61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian
Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah isian angket keyakinan siswa terhadap matematika awal-akhir dan data tes prestasi pretest
–posttest. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan hasil analisis datanya dijabarkan sebagai
berikut.
a. Deskripsi Pembelajaran
Populasi pada penelitian eksperimen ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 6 Yogyakarta, sedangkan sampel untuk penelitianya adalah siswa kelas VII-F dengan
jumlah 34 siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Peneliti terlebih dahulu melakukan observasi pembelajaran dan
memberikan angket kecerdasan majemuk. Peneliti menggunakan angket kecerdasan majemuk yang sebelumnya sudah digunakan oleh Melissa 2015. Kisi-kisi dan
angket kecerdasan majemuk dapat dilihat pada Lampiran 2.11-2.12 halaman 338-339. Pemberian angket kecerdasan majemuk bertujuan untuk dapat mengetahui
kecenderungan jenis kecerdasan-kecerdasan yang dominan pada siswa. Data dan analisis hasil angket kecerdasan majemuk siswa secara lengkap dapat dilihat di
Lampiran 4.13-4.14 halaman 398-399. Data sebaran kecenderungan kecerdasan
majemuk siswa yang diperoleh disajikan pada Tabel 9.
62
Tabel 9. Sebaran Kecenderungan Kecerdasan Majemuk Siswa
No Jenis Kecerdasan
Jumlah Siswa 1
Interpersonal 14
2 Naturalist
14 3
Exsistentialist 10
4 Musical
9 5
Linguistic 8
6 Bodily-Kinesthetic
8 7
Visual-Spatial 6
8 Logical-Mathematical
4 9
Intrapersonal 4
Jumlah Siswa 77
Data sebaran kecenderungan kecerdasan siswa pada Tabel 9 digunakan untuk menentukan kombinasi kecerdasan yang akan difasilitasi pada setiap pertemuan.
Kecenderungan kecerdasan siswa yang paling banyak dimiliki siswa adalah kecerdasan Interpersonal dan Naturalist, sehingga kegiatan pembelajaran yang
dirancang lebih didominasi kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan tersebut. Pada setiap pertemuan akan ada diskusi kelompok untuk memfasilitasi
kecerdasan Interpersonal dan di LKS terdapat halaman rangkuman yang didesain dengan gambar-gambar mahluk hidup untuk menarik perhatian siswa dengan
kecerdasan Naturalist yang tinggi. Selain itu peneliti menyediakan kegiatan observasi keluar kelas untuk memfasilitasi kecerdasan Naturalist siswa. Kecerdasan Logical-
Mathematical juga diberdayakan pada setiap pertemuan karena penelitian ini terkait dengan pembelajaran matematika, sehingga di setiap pertemuan siswa difasilitasi
denga pemberian soal-soal matematika. Dalam 6 kali pertemuan terdapat kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan Interpersonal, Naturalist dan Logical-
Mathematical. Kecerdasan yang lain juga tetap diberdayakan dengan proporsi yang
63 berbeda disesuaikan dengan banyaknya siswa yang memiliki kecerdasan tersebut.
Semakin banyak siswa yang memiliki kecenderungan kecerdasan tertentu maka semakin sering kecerdasan itu diberdayakan pada setiap pertemuan. Kombinasi
kecerdasan majemuk pada setiap pertemuan disajikan pada Tabel 10 berikut.
Tabel 10. Kombinasi Kecerdasan Majemuk dalam Setiap Pertemuan
Jenis Kecerdasan Jml
Linguis- tic
Music- al
Logical- Matematic
Visual- Spatial
Bodily- Kinesthetic
Intra- personal
Inter- personal
Natural- is
Eksitent- ialist
P1 √
√ √
√ √
√ 6
P2 √
√ √
√ √
5 P3
√ √
√ √
√ √
√ 7
P4 √
√ √
√ √
√ √
7 P5
√ √
√ √
4 P6
√ √
√ √
√ √
6 Jml
3 4
6 1
3 1
6 6
5 35
Pada Tabel 10 menjelaskan bahwa, sebagai contoh pada pertemuan pertama P1
guru akan
memberikan kegiatan
pembelajaran yang
memberdayakanmemfasilitiasi kecerdasan linguistic, logical-mathematical, bodily- kinesthetic, interperonal, naturalist, dan exsisentialist. Selanjutnya peneliti membuat
rancangan pelaksanaan pembelajaran di mana kegiatan pembelajarannya disesuaikan dengan kombinasi kecerdasan yang akan diberdayakan pada setiap pertemuan.
