Analisis Pengaruh Rasio Keuangan, Porsi Saham Publik, dan Umur Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di BEI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
PROGRAM REGULER MEDAN
SKRIPSI
ANALISIS PENGARUH RASIO KEUANGAN, PORSI SAHAM PUBLIK, DAN UMUR PERUSAHAAN TERHADAP KELENGKAPAN
PENGUNGKAPAN LAPORAN KEUANGAN PADA PERUSAHAAN PERKEBUNAN DAN
PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BEI
OLEH
NAMA : INDAH MAYA SARI
NIM : 070503178
DEPARTEMEN : AKUNTANSI
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
(2)
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul : “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan, Porsi Saham Publik, dan Umur Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di BEI” adalah benar hasil karya saya sendiri dan judul yang dimaksud belum pernah dibuat, dipublikasikan, atau diteliti oleh mahasiswa lain dalam konteks skripsi Program Reguler S-1 Departemen Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara. Semua sumber data dan informasi yang diperoleh telah dinyatakan dengan jelas, benar apa adanya. Apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Universitas Sumatera Utara.
Medan, Juni 2011
Yang membuat pernyataan
Nama : Indah Maya Sari NIM : 070503178
(3)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji hanya untuk Allah SWT yang telah memberikan rahmat, taufiq dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam kepada Rasullullah SAW dan para sahabat rasul.
Skripsi ini berjudul: “Analisis Pengaruh Rasio Keuangan, Porsi Saham Publik, dan Umur Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di BEI”. Disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi pada Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Berbekal masalah yang sederhana dan pengetahuan yang terbatas penulis menyadari masih terdapat kekurangan dalam penyusunan skripsi ini baik dalam tata bahasa maupun ruang lingkup pembahasannya. Untuk itu penulis menerima saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak demi penyempurnaan skripsi ini.
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis banyak menerima bimbingan, dukungan, nasehat dan bantuan baik secara moril maupun materil dari semua pihak. Pada kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:
1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
(4)
2. Bapak Drs, Firman Syarif, MSi, Ak, selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi dan Ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak, selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, MSi, Ak, selaku dosen pembimbing. Terima kasih atas semua waktu dan bimbingan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
4. Bapak Drs. M. Utama Nasution, M.M, Ak. selaku dosen pembanding / penguji I, Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si, Ak. selaku dosen pembanding / penguji II. Terima kasih atas saran dan masukan yang telah diberikan kepada penulis selama proses penyusunan dan penyelesaian skripsi ini.
5. Secara khusus penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta, Suroso Suparno dan hamidah, terimakasih atas segala doa, kepercayaan dan dukungannya selama ini.
Akhirnya penulis berharap semoga Allah SWT senantisa melimpahkan rahmat dan ridho-Nya kepada kita dan skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi mahasiswa Fakultas Ekonomi Departemen Akuntansi Universitas Sumatera Utara.
Medan, juni 2010 Penulis,
Nama : Indah MayaSari NIM : 070503178
(5)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan (leverage, likuiditas,profitabilitas), porsi saham publik, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.
Metode pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling dan diperoleh 14 perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website
Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2010. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pengujian asumsi klasik serta analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial leverage tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.246>0.05 . Likuiditas tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.653>0.05. Profitabilitas tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.364> 0.05. Porsi saham publik tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikan 0.131>0.005, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.045< 0.05. Secara simultan rasio keuangan (leverage, likuiditas, profitabilitas), porsi saham publik, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.005 < 0.05.
Kata kunci : rasio keuangan, porsi saham publik, umur perusahaan, kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
(6)
ABSTRACT
The objective of this research is to know the influence of financial ratio (leverage, likuidity, profitability), public shares, and firm age to the disclosure of financial report the corporates of plantation and mining which have been listed in Indonesian Stock Exchange on period 2007-2009.
Sampling method that used is purposive sampling and there are 14 companies that will be research objects. Data that used in this research is financial statement from each company that published on websit
Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2010. Analysis method that used in
this research is quantitative method with Multiple Regression Analysis.
The result of research by t-test shows that leverage has no influence disclosure of financial statement with signification 0.246 > 0.05. likuidity has no influence disclosure of financial statement with signification 0.653 > 0.05. Profitability has no influence disclosure of financial statement with signification 0.364> 0.05. Public share has no influence disclosure of financial statement with signification 0.131>0.05. Firm age has significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.045 < 0.05. The result of research by F- test shows that financial ratio (leverage, likuidity, profitability), public shares, and firm age have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.005 < 0.05.
Keywosrds : financial ratio, public shares, firm age, disclosure of financial statement
(7)
DAFTAR ISI
Halaman
PERNYATAAN ... i
KATA PENGANTAR ... ii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTRA TABEL ... ix
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Perumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian... 6
D. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan ... 8
(8)
2. Porsi Saham Publik ... 14
3. Umur Perusahaan ... 14
4. Pengungkapan Laporan Keuangan ... 15
5. Kelengkapan Pengungkapan Laporan keuangan ... 17
B. Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 19
C. Kerangka konseptual dan Hipotesis 1. Kerangka Konseptual ... 20
2. Hipotesis Penelitian ... 23
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian ... 24
B. Populasi dan Sampel Penelitian ... 24
C. Jenis dan Sumber Data ... 27
D. Metode Pengumpulan Data ... 28
E. Defenisi dan Pengukuran Variabel ... 28
F. Metode Analisis Data ... 31
G. Jadwal Penelitian ... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Data Penelitian ... 41
B. Analisis Hasil Penelitian 1. Analisis Statistik Deskriptif ... 42
(9)
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas ... 45
b. Uji Multikolinearitas ... 49
c. Uji Autokorelasi ... 50
d. Uji Heteroskedastisitas ... 51
3. Analisis Regresi Berganda a. Persamaan Regresi Berganda ... 53
b. Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien determinasi ... 53
c. Pengujian Hipotesis Penelitian ... 55
C. Pembahasan Hasil Penelitian ... 61
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 67
B. Keterbatasan Penelitian ... 68
C. Saran ... 69
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
(10)
DAFTAR TABEL
Nomor Judul halaman
Tabel 2.1 Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 19
Tabel 3.1 Proses Seleksi Sampel Berdasarkan Kriteria ... 25
Tabel 3.2 Perusahaan yang Menjadi Sampel Penelitian ... 27
Tabel 3.3 Identifikasi Variabel ... 31
Tabel 3.4 Jadwal Penelitian ... 40
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Variabel Penelitian ... 43
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov test ... 46
Tabel 4.3 Coefficients untuk Index ... 50
Tabel 4.4 Hasil Uji Durbin-Watson ... 51
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi ... 53
Tabel 4.6 Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi ... 56
Tabel 4.7 Hasil Uji t (Uji Parsial) ... 58
(11)
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual... 21
Gambar 4.1 Histogram ... 47
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot ... 48
(12)
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Judul halaman
Lampiran i Daftar item pengungkapan Laporan Keuangan Berdasarkan Surat Edaran Ketua Bappepam No. SE-02/PM/2002 Tanggal 27
Desember 2002 ... 72
Lampiran ii Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan 2007-2009 ... 83
Lampiran iii Data Variabel Penelitian 2007-2009 ... 101
Lampiran iv Statistik Deskriptif ... . 104
Lampiran v Hasil Uji Asumsi Klasik ... 105
(13)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio keuangan (leverage, likuiditas,profitabilitas), porsi saham publik, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2007-2009.
Metode pengambilan sampel adalah dengan purposive sampling dan diperoleh 14 perusahaan yang menjadi objek penelitian. Data yang digunakan adalah laporan keuangan yang dipublikasikan melalui website
Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2010. Metode analisis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan pengujian asumsi klasik serta analisis regresi berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial leverage tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.246>0.05 . Likuiditas tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.653>0.05. Profitabilitas tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.364> 0.05. Porsi saham publik tidak mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikan 0.131>0.005, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.045< 0.05. Secara simultan rasio keuangan (leverage, likuiditas, profitabilitas), porsi saham publik, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dengan nilai signifikansi 0.005 < 0.05.
Kata kunci : rasio keuangan, porsi saham publik, umur perusahaan, kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
(14)
ABSTRACT
The objective of this research is to know the influence of financial ratio (leverage, likuidity, profitability), public shares, and firm age to the disclosure of financial report the corporates of plantation and mining which have been listed in Indonesian Stock Exchange on period 2007-2009.
Sampling method that used is purposive sampling and there are 14 companies that will be research objects. Data that used in this research is financial statement from each company that published on websit
Indonesia Capital Market Directory (ICMD) 2010. Analysis method that used in
this research is quantitative method with Multiple Regression Analysis.
The result of research by t-test shows that leverage has no influence disclosure of financial statement with signification 0.246 > 0.05. likuidity has no influence disclosure of financial statement with signification 0.653 > 0.05. Profitability has no influence disclosure of financial statement with signification 0.364> 0.05. Public share has no influence disclosure of financial statement with signification 0.131>0.05. Firm age has significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.045 < 0.05. The result of research by F- test shows that financial ratio (leverage, likuidity, profitability), public shares, and firm age have significant influence to disclosure of financial statement with signification 0.005 < 0.05.
