Deskripsi Pembelajaran Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian

Data yang diperoleh dari penelitian ini adalah isian angket keyakinan siswa terhadap matematika awal-akhir dan data tes prestasi pretest –posttest. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis dan hasil analisis datanya dijabarkan sebagai berikut.

a. Deskripsi Pembelajaran

Populasi pada penelitian eksperimen ini adalah seluruh siswa kelas VII SMPN 6 Yogyakarta, sedangkan sampel untuk penelitianya adalah siswa kelas VII-F dengan jumlah 34 siswa. Pembelajaran yang dilaksanakan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Peneliti terlebih dahulu melakukan observasi pembelajaran dan memberikan angket kecerdasan majemuk. Peneliti menggunakan angket kecerdasan majemuk yang sebelumnya sudah digunakan oleh Melissa 2015. Kisi-kisi dan angket kecerdasan majemuk dapat dilihat pada Lampiran 2.11-2.12 halaman 338-339. Pemberian angket kecerdasan majemuk bertujuan untuk dapat mengetahui kecenderungan jenis kecerdasan-kecerdasan yang dominan pada siswa. Data dan analisis hasil angket kecerdasan majemuk siswa secara lengkap dapat dilihat di Lampiran 4.13-4.14 halaman 398-399. Data sebaran kecenderungan kecerdasan majemuk siswa yang diperoleh disajikan pada Tabel 9. 62 Tabel 9. Sebaran Kecenderungan Kecerdasan Majemuk Siswa No Jenis Kecerdasan Jumlah Siswa 1 Interpersonal 14 2 Naturalist 14 3 Exsistentialist 10 4 Musical 9 5 Linguistic 8 6 Bodily-Kinesthetic 8 7 Visual-Spatial 6 8 Logical-Mathematical 4 9 Intrapersonal 4 Jumlah Siswa 77 Data sebaran kecenderungan kecerdasan siswa pada Tabel 9 digunakan untuk menentukan kombinasi kecerdasan yang akan difasilitasi pada setiap pertemuan. Kecenderungan kecerdasan siswa yang paling banyak dimiliki siswa adalah kecerdasan Interpersonal dan Naturalist, sehingga kegiatan pembelajaran yang dirancang lebih didominasi kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan tersebut. Pada setiap pertemuan akan ada diskusi kelompok untuk memfasilitasi kecerdasan Interpersonal dan di LKS terdapat halaman rangkuman yang didesain dengan gambar-gambar mahluk hidup untuk menarik perhatian siswa dengan kecerdasan Naturalist yang tinggi. Selain itu peneliti menyediakan kegiatan observasi keluar kelas untuk memfasilitasi kecerdasan Naturalist siswa. Kecerdasan Logical- Mathematical juga diberdayakan pada setiap pertemuan karena penelitian ini terkait dengan pembelajaran matematika, sehingga di setiap pertemuan siswa difasilitasi denga pemberian soal-soal matematika. Dalam 6 kali pertemuan terdapat kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan Interpersonal, Naturalist dan Logical- Mathematical. Kecerdasan yang lain juga tetap diberdayakan dengan proporsi yang 63 berbeda disesuaikan dengan banyaknya siswa yang memiliki kecerdasan tersebut. Semakin banyak siswa yang memiliki kecenderungan kecerdasan tertentu maka semakin sering kecerdasan itu diberdayakan pada setiap pertemuan. Kombinasi kecerdasan majemuk pada setiap pertemuan disajikan pada Tabel 10 berikut. Tabel 10. Kombinasi Kecerdasan Majemuk dalam Setiap Pertemuan Jenis Kecerdasan Jml Linguis- tic Music- al Logical- Matematic Visual- Spatial Bodily- Kinesthetic Intra- personal Inter- personal Natural- is Eksitent- ialist P1 √ √ √ √ √ √ 6 P2 √ √ √ √ √ 5 P3 √ √ √ √ √ √ √ 7 P4 √ √ √ √ √ √ √ 7 P5 √ √ √ √ 4 P6 √ √ √ √ √ √ 6 Jml 3 4 6 1 3 1 6 6 5 35 Pada Tabel 10 menjelaskan bahwa, sebagai contoh pada pertemuan pertama P1 guru akan memberikan kegiatan pembelajaran yang memberdayakanmemfasilitiasi kecerdasan linguistic, logical-mathematical, bodily- kinesthetic, interperonal, naturalist, dan exsisentialist. Selanjutnya peneliti membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran di mana kegiatan pembelajarannya disesuaikan dengan kombinasi kecerdasan yang akan diberdayakan pada setiap pertemuan. Sebagai contoh pada P1 yaitu pembelajaran mengenai untung, rugi, dan