Sebagai contoh pada P1 yaitu pembelajaran mengenai untung, rugi, dan impas, kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan siswa yang akan diberdayakan
pada P1 atara lain: kecerdasan linguistic dengan pemberian cerita di dalam LKS, kecerdasan logical-methemtical siswa difalisitasi dengan pemberian soal matematika,
kecerdasan bodly-kinesthetic siswa difasiltiasi dengan adanya game matematika,
64 kecerdasan interpersonal siswa difasilitasi dengan diskusi kelompok, kecerdasan
naturalis siswa difasilitasi dengan pembelajaran diluar kelas, dan kecerdasan exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional.
Penelitian ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan Februari Tahun 2017. Jadwal penelitian disajikan pada Tabel 11 berikut .
Tabel 11. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Pertemuan
Kegiatan HariTanggal
Sebelum penelitian
Angket keyakinan
siswa terhadap matematika
Pretest Senin, 6 Februari 2017
Pertemuan 1 Untung, rugi, impas
Kamis, 9 Februari 2017 Pertemuan 2
Harga jual dan harga beli Senin, 13 Februari 2017
Pertemuan 3 Diskon dan pajak
Kamis, 16 Februari 2017 Pertemuan 4
Bruto, netto, dan tara Senin, 20 Februari 2017
Pertemuan 5 Mencari besar bunga tunggal
Kamis, 24 Februari 2017 Pertemuan 6
Mencari lama waktu menabung Senin, 27 Februari 2017 Setelah
penelitian Angket
keyakinan siswa
terhadap matematika Posttest
Kamis, 2 Maret 2017
Tes pretest dan angket keyakinan siswa terhadap matematika diberikan saat pertemuan pertama untuk mengukur kemampuan awal siswa dan tingkat keyakinan
awal siswa terhadap matematika. Pretest dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, setelah siswa mengerjakan pretest kemudian siswa mengisi angket keyakinan siswa
terhadap matematika. Pertemuan selanjutnya dilaksanakan proses pembelajaran yang menerapkan
pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Peneliti membuat RPP untuk 6 pertemuan 15 jam pelajaran. Pada pertemuan terakhir, siswa diberikan tes posttest
65 dan angket untuk mengetahui prestasi yang dicapai siswa dan tingkat keyakinan
siswa terhadap matematika setelah dilakukannya penelitian. Kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan RPP yang telah dirancang
oleh peneliti. Ada beberapa kendala selama penelitian. Pada pembelajaran hari pertama, terdapat kegiatan observasi keluar kelas yaitu mengobservasi kegiatan jual-
beli yang ada di sekitar sekolah. Namun kegiatan ini tidak terlaksana karena waktu pembelajaran yang tidak sesuai dengan perkiraan peneliti. Oleh karena itu, tugas
observasi keluar kelas diganti sebagai tugas rumah, mengobservasi kegiatan jual-beli di sekitar rumah.
Kendala selanjutnya mengenai pembagian kelompok. Peneliti telah menentapkan kelompok berdasarkan kombinasi kecerdasan yang akan difasilitasi saat
pembelajaran. Namun, beberapa siswa tidak setuju dengan pengelompokan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Siswa memberikan masukan agar peneliti menentukan ketua
kelompok, dan selanjutnya ketua kelompok yang akan memilih anggotanya sendiri. Pada pertemuan selanjutnya pengelompokan dilakukan berdasarkan masukan siswa.