Keywosrds : financial ratio, public shares, firm age, disclosure of financial statement
(15)
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Kondisi lingkungan ekonomi yang berubah-ubah memiliki banyak pengaruh pada dunia usaha. Terutama pada perusahaan go-public yang memanfaatkan pasar modal sebagai sumber alternative pendanaanya, sebab tidak dapat dipungkuri untuk menjaga eksistensi suatu perusahaan agar tetap terus tumbuh dan berkembang maka perusahaan memerlukan pihak luar yang dapat memenuhi kebutuhan dananya seperti: investor, kreditur, dan pihak lain terkait investasi. Disamping itu kelangsungan hidup suatu badan usaha juga selalu dikaitkan dengan kinerja serta kemampuan manajemen dalam mengolah sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.
Kinerja perusahaan selama periode waktu tertentu akan dicerminkan melalui laporan keuangan. Informasi dalam laporan keuangan inilah yang nantinya akan menghubungkan antara manajer dengan para investor baik itu investor lokal maupun investor asing. Menurut Harahap (2008:132) “informasi yang terkandung dalam laporan keuangan berguna untuk pengambilan keputusan ekonomis. Para pemakai laporan akan menggunakannya untuk meramalkan, membandingkan, dan menilai dampak keuangan yang timbul dari keputusan ekonomis yang diambilnya”. Tingginya
(16)
kualitas informasi akuntansi juga sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Pengungkapan dalam laporan keuangan dapat dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu pengungkapan wajib (mandatory disclosure) dan pengungkapan sukarela (voluntary disclosure). Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan informasi yang diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Pengungkapan sukarela merupakan pilihan bebas manajemen perusahaan untuk memberikan informasi akuntansi dan informasi lainnya yang dipandang relevan untuk keputusan oleh para pemakai laporan keuangan tersebut. Agar dapat diandalkan, informasi dalam laporan keuangan harus lengkap dalam batasan materialitas dan biaya disertai dengan pengungkapan yang cukup (adequate disclosure) sehingga informasi yang disajikan di dalam laporan keuangan dapat dipahami dan tidak menimbulkan salah interpretasi.
Selain perusahaan, pemerintah juga mempunyai peran yang penting dalam menentukan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Pemerintah dapat menyelenggarakan regulasi informasi untuk mengatur penggungkapan wajib yang harus dipatuhi oleh perusahaan publik. Di Indonesia yang menjadi otoritas pengungkapan wajib adalah Bapepam. Menurut Suta (2000: 115) “Pemerintah (dalam hal ini Bapepam) tidak menjamin atas kebenaran isi laporan tahunan (Prospektus) yang membuat berbagai aspek perusahaan. Prospektus adalah menjadi tanggung jawab sepenuhnya dari emiten dan lembaga penunjang atau profesi terkait diantaranya penjamin emisi efek, akuntan publik, perusahaan penilai”. Salah satu wewenang yang dimiliki oleh
(17)
Bapepam berdasarkan pasal 69 ayat 2 undang-undang pasar modal yang berkaitan dengan akuntansi adalah wewenang untuk menetapkan ketentuan akuntansi di bidang pasar modal. Sehingga perlindungan yang dapat diberikan oleh pemerintah dalam suatu kegiatan bisnis hanyalah menjamin investor memperoleh informasi dan fakta-fakta yang relevan untuk membuat keputusan bisnis.
Setiap perusahaan publik diwajibkan membuat laporan keuangan yang diaudit oleh akuntan publik independen sebagai sarana pertanggung jawaban, terutama kepada pemilik modal. Bapepam melalui surat keputusan ketua bapepam No,SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002 tentang pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan publik mensyaratkan total item pengungkapan wajib oleh perusahaan perkebunan adalah 72 item dan untuk perusahaan pertambangan adalah 77 item. Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip pengungkapan penuh (full disclosure) sehingga dapat memberikan kualitas informasi keuangan bagi para pengguna.
Penelitian tentang kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya merupakan hal yang penting dilakukan. Dimana akan memberikan gambaran tentang sifat perbedaan kelengkapan pengungkapan antar perusahaan dan faktor-faktor yang mempengaruhinya, serta dapat memberi petunjuk tentang kondisi suatu perusahaan pada masa pelaporan. Dalam pencapaian efisiensi dan sebagai
(18)
sarana akuntabilitas publik, kelengkapan pengungkapan laporan keuangan menjadi faktor yang signifikan.
Penelitian ini merupakan replikasi dari peneliti-peneliti sebelumnya. Hertanti (2005) meneliti hubungan antara rasio leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan ukuran perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2002-2003. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial, hanya rasio leverage, porsi saham publik, dan ukuran perusahaan yang berpenggaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Irawan (2006) menguji apakah terdapat pengaruh leverge, likuiditas, pofitabilitas, porsi saham publik, ukuran perusahaan, umur perusahaan, status perusahaan, operating margin profit, net profit margin, dan return on equity terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara parsial hanya variabel ukuran perusahaan, porsi saham publik, dan status perusahaan yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Ivanna (2008) meneliti hubungan antara jenis perusahaan, ukuran perusahaan, profitabilitas dan debt to equity ratio terhadap tingkat pengungkapan laporan tahunan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya jenis perusahaan yang mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan,
(19)
sedangkan variabel independen yang lain tidak berpengaruh. Sofiana (2010) meneliti hubungan antara rasio likuiditas, rasio leverage, net profit margin, ukuran perusahaan, dan status perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan tahunan. Hasil penelitian menunjukkan hanya leverage, net profit margin ,dan ukuran perusahaan yang memiliki pengaruh signifikan.
Perbedaan dan ketidakkonsistenan hasil-hasil peneliti terdahulu mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan laporan keuangan, mendorong peneliti untuk meneliti kembali setiap variabel dari penelitian terdahulu yang telah disebutkan, dengan mengambil variabel yang sama yang digunakan oleh masing-masing peneliti namun memiki hasil yang berbeda satu sama lain, yaitu leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan.
Dalam penelitian ini peneliti mengganti perusahaan manufaktur menjadi perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang terdaftar di BEI tahun 2007-2009. Terdapat berbagai alasan peneliti menggunakan perusahaan perkebunan dan pertambangan diantaranya ada begitu banyak investor asing yang tertarik menginvestasikan modalnya pada perusahaan perkebunan dan pertambangan di Indonesia, sesuai dengan kutipan informasi dari Surat Kabar Kompas (8 Januari 2010), “dari sepuluh indeks sektoral di Bursa Efek Indonesia terdapat empat sektor yang menguat, yaitu perkebunan, pertambangan, industri dasar, dan konstruksi. Keempat sektor ini semakin diminati para investor, khususnya investor asing di Indonesia”. Indeks sektor perkebunan juga mencatat
(20)
penguatan tertinggi yaitu 4 % serta pemberian kredit yang begitu besar oleh pihak perbankan kepada perusahaan-perusahaan perkebunan terutama semenjak pemerintah menggelar program revitalisasi 2006-2010, dana publik di bank pun mengucur deras ke sektor perkebunan, selain itu Indonesia dikenal dengan negara yang kaya akan sumber daya alamnya sehingga perkebunan dan pertambangan di Indonesia masih berpotensi besar untuk dikembangkan dan diproyeksi akan terus meningkat. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Analisis Pengaruh Rasio keuangan, Porsi Saham Publik, dan Umur Perusahaan Terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah rasio leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan berpengaruh terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang terdaftar di BEI baik secara simultan maupun parsial?
C. Tujuan penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ada atau tidak pengaruh rasio keuangan, porsi saham publik, dan umur perusahaan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang terdaftar di BEI baik secara simultan maupun parsial.
(21)
D. Manfaat penelitian
Penelitian ini diharapkan memberi manfaat yaitu :
1. Bagi Perusahaan
Sebagai bahan masukan agar dalam pembuatan dan penerbitan laporan tahunan dilengkapi dengan pengungkapan informasi laporan keuangan yang memadai.
2. Bagi Investor
Diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam kaitannya dengan pengambilan keputusan investasi dan sebagai bahan evaluasi dalam menilai kinerja emitennya.
3. Bagi Penulis
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan dan menjadi referensi bagi penulis.
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Menjadi acuan bagi peneliti berikutnya guna menghasilkan penelitian yang lebih baik yang berkaitan dengan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan yang terdaftar di BEI.
(22)
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnya yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan (Harahap, 2006:297). Rasio keuangan ini hanya menyederhanakan informasi yang menggambarkan hubungan antara pos tertentu dengan pos lainnya. Dengan penyederhanaan ini dapat dilakukan penilaian secara cepat hubungan antara tiap pos dan dapat membandingkan dengan rasio lain sehingga kita dapat memperoleh informasi dan memberikan penilaian.