impas, kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan siswa yang akan diberdayakan pada P1 atara lain: kecerdasan linguistic dengan pemberian cerita di dalam LKS, kecerdasan logical-methemtical siswa difalisitasi dengan pemberian soal matematika, kecerdasan bodly-kinesthetic siswa difasiltiasi dengan adanya game matematika, 64 kecerdasan interpersonal siswa difasilitasi dengan diskusi kelompok, kecerdasan naturalis siswa difasilitasi dengan pembelajaran diluar kelas, dan kecerdasan exsistentialist siswa difasilitasi dengan pemberian tugas opsional. Penelitian ini dilaksanakan pada minggu pertama bulan Februari Tahun 2017. Jadwal penelitian disajikan pada Tabel 11 berikut . Tabel 11. Jadwal Pelaksanaan Penelitian Pertemuan Kegiatan HariTanggal Sebelum penelitian  Angket keyakinan siswa terhadap matematika  Pretest Senin, 6 Februari 2017 Pertemuan 1  Untung, rugi, impas Kamis, 9 Februari 2017 Pertemuan 2  Harga jual dan harga beli Senin, 13 Februari 2017 Pertemuan 3  Diskon dan pajak Kamis, 16 Februari 2017 Pertemuan 4  Bruto, netto, dan tara Senin, 20 Februari 2017 Pertemuan 5  Mencari besar bunga tunggal Kamis, 24 Februari 2017 Pertemuan 6  Mencari lama waktu menabung Senin, 27 Februari 2017 Setelah penelitian  Angket keyakinan siswa terhadap matematika  Posttest Kamis, 2 Maret 2017 Tes pretest dan angket keyakinan siswa terhadap matematika diberikan saat pertemuan pertama untuk mengukur kemampuan awal siswa dan tingkat keyakinan awal siswa terhadap matematika. Pretest dilaksanakan selama 2 jam pelajaran, setelah siswa mengerjakan pretest kemudian siswa mengisi angket keyakinan siswa terhadap matematika. Pertemuan selanjutnya dilaksanakan proses pembelajaran yang menerapkan pembelajaran berbasis kecerdasan majemuk. Peneliti membuat RPP untuk 6 pertemuan 15 jam pelajaran. Pada pertemuan terakhir, siswa diberikan tes posttest 65 dan angket untuk mengetahui prestasi yang dicapai siswa dan tingkat keyakinan siswa terhadap matematika setelah dilakukannya penelitian. Kegiatan pembelajaran berlangsung sesuai dengan RPP yang telah dirancang oleh peneliti. Ada beberapa kendala selama penelitian. Pada pembelajaran hari pertama, terdapat kegiatan observasi keluar kelas yaitu mengobservasi kegiatan jual- beli yang ada di sekitar sekolah. Namun kegiatan ini tidak terlaksana karena waktu pembelajaran yang tidak sesuai dengan perkiraan peneliti. Oleh karena itu, tugas observasi keluar kelas diganti sebagai tugas rumah, mengobservasi kegiatan jual-beli di sekitar rumah. Kendala selanjutnya mengenai pembagian kelompok. Peneliti telah menentapkan kelompok berdasarkan kombinasi kecerdasan yang akan difasilitasi saat pembelajaran. Namun, beberapa siswa tidak setuju dengan pengelompokan yang telah ditetapkan oleh peneliti. Siswa memberikan masukan agar peneliti menentukan ketua kelompok, dan selanjutnya ketua kelompok yang akan memilih anggotanya sendiri. Pada pertemuan selanjutnya pengelompokan dilakukan berdasarkan masukan siswa. Hal tersebut mengakibatkan ada salah satu siswa yang tidak mendapat kelompok karena siswa tersebut memiliki sifat yang kurang disukai oleh teman-temannya. Pada hari berikutnya, pengelompokan dibuat sesuai rancangan peneliti semula. Selama penelitian dilakukan observasi keterlaksanaan pembelajaran oleh observer dari mahasiswa pendidikan matematika. Hasil isian dan rekap penilaian lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dapat dilihat selengkapnya pada 66 Lampiran 4.19 halaman 408 dan Lampiran 4.12 halaman 396. Presentase keterlaksanaan pembelajaran adalah 94 termasuk dalam kriteria sangat baik. Proses pembelajaran diawali dan diakhiri dengan doa. Pada setiap pertemuan peneliti memeriksa kehadiran siswa. Setiap pertemuan menggunakan LKS yang sudah dipersiapkan peneliti. LKS berisi kegiatan-kegiatan yang berbasis kecerdasan majemuk. Terdapat 9 jenis kecerdasan majemuk antara lain kecerdasan interperonal, musical, bodily-kinesthetic, intrapersonal, visual-spatial, naturalist, exsistentialist, logical-matematical, dan