatera Utara
5. β
4
sebesar 0.275, koefisien regresi ini menunjukkan bahwa setiap kenaikkan PSP sebesar 1 maka akan diikuti oleh kenaikkan kelengkapan pengungkapan KP laporan keuangan
sebesar 0.275 atau 27.5 dengan asumsi variabel lain tetap.
1. Koefisien Determinasi R
2
Koefisien determinasi R
2
bertujuan untuk mengukur seberapa besar kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen Lubis, 2007. Nilai koefisien determinasi R
2
adalah antara nol dan satu, semakin mendekati nol berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen sangat terbatas, sebaliknya semakin
mendekati satu berarti kemampuan variabel-variabel independen menjelaskan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen Ghozali, 2005.
Tabel 4.6 Koefisien Determinasi R
2
Model Summary
b
Model R
R Square Adjusted R
Square Std. Error of the
Estimate 1
.644
a
.415 .339
.06634 a. Predictors: Constant, PSP, NPM, CR, DR
b. Dependent Variable: KP
Sumber: Data diolah peneliti, 2011 Tabel 4.6 menunjukkan bahwa nilai R sebesar 0.644 yang berarti korelasi hubungan antara
variabel dependen Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan dengan variabel independen Leverage, Likuiditas, Profitabilitas dan Porsi Saham Publik cukup kuat karena R
64 0.6. Variabel yang lebih dari dua maka yang digunakan adalah Adjusted R Square Situmorang, 2010. Penelitian ini menggunakan lebih dari dua variabel, maka yang digunakan
adalah nilai Adjusted R Square sebesar 0.339 yang mengindikasikan bahwa 33.9 kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dipengaruhi oleh leverage, likuiditas, profitabilitas dan porsi
saham publik, sisanya 66.1 dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
Universitas Sumatera Utara
2. Uji Signifikansi Parsial Uji t
Uji t dilakukan untuk menguji seberapa besar pengaruh setiap variabel independen terhadap variabel dependen, jika nilai signifikansi dari suatu variabel independen 0.05, maka variabel
tersebut berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen, sebaliknya apabila nilai signifikansi dari suatu variabel independen 0.05, maka variabel tersebut tidak
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap variabel dependen. Berikut merupakan hasil uji signifikansi parsial uji t yaitu:
Tabel 4.7 Uji t
Coefficients
a
Model Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics B
Std. Error Beta
Tolerance VIF
1 Constant
.420 .066
6.335 .000
DR .091
.084 .250
1.089 .284
.359 2.784
CR .016
.009 .402
1.795 .082
.377 2.656
NPM .045
.049 .144
.928 .360
.780 1.283
PSP .275
.065 .712
4.222 .000
.665 1.505
a. Dependent Variable: KP
Sumber: Data diolah peneliti, 2011 Berdasarkan tabel uji t menunjukkan bahwa nilai signifikansi dari variabel independen DR,
CR, NPM lebih besar daripada 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen DR, CR, NPM tidak bepengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan, sedangkan nilai signifikansi dari variabel independen PSP lebih kecil daripada 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen PSP berpengaruh signifikan terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
3. Uji Signifikansi Simultan Uji F
Uji F dilakukan untuk menguji apakah semua variabel independen yang dalam model regresi berpengaruh secara simultan bersama-sama terhadap variabel dependen, jika nilai
signifikansi dari variabel independen 0.05, maka variabel independen berpengaruh signifikan
Universitas Sumatera Utara
secara simultan bersama-sama terhadap variabel dependen, sebaliknya apabila nilai signifikansi dari variabel independen 0.05, maka variabel independen tidak berpengaruh
signifikan secara simultan bersama-sama terhadap variabel dependen. Berikut merupakan hasil uji signifikansi simultan uji F yaitu:
Tabel 4.8 Uji F
ANOVA
b
Model Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
1 Regression
.097 4
.024 5.488
.002
a
Residual .136
31 .004
Total .233
35 a. Predictors: Constant, PSP, NPM, CR, DR
b. Dependent Variable: KP
Sumber: Data diolah peneliti, 2011 Tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai F
hitung
5.488 dengan tingkat nilai signifikansi 0.002 sehingga dapat disimpulkan bahwa seluruh variabel independen yang diteliti DR, CR, NPM, dan
PSP berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen KP yakni ditunjukkan dengan nilai signifikansi 0.002 0.05.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil penelitian menggunakan data perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2007-2010 menunjukkan bahwa secara parsial nilai signifikansi dari variabel
independen DR, CR, NPM lebih besar daripada 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen DR, CR, NPM tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan, sedangkan nilai signifikansi dari variabel independen PSP lebih kecil daripada 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen PSP berpengaruh signifikan terhadap
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian yang telah diuraikan menunjukkan bahwa rata-rata kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan adalah 0.6261 62 dengan nilai minimum 0.51 51 dan 0.78 78
Universitas Sumatera Utara
maksimum, maka dapat disimpulkan belum semua elemen-elemen yang seharusnya wajib diungkapkan dalam penyusunan laporan keuangan perusahaan publik di Indonesia yang disyaratkan
Badan Pengawas Pasar Modal BAPEPAM-LK melalui Surat Edaran Ketua BAPEPAM-LK No. SE-02PM2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang Pedoman Penyajian dan Pengungkapan
Laporan Keuangan Perusahaan Publik diungkapkan secara komprehensif oleh perusahaan. Kondisi ini menyiratkan bahwa Bapepam perlu mengontrol laporan keuangan yang disampaikan oleh
perusahaan emiten agar perusahaan dapat memberi pengungkapan yang komprehensif sehingga laporan keuangan memiliki manfaat yang signifikan bagi keperluan pemakainya.