Rasio dapat diklasifikasikan sebagai berikut: a.Rasio Leverage
Rasio leverage merupakan perbandingan antara utang dengan aktiva. Rasio tersebut digunakan untuk memberikan gambaran mengenai struktur modal yang dimiliki perusahaan, sehingga dapat dilihat tingkat resiko tak tertagihnya suatu utang. Teori keagenan memprediksi bahwa perusahaan dengan rasio leverage yang lebih tinggi akan mengungkapkan lebih banyak informasi, karena biaya keagenan perusahaan dengan struktur modal yang seperti itu lebih tinggi. Menurut Schipper (1981) dalam Almilia (2007), tambahan informasi diperlukan untuk menghilangkan
(23)
keraguan pemegang obligasi terhadap dipenuhinya hak-hak mereka sebagai kreditur. Oleh karena itu perusahaan dengan rasio leverage yang tinggi memiliki kewajiban untuk memenuhi kebutuhan informasi kreditur jangka panjang, Sehingga perusahaan akan menyediakan informasi secara lebih komprehensif. Ada beberapa pengukuran dengan menggunakan rasio leverage yaitu: rasio utang terhadap aktiva, rasio utang terhadap ekuitas, dan rasio kelipatan pembayaran bunga. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio utang terhadap aktiva (Debt to Asset Ratio) karena rasio ini mengukur berapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh kreditor sehingga, akan mendapatkan perhatian lebih oleh kreditor untuk mendapatkan perlindungan jika terjadi resiko.
b.Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya kepada kreditur jangka pendek. Semakin tinggi rasio likuiditas maka semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar hutang-hutang jangka pendeknya.
Penelitian tentang hubungan antara rasio likuiditas dengan luas pengungkapan telah dikemukakan oleh Cooke (1989) dalam Almilia (2007). Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa rasio likuiditas mempunyai hubungan positif dengan luas pengungkapan. Kondisi perusahaan yang sehat, yang antara lain ditunjukkan dengan tingkat
(24)
likuiditas yang tinggi, berhubungan dengan pengungkapan yang lebih luas.
Dua rasio likuiditas yang sering digunakan adalah:
a. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar adalah rasio yang paling sering digunakan. Menurut Brigham dan Houston (2006: 115) rasio lancar mengukur kemampuan aktiva lancar membayar utang lancar.
Rasio Lancar =
lancar Utang
lancar Aktiva
b. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini mengukur kemampuan yang sesungguhnya untuk memenuhi hutang-hutangnya tepat pada saatnya (Munawir 2001;74). Menurut Weston dan Brigham (1993:16) rasio cepat dihitung dengan mengurangkan persediaan dari aktiva lancar dan membaginya dengan kewajiban lancar.
Rasio Cepat =
Lancar Utang
Persediaan
-Lancar Aktiva
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan rasio lancar. Kesehatan suatu perusahaan dicerminkan dengan tingginya rasio likuiditas yang diukur dengan rasio lancar akan berhubungan dengan kelengkapan tingkat pengungkapan. Hal tersebut didasarkan pada ekspektasi bahwa perusahaan yang secara keuangan kuat, akan cenderung untuk
(25)
mengungkapkan lebih banyak informasi. Karena ingin menunjukkan kepada pihak ekstern bahwa perusahaan tersebut kredibel.
c. Rasio Profitabilitas
Menurut Brigham dan Houston (2006:107) profitabilitas adalah hasil bersih dari serangkaian kebijakan dan keputusan. Sedangkan Horne dan Wachowicz (2005:222) mengatakan rasio profitabilitas menghubungkan laba dengan penjualan dan laba dengan investasi yang secara bersama-sama keduanya menunjukkan efektifitas keseluruhan operasi perusahaan.
Dapat dikatakan bahwa rasio profitabilitas menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba. Semakin tinggi rasio profitabilitas, berarti semakin tinggi kemampuan perusahaan memperoleh laba.
Ada tiga rasio yang sering dibicarakan, yaitu : net profit margin,
return on total asset (ROA), dan return on equity (ROE).
a. Laba bersih atas penjualan ( Net Profit Margin on sales)
Profit marjin menghitung sejauh mana kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih pada tingkat penjualan tertentu. Rasio ini bisa diinterpretasikan juga sebagai kemampuan perusahaan menekan biaya-biaya (ukuran efisiensi) pada periode tertentu (Hanafi dan Halim
(26)
2000:84). Rasio ini dihitung dengan membagi laba bersih dengan penjualan.
Laba bersih atas penjualan =
penjualan
pajak setelah bersih
laba
“Profit marjin yang tinggi menandakan kemampuan perusahaan menghasilkan laba yang tinggi pada tingkat penjualan tertentu. Rendahnya marjin ini tidak menunjukkan adanya masalah operasi, tetapi hanya perbedaan dalam strategi pembiayaan, dan perusahaan dengan marjin laba yang rendah akan memiliki tingkat pengembalian yang tinggi kepada pemegang saham jika menggunakan leverage keuangan”. (Brigham dan Houston 2006: 107).
b. Pengembalian atas total aktiva (Return On Asset /ROA)
Rasio ini mengukur kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset yang tertentu. ROA juga sering disebut juga sebagai Return On Investment (ROI) (Hanafi dan Halim 2000:84). Rasio ini dikatakan juga rasio keuntungan yang menghubungkan laba dengan investasi. Rasio pengembalian atas total aktiva dihitung dengan membagi laba bersih sesudah pajak dengan total aktiva.
ROA =
pajak sesudah bersih
laba
aktiva total
x 100 %
c. Pengembalian atas ekuitas saham biasa (Return On Equity/ROE)
Rasio laba bersih terhadap ekuitas saham biasa mengukur pengembalian atas ekuitas saham biasa atau tingkat pengembalian atas
(27)
investasi pemegang saham (Brigham dan Houston 2006:109). Rasio ini merupakan ukuran profitabilitas dari sudut pandang pemegang saham.
ROE =
ekuitas total
rata rata
bersih laba
− x 100%
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio return on equity. Rasio ini menunjukkan tingkat pengembalian perusahaan atau efektivitas dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki perusahaan. Tingkat profitabilitas yang tinggi akan mendorong kompensasi manajemen. Semakin tinggi return on
equity suatu perusahaan maka semakin luas pengungkapan yang
dilakukan oleh perusahaan.
d.Rasio Aktivitas
Rasio aktivitas adalah rasio yang mengukur seberapa efektif perusahaan memanfaatkan aktiva yang digunakan. Rasio aktivitas menentukan seberapa cepat aktiva-aktiva tertentu dapat diubah menjadi kas. Jenis-jenis rasio aktivitas antara lain: rasio perputaran aktiva, rasio perputaran piutang, perputaran persediaan, average
collection period, average day’s inventory, dan perputaran modal
kerja.
2. Porsi Saham Publik
Perusahaan yang telah go public, saham-sahamnya bebas dimiliki oleh publik. Menurut Suta (2002:93) umumnya komposisi saham perusahaan
(28)
yang telah go public masih belum seimbang antara founder dengan pemegang saham publik. Sekitar 70% saham masih dikuasai oleh founder dan 30% sisanya dimiliki oleh publik. Perbedaan komposisi kepemilikan tersebut (equity gap) menyebabkan pemegang saham publik memiliki
bargaining position yang lemah. Porsi saham publik diukur dengan rasio
jumlah saham yang dimiliki masyarakat (publik) dengan total saham. Rasio ini menunjukkan seberapa besar saham perusahaan yang dimiliki oleh publik (Simanjuntak dan Widiastuti, 2004:355). Perusahaan yang sahamnya banyak dimiliki publik menunjukkan perusahaan tersebut memiliki kredibilitas yang tinggi dimata masyarakat dalam memberikan imbalan (deviden) yang layak dan dianggap mampu beroperasi terus menerus (going concern).
3. Umur Perusahaan
Umur perusahaan merupakan rentang waktu sejak first issue di BEI sampai dengan tahun penelitian. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki lebih banyak pengalaman dan kemampuan dalam mempublikasikan laporan keuangan karena sudah mengerti akan kebutuhan informasi seperti apa yang dibutuhkan oleh pengguna laporannya. Semakin banyak pengalaman suatu perusahaan maka akan semakin paham akan kebutuhan konstituantenya akan informasi tentang informasi perusahaan dan dengan demikian akan lebih luas dalam melakukan pengungkapan laporan keuangan. Siklus hidup perusahaan
(29)
secara eksplisit mempunyai tujuan jangka panjang yaitu dapat menghasilkan keuntungan finansial dan menunjukkan kinerja perusahaan.
4. Pengungkapan Laporan keuangan
Pengungkapan atau Disclosure adalah mengkomunikasikan atau menjelaskan tentang posisi dari keuangan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan, disclosure mengandung arti bahwa laporan keuangan harus memberikan informasi dan penjelasan yang cukup mengenai hasil aktivitas suatu unit kondisi keuangan perusahaan kepada pihak-pihak eksternal atau pengguna laporan usaha.
Dengan demikian, informasi tersebut harus lengkap, jelas dan dapat
menggambarkan secara tepat mengenai kejadian-kejadian ekonomi yang berpengaruh terhadap hasil operasi unit usaha tersebut. Informasi yang diungkapkan harus berguna dan tidak membingungkan pemakai laporan keuangan dalam membantu pengambilan keputusan ekonomi. Berapa banyak informasi yang harus diungkapkan tidak hanya tergantung pada keahlian pembaca, tetapi juga pada standar yang dibutuhkan.