linguistic. Kegiatan pembelajaran untuk memfasilitasi kecerdasan interpersonal siswa adalah dengan kegiatan diskusi Gambar 3. Siswa mendiskusikan permasalahan yang ada di LKS bersama teman satu kelompoknya. Sedangkan kegiatan untuk memfasilitasi kecerdasan intrapersonal adalah dengan pemberian tugas individu. Gambar 3. Siswa Berdiskusi Kegiatan pembelajaran untuk memfasilitasi kecerdasan musical siswa yaitu kegiatan menyanyi. Siswa diajak untuk menyanyikan beberapa lagu yang sudah ada di LKS. Kegiatan yang memfasilitasi kecerdasan bodily-kinesthetic adalah melalui 67 games. Terdapat dua games yaitu memancing Gambar 4 dan ular tangga Gambar 5. Games dilakukan dalam rangka untuk mengerjakan latihan soal yang ada di LKS. Game memancing digunakan salah satunya sebagai alat mengundi pemilihan nomor soal. Pada game ular tangga, kelompok yang melanggar peraturan akan diberikan soal dan diminta mengerjakan di papan tulis, sebelum soal selesai dikerjakan kelompok tidak boleh melanjutkan permainan. Gambar 4. Siswa Bermain Game Memancing Gambar 5. Siswa Bermain Game Ular Tangga Kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan visual-spatial siswa adalah dengan menonton video pembelajaran. Peneliti memutarkan video tentang kegiatan jual-beli dan siswa mengamati permasalahan yang ada di dalam video. Kegiatan memfasilitasi kecerdasan logis-matematis adalah dengan mengerjakan soal- soal. Kemudian untuk memfasilitasi kecerdasan linguistic salah satu kegiatan yang dilakukan adalah membaca kisah tokoh yang telah disajikan di LKS. Kegiatan pembelajaran yang memfasilitasi kecerdasan exsistentilist siswa yaitu dengan memberikan tugas opsional seperti mencari tahu asal usulsejarah dan biografi kesuksesan tokoh. Contoh hasil pekerjaan siswa terlihat pada Gambar 6 berikut. 68 Gambar 6. Hasil Tugas Opsional Siswa Pada penelitian ini kegiatan observasi keluar kelas merupakan salah satu kegiatan untuk memfasilitasi kecerdasan naturalist siswa, siswa mengamati dan mewawancarai pedagang yang ada di sekitar untuk mendapatkan data sesuai dengan perintah yang ada di LKS. Contoh hasil pekerjaan siswa ditunjukan pada Gambar 7 berikut. Gambar 7. Hasil Observasi Siswa. b. Deskripsi Data 1 Hasil Angket Keyakinan Siswa terhadap Matematika Keyakinan siswa terhadap matematika diukur menggunakan instrumen berupa angket yang terdiri dari 36 pernyataan. Angket keyakinan siswa terhadap matematika diberikan kepada siswa pada awal dan akhir penelitian. 69 Contoh isian angket awal dan akhir dapat dilihat pada Lampiran 4.17-4.18 halaman 402-405. Secara rinci rekap skor isian angket keyakinan siswa terhadap matematika awal dan akhir dapat dilihat pada Lampiran 4.9-4.10 halaman 387-390. Deskripsi data keyakinan siswa terhadap matematika disajikan pada Tabel 12 berikut. Tabel 12. Deskripsi Data Keyakinan Siswa terhadap Matematika Awal dan Akhir Deskrpsi Awal Akhir n 34 34 Rata-Rata 119,56 134,59 Max 145 158 Min 97 118 Variansi 124,254 124,856 SD 11,147 11,174 Skor Max yang mungkin 180 180 Skor Min yang mungkin 36 36 Keterangan: n=banyak siswa SD= standar deviasi -Berdasarkan deskripsi data yang ditunjukan pada Tabel 12, rentang skor yang mungkin diperoleh siswa adalah dari 36 sampai 180. Rata-rata skor awal dan skor akhir keyakinan siswa terhadap matematika meningkat dari 119,56 kategori sedang menjadi 134,59 kategori tinggi, sehingga dapat dikatakan terjadi peningkatan rata- rata skor keyakinan siswa terhadap matematika sebesar 15,03. Tingkat keyakinan siswa terhadap matematika dipengaruhi oleh beberapa aspekindikator. Pada Tabel 13 menyajikan distribusi frekuensi tingkat keyakinan siswa pada setiap aspek. Secara lengkap data kategori tingkat keyakinan siswa terhadap matematika awal dan akhir tiap aspek dapat dilihat pada Lampiran 4.11 halaman 393. 