Item-item yang paling sedikit diungkapakan oleh perusahaan adalah item-item pada komponen neraca yaitu: wesel tagih, wesel bayar, kewajiban tidak lancar lainnya, hutang subordinasi, obligasi
konversi dan opsi saham. Item-item pada komponen laba rugi yang paling sedikit diungkapkan oleh perusahaan adalah item pos luar biasa dan laba rugi per saham dilusian, sedangkan pada laporan
perubahan ekuitas adalah item setiap pos pendapatan dan beban, keuntungan atau kerugian beserta jumlahnya yang diakui secara langsung dalam ekuitas, hal ini dapat disebabkan perusahaan belum
mengklasifikasikan komponen laporan keuangannnya sesuai dengan pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik yang disyaratkan oleh Badan Pengawas Pasar
Modal BAPEPAM-LK. Item untuk laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan umumnya perusahaan melakukan pengungkapan yang komperehensif meskipun ada beberapa perusahaan
sebagian dari item tersebut tidak diungkapkan. Alasan lain mungkin karena transaksi-transaksi pada item-item tersebut memang kurang dilakukan oleh perusahaan.
Hasil penelitian pengaruh leverage X1 terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan secara parsial menyatakan bahwa leverage yang diproyeksikan dengan debt ratio berpengaruh
positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, dengan nilai t
hitung
1.089 dan nilai signifikansi 0.284. Hasil penelitian ini sejalan dengan logika teori yang dipaparkan sebelumnya, bahwa perusahaan dengan rasio leverage leverage ratio tinggi akan
melakukan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yang lebih komprehensif. Hasil penelitian
Universitas Sumatera Utara
ini sejalan dengan hasil penelitian Rosaria 2007 yang menyatakan bahwa leverage secara parsial berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan, hasil penelitian Kristin 2010 yang menyatakan bahwa leverage secara parsial berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan. Hasil penelitian pengaruh likuiditas X2 terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan secara parsial menyatakan bahwa likuiditas yang diproyeksikan dengan current ratio berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan, dengan nilai t
hitung
1.795 dan nilai signifikansi 0.082. Hasil penelitian ini sejalan dengan logika teori yang dipaparkan sebelumnya, bahwa perusahaan dengan rasio likuiditas liquidity ratio
tinggi akan melakukan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yang lebih komprehensif. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Rosaria 2007 yang menyatakan bahwa
likuiditas secara parsial berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, namun hasil penelitian Kristin 2010 yang menyatakan bahwa
likuiditas secara parsial berpengaruh negatif dan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Hasil penelitian pengaruh profitabilitas X3 terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan secara parsial menyatakan bahwa profitabilitas yang diproyeksikan dengan net profit
margin on sales ratio berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, dengan nilai t
hitung
0.928 dan nilai signifikansi 0.360. Hasil penelitian ini sejalan dengan logika teori yang dipaparkan sebelumnya, bahwa perusahaan dengan
rasio profitabilitas profitability ratio tinggi akan melakukan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yang lebih komprehensif. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Kristin
2010 yang menyatakan bahwa profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dan tidak berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Hasil penelitian pengaruh porsi saham publik X4 terhadap kelengkapan pengungkapan laporan
Universitas Sumatera Utara
keuangan secara parsial menyatakan bahwa porsi saham publik berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, dengan nilai t
hitung
4.222 dan nilai signifikansi 0.000. Hasil penelitian ini sejalan dengan logika teori yang dipaparkan sebelumnya, bahwa perusahaan dengan rasio porsi saham publik tinggi akan melakukan
kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yang lebih komprehensif. Hasil penelitian secara simultan nilai signifikansi dari variabel independen DR, CR, NPM,
PSP lebih kecil daripada 0.05 sehingga dapat disimpulkan bahwa variabel independen DR, CR, NPM, PSP berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan yakni ditunjukkan dengan nilai F
hitung
5.488 dan nilai signifikansi 0.002 0.05. Nilai adjusted R square sebesar 0.339 yang mengindikasikan bahwa 33.9 kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan dijelaskan oleh leverage, likuiditas, profitabilitas dan porsi saham publik, sisanya 66.1 dijelaskan oleh variabel lainnya di luar penelitian ini. Hasil penelitian ini
sejalan dengan hasil penelitian Rosaria 2007 menyatakan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan
laporan keuangan, hasil penelitian Kristin 2010 yang menyatakan bahwa variabel independen secara simultan berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian-penelitian terdahulu yang menyatakan bahwa variabel independen secara simultan variabel-variabel yang
diteliti berpengaruh positif dan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Universitas Sumatera Utara
BAB V KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
A. Kesimpulan