Darrough dalam Na’im dan Rakman (2000:73) mengemukakan
ada dua jenis pengungkapan dalam hubungannya dengan persyaratan yang ditetapkan standar, yaitu :
1. Pengungkapan Wajib (mandatory disclosure)
Pengungkapan wajib merupakan pengungkapan minimum yang disyaratkan oleh standar akuntansi yang berlaku. Jika perusahaan tidak bersedia untuk mengungkapkan informasi
(30)
secara sukarela, pengungkapan wajib akan memaksa perusahaan untuk mengungkapkannya. Luas pengungkapan wajib tidak sama antara negara yang satu dengan negara yang lain. Negara maju dengan regulasi yang lebih baik akan mensyaratkan pengungkap minimum atas lebih banyak butir dibandingkan dengan yang disyaratkan negara berkembang. 2. Pengungkapan Sukarela (voluntary disclosure)
Pengungkapan sukarela merupakan pengungkapan butir-butir yang dilakukan sukarela oleh perusahaan tanpa diharuskan oleh peraturan yang berlaku. Healy dan Palepu dalam Na’im dan Rakhman (2000:73) mengemukakan meskipun semua perusahaan publik diwajibkan memenuhi pengungkapan minimum, mereka berbeda secara substansial dalam hal jumlah tambahan informasi yang diungkap ke pasar modal. Salah satu cara meningkatkan kredibilitas perusahaan adalah melalui pengungkapan sukarela secara lebih luas dan membantu investor dalam memahami strategi bisnis manajemen.
Berdasarkan penjelasan tersebut menunjukkan bahwa pengungkapan sukarela dapat mengurangi asimetri informasi antara partisipan pasar. Kredibilitas dan reabilitas merupakan hal utama yang menjadi perhatian dalam pengungkapan informasi secara sukarela, akan tetapi tidak semua perusahaan bersedia mengungkapkan laporan keuangannya secara penuh karena dikhawatirkan dapat mengaburkan informasi serta menyesatkan pengguna sehingga dapat berakibat pda kegagalan pasar. Oleh karena itu hanya sebagian perusahaan yang bersedia melakukan pengungkapkan secara sukarela.
Menurut Belkaouli (2000:219) tujuan pengungkapan antara lain:
a. untuk menjelaskan item-item yang diakui dan item-item yang belum menyediakan ukuran yang relevan bagi item-item tersebut .
(31)
b. untuk menyediakan informasi dan item-item yang potensial untuk diakui dan yang belum diakui bagi investor dan kreditor dalam menentukan risiko, dan returnnya .
c. untuk menyediakan informasi mengenai aliran kas masuk dan keluar di masa mendatang.
Pengungkapan berkaitan dengan cara pembeberan atau penjelasan hal-hal informatif yang dianggap penting dan bermanfaat bagi pemakai khusunya dalam pengambilan keputusan.
5. Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan
Kelengkapan (comprehensiveness) adalah suatu bentuk kualitas.
Menurut Imhoff dalam Na’im dan Rakhman (2000:72), kualitas tampak sebagai atribut-atribut yang penting dari suatu informasi akuntansi. Meskipun kualitas akuntansi masih memiliki makna ganda (ambiguous), banyak penelitian yang menggunakan index of disclosure methodology mengemukakan bahwa kualitas pengungkapan dapat diukur dan digunakan untuk menilai manfaat potensial dari isi suatu laporan keuangan tahunan. Dengan kata lain Imhoff menyatakan bahwa tingginya kualitas informasi akuntansi sangat berkaitan dengan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan suatu perusahaan tidak bersifat statis, tetapi meningkat sejalan dengan perkembangan pasar modal dan sosial di negara bersangkutan. Hendriksen (2002:425) mengatakan penetapan tingkat kelengkapan pengungkapan yang tepat idealnya
(32)
tergantung pada tingkat kesejahteraan sosial yang dihasilkan oleh pengungkapan. Jika tidak ada suatu teori etika yang memungkinkan pengukuran kesejahteraan sosial, maka para regulator akuntansi berkewajiban untuk mengandalkan kriteria seperti relevansi dan keandalan. Dari uraian di atas dapat dipahami bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan adalah suatu bentuk kualitas untuk menilai manfaat dari laporan keuangan tersebut.
Di Indonesia, pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan oleh emiten atau perusahaan publik industri Perkebunan ditetapkan oleh Bapepam dalam Surat Edaran No.SE-02/PM/2002 tanggal 27 Desember 2002. Pedoman ini dimaksudkan untuk memberikan suatu panduan penyajian dan pengungkapan yang terstandarisasi dengan mendasarkan pada prinsip-prinsip pengungkapan penuh (full disclosure) sehingga dapat memberikan kualitas informasi keuangan bagi para pengguna. Tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan dapat diukur dengan menggunakan index of disclosure methodology, seperti indeks Wallace.
Rumus indeks Wallace : x100% k
n
Dimana, n : jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan
(33)
B. Tinjauan Peneliti Terdahulu
Penelitian tentang kelengkapan pengungkapan laporan keuangan telah dilakukan oleh beberapa peneliti terdahulu dengan hasil yang berbeda-beda. Ringkasan hasil peneliti terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu Nama
Peneliti
Judul Penelitian Variabel Penelitian Periode Sampel Hasil Penelitian Hertanti (2005) Pengauh Faktor-Faktor Fundamental terhadap Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEJ
Variabel independen:
rasio likuiditas, leverage, profitabilitas,
porsi saham publik dan ukuran perusahaan. Variabel dependen: kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. 2002 s.d 2003
Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan terdapat pengaruh positif antara semua variabel terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sedangkan Secara parsial hanya variabel leverage, porsi saham publik, dan ukuran
perusahaan yang berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Irawan (2006) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kelengkapan Pengungkapan Laporan Keuangan pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEJ
Variabel independen: Leverge, likuiditas, profitabilitas (ROA), porsi kepemilikan saham publik, umur perusahaan, ukuran perusahaan, status perusahaan, operating
profit margin, net profit margin, dan return on equity.
Variabel dependen: Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan 2001 s.d 2004
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan, porsi kepemilikan saham publik, status perusahaan memiliki pengaruh terhadap pengungkapan, sedangkan umur perusahaan secara negatif berpengaruh terhadap pengungkapan laporan keuangan. Variabel lainnya seperti leverage,
likuiditas, profitabilitas,
operating profit margin, net profit margin, dan return on equity tidak berpengaruh terhadapkelengkapan
(34)
Sumber: diolah penulis, 2010
C. Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir (konseptual) merupakan model konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasikan sebagai masalah penting.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan rasio keuangan (Leverage, Likuiditas, Profitabilitas,), Porsi saham publik dan umur perusahaan sebagai variabel independen sedangkan variabel dependennya adalah kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Berdasarkan latar belakang masalah dan Ivana (2008) Tingkat Pengungkapan Laporan Tahunan pada Perusahaan-Perusahaan yang Terdaftar di BEI
Variabel Independen dalam penelitian ini
adalah jenis perusahaan, ukuran
prusahaan,
profitabilitas dan debt
to equity ratio.
Variabel dependen adalah tingkat pengungkapan laporan
tahunan.
2007 Hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya jenis perusahaan yang mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan, sedangkan perbedaan ukuran perusahaan, profitabilitas dan
debt to equity ratio tidak
mempengaruhi tingkat pengungkapan laporan tahunan.
Sofiana (2010) Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan terhadap Kelengkapan Pengungkapan dalam Laporan Tahunan Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI
Variabel independen: rasio likuiditas,
rasio leverage, rasio
net profit margin,
ukuran perusahaan dan status perusahaan. Variabel dependen: kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan tahunan 2006 s.d 2008
Hasil penelitian menunjukkan bahwa likuiditas dan status perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan,
sedangkan leverage, net profit
margin dan ukuran perusahaan
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan.
(35)
tujuan penelitian yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dibuat kerangka konseptual sebagai berikut:
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Ha
Leverage menunjukkan proporsi pendanaan perusahaan yang dibiayai dengan utang. Perusahaan dengan tingkat leverage yang tinggi lebih dipercaya kreditur dan dianggap lebih memiliki kesempatan untuk menghasilkan laba. Dengan demikian perusahaan dengan tingkat leverage
Leverage (X1)
Likuiditas (X2)
Profitabilitas(X3)
Porsi Saham Publik (X4)
Umur Perusahaan (X5)
Kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
(Y) Laporan keuangan
Perusahaan Perkebunan & Pertambangan di BEI
SE Bapepam No. 02/PM/2002
(36)
yang tinggi maka akan tinggi pula tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangannya.
Perusahaan yang memiliki tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan tingginya tingkat kemampuan perusahaan dalam memenuhi hutang jangka pendeknya, sehingga mencerminkan perusahaan dalam kondisi yang sehat. Rasio likuiditas yang tinggi akan berhubungan dengan tingkat pengungkapan yang tinggi, dengan alasan kuatnya finansial suatu perusahaan akan cenderung memberikan pengungkapan yang lebih untuk memberikan informasi yang lebih luas agar bermanfaat.
Para investor lebih menyukai perusahaan dengan profitabilitas yang tinggi. Mereka beranggapan dengan profitabilitas yang tinggi perusahaan mampu memberikan pengembalian investasi atau Return on Equity (ROE) yang tinggi pula. ROE yang tinggi akan mendorong para manajer untuk memberikan informasi yang lebih rinci, sebab mereka ingin meyakinkan investor terhadap profitabilitas perusahaan dan mendorong kompensasi manajemen.