70 Tabel 13. Distribusi Frekuensi Skor Keyakinan Siswa terhadap Matematika No Aspek Kat Awal Akhir f F 1 Keyakinan siswa terhadap kegunaan matematika ST 1 2,94 5 14,70 T 8 23,52 19 55,88 S 21 61,76 9 26,47 K 4 11,76 1 2,94 SK 2 Keyakinan siswa terhadap kemampuan diri sendiri dalam matematika ST 7 20,58 7 20,58 T 16 47,05 20 58,82 S 9 26,47 7 20,58 K 2 5,88 SK 3 Keyakinan siswa terhadap matematika ST 2 5,88 T 12 35,29 22 64,70 S 20 58,82 10 29,41 K 2 5,88 SK 4 Keyakinan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran matematika ST 2 5,88 7 20,58 T 13 38,23 24 70,58 S 17 50 3 8,82 K 2 5,88 SK Ket: ST= Sangat Tinggi, T= Tinggi, S= Sedang, K= Kurang, SK= Sangat Kurang Berdasarkan Tabel 13, dapat diketahui bahwa setelah penelitian tingkat keyakinan siswa yang memiliki kategori tinggi dan sangat tinggi berdasarkan aspek pertama, kedua, ketiga, dan keempat berturut-turut 70,58; 79,4; 70,58; dan 91,16, sedangkan sebelum penelitian secara hanya 26,46; 67,63; 35,29; dan 44,11. Dapat dikatakan terdapat peningkatan pada setiap aspek sebesar 44,12; 11,77; 35,29; dan 47,05. Butir-butir pernyataan pada setiap aspek dianalisis. Secara kumulatif distribusi frekuensi jawaban siswa yang menjawab pertanyaan dengan jawaban Setuju 71 S dan Sangat Setuju SS pada angket awal dan akhir disajikan pada tabel-tabel berikut ini. Tabel 14. Deskripsi Butir Aspek Ke-1 Butir Pernyataan Awal Akhir f f Butir 2 + :Matematika berguna untuk mempelajari ilmu lain. 16 47,05 21 61,76 Butir 36 + :Matematika berguna dalam kegiatan pembangunan jembatan. 14 41,17 24 70,58 Butir 16 - :Matematika tidak dapat diterapkan di pelajaran lain. 30 88,23 19 55,88 Butir 35 - :Matematika hanya berguna dalam kegiatan perniagaanperdagangan. 26 76,47 14 41,17 Pada deskripsi butir positif nomor 3 dan 36 menunjukan bahwa peningkatan persentase berturut-turut sebesar 14,71 dan 29,41. Kemudian analisis butir negatif nomor 16 dan 35 diketahui bahwa persentase siswa turun sebesar 32,35 dan 35,3. Deskripsi butir aspek kedua disajikan pada Tabel 15. Tabel 15. Deskripsi Butir Aspek Ke-2 Butir Pernyataan Awal Akhir f f Butir 3 + :Saya berhasil dalam tes matematika karena kemampuan saya. 22 64,70 22 64,70 Butir 4 + :Bagi saya matematika dapat dipelajari. 25 73,59 24 70,58 Butir 17 - :Saya berhasil dalam tes matematika karena nasib baikkeberuntungan. 21 61,76 20 58,82 Butir 18 - :Bagi saya mempelajari matematika hanya untuk orang yang pandai. 22 64,70 Pada deskripsi butir positif nomor 3 dapat diketahui bahwa persentase tetap atau tidak berubah, sedangkan pada butir positif nomor 4 mengalami penurunan 72 sebesar 3,01. Kemudian deskripsi butir negatif nomor 17 dan 18 menunjukan bahwa persentase turun dengan besar penurunan persentase berturut-turut 2,94 dan 64. Deskripsi butir selanjutnya adalah deskripsi butir positif aspek ketiga yang disajikan pada Tabel 16 berikut. Tabel 16. Deskripsi Butir Aspek Ke-3 Butir Pernyataan Awal Akhir F f Butir 28 + :Seseorang yang belajar matematika dengan tekun cenderung akan bisa berpikir dengan logis. 13 38,23 26 76,47 Butir 29 + :Matematika adalah ilmu yang penting. 11 32,35 26 76,47 Butir 30 + :Seseorang yang belajar matematika cenderung kemampuan bernalarnya bagus. 16 47,05 12 35,29 Butir 31 + :Matematika adalah pelajaran yang menyenangkan. 8 23,05 19 55,88 Butir 32 + :Matematika adalah ilmu yang mendasari IPTEK . 18 52,94 14 41,17 Butir 33 + :Menggunakan alat peragabenda langsung mempermudah proses bernalar. 17 50 21 61,76 Butir 34 + :Selain berhitung matematika adalah ilmu bernalar. 30 88,23 31 91,17 Butir 5 - :Seseorang cenderung akan berpikir logis tanpa belajar matematika. 25 75,52 29 85,29 Butir 6 - :Hanya beberapa orang yang memerlukan ilmu matematika. 28 82,35 5 14,70 Butir 7 - :Kemampuan bernalar seseorang cenderung akan bagus tanpa belajar matematika. 26 76,47 21 61,76 Butir 8 - :Matematika adalah ilmu yang membosankan. 24 70,58 19 55,88 Butir 9 - :Matematika tidak ada kaitanya dengan ilmu lain. 19 55,88 8 23,52 Butir 10 - :Belajar matematika tidak bisa menggunakan komputer. 