Hal tersebut mengakibatkan ada salah satu siswa yang tidak mendapat kelompok karena siswa tersebut memiliki sifat yang kurang disukai oleh teman-temannya. Pada
hari berikutnya, pengelompokan dibuat sesuai rancangan peneliti semula. Selama penelitian dilakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh
observer dari mahasiswa pendidikan matematika. Hasil isian dan rekap penilaian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat selengkapnya pada
66 Lampiran 4.19 halaman 408 dan Lampiran 4.12 halaman 396. Presentase
keterlaksanaan pembelajaran adalah 94 termasuk dalam kriteria sangat baik. Proses pembelajaran diawali dan diakhiri dengan doa. Pada setiap pertemuan
peneliti memeriksa kehadiran siswa. Setiap pertemuan menggunakan LKS yang sudah dipersiapkan peneliti. LKS berisi kegiatan-kegiatan yang berbasis kecerdasan
majemuk. Terdapat 9 jenis kecerdasan majemuk antara lain kecerdasan interperonal, musical, bodily-kinesthetic, intrapersonal, visual-spatial, naturalist, exsistentialist,
logical-matematical, dan linguistic. Kegiatan pembelajaran untuk memfasilitasi kecerdasan interpersonal siswa adalah dengan kegiatan diskusi Gambar 3. Siswa
mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS bersama teman satu kelompoknya. Sedangkan kegiatan untuk memfasilitasi kecerdasan intrapersonal adalah dengan
pemberian tugas individu.
Gambar 3. Siswa Berdiskusi
Kegiatan pembelajaran untuk memfasilitasi kecerdasan musical siswa yaitu kegiatan menyanyi. Siswa diajak untuk menyanyikan beberapa lagu yang sudah ada
di LKS. Kegiatan yang memfasilitasi kecerdasan bodily-kinesthetic adalah melalui
67 games. Terdapat dua games yaitu memancing Gambar 4 dan ular tangga Gambar
5. Games dilakukan dalam rangka untuk mengerjakan latihan soal yang ada di LKS. Game memancing digunakan salah satunya sebagai alat mengundi pemilihan nomor
soal. Pada game ular tangga, kelompok yang melanggar peraturan akan diberikan soal dan diminta mengerjakan di papan tulis, sebelum soal selesai dikerjakan kelompok
tidak boleh melanjutkan permainan.
Gambar 4. Siswa Bermain Game Memancing
Gambar 5. Siswa Bermain Game Ular Tangga
Kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan visual-spatial siswa adalah dengan menonton video pembelajaran. Peneliti memutarkan video tentang
kegiatan jual-beli dan siswa mengamati permasalahan yang ada di dalam video. Kegiatan memfasilitasi kecerdasan logis-matematis adalah dengan mengerjakan soal-
soal. Kemudian untuk memfasilitasi kecerdasan linguistic salah satu kegiatan yang dilakukan adalah membaca kisah tokoh yang telah disajikan di LKS.
Kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan exsistentilist siswa yaitu dengan memberikan tugas opsional seperti mencari tahu asal usulsejarah dan
biografi kesuksesan tokoh. Contoh hasil pekerjaan siswa terlihat pada Gambar 6 berikut.
68
Gambar 6. Hasil Tugas Opsional Siswa
Pada penelitian ini kegiatan observasi keluar kelas merupakan salah satu kegiatan untuk memfasilitasi kecerdasan naturalist siswa, siswa mengamati dan
mewawancarai pedagang yang ada di sekitar untuk mendapatkan data sesuai dengan perintah yang ada di LKS. Contoh hasil pekerjaan siswa ditunjukan pada Gambar 7
berikut.
Gambar 7. Hasil Observasi Siswa. b.
Deskripsi Data 1
Hasil Angket Keyakinan Siswa terhadap Matematika
Keyakinan siswa terhadap matematika diukur menggunakan instrumen berupa angket yang terdiri dari 36 pernyataan. Angket keyakinan siswa terhadap matematika
diberikan kepada siswa pada awal dan akhir penelitian.
69 Contoh isian angket awal dan akhir dapat dilihat pada Lampiran 4.17-4.18
halaman 402-405. Secara rinci rekap skor isian angket keyakinan siswa terhadap matematika awal dan akhir dapat dilihat pada Lampiran 4.9-4.10 halaman 387-390.