Semakin besar proporsi saham yang dimiliki oleh publik mengharuskan perusahaan memberikan informasi selengkap-lengkapnya kepada publik. Karena hal ini menunjukkan kredibelitas perusahaan itu sendiri dimata publik. Umur perusahaan diperkirakan memiliki hubungan yang positif dengan kualitas pengungkapan. Perusahaan yang berumur lebih tua memiliki pengalaman lebih banyak dalam mempublikasikan
(37)
laporan keuangannya. Perusahaan yang memiliki pengalaman yang lebih banyak akan lebih mengetahui kebutuhan konstituennya akan informasi tentang perusahaan, sehingga akan mengungkapkan informasi yang lebih lengkap.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan tinjauan teoritis dan kerangka konseptual yang telah dikemukakan sebelumnya, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Rasio keuangan (leverage, likuiditas, profitabilitas), porsi saham publik, dan umur perusahaan tidak berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI.
Ha : Rasio keuangan (leverage, likuiditas, profitabilitas), porsi saham publik, dan umur perusahaan berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan pada perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI
(38)
Berikut adalah daftar sampel perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang digunakan dalam penelitian ini setelah melalui tahap penyeleksian kritria sampel:
Tabel 3.2
Daftar Sampel Penelitian
No. Kode dan Nama Peusahaan
1 AALI (Astra Agro Lestari Tbk) 2 LSIP (PP London Sumatera Tbk) 3 UNSP (Bakrie Sumatra Plantation Tbk) 4 SGRO (Sampoerna Agro Tbk)
5 SMAR (Sinar Mas Agro Resource Tbk) 6 BUMI (Bumi Resource Tbk)
7 PTBA (Tambang Batu Bara Bukit Asam Tbk) 8 MEDC (Medco Energi Internasional Tbk) 9 ANTM (Aneka Tambang Tbk)
10 CITA (Cita Mineral Investindo Tbk) 11 INCO (International Nickel Indonesia Tbk) 12 TINS (Timah Tbk)
13 CNKO (Central Korporindo International Tbk) 14 CTTH (Citatah Industri Marmer Tbk)
C. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yaitu data yang berbentuk angka. Data ini merupakan data yang informasinya diperoleh secara tidak langsung dari perusahaan. Data sekunder dalam penelitian ini berasal dari Bursa Efek Indonesia berupa laporan keuangan tahunan perusahaan Perkebunan dan Pertambangan yang terdaftar di BEI selama tahun 2007 sampai tahun 2009.
(39)
Menurut waktu pengumpulannya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah pooling data. Menurut Jogiyanto (2004:54) “ Pooling data adalah gabungan dari data yang melibatkan satu waktu tertentu (cross
section) dan data yang melibatkan urutan waktu (time series)”.
D. Metode Pengumpulan Data
Pengumpulan data untuk penelitian ini dilakukan dengan teknik dokumentasi. Teknik dokumentasi yaitu teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan data-data perusahaan yang menjadi sampel penelitian melalui fasilitas internet, dengan mengakses situs-situs resmi perusahaan serta informasi dari media massa lainnya. Data peneltian ini diperoleh melalui media internet dengan cara men-download laporan keuangan perusahaan-perusahaan Perkebunan dan Pertambangan melalui situs 2010.
E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel-variabel yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat).
1. Variabel Independen
Menurut Sugiyono (2007 : 59) “ variabel independen atau varibel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab
(40)
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat )” . Variabel-variabel independen yang termasuk dalam penelitian ini adalah :
a. Leverage
Merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan memenuhi jumlah kewajibannya. Leverage diukur dengan rasio total hutang dibagi dengan total aktiva (Debt to Asset Ratio).
Rasio Utang =
aktiva total
utang total
% 100
x
b. Likuiditas
Menunjukkan kemampuan suatu perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau kewajiban yang akan segera jatuh tempo dengan sumber jangka pendeknya.
Rasio Lancar =
lancar utang
lancar aktiva
x 100%
c. Profitabilitas
Dalam penelitian ini, tingkat profitabilitas perusahaan dapat diukur dengan menggunakan Return on Equity (ROE) perusahaan.
ROE =
ty total equi
net income
x 100%
d. Porsi Saham Publik
Merupakan perbandingan antara jumlah saham yang dimiliki publik dengan jumlah saham yang dimiliki oleh perusahaan.
(41)
Porsi Saham Publik =
saham total
publik saham jumlah
x 100%
e. Umur Perusahaan
Diukur dengan menghitung selisih antara tahun 2005-2009 dengan
first issue perusahaan Perkebunan yang terdaftar di BEI.
2.Variabel Dependen
Menurut Sugiyono (2007 : 59) “ variabel independen (terikat) merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas” .Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kelengkapan pengungkapan laporan keuangan. Variabel ini mengukur berapa banyak item laporan keuangan yang material diungkapkan oleh perusahaan perkebunan. Variabel ini diukur dengan menggunakan index of disclosure methodology, yaitu indeks Wallace.
Indeks wallace = k n
x 100%
Dimana n: jumlah item yang diungkapkan oleh perusahaan
k: jumlah item yang seharusnya diungkapkan oleh perusahaan
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah peraturan yang dikeluarkan oleh BAPEPAM melalui Surat Edaran Ketua Bapepam No.SE-02/PM/2002 pada tanggal 27 desember 2002 yang berisi tentang
(42)
pedoman penyajian dan pengungkapan laporan keuangan perusahaan Perkebunan dan Pertambangan.
Tabel 3.3 Identifikasi Variabel Jenis
Variabel
Nama Variabel Pengukuran Skala
Pengukuran
independen
Leverage (X1)
Rasio Utang =
aktiva total utang total % 100 x Rasio Likuiditas (X2) RasioLancar= lancar utang lancar aktiva x100% Rasio Profitabilitas
(X3) ROE =total equity net income
x 100% Rasio
Porsi saham publik (X4)
Porsi Saham Publik =
saham total publik saham jumlah x 100% Rasio Umur perusahaan (X5)
Selisih tahun 2005 s.d 2009 dengan tahun terbit
Nominal
Dependen Kelengkapan pengungkapan laporan
keuangan (Y)
Indeks wallace = k n
x 100% Rasio
F. Metode Analisis Data
Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah metode analisis statistik dengan menggunakan software SPSS 18. Analisis data dilakukan dengan melakukan pengujian asumsi klasik sebelum melakukan
(43)
pengujian hipotesis. Hasil pengujian asumsi klasik akan mendukung hasil pengujian hipotesis.
1. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian Asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala heteroskedastisitas, multikolinieritas, dan gejala autokorelasi. Model regresi akan dapat dijadikan alat estimasi yang tidak bias jika telah memenuhi persyaratan BLUE (Best Linear Unbiasedestimator) yakni tidak terdapat heteroskedastisitas, tidak terdapat multikolinieritas, dan tidak terdapat autokorelasi. Jika terdapat heteroskedastisitas, maka varian tidak konstan sehingga dapat menyebabkan biasnya estándar error. Jika terdapat multikolinieritas, maka akan sulit untuk mengisolasi pengaruh-pengaruh individual dari variabel, sehingga tingkat signifikansi koefisien regresi menjadi rendah. Dengan adanya autokorelasi mengakibatkan penaksir masih tetap bias dan masih tetap konsisten hanya saja menjadi tidak efisien. Oleh karena itu uji asumsi klasik perlu dilakukan. Uji asumsi klasik yang dilakukan peneliti meliputi uji normalitas, uji multikolinieritas, uji autokorelasi, dan uji heteroskedastisits.
a.Uji Normalitas
Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi antara variabel dependen dengan variabel
(44)
independen mempunyai distribusi normal atau tidak. Proses uji normalitas data dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov
Smirnov. Distribusi data dapat dilihat dengan membandingkan Z
hitung dengan Ztabel dengan kriteria sebagai berikut :
- Jika Z
hitung (Kolmogorov Smirnov) < Ztabel (1,96), atau
angka signifikan > taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal
- Jika
hitung
Z (Kolmogorov Smirnov) > tabel
Z (1,96), atau angka
signifikan < taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal
Uji normalitas data juga dapat dilihat dengan memperlihatkan penyebaran data (titik) pada normal P plot of regression standizzed
residual variabel independen, dimana :
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. Model regresi yang baik adalah yang mempunyai distribusi data normal atau mendekati normal.
(45)
Uji multikolineritas bertujuan untuk mengidentifikasikan ada tidaknya hubungan antar variabel independen dalam model regresi. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebasnya (Ghozali, 2006: 91). Untuk menguji ada tidaknya multikolineritas, dapat dilakukan dengan cara :
1. nilai R2 pada estimasi model regresi,
2. menganalisis matrik korelasi variabel-variabel independen, 3. menggunakan variance inflation factor (VIF) dan nilai
tolerance. Multiolinieritas terjadi jika VIF lebih besar dari 10 dan
nilai tolerance lebih kecil dari 0,10.
Pengujian multikolineritas data dalam penelitian ini menggunakan variance inflation factor( VIF) dan nilai tolerance. Model regresi linear berganda harus terbebas dari gejala multikolineritas agar dapat digunakan dalam penelitian.
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode saat ini dengan kesalahan pengganggu pada periode sebelumnya. Ghozali (2006: 95) menyatakan bahwa “ uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (sebelumnya)”.
(46)
Autokorelasi sering terjadi pada sampel dengan data times series. Pengujian autokorelasi dilakukan dengan menggunakan uji
Durbin-Watson (Dw), dengan kriteria jika nilai Durbin-Watson
(Dw) ≤ 2 maka tidak terdapat gejala autokorelasi (Supramono dan utami, 2004:82)
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedasitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi telah terjadi ketidaksamaan varian dari residual suatu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2006: 105). Model regresi yang baik adalah model regresi yang memiliki persamaan variance residual untuk homokedastisitas, untuk melihat ada tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan uji Glejser, dimana data terbebas dari heteroskedastisitas bila tingkat signifikansinya lebih besar dari 0.05. Selain itu dapat juga dilakukan dengan melihat grafik Scatterplot. Cara memprediksi pola gambar Scatterplot dalah dengan :
1. titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau disekitar angka 0,
2. titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja,
3. penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pada bergelombang melebar,
(47)
4. penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.
2. Pengujian Hipotesis
a. Model Regresi Linear Berganda
Model penelitian ini menggunakan model regresi linear berganda. model regresi linear berganda adalah model regresi yang memiliki lebih dari satu variabel independen. Model regresi linear berganda dikatakan model regresi yang baik jika model tersebut memenuhi asumsi normalitas data dan terbebas dari asumsi-asumsi klasik statistik baik multikolinieritas, autokorelasi dan heteroskedastisitas.
Persamaan regresi linear berganda yaitu :
Y= α + β1χ1 + β2χ2 + β3χ3 + β4χ4 + β5χ5+ε Keterangan :
Y = Indeks Pengungkapan
X1 = leverage
X2 = likuiditas
X3 = profitabilitas
X4 = porsi saham publik
(48)
α = konstanta
δ = error
β 1,β2,β3, =koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.
b. Koefisien Determinasi (R2 )
Koefisien Determinasi (R2) mengukur seberapa jauh kemampuan model menerangkan variasi variabel independen (Ghozali, 2006:83). Nilai koefisien adalah antara nol dan satu. Karena variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini lebih dari dua, maka nilai koefisien determinasi dapat dilihat pada
adjusted R Squer. Nilai adjusted R Squer yang kecil berarti
kemampuan variabel-variabel independen dalam rmenjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai adjusted R Squer yang mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang diperlukan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Kelemahan mendasar penggunaan koefisien determinasi adalah bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan ke dalam model. Setiap tambahan satu variabel independen, maka R
2
pasti akan meningkat tidak peduli apakah variabel tersebut
5 , 4β
(49)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. Oleh karena itu, banyak peneliti menganjurkab untuk menggunakan nilai
adjusted R square pada saat mengevaluasi mana model regresi
terbaik. Tidak seperti R2, nilai adjusted R square dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam model.
c. Uji Parsial (t-test)
Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen (Ghozali, 2006: 84).
Hipotesis statistik yang diajukan adalah :
Ha : bi ≠ 0: ada pengaruh
Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipótesis (dua arah) adalah :
a. Haditolak atau H0 diterima apabila −ttabel <thitung < +ttabel pada α = 2.5% dan nilai probabilitas > level of significant sebesar 0,05
b. Haditerima atau H0 ditolak apabila −t tabel > thitung > +ttabel pada α = 2.5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05
(50)
d. Uji Simultan ( F- Test)
Uji F dilakukan untuk menunjukkan apakah semua variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model regresi berganda mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel dependen ( Ghozali, 2006: 84). Kriteria yang digunakan dalam menerima atau tidak menerima hipotesis adalah :
a. Ha diterima atau Ho ditolak apabila Fhitung > Ftabel,
pada α = 5% dan p- value < level of significant sebesar 0,05
b. Ha ditolak atau Ho diterima apabila Fhitung < Ftabel,
pada α = 5% dan p- value > level of significant sebesar 0,05.
(51)
G. Jadwal Penelitian Tabel 3.4 Jadwal Penelitian Tahapa n Penelitia n Okt 2010 Nov
2010 Des 2010 Jan 2010
Feb 2011 Mar 2011 Apr 2011 Mei 2011 Jun 2011 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 Pengajua n Judul Penyeles aian proposal Bimbing an proposal Seminar proposal Pengump ulan data Pengolah an data Bimbing an skripsi Penyeles aian skripsi
(52)
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Data Penelitian
Populasi perusahaan ini adalah perusahaan perkebunan dan pertambangan yang terdaftar di BEI. Industri perkebunan memiliki karakteristik khusus yang membedakannya dengan sektor industri lain, yang ditunjukkan oleh adanya aktivitas pengelolaan dan transformasi biologis atas tanaman untuk menghasilkan produk yang akan dikonsumsi atau diproses lebih lanjut sedangkan perusahaan pertambangan dalam industri pertambangan umum terdapat empat kegiatan usaha pokok, yaitu: Eksplorasi (Exploration), Pengembangan dan Konstruksi (Development
and Construction), Produksi (Production), dan Pengolahan (refinery).
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis statistik yang menggunakan persamaan regrsi berganda. analisis data dimulai dengan mengolah data melalui Microsoft excel, selanjutnya dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda. Pengujian aumsi klasik dan regresi berganda digunakan dengan menggunakan software SPSS versi 18. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitiaan ke program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data yang telah ditentukan.
(53)
Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan teknik purposive
sampling. Berdasarkan kriteria yang ditetapkan, diperoleh 5 perusahaan
perkebunan dan 9 perusahaan pertambangan dengan periode pengamatan selama periode 2007-2009, sehingga sampel pengamatan menjadi 14 x 3 tahun = 42 sampel. Proses pengambilan sampel telah dijelaskan pada bab sebelumnya.
B. Analisis Hasil Penelitian
1. Analisis Statistik Deskriptif
Pengujian statistik deskriptif penting dilakukan sebelum melakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian hipótesis. Statistik diskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisa data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpulkan (Sugiyono, 2007 : 142). Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang diperoleh dari berupa data keuangan sampel perusahaan perkebunan dan pertambangan dari tahun 2007-2009.
Variabel dari penelitian ini terdiri dari rasio keuangan (leverage, likuiditas, profitabilitas), porsi saham publik, dan umur perusahaan sebagai variabel independen dan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebagai variabel dependen. Statistik deskriptif dari variabel tersebut dari sampel perusahaan perkebunan dan pertambangan selama tahun 2007-2009 disajikan dalam tabel 4.1.
(54)
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Variabel Penelitian
Sumber : output SPSS, diolah penulis, 2011
Dari tabel diatas. dapat dilihat bahwa ada 42 unit analisis dari 14 perusahaan sampel yang diteliti dalam waktu 3 tahun (2007-2009) dengan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang minimum adalah 49.35% yang diperoleh PT Central Korporindo International Tbk.sedangkan tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang maksimum diperoleh PT Bakrie Sumatera Plantation Tbk sebesar 81.94%. Rata-rata tingkat kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang menjadi target populasi adalah 64.346%
Variabel leverage perusahaan diukur dengan membagi total utang dengan total equitynya. Hasil yang diperoleh menunjukkan leverage yang
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
Leverage (X1) 42 .14 .78 .4231 .20068
Likuiditas (X2) 42 .78 8.10 2.4700 1.83795 Profitabilitas (X3) 42 -29.32 84.60 23.6702 21.73850 Porsi Saham Publik (X4) 42 4.79 82.13 35.4521 20.01012 Umur Perusahaan (X5) 42 5.00 19.00 12.1429 4.30298
KPLK (Y) 42 49.35 81.94 64.3460 8.46384
(55)
paling rendah (minimum) selama periode 2007-2009 adalah sebesar 0.14 diperoleh PT Central Korporindo international Tbk sedangkan nilai maksimum sebesar 0.78 diperoleh PT Citatah Industri Marmer Tbk. Nilai rata-rata leverage perusahaan yang diteliti adalah 0.4231.
Pada variabel likuiditas, hasil yang didapat menunjukkan bahwa perusahaan yang memiliki rasio likuiditas paling rendah (minimum) periode tahun 2007-2009 adalah PT Bumi Resources Tbk dengan nilai sebesar 0.78. Likuiditas yang paling tinggi (maksimum) adalah 8.10 kali diperoleh PT International Nickel Indo Tbk. Nilai rata-rata rasio likuiditas adalah sebesar 2.47.
Pada variabel profitabilitas, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa rata-rata kemampuan perusahaan memperoleh laba periode tahun 2007-2009 adalah sebesar 23.6702%. Nilai profitabilitas maksimum sebesar 84.60% dimiliki oleh PT International Nickel Indo Tbk, sedangkan nilai minimum profitabilitas dimiliki PT Citatah Industri Marmer Tbk sebesar -29.32%.
Pada variabel porsi saham publik, hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa nilai rata-rata persentase porsi saham perusahaan yang dimiliki publik periode tahun 2002-2003 adalah sebesar 35.4521%. Nilai porsi saham publik maksimum sebesar 82.13% dimiliki oleh PT Bumi Resources Tbk, sedangkan nilai minimum porsi saham publik dimiliki PT Sinar Mas Agro Resource Tbk sebesar 4.79%.
(56)
Variabel umur perusahaan yang diukur dengan mengurangi waktu sejak first issue di BEI sampai dengan tahun penelitian menunjukkan bahwa umur perusahaan yang paling tua periode tahun 2007-2009 adalah 19 tahun diperoleh oleh PT Bumi Resources Tbk dan umur perusahaan yang paling muda adalah 5 tahun diperoleh oleh PT Tambang Batu Bara Bukit Alam Tbk. Rata-rata umur perusahaan yang diteliti adalah 12.1429 tahun.
2. Uji Asumsi Klasik a. Uji Normalitas
Pengujian normalitas data penelitian adalah untuk menguji apakah dalam model statistik variabel-variabel penelitian berdistribusi normal atau tidak normal. Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik parametik Kolmogorov-Smirnov (K-S) .Distribusi data dapat
dilihat dengan membandingkan Z
hitung dengan Ztabel dengan kriteria
sebagai berikut :
- Jika Z
hitung (Kolmogorov Smirnov) < Ztabel (1,96), atau
angka signifikan > taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.
- Jika
hitung
Z (Kolmogorov Smirnov) > tabel
Z (1,96), atau
angka signifikan < taraf signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
(57)
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas
Hasil pengolahan data menunjukkan besar nilai Kolmogorov-Smirnov adalah 0.735 dan Nilai Asymp. Sig. (2-tailed) adalah 0.652 atau di atas nilai signifikan (0.05) yang artinya variabel residual berdistribusi normal.
Selain dengan analisi statistik, uji normalitas data jugadapat dilkukan dengan melihat grafik histrogram yang membandingkan data yang diobservasi dengan distribusi yang mendekati distribusi normal. Pada
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardiz ed Residual
N 42
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation 6.77153052 Most Extreme Differences Absolute .113
Positive .103
Negative -.113
Kolmogorov-Smirnov Z .735
Asymp. Sig. (2-tailed) .652
a. Test distribution is Normal.
(58)
gambar 4.1 grafik histrogram terlihat bahwa variabel berdistribusi normal. Hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak melenceng ke kiri atau ke kanan.
Gambar 4.1 Histogram Sumber : output SPSS, diolah penulis. 2011
Metode lain adalah dengan melihat penyebaran data (titik) pada normal P
Plot of regression standizzed residual variabel independen, dimana:
- Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas
(59)
- Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
Pada grafik Normal P-Plot gambar 4.2 terlihat titik yang mengikuti data di sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data tersebut berdistribusi normal meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, tetapi pola-pola titik masih berbentuk linear.
Gambar 4.2 Grafik Normal P-Plot
(60)
b. Uji Multikolineritas
Uji multikolinearitas digunakan untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan linier di antara variabel-variabel independen dalam model regresi. Salah satu cara untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas pada suatu model regresi adalah dengan melihat nilai tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai tolerance > 0,10 dan VIF < 10, maka dapat diartikan bahwa tidak terdapat multikolinearitas pada penelitian tersebut. Dan sebaliknya, jika nilai tolerance < 0,10 dan VIF > 10 maka terjadi multikolinearitas.
Berdasarkan hasil pengujian yang disajikan dalam tabel 4.3 menunjukkan hasil perhitungan nilai tolerance lebih dari 0.10 yaitu 0.537, 0.606, 0.841, 0.701, 0.758 yang berarti tidak terjadi multikolineritas. Hasil perhitungan VIF juga menunjukkan nilai VIF kurang dari 10 sehingga tidak terjadi multikolineritas dalam model regresinya.
(61)
Tabel 4.3
Coefficients untuk Index = f(Leverage, Likuiditas, Profitabilitas, Porsi Saham Publik, Umur Perusahaan)
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan penganggu pada periode t-1 (sebelumnya). Model regresi yang baik adalah model regresi yang terbebas dari autokorelasi (Ghozali, 2006:95). Coefficientsa Model Unstandardi zed Coefficients Standardiz ed Coefficien ts T Sig. Collinearity Statistics B Std. Erro
r Beta
Toleran
ce VIF
1(Constant) 48.89 1 5.71 6 8.55 4 .000
Leverage (X1) 9.052 7.67 6
.215 1.17 9
.246 .537 1.863
Likuiditas (X3) -.357 .788 -.077 -.453 .653 .608 1.645 Profitabilitas
(X3)
.052 .057 .134 .919 .364 .841 1.189
Porsi Saham Publik (X4)
.104 .067 .246 1.54 5
.131 .701 1.427
Umur Prsh (X5) .625 .301 .318 2.07 3
.045 .758 1.320
a. Dependent Variable: KPLKY
(62)
Tabel 4.4 Uji Durbin-Watson
Sumber :data diolah peneliti, 2011
Melalui hasil perhitungan Durbin-Watson Test untuk Y dihasilkan angka 1.160 sehingga tidak terapat gejala aotokorelasi, dengan menggunakan kriteria bahwa hasil Durbin-Watson Test ≤ 2. Maka dengan demikian, disimpulkan bahwa tidak terjadi autokorelasi.
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui apakah dalam model regresi terjadi kesamaan varians (homoskedastisitas) dari residual satu ke pengamatan yang lain. Pada suatu model regresi yang baik adalah yang berkondisi homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.
Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan nilai residualnya (SRESID). Jika tidak ada pola yang jelas dan titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
Model Summaryb Mode
l R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .600a .360 .271 7.22649 1.226
a. Predictors: (Constant), UMURX5, ROEX3, CURRENTX2, PSPX4, LEVERAGEX1
(63)
Gambar 4.3 Scatterplot
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011
Pada gambar 4.3 Grafik scatterplot memperlihatkan bahwa tidak terdapat gangguan heteroskedastisitas pada model regresi ini sebab tidak ada pola yang jelas pada titik-titiknya. Titik-titiknya juga menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu y, kondisi ini menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas.
3. Analisis Regresi
Setelah terpenuhinya normalitas dan lolos dari uji asumsi klasik atau tidak terkena multikolineritas, autokolineritas, dan heteroskedastisitas, maka akan dilanjutkan dengan pengujian hipotesis. Pada penelitian ini hipotesis dikembangkan dengan menggunakan metode analisis regresi berganda. Berikut ini adalah hasil pengolahan data dengan program SPSS versi 18.
(64)
a. Persamaan Regresi
Pengelolaan data dengan menggunakan regresi linear dilakukan dalam beberapa tahapan untuk mencari hubungan antara variabel
independen dan variabel dependen, melalui pengaruh Leverage (X1),
Likuiditas (X2), Profitabilitas (X3), Porsi Saham Publik (X4), dan Umur
Perusahaan (X5), terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan
(Y). Berikut ini adalah hasil regresi yang disajikan dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Analisis Regresi
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolera nce
VIF
1 (Constant) 48.891 5.716 8.554 .000
Leverage(X1) 9.052 7.676 .215 1.179 .246 .537 1.863 Likuiditas(X2) -.357 .788 -.077 -.453 .653 .608 1.645 Profitabilitas(X
3)
.052 .057 .134 .919 .364 .841 1.189
PSP(X4) .104 .067 .246 1.545 .131 .701 1.427 Umur(X5) .625 .301 .318 2.073 .045 .758 1.320 a. Dependent Variable: KPLK(Y)
(65)
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diperoleh persamaan sebagai berikut,
Y= 48.891+ 9.052X1 – 0.357X2 + 0.052X3 + 0.104X4 + 0.625X5+e
Keterangan :
1. Konstanta (α) sebesar 48.891menunjukkan bahwa apabila tidak ada variabel independen (X1, X2, X3, X4, X5 = 0) maka kelengkapan
pengungkapan laporan keuangan sebesar 48.891.
2. β1 sebesar 9.052 menunjukkan bahwa setiap kenaikan leverage sebesar 1% maka akan di ikuti oleh kenaikan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 9.052 dengan asumsi
variabel lain dianggap tetap (X2, X3, X4, X5 = 0),
3. β2 sebesar -0.357 menunjukkan bahwa setiap kenaikkan likuiditas sebesar 1% akan diikuti oleh penurunan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 0.357 dengan asumsi variabel lain dianggap
tetap (X1, X3, X4, X5 = 0)
4. β3 sebesar 0.052 menunjukkan bahwa setiap kenaikan return on
equity sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan kelengkapan laporan
keuangan sebesar 0.052 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (X1, X2, X4, X5 = 0)
5. β
4 sebesar 0.104 menunjukkan bahwa setiap kenaikkan porsi saham public sebesar 1% akan diikuti oleh kenaikan kelengkapan
(66)
laporan keuangan sebesar 0.014 dengan asumsi variabel lain dianggap tetap (X1, X2, X3, X5 = 0)
6. β5 sebesar 0.625 menunjukkan bahwa setiap pertambahan umur perusahaan selama 1 tahun akan diikuti oleh kenaikkan kelengkapan pengungkapan laporan keuangan sebesar 0.625 dengan asumsi
variabel lain dianggap tetap (X1, X2, X3, X4 = 0)
b. Analisa Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independen, maka digunakanlah koefisien determinasi. Koefisien determinasi menunjukkan seberapa besar variabel independen menjelaskan variabel dependennya. Dalam penelitian ini, nilai koefisien determinasi yang dipakai adalah nilai adjusted R
square. Nilai adjusted R square semakin menekati 1, maka
variabel-variabel independennya memberikan semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Tabel berikut ini menyajikan nilai koefisien determinasi dari model penelitian.
(67)
Tabel 4.6
Hasil Analisis Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi
Model Summaryb Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dime nsion 0
1 .600a .360 .271 7.22649
a.Predictors: (Constant), UMURX5, ROEX3, CURRENTX2, PSPX4, LEVERAGEX1
b.Dependent Variable: KPLKY
Sumber : Output SPSS, diolah penulis, 2011
Dari Tabel 4.7 hasil uji regresi diperoleh nilai adjusted R square sebagai koefisien determinasi sebesar 0.271. Hasil ini berarti bahwa ada kontribusi sebesar 27.1% dari variabel independen (leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan) dalam memprediksi kelengkapan laporan keuangan perusahaan perkebunan dan perusahaan pertambangan yang menjadi target populasi. Sedangkan sisanya 72.9% (100% - 27.1%) dijelaskan oleh variabel lainnya yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
c. Pengujian Hipotesis Penelitian
Pengujian hipotesis dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya. Uji F (F test) dan uji T (T test).
(68)
1. Uji T (Parsial)
Pada penelitian ini hipótesis alternatif diuji dengan menggunakan uji–t (t-test). Uji parsial digunakan untuk menguji seberapa jauh pengaruh satu variabel penjelas / independen secara individual dalam menerangkan variasi dependen.
Hipotesis statistik yang diajukan adalah :
Ha : bi≠0: ada pengaruh
Kriteria yang digunakan dalam menerima atau menolak hipótesis (dua arah) adalah :
a. Haditolak atau H0 diterima apabila −t tabel<thitung<+ttabelpada α = 2.5% dan nilai probabilitas > level of significant sebesar 0,05
b. Haditerima atau H0 ditolak apabila −t tabel>thitung>+ttabelpada α = 2.5% dan nilai probabilitas < level of significant sebesar 0,05
(69)
Tabel 4.7 Uji T (Uji Parsial)
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 48.891 5.716 8.554 .000
LEVERAGE(X1) 9.052 7.676 .215 1.179 .246 LIKUIDITAS(X2) -.357 .788 -.077 -.453 .653 PROFITABILITAS
(X3)
.052 .057 .134 .919 .364
PSPX4 .104 .067 .246 1.545 .131
UMURX5 .625 .301 .318 2.073 .045
a. Dependent Variable: KPLKY Sumber output diolah penulis 2011
Hasil uji t terhadap variabel leverage memperoleh nilai thitung
sebesar 1.179 dengan nilai signifikansi =0,246, sedangkan besarnya
nilai ttabel pada taraf signifikansi 2.5% adalah 2.02809. Dikarenakan t
hitung < ttabelyaitu 1.179 < 2.02809 dengan nilai signifikansi 0.246 > taraf signifikansi α 0.05, maka H0 diterima. Artinya leverage secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Hasil uji t terhadap variabel likuiditas memperoleh nilai thitung sebesar -0.453 dengan nilai signifikansi =0,653, sedangkan besarnya
nilai thitung pada taraf signifikansi 2.5% adalah 2.02809. Dikarenakan t
(70)
terpengaruh adanya nilai negatif) dengan nilai signifikansi 0.246 > taraf signifikansi α 0.05, maka H0 diterima. Artinya likuiditas secara
statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Hasil uji t terhadap variabel profitabilitas memperoleh nilai thitung
sebesar 0.919 dengan nilai signifikansi =0,364, sedangkan besarnya
nilai ttabel pada taraf signifikansi 2.5% adalah 2.02809. Dikarenakan t
hitung < ttabel yaitu 0.919< 2.02809 dengan nilai signifikansi 0.246 > taraf signifikansi α 0.05, maka H0 diterima. Artinya profitabilitas secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Hasil uji t terhadap variabel porsi saham publik memperoleh nilai t
hitung sebesar 1.545 dengan nilai signifikansi = 0.131, sedangkan besarnya nilai ttabel pada taraf signifikansi 2.5% adalah 2.02809.
Dikarenakan thitung < ttabel yaitu 1.545< 2.02809 dengan nilai
signifikansi 0.131 > taraf signifikansi α 0.05, maka H0 diterima. Artinya porsi saham publik secara statistik tidak berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan.
Hasil uji t terhadap variabel umur prusahaan memperoleh nilai t
hitung sebesar 2.073 dengan nilai signifikansi = 0.045, sedangkan besarnya nilai ttabel pada taraf signifikansi 2.5% adalah 2.02809.
(71)
signifikansi 0.045< taraf signifikansi α 0.05, maka H0 ditolak. Artinya umur perusahaan secara statistik berpengaruh signifikan terhadap indeks kelengkapan pengungkapan dalam laporan keuangan.
2. Uji F (Simultan)
Uji F digunakan untuk memprediksi pengaruh positif antara variabel independen yaitu (leverage, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik dan umur perusahaan) secara simultan atau bersama-sama terhadap variabel dependen (kelengkapan pengungkapan laporan keuangan). Berdasarkan pengujian dengan SPSS diperoleh output ANOVA pada Tabel 4.8 berikut ini :
Tabel 4.8 Uji F (Uji ANOVA) ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1057.104 5 211.421 4.048 .005 a
Residual 1879.999 36 52.222
Total 2937.103 41
a. Predictors: (Constant), UMURX5, ROEX3, CURRENTX2, PSPX4, LEVERAGEX1
(72)
Dari Tabel 4.8 diatas diketahui nilai Fhitung sebesar 4.048 dengan nilai
signifikansi sebesar 0,005. Sedangkan untuk mencari Ftabel dengan jumlah
sampel (n) = 42; jumlah variabel (k) = 6; taraf signifikansi α = 5%; degree of
freedom df1 = k-1 = 5 dan df2 = n-k = 42-6 = 36 diperoleh nilai F
tabel sebesar 2.48 (taraf signifikansi α = 5%). Hasil uji ANOVA antara leverage (X1), likuiditas (X
2 ), profitabilitas (X3), porsi saham publik (X4) dan umur perusahaan (X5) terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan (Y) diperoleh Fhitung (4.048) > Ftabel (2.48). Hal ini mengindikasikan bahwa secara simultan atau bersama-sama variabel independen (lever age, likuiditas, profitabilitas, porsi saham publik, dan umur perusahaan) berpengaruh positif terhadap kelengkapan pengungkapan laporan keuangan perusahaan yang diteliti.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa kelengkapan pengungkapan laporan keuangan yang paling minimum adalah 49.35%, maksimal adalah 81.94%, sedangkan rata-rara adalah 69.35%. Hal ini menunjukkan bahwa belum semua informasi wajib yang disyaratkan dalam peraturan Bapepam diungkapkan secara lengkap oleh perusahaan.
Item-item yang paling sedikit diungkapkan oleh perusahaan baik perkebunan maupun pertambangan antara lain pada komponen neraca terdiri dari wesel tagih, investasi pada perusahaan asosiasi, investasi jangka panjang
(1)
Lampiran v (lanjutan) HISTOGRAM
(2)
Lampiran v (lanjutan)
(3)
Lampiran v (lanjutan) Hasil Uji Multikolonieritas
Hasil Uji Autokorelasi Coefficientsa Model Unstandardi zed Coefficients Standardiz ed Coefficien ts T Sig. Collinearity Statistics B Std. Erro
r Beta
Toleran
ce VIF
1(Constant) 48.89 1 5.71 6 8.55 4 .000 Leverage (X1) 9.052 7.67
6
.215 1.17
9
.246 .537 1.863 Likuiditas (X3) -.357 .788 -.077 -.453 .653 .608 1.645 Profitabilitas
(X3)
.052 .057 .134 .919 .364 .841 1.189 Porsi Saham
Publik (X4)
.104 .067 .246 1.54 5
.131 .701 1.427 Umur Prsh (X5) .625 .301 .318 2.07
3
.045 .758 1.320 b. Dependent Variable: KPLKY
Model Summaryb
Mode
l R
R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
Durbin-Watson
1 .600a .360 .271 7.22649 1.226
a. Predictors: (Constant), UMURX5, ROEX3, CURRENTX2, PSPX4, LEVERAGEX1
(4)
(5)
Lampiran vi Hasil Analisis Regresi
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
dimensi on0 1 .600 a
.360 .271 7.22649
a.Predictors: (Constant), UMURX5, ROEX3, CURRENTX2, PSPX4, LEVERAGEX1
b.Dependent Variable: KPLKY
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta
Tolera nce
VIF
1 (Constant) 48.891 5.716 8.554 .000
Leverage(X1) 9.052 7.676 .215 1.179 .246 .537 1.863 Likuiditas(X2) -.357 .788 -.077 -.453 .653 .608 1.645 Profitabilitas(X
3)
.052 .057 .134 .919 .364 .841 1.189
PSP(X4) .104 .067 .246 1.545 .131 .701 1.427
Umur(X5) .625 .301 .318 2.073 .045 .758 1.320
b. Dependent Variable: KPLK(Y)
Sumber : output SPSS, diolah penulis, 2011 \
(6)
Lampiran vi (lanjutan) Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized Coefficients
T Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 48.891 5.716 8.554 .000
LEVERAGE(X1) 9.052 7.676 .215 1.179 .246 LIKUIDITAS(X2) -.357 .788 -.077 -.453 .653 PROFITABILITAS
(X3)
.052 .057 .134 .919 .364
PSPX4 .104 .067 .246 1.545 .131
UMURX5 .625 .301 .318 2.073 .045
a. Dependent Variable: KPLKY
Hasil Uji F (ANOVA)
ANOVAb
Model Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1057.104 5 211.421 4.048 .005
a
Residual 1879.999 36 52.222 Total 2937.103 41
a. Predictors: (Constant), UMURX5, ROEX3, CURRENTX2, PSPX4, LEVERAGEX1