12 35,29 6 17,64 Butir 11 - :Matematika hanyalah ilmu berhitung. 34 100 23 67,64 73 Terdapat peningkatan persentase pada butir positif nomor 28, 29, 31, 33 dan 34 berturut-turut sebesar 38,24; 44,12; 32,83; 11,76; dan 2,94, sedangkan pada butir positif nomor 30 dan 32 mengalami penurunan sebesar 11,76 dan 11,47. Kemudian analisis butir negatif nomor 6, 7, 8, 9, 10 dan 11 menunjukan bahwa persentase turun sebesar 67,65; 14,71; 14,7; 32,36; 17,65; dan 32,36. Sedangkan pada butir 5 presentase mengalami kenaikan sebesar 9,77. Deskripsi butir aspek keempat disajikan pada Tabel 17 berikut. Tabe17. Deskripsi Butir Aspek Ke-4 Butir Pernyataan Awal Akhir f F Butir 1 + :Belajar matematika dapat dilakukan di alam terbuka. 18 52,94 32 94,11 Butir 12 + :Belajar matematika dapat dilakukan dengan diskusi. 20 58,82 28 82,35 Butir 13 + :Belajar matematika dapat dilakukan dengan kegiatan bernyanyi. 12 35,29 27 79,41 Butir 14 + :Belajar matematika dapat dilakukan dengan permainan. 9 26,47 31 91,17 Butir 22 + :Seseorang yang memahami konsep matematika dengan baik cenderung akan berhasil dalam pembelajaran matematika. 25 73,52 20 58,82 Butir 23 + :Seseorang yang rajin mengerjakan soal-soal matematika cenderung akan berhasil dalam pembelajaran matematika. 15 44,11 20 58,82 Butir 24 + :Seseorang yang malas dalam mengerjakan latihan soal matematika cenderung akan gagal dalam pembelajaran matematika. 12 35,29 16 47,05 Butir 15 - :Belajar matematika dapat dilakukan di kelas saja. 22 64,70 9 26,47 74 Butir Pernyataan Awal Akhir f F Butir 19 - :Seseorang cenderung akan bisa menyelesaikan soal matematika yang rumit tanpa perlu memahami konsep matematika. 16 47,05 14 41,17 Butir 20 - :Hanya dengan mengerjakan soal matematika terus menerus seseorang akan berhasil dalam pembelajaran matematika. 24 70,58 22 64,70 Butir 21 - :Untuk dapat berhasil dalam pembelajaran matematika seseorang hanya perlu memahami konsep matematika tanpa perlu latihan soal. 16 47,05 12 35,29 Butir 25 - :Belajar matematika dapat dilakukan hanya dengan mendengarkan penjelasan dari guru. 19 55,88 9 26,47 Butir 26 - :Belajar matematika tidak dapat dilakukan dengan kegiatan bernyanyi. 26 76,47 4 11,76 Butir 27 - :Belajar matematika cukup dengan mengerjakan latihan soal. 16 47,05 10 29,41 Pada Tabel 17 dapat diketahui bahwa pada semua butir kecuali butir nomor 22 mengalami peningkatan presentase. Peningkatan presentase masing-masing butir yaitu 41,17; 23,53; 44,12; 65,24; 14,71; dan 11,76. Kemudian pada butir negatif aspek keempat menunjukan presentase pada semua butir negatif aspek keempat turun. Penurunan presentase masing-masing butir sebesar 38,23; 5,88; 5,88; 11,76; 29,41; 64,71; dan 17,64. 2 Deskripsi Data Hasil Prestasi Belajar Nilai prestasi belajar siswa diperoleh dari hasil pretest dan posttest. Contoh isian jawaban soal pretest dan posttest siswa dapat dilihat pada Lampiran 4.15-4.16 75 halaman 400-401. Secara singkat deskripsi data pretest dan posttest disajikan pada Tabel 18. Tabel 18. Deskripsi Data Nilai Pretest dan Posttest Deskrpsi Awal Akhir n 34 34 Rata-Rata 55,76 77,53 Max 84 100 Min 24 40 Variansi 214,246 246,317 SD 14,637 15,931 Skor Max yang mungkin 100 100 Skor Min yang mungkin Keterangan: n=banyak siswa, SD= standar deviasi Informasi pada Tabel 18 menunjukan bahwa rata-rata skor pretest ke posttest meningkat dari 55,76 kategori cukup menjadi 77,53 kategori baik. Peningkatan pretest dan posttest sebesar 21,77. Distribusi frekuensi tingkat prestasi siswa disajikan dalam Tabel 19 berikut. Tabel 19. Distribusi Frekuensi Prestasi Siswa Kategori Pre Pos F F Sangat Baik SB 1 2,94 18 52,94 Baik B 12 35,29 12 35,29 Cukup C 14 41,17 2 5,88 Kurang K 7 20,58 2 5,88 Sangat Kurang SK Berdasarkan Tabel 19, dapat diketahui bahwa setelah penelitian secara komulatif 88,23 siswa mencapai kategori baik dan sangat baik, sedangkan sebelum perlakuan secara komulatif hanya 38,23, sehingga dapat dikatakan terdapat peningkatan prestasi sebesar 50. 76