Deskripsi data keyakinan siswa terhadap matematika disajikan pada Tabel 12 berikut.
Tabel 12. Deskripsi Data Keyakinan Siswa terhadap Matematika Awal dan Akhir
Deskrpsi Awal
Akhir
n 34
34 Rata-Rata
119,56 134,59
Max 145
158 Min
97 118
Variansi 124,254
124,856 SD
11,147 11,174
Skor Max yang mungkin 180
180 Skor Min yang mungkin
36 36
Keterangan: n=banyak siswa
SD= standar deviasi
-Berdasarkan deskripsi data yang ditunjukan pada Tabel 12, rentang skor yang mungkin diperoleh siswa adalah dari 36 sampai 180. Rata-rata skor awal dan skor
akhir keyakinan siswa terhadap matematika meningkat dari 119,56 kategori sedang menjadi 134,59 kategori tinggi, sehingga dapat dikatakan terjadi peningkatan rata-
rata skor keyakinan siswa terhadap matematika sebesar 15,03. Tingkat keyakinan siswa terhadap matematika dipengaruhi oleh beberapa
aspekindikator. Pada Tabel 13 menyajikan distribusi frekuensi tingkat keyakinan siswa pada setiap aspek. Secara lengkap data kategori tingkat keyakinan siswa
terhadap matematika awal dan akhir tiap aspek dapat dilihat pada Lampiran 4.11
halaman 393.
70
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Skor Keyakinan Siswa terhadap Matematika No
Aspek Kat
Awal Akhir
f F
1 Keyakinan
siswa terhadap
kegunaan matematika ST
1 2,94
5 14,70
T 8
23,52 19
55,88 S
21 61,76
9 26,47
K 4
11,76 1
2,94 SK
2 Keyakinan
siswa terhadap
kemampuan diri sendiri dalam matematika
ST 7
20,58 7
20,58 T
16 47,05
20 58,82
S 9
26,47 7
20,58 K
2 5,88
SK
3 Keyakinan
siswa terhadap
matematika ST
2 5,88
T 12
35,29 22
64,70 S
20 58,82
10 29,41
K 2
5,88 SK
4 Keyakinan
siswa dalam
mengikuti proses pembelajaran matematika
ST 2
5,88 7
20,58 T
13 38,23
24 70,58
S 17
50 3
8,82 K
2 5,88
SK Ket: ST= Sangat Tinggi, T= Tinggi, S= Sedang, K= Kurang, SK= Sangat
Kurang Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa setelah penelitian tingkat
keyakinan siswa yang memiliki kategori tinggi dan sangat tinggi berdasarkan aspek pertama, kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut 70,58; 79,4; 70,58; dan
91,16, sedangkan sebelum penelitian secara hanya 26,46; 67,63; 35,29; dan 44,11. Dapat dikatakan terdapat peningkatan pada setiap aspek sebesar 44,12;
11,77; 35,29; dan 47,05. Butir-butir pernyataan pada setiap aspek dianalisis. Secara kumulatif
distribusi frekuensi jawaban siswa yang menjawab pertanyaan dengan jawaban Setuju
71 S dan Sangat Setuju SS pada angket awal dan akhir disajikan pada tabel-tabel
berikut ini.
Tabel 14. Deskripsi Butir Aspek Ke-1 Butir Pernyataan
Awal Akhir
f f
Butir 2 + :Matematika berguna untuk mempelajari
ilmu lain. 16 47,05 21 61,76
Butir 36 + :Matematika berguna dalam kegiatan pembangunan jembatan.
14 41,17 24 70,58 Butir 16 - :Matematika tidak dapat diterapkan di
pelajaran lain. 30 88,23 19 55,88
Butir 35 - :Matematika hanya berguna dalam kegiatan perniagaanperdagangan.
26 76,47 14 41,17 Pada deskripsi butir positif nomor 3 dan 36 menunjukan bahwa peningkatan
persentase berturut-turut sebesar 14,71 dan 29,41. Kemudian analisis butir negatif nomor 16 dan 35 diketahui bahwa persentase siswa turun sebesar 32,35 dan 35,3.
Deskripsi butir aspek kedua disajikan pada Tabel 15.
Tabel 15. Deskripsi Butir Aspek Ke-2 Butir Pernyataan
Awal Akhir
f f
Butir 3 + :Saya berhasil dalam tes matematika karena
kemampuan saya. 22
64,70 22
64,70 Butir 4 + :Bagi saya matematika dapat
dipelajari. 25
73,59 24
70,58 Butir 17 - :Saya berhasil dalam tes
matematika karena nasib baikkeberuntungan.
21 61,76
20 58,82
Butir 18 - :Bagi saya mempelajari matematika hanya untuk
orang yang pandai. 22
64,70 Pada deskripsi butir positif nomor 3 dapat diketahui bahwa persentase tetap
atau tidak berubah, sedangkan pada butir positif nomor 4 mengalami penurunan
72 sebesar 3,01. Kemudian deskripsi butir negatif nomor 17 dan 18 menunjukan
bahwa persentase turun dengan besar penurunan persentase berturut-turut 2,94 dan 64. Deskripsi butir selanjutnya adalah deskripsi butir positif aspek ketiga yang
disajikan pada Tabel 16 berikut.
Tabel 16. Deskripsi Butir Aspek Ke-3 Butir Pernyataan
Awal Akhir
F f
Butir 28 + :Seseorang yang belajar matematika dengan tekun cenderung akan bisa
berpikir dengan logis. 13
38,23 26
76,47 Butir 29 + :Matematika adalah ilmu yang penting.
11 32,35
26 76,47
Butir 30 + :Seseorang yang belajar matematika cenderung kemampuan bernalarnya
bagus. 16
47,05 12
35,29 Butir 31 + :Matematika adalah pelajaran yang
menyenangkan. 8
23,05 19
55,88 Butir 32 + :Matematika adalah ilmu yang
mendasari IPTEK . 18
52,94 14
41,17 Butir 33 + :Menggunakan alat peragabenda
langsung mempermudah proses bernalar.
17 50
21 61,76
Butir 34 + :Selain berhitung matematika adalah ilmu bernalar.
30 88,23
31 91,17
Butir 5 - :Seseorang cenderung akan berpikir
logis tanpa belajar matematika. 25
75,52 29
85,29 Butir 6 -
:Hanya beberapa
orang yang
memerlukan ilmu matematika. 28
82,35 5
14,70 Butir 7 -
:Kemampuan bernalar
seseorang cenderung akan bagus tanpa belajar
matematika. 26
76,47 21
61,76 Butir 8 -
:Matematika adalah
ilmu yang
membosankan. 24
70,58 19
55,88 Butir 9 -
:Matematika tidak ada kaitanya dengan ilmu lain.
19 55,88
8 23,52
Butir 10 - :Belajar
matematika tidak
bisa menggunakan komputer.
12 35,29
6 17,64
Butir 11 - :Matematika hanyalah ilmu berhitung.
34 100
23 67,64
73 Terdapat peningkatan persentase pada butir positif nomor 28, 29, 31, 33 dan
34 berturut-turut sebesar 38,24; 44,12; 32,83; 11,76; dan 2,94, sedangkan pada butir positif nomor 30 dan 32 mengalami penurunan sebesar 11,76 dan
11,47. Kemudian analisis butir negatif nomor 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 menunjukan bahwa persentase turun sebesar 67,65; 14,71; 14,7; 32,36; 17,65; dan
32,36. Sedangkan pada butir 5 presentase mengalami kenaikan sebesar 9,77. Deskripsi butir aspek keempat disajikan pada Tabel 17 berikut.
Tabe17. Deskripsi Butir Aspek Ke-4 Butir Pernyataan
Awal Akhir
f F
Butir 1 + :Belajar
matematika dapat
dilakukan di alam terbuka. 18
52,94 32
94,11 Butir 12 + :Belajar
matematika dapat
dilakukan dengan diskusi. 20
58,82 28
82,35 Butir 13 + :Belajar
matematika dapat
dilakukan dengan
kegiatan bernyanyi.
12 35,29
27 79,41
Butir 14 + :Belajar matematika
dapat dilakukan dengan permainan.
9 26,47
31 91,17
Butir 22 + :Seseorang yang
memahami konsep matematika dengan baik
cenderung akan berhasil dalam pembelajaran matematika.
25 73,52
20 58,82
Butir 23 + :Seseorang yang
rajin mengerjakan
soal-soal matematika
cenderung akan
berhasil dalam pembelajaran matematika.
15 44,11
20 58,82
Butir 24 + :Seseorang yang malas dalam mengerjakan
latihan soal
matematika cenderung
akan gagal
dalam pembelajaran
matematika. 12
35,29 16
47,05
Butir 15 - :Belajar matematika
dapat dilakukan di kelas saja.
22 64,70
9 26,47
74
Butir Pernyataan Awal
Akhir f
F
Butir 19 - :Seseorang cenderung akan bisa menyelesaikan soal matematika
yang rumit
tanpa perlu
memahami konsep matematika. 16
47,05 14
41,17 Butir 20 - :Hanya dengan mengerjakan soal
matematika terus
menerus seseorang akan berhasil dalam
pembelajaran matematika. 24
70,58 22
64,70 Butir 21 - :Untuk
dapat berhasil
dalam pembelajaran
matematika seseorang hanya perlu memahami
konsep matematika tanpa perlu latihan soal.
16 47,05
12 35,29
Butir 25 - :Belajar matematika
dapat dilakukan
hanya dengan
mendengarkan penjelasan dari guru.
19 55,88
9 26,47
Butir 26 - :Belajar matematika tidak dapat dilakukan
dengan kegiatan
bernyanyi. 26
76,47 4
11,76 Butir 27 - :Belajar matematika cukup dengan
mengerjakan latihan soal. 16
47,05 10
29,41 Pada Tabel 17 dapat diketahui bahwa pada semua butir kecuali butir nomor 22
mengalami peningkatan presentase. Peningkatan presentase masing-masing butir yaitu 41,17; 23,53; 44,12; 65,24; 14,71; dan 11,76. Kemudian pada butir
negatif aspek keempat menunjukan presentase pada semua butir negatif aspek keempat turun. Penurunan presentase masing-masing butir sebesar 38,23; 5,88;
5,88; 11,76; 29,41; 64,71; dan 17,64.
2 Deskripsi Data Hasil Prestasi Belajar
Nilai prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Contoh isian jawaban soal pretest dan posttest siswa dapat dilihat pada Lampiran 4.15-4.16
75 halaman 400-401. Secara singkat deskripsi data pretest dan posttest disajikan pada
Tabel 18.
Tabel 18. Deskripsi Data Nilai Pretest dan Posttest Deskrpsi
Awal Akhir
n 34
34 Rata-Rata
55,76 77,53
Max 84
100 Min
24 40
Variansi 214,246
246,317 SD
14,637 15,931
Skor Max yang mungkin 100
100 Skor Min yang mungkin
Keterangan: n=banyak siswa, SD= standar deviasi
Informasi pada Tabel 18 menunjukan bahwa rata-rata skor pretest ke posttest meningkat dari 55,76 kategori cukup menjadi 77,53 kategori baik. Peningkatan
pretest dan posttest sebesar 21,77. Distribusi frekuensi tingkat prestasi siswa disajikan dalam Tabel 19 berikut.
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa
Kategori Pre
Pos F
F Sangat Baik SB
1 2,94
18 52,94
Baik B 12
35,29 12
35,29 Cukup C
14 41,17
2 5,88
Kurang K 7
20,58 2
5,88 Sangat Kurang SK
Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa setelah penelitian secara komulatif 88,23 siswa mencapai kategori baik dan sangat baik, sedangkan sebelum
perlakuan secara komulatif hanya 38,23, sehingga dapat dikatakan terdapat peningkatan prestasi sebesar 50.
76
2. Analisis Inferensial