perusahaan.  Bagi  perusahaan,  struktur  modal  merupakan  masalah  yang  penting, karena  baik  buruknya  struktur  modal  akan  berpengaruh  langsung  terhadap  kinerja
perusahaan.  Struktur  modal  yang  kurang  baik  dengan  jumlah  hutang  yang  sangat tinggi  akan  membebani  perusahaan  yang  bersangkutan.  Emisi  saham  baru  akan
berakibat  pada  berubahnya  struktur  modal  perusahaan  yang  selanjutnya  akan mengakibatkan  berubahnya  biaya  modal  keseluruhan.  Struktur  modal  merupakan
masalah  penting  karena  akan  berakibat  langsung  terhadap  biaya  modal,  keputusan capital budgeting, dan harga pasar.
Struktur  modal  perusahaan  sangat  berpengaruh  dalam  pasar  yang  bersaing tanpa  adanya  distorsi,  seperti  pajak,  biaya  kebangkrutan,  biaya  keagenan,  dan
informasi  asimetri.  Penambahan  saham  baru  semestinya  mendorong  ke  arah perkembangan  struktur  modal  yang  optimal  atau  lebih  baik,  yaitu  memberikan
dampak terhadap harga saham dan kinerja perusahaan yang positif.
2.2.3.   Kinerja Keuangan
Salah  satu  alat  yang  dapat  digunakan  untuk  mengukur  kinerja  perusahaan adalah  dengan  menilai  kinerja  keuangan.  Kinerja  keuangan  dapat  menjadi  ukuran
keberhasilan suatu perusahaan selama periode tertentu. Kinerja keuangan perusahaan tercermin dalam laporan keuangan yang berisi neraca, perhitungan laba rugi, laporan
sumber  dan  penggunaan  dana  dan  laporan  arus  kas  Harahap,  2008.  Investor  dan stakeholder  lainnya  memerlukan  informasi  keuangan  reguler  untuk  membantu
mereka  memantau  kemajuan  perusahaan.  Akuntan  mengikhtisarkan  informasi  ini pada neraca, laporan laba rugi dan laporan arus kas Brealey, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Laporan  keuangan  memberikan  ikhtisar  mengenai  keadaan  financial  suatu perusahaan,  di  mana  neraca  mencerminkan  nilai  aktiva,  utang,  dan  modal  sendiri
pada suatu saat tertentu, dan laporan rugilaba mencerminkan hasil-hasil yang dicapai selama suatu periode tertentu biasanya meliputi periode satu tahun Riyanto, 2001.
Neraca  adalah  laporan  yang  memberikan  informasi  mengenai  kondisi keuangan  perusahaan  pada  saat  tertentu.  Neraca  merupakan  daftar  aktiva  dan
kewajiban  perusahaan  pada  titik  waktu  tersebut.  informasi  mengenai  sumber  dan penggunaan  dana  perusahaan.  Sisi  aktiva  memperlihatkan  daftar  aktiva  peusahaan
yang  terdiri  dari  aktiva  lancar,  aktiva  tetap  dan  aktiva  lainnya.  Sisi  kewajiban menunjukkan  sumber-sumber  dana  baik  sumber  jangka  panjang  maupun  jangka
pendek  seperti  utang  jangka  pendek,  utang  jangka  panjang  dan  ekuitas  pemegang saham Bodie, 2006.
Laporan laba rugi merupakan ringkasan profitabilitas suatu perusahaan selama periode  tertentu.  Laporan  ini  menyajikan  pendapatan  yang  diperoleh  selama  periode
operasi,  beban-beban  yang  terjadi  selama  periode  yang  sama,  serta  laba  atau keuntungan  bersih  perusahaan  yang  merupakan  selisih  antara  pendapatan  dan  beban
Bodie,  2006.  Biasanya  laporan  ini  disusun  dengan  dua  pendekatan,  yaitu pendekatan  kontribusi  dan  pendekatan  fungsional.  Pendekatan  kontribusi  membagi
biaya-biaya  ke  dalam  dua  sifat  pokok,  yaitu  biaya  variabel  dan  biaya  tetap. Pendekatan  ini  biasanya  digunakan  dalam  pengambilan  keputusan  manajamen
berkenaan  dengan  perencanaan  biaya,  volume  dan  laba.  Pendekatan  fungsional
Universitas Sumatera Utara
memberikan  informasi  mengenai  biaya-biaya  yang  dikeluarkan  oleh  setiap  fungsi utama dalam perusahaan.
Laporan  arus  kas  adalah  laporan  yang  merinci  arus  kas  yang  diterima  dari aktivitas  operasi,  investasi  dan  aktivitas  pendanaan  perusahaan.  Laporan  arus  kas
hanya mengakui transaksi ketika transaksi telah mengubah jumlah kas Bodie, 2006. Dalam laporan ini, transaksi kas dikelompokkan pada transaksi kas yang berasal dari
kegiatan operasi, kegiatan pembiayaan dan kegiatan investasi Harahap, 2008. Dasar  laporan  keuangan  yang  berupa  neraca,  laporan  laba  rugi,  dan  laporan
arus  kas  mencerminkan  kinerja  keuangan  perusahaan  yang  tampak  dari  rasio-rasio keuangan, diantaranya rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio
aktivitas.  Rasio  keuangan  adalah  sebuah  indeks  yang  menghubungkan  dua  data keuangan  dan  didapat  dengan  membagi  satu  angka  dengan  angka  lainnya.  Rasio
digunakan menggantikan angka-angka langsung sendiri karena dengan cara ini lebih mudah untuk melihat perbandingan Horne, 2005.
Rasio  keuangan  dapat  digunakan  untuk  membandingkan  perbedaan  kinerja keuangan  beberapa  perusahaan  dalam  industri  yang  sama,  perbedaan  antar  industri
dan  membandingkan  kinerja  keuangan  perusahaan  dalam  periode  yang  berbeda Weston, 2001.
Analisa rasio keuangan menghubungkan unsur-unsur neraca dan laporan laba rugi  satu  dengan  yang  lainnya  dan  dapat  memberikan  gambaran  tentang  sejarah
perusahaan  dan  penilaian  posisi  perusahaan  saat  ini.  Analisis  rasio  keuangan
Universitas Sumatera Utara
memerlukan  beberapa  tolak  ukur.  Tolak  ukur  yang  sering  dipakai  adalah  rasio  atau indeks.
Menurut Wild 2004, rasio keuangan dapat digunakan untuk membandingkan perbedaan  beberapa  perusahaan  dalam  industri  yang  sama,  perbedaan  antar  industri
dan  membandingkan  kinerja  keuangan  perusahaan  dalam  periode  yang  berbeda. Menurut  Sawir  2005,  ada  empat  rasio  terbesar  dalam  rasio-rasio  keuangan,  yaitu
rasio likuiditas, rasio solvabilitas, rasio profitabilitas, dan rasio aktivitas. 2.2.3.1. Rasio likuiditas
Pada umumnya perhatian pertama dari analisis keuangan adalah analisis rasio likuiditas.  Analisis  rasio  likuiditas  mengacu  kepada  ketersediaan  sumber  daya
perusahaan  untuk  memenuhi  kebutuhan  kas  jangka  pendek.  Menurut  Syamsuddin 2000,  likuiditas  merupakan  kemampuan  perusahaan  untuk  membayar  semua
kewajiban  finansial  jangka  pendek  pada  saat  jatuh  tempo  dengan  menggunakan aktiva  lancar  yang  tersedia.  Likuiditas  tidak  hanya  berkenaan  dengan  keadaan
keseluruhan  keuangan  perusahaan,  tetapi  juga  berkaitan  dengan  kemampuannya untuk mengubah aktiva lancar tertentu menjadi uang kas.
Rasio  likuiditas  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  current ratiorasio  lancar.  Rasio  ini  merupakan  ukuran  yang  paling  umum  digunakan  untuk
mengetahui  kesanggupan  perusahaan  memenuhi  kewajiban  jangka  pendek,  karena rasio  ini  menunjukkan  seberapa  jauh  aktiva  yang  diperkirakan  menjadi  uang  tunai
memenuhi  tuntutan  dari  kreditur  jangka  pendek  dalam  periode  yang  sama  dengan jatuh tempo utang.
Universitas Sumatera Utara
Tingkat current ratio ditentukan dengan membandingkan antara aktiva lancar dan  kewajiban  lancar.  Biasanya  aktiva  lancarcurrent  assets  terdiri  dari  kas,  surat
berharga,  piutang  dagang,  dan  persediaan,  sedangkan  kewajiban  lancarcurrent liabilities terdiri dari utang dagang, wesel bayar jangka pendek, utang jangka panjang
yang akan jatuh tempo dalam waktu satu tahun, pajak penghasilan yang terutang, dan beban-beban lain yang terutang.
Current  ratio  yang  rendah  biasanya  dianggap  menunjukkan  terjadinya masalah dalam likuiditas. Sebaliknya suatu perusahaan  yang current rationya terlalu
tinggi  juga  kurang  bagus,  karena  menunjukkan  dana  yang  menganggur  yang  pada akhirnya dapat mengurangi kemampulabaan perusahaan. Rasio yang ideal ditentukan
oleh  ketentuan  umum  dengan  mempertimbangkan  beberapa  faktor  seperti  jenis industri  dan  kebiasaan  kredit.  Investor  yang  bijaksana  akan  menganalisis  current
ratio lebih mendalam Sawir, 2005. 2.2.3.2. Rasio solvabilitas
Rasio  solvabilitas  adalah  rasio  yang  menunjukkan  batasan  di  mana perusahaan  didanai  oleh  hutangnya  Wild,  2004.  Pemilihan  struktur  keuangan
merupakan  masalah  yang  menyangkut  komposisi  pendanaan  yang  akan  digunakan oleh  perusahaan,  yang  pada  akhirnya  berarti  penentuan  berapa  banyak  utang  atau
leverage  keuangan  yang  akan  digunakan  oleh  perusahaan  untuk  mendanai aktivitasnya.
Kinerja  solvabilitas  ditunjukkan  dengan  rasio  leverage  keuangan  karena adanya  kewajiban-kewajiban  keuangan  yang  sifatnya  tetap  fixed  financial  charges
Universitas Sumatera Utara
yang harus dikeluarkan oleh perusahaan. Solvabilitas suatu perusahaan menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi segala kewajiban finansialnya apabila
sekiranya perusahaan tersebut dilikuidasikan. Suatu  perusahaan  yang  solvable  berarti  bahwa  perusahaan  tersebut
mempunyai  aktiva  atau  kekayaan  yang  cukup  untuk  membayar  semua  hutang- hutangnya,  tetapi  tidak  dengan  sendirinya  bahwa  perusahaan  tersebut  likuid.
Sebaliknya  jika  perusahaan  tersebut  tidak  solvable  insolvable  tidak  dengan sendirinya bahwa perusahaan tersebut adalah juga likuid Riyanto, 2001.
Rasio  solvabilitas  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  debt  ratio DR.  Rasio  ini  memperlihatkan  proporsi  antara  total  utangkewajiban  yang  dimiliki
dan  seluruh  asetkekayaan  yang  dimiliki.  Semakin  tinggi  hasil  presentasenya, cenderung semakin besar risiko keuangannya bagi kreditur maupun pemegang saham.
Adanya  tambahan  dana  hasil  penerbitan  saham  baru  akan  berpengaruh  terhadap perubahan  komposisi  hutang  dan  modal.  Kinerja  solvabilitas  akan  membaik  apabila
dana yang diperoleh dari hasil penerbitan saham baru dikelola dengan benar Halim, 2007.
2.2.3.3. Rasio profitabilitas Analisis profitabilitas dapat diartikan sebagai pengukuran laba perusahaan dan
efektivitas  perusahaan  yang  dapat  dilihat  dari  nilai  rasio-rasio  profitabilitas. Kemampulabaan profitabilitas merupakan hasil akhir bersih dari berbagai kebijakan
dan  keputusan  manajemen  Wild,  2004.  Rasio  kemampulabaan  akan  memberikan jawaban  akhir  tentang  efektivitas  manajemen  perusahaan.  Adanya  dana  yang  masuk
Universitas Sumatera Utara
hasil dari new issuing adalah salah satu cara  untuk  meningkatkan rasio  profitabilitas perusahaan.
Para  kreditur,  pemilik  perusahaan,  dan  pihak  manajemen  akan  berusaha meningkatkan keuntungan, karena disadari betapa pentingnya keuntungan bagi masa
depan  perusahaan  Ross,  2003.  Rasio  ini  memberikan  gambaran  tentang  tingkat efektivitas  pengelolaan  perusahaan.  Contoh  rasio-rasio  laba  rugi  adalah  Net  Profit
Margin,  Return  On  Assets,  Return  On  Equity,  Operating  Ratio,  dan  lain  sebagainya Riyanto,  2001.  Rasio  profitabilitas  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah
return on assets ROA. ROA return on assets merupakan hasil pengembalian atas total aktiva. Rasio
ini  diperoleh  dari  perbandingan  laba  yang  diperoleh  sebelum  pembayaran  pajak dengan  total  aset.  Return  on  assets  menggambarkan  kemampuan  perusahaan  dalam
menghasilkan keuntungan dari setiap aset yang dimiliki. Apabila  suatu  perusahaan  mempunyai  nilai  return  on    assets  yang  tinggi,
maka hal itu menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang lebih besar untuk meningkatkan laba operasi. Hal ini akan memberikan pengharapan
positif bagi para investor saham untuk mendapatkan return saham yang lebih besar. Perusahaan  yang  nilai  profitabilitasnya  menurun  mengindikasikan  bahwa
perusahaan  memerlukan  tambahan  dana  untuk  menambah  aset  perusahaan  dalam memaksimumkan laba. Return on assets akan meningkat apabila ada tambahan dana
yang  digunakan  dengan  baik  untuk  menghasilkan  lebih  banyak  keuntunganlaba Wild, 2004.
Universitas Sumatera Utara
2.2.3.4. Rasio aktivitas Rasio  aktivitas  mengukur  seberapa  efektif  perusahaan  mengelola  aktivanya.
Semua  rasio  aktivitas  ini  melibatkan  perbandingan  dan  keseimbangan  antara  tingkat penjualan  dan  investasi  dengan  berbagai  jenis  aktiva  Brigham,  2001.  Rasio-rasio
aktivitas  menganggap  bahwa  sebaiknya  terdapat  keseimbangan  yang  layak  antara penjualan  dan  berbagai  unsur  aktiva,  yaitu  persediaan,  piutang,  aktiva  tetap,  dan
aktiva  lain.  Rasio  ini  dirancang  untuk  mengetahui  apakah  total  jumlah  setiap  jenis aktiva  yang  dilaporkan  dalam  neraca  sudah  wajar,  terlalu  tinggi  atau  terlalu  rendah
jika dibandingkan dengan tingkat penjualan yang diproyeksikan Brigham, 2001. Rasio  aktivitas  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  adalah  total  assets
turnover  ratio  TATOR.  Rasio  perputaran  aktiva  ini  menunjukkan  tingkat  efisiensi relatif  penggunaan  keseluruhan  aktiva  suatu  perusahaan  dalam  menghasilkan
penjualan  Horne,  2005.  Kalau  perputarannya  lambat  menunjukkan  bahwa  aktiva yang dimiliki terlalu besar dibandingkan dengan kemampuan untuk menjual.
2.2.4.   Hubungan Right Issue dengan Kinerja Keuangan