2. Analisis Inferensial

Dokumen yang terkait

EFEKTIVITAS PENDEKATAN KONSTRUKTIVISME DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA SMP

0 3 111

PENDAHULUAN Pengaruh Model Pembelajaran Discovery Learning Berbasis Numbered Head Together Terhadap Hasil Belajar Matematika Ditinjau dari Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Sawit.

2 9 6

EKSPERIMEN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS Eksperimen Pembelajaran Matematika Berbasis Realistic Mathematics Education Terhadap Hasil Belajar Ditinjau Dari Kemampuan Komunikasi Matematika Siswa Kelas VII Semester Gasal SMP N 1 Baki Tahun 2015/2016.

0 2 24

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MOTIVASI SISWA SMP Eksperimen Pembelajaran Matematika Melalui Problem Solving Learning Dan Problem Posing Learning Ditinjau Dari Motivasi Siswa Terhadap Prestasi Belajar (P

0 3 18

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA KELAS RSBI DAN REGULER DITINJAU DARI MINAT BELAJAR MATEMATIKA SISWA Perbandingan Hasil Belajar Matematika Kelas RSBI dan Reguler Ditinjau dari Minat Belajar Matematika Siswa Kelas VII Semester I SMP AL Islam 1 Suraka

0 0 16

PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PENGARUH PEMBELAJARAN RECIPROCAL TEACHING TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA (Eksperimen pada Siswa Kelas VII SMP Negeri 3 Bulu).

0 0 17

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS TEORI KECERDASAN MAJEMUK DITINJAU DARI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS MATEMATIS DAN KEMANDIRIAN BELAJAR SISWA SMP KELAS VIII.

0 0 64

EFEKTIVITAS STRATEGI METAKOGNITIF DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DITINJAU DARI KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SLEMAN.

0 0 66

EFEKTIVITAS PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN MATEMATIKA REALISTIK INDONESIA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DITINJAU DARI MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 PANDAK TAHUN AJARAN 20132014

0 0 10

STUDI KOMPARASI PEMBELAJARAN TGT DAN NHT TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI AKTIVITAS BELAJAR SISWA KELAS VII SMP NEGERI 9 YOGYAKARTA